Vanesa
Vanesa
AIK III
Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan
Makalah yang berjudul dengan “Peran Muhammadiyah Dalam Kancah
Perpolitikan Nasional”tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
2.1 Pengertian politik .................................................................................................. 2
2.2 Muhammadiyah dan politik .................................................................................. 2
2.3 Peran Anggota Muhammadiyah dalam perpolitkan Indonesia ............................. 3
2.4 Kontekstualisasi amar makruf nahi mungkar ........................................................ 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah Muhammadiyah sebagai Gerakan politik adalah
sebagai berikut :
1.Mengetahui politik di dalam Organisasi Islam Muhammadiyah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian politik
2
Tahun 1960 – 1965, Muhammadiyah dalam posisi sulit karena kondisi
pemerintahan yang sedang kacau dan adanya pengaruh komunis di
Indonesia
Tahun 1965 – 1971, Muhammadiyah dinyatakan sebagai ormas oleh
pemerintah, dan berhak mempunyai wakil – wakil dilegislatif. Pada
periode ini segelintir orang islam yang aspirasi politiknya belum
tertampung mendirikan Partai Muslimin Indonesia, Muhammadiyah tetap
memiliki independensinya.
Tahun 1971 – Sekarang, dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha
dengan khittah ( garis ) perjuangan dengan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi
Munkar dalam arti dan proporsi yang sebenarnya.
3
Ketua umum PP Muhammadiyah, Amien Rais mendirikan Partai
Amanat Nasional pada tahun 1998, Pada tahun 1999 partai tersebut
memperoleh 34 kursi DPR pada pemilu waktu itu. Tahun 2014 – 2019
PAN memiliki 48 kursi DPR
Tahun 2006 Tokoh – tokoh muda Muhammadiyah mendirikan Partai
Matahari Bangsa ( PMB ), mengikuti pemilu pada tahun 2009 tetapi
gagal melanjutkan.
Banyak orang berbicara bahwa dakwah amar makruf nahi mungkar yang telah
menjadi “khittah” Muhammadiyah sejak awal, dimaksudkan untuk membatasi
gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan sosial semata. Padahal,
apabila kita mau merenungkan, Rasulullah pernah menyatakan bahwa “apabila
engkau melihat suatu kemungkaran, maka hadapilah dengan tanganmu, dan
apabila engkau tidak bisa, maka hadapilah dengan lidahmu, dan apabila tidak bisa,
maka hadapilah dengan nuranimu, akan tetapi menghadapi kemungkaran dengan
nurani adalah selemahlemahnya Iman. Sepanjang masa orde baru, jargon amar
makruf nahi munkar tersebut oleh para petinggi Muhammadiyah sering hanya
dibatasi pada level dakwah dan pendidikan. Untuk ini terdapat beberapa alasan.
Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan Dakwah dan Pendidikan masih pada
tahapan ekspansi secara kuantitas, sehingga belum menyentuh aspek politik.
Kedua, Iklim politik masa orde baru yang kurang kondusif untuk mengemukakan
gagasan-gagasan langsung yang berkaitan dengan keputusan-keputusan politik
apalagi misalnya tentang isu suksesi. Ketiga, terkait dengan yang kedua, partai
politik tidak sepenuhnya dapat merepresentasikan gagasan rakyat. Pada masa
pascareformasi sekarang ini, tidak ada salahnya, bahkan harus, bagi
muhammadiyah untuk melakukan ijtihad politik, dengan mempertegas 8
komitmen amar makruf nahi munkar pada level yang lebih tinggi
4
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
5
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.tempo.co/read/1177204/kiprah-muhammadiyah-di-kancah-politik-
dari-masa-ke-masa/full&view=ok
https://id.wikipedia.org/wiki/Politik