Anda di halaman 1dari 23

Nama Dosen : Sulfianti, S.Si.T.,SKM.,M.

Keb
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan & Menyusui
Tugas : Kelompok

TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Di Susun Oleh:
KELOMPOK I
A.DELI HERONI (BSN 18952)
A.SALZABILA BATARA.B (BSN 18953)
FIRDA (BSN 18956)
FITRIANI (BSN 18957)
FITRIANTY RAHMADANI (BSN 18959)
HERLINDA (BSN 18960)
INDY FIANI (BSN 18962)
NURFADILLA (BSN 18967)
SATRIANI (BSN 18973)
WAHDANIAH (BSN 18976)
RIRIN NASRIANI (BSN 18977)

AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT NUSANTARA BONE


TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan nama ALLAH yang maha pengasih lagi maha penyang, kami
memenjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT. Karena atas rahamat, dan
hidayah – Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Begitu pula selawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta sahabat,
keluarga dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sedikit mengalami kesulitan
dan rintangan, namun berkat bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, sehinga
kesulitan-kesulitan tersebut bisa teratasi dengan baik. Dengan demikian, melalui
lembaran ini penyusun hendak menyampaikan ucapan terimakasih yang setinggi-
tingginya kepada mereka, teriring doa agar segenap bantuannya dalam
penyelesaian makalah ini, sehingga bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses
akhir dari segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak
koreksi, olehnya itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah ini selanjutnya. Amiin.

Watampone, 06 November 2019

KELOMPOK I

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage i


DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II (PEMBAHASAN)
A. Tanda Bahaya Kehamilan............................................................................... 3
B. Macam-Macam Tanda Bahaya Kehamilan. ................................................... 3
C. Cara Mencegah Tanda Bahaya Selama Masa Kehamilan .............................. 18

BAB III (PENUTUP)


A. Kesimpulan .................................................................................................... 19
B. Saran .............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage ii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanda bahaya kehamilan harus dikenali dan terdeteksi sejak dini
sehingga dapat ditangani dengan benar karena setiap tanda bahaya
kehamilan bisa mengakibatkan komplikasi kehamilan.
Berdasarkan penilitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan
dapat memiliki potensi dan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan
sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi
yang berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengancam jiwanya.
Kematian ibu yang terjadi pada waktu kehamilan 90% disebabkan
oleh komplikasi obstetri, yang sering tidak diramalkan pada saat
kehamilan. Komplikasi obstetri secara langsung adalah Perdarahan, infeksi
dan eklamsia. Secara tidak langsung kematian ibu juga dipengaruhi oleh
keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya kehamilan
dan membuat keputusan untuk segera mencari pertolongan. Keterlambatan
dalam mencapai fasilitas kesehatan dan pertolongan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Tanda bahaya kehamilan harus dikenali dan terdeteksi sejak dini
sehingga dapat ditangani dengan benar karena setiap tanda bahaya
kehamilan bisa mengakibatkan komplikasi kehamilan. Tanda bahaya
kehamilan antara lain: perdarahan pervaginam, bengkak pada muka atau
tangan yang disertai sakit Kepala yang hebat, penglihatan kabur dan
kejang, nyeri abdomen Bagian bawah, mual muntah berlebihan, demam
tinggi, janin kurang bergerak seperti biasanya dan ketuban pecah dini.
(Saifuddin, 2007)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tanda-tanda bahaya pada kehamilan?
2. Bagaimana macam-macam tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester
1,2,3?

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 1


3. Bagaimana pencegahan tanda bahaya kehamilan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan?
2. Mengetahui macam-macam tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester
1,2,3?
3. Mengetahui pencegahan tanda bahaya kehamilan ?

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang bisa terjadi selama kehamilan, yang apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Asrinah,
2010).
Tanda-tanda bahaya kehamilan yang terjadi pada masa kehamilan
muda dan lanjut, pada kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam,
hiperemesis gravidarum, hipertensi, sedangkan pada kehamilan lanjut tanda-
tanda bahaya kehamilan yang sering terjadi adalah perdarahan pervaginam,
sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak di wajah, keluar cairan
pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri abdomen yang hebat dan anemia
(Kusmiyati, 2008).

B. Macam – Macam Tanda Bahaya Kehamilan


1. Pada Trimester 1
Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan
berusia 0 - 12 minggu ,salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian
dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil
muda. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi :
a. Perdarahan Pervaginam
Kehamilan normal biasanya identik dengan amenore dan tidak
ada perdarahan pervaginam, tetapi banyak juga wanita yang
mengalami episode perdarahan pada trimester pertama kehamilan.
Darah yang keluar biasanya segar (merah terang) dan berwarna tua
(coklat kehitaman). Perdarahan yang terjadi biasanya ringan, tetapi
menetap selama beberapa hari atau secara tiba-tiba keluar dalam
jumlah besar. Perdarahan pervaginam pada hamil muda kemungkinan

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 3


disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa
(Varney, 2007).
1) Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-
akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan. (Syaifudin, 2000)
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan dapat terjadi
pada seperlima dari seluruh kehamilan dan hampir separuh dari
jumlah tersebut mengalami keguguran. Kejadian aborsi spontan
diperkirakan mencapai sekitar 15-22% dari seluruh kehamilan
(Hollyngwort, 2012). Abortus adalah peristiwa berakhirnya
kehamilan pada usia kehamilan <20 minggu atau berat janin <1000
gram.
Menurut Kusmiyati (2009) ada bebrapa jenis abortus:
a) Abortus Imminens
Abortus imminens adalah abortus yang mengancam,
perdarahannya bisa berlanjut beberapa hari atau dapat berulang.
Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut
atau dipertahankan.
b) Abortus Insipiens
Abortus insipiens didiagnosa apabila pada wanita hamil
ditemukan perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan
darah disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan
adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan
ketuban dapat diraba. Kadang-kadang perdarahan dapat
menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal
dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera
dilakukan. Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan
kehamilan pada keadaan ini ,merupakan kontraindikasi.

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 4


c) Abortus inkomplitus
Didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah
lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya
jaringan plasenta). Perdarahan biasanya terus berlangsung,
banyak dan membahayakan ibu. Serviks terbuka karena masih
ada benda di dalam rahim yang dianggap sebagai benda asing,
oleh karena itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan
mengadakan kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri namun
tidak sehebat insipiens. Pada beberapa kasus perdarahan tidak
banyak dan bila dibiarkan serviks akan menutup kembali.
d) Abortus Komplitus
Hasil konsepsi lahir dengan lengkap. Pada keadaan ini
kuretase tidak diperukan. Perdarahan segera berkurang setelah isi
rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari
perdarahan akan berhenti sama sekali, karena dalam masa ini
luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks
dengan segera menutup kembali.
e) Abortus Tertunda (missed abortion)
Apabila buah kehamilan yang tertahan dalam rahim
selama 8 minggu atau lebih. Sekitar kematian janin kaddang-
kadang ada perdarahan pervaginam sedikit sehingga
menimbulkan gambaran abortus imminens. Selanjutnya, rahim
tidak membesar bahkan mengecil karena absorpsi air ketuban
dan laserasi jalan.
2) Mola Hidatidosa
Menurut Varney (2007) mola hidatidosa merupakan
kehamilan yan secara genetik tidak normal, yang muncul dalam
bentuk kelainan perkembangan plasenta. Kehamilan mola
hidatidosa biasanya dianggap sebagai satu tumor jinak, tetapi
berpotensi menjadi ganas.

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 5


Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah
fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi
terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan degenerasi
hidrofik. Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia
gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri
hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur korialis
yang seluruhnya atau sebagaian berkembang tidak wajar berbentuk
gelembung-gelembung seperti anggur.
Tanda dan gejala kehamilan mola adalah:
a. Mual dan muntah yang menetap, sering kali menjadi parah
b. Perdarahan uterus yang terlihat pada minggu ke-12; bercak darah
atau perdarahan hebat mungkin terjadi, tetapi biasanya hanya
berupa rabas bercampur darah, cenderung berwarna merah dari
pada coklat yang terjadi secara terus menerus.
c. Ukuran uterus besar
d. Sesak nafas
e. Ovarium biasanya nyeri tekan dan membesar
f. Tidak ada denyut jantung janin
g. Tidak ada aktivitas janin
h. Pada palpasi tidak ditemukan bagian-bagian janin
i. Hipertensi akibat kehamilan, preeklamsia atau eklamssi sebelum
usia kehamilan 24 minggu
3) Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika implantasi dan
pertumbuhan hasil konsepsi berlangsung di luar endometrium
kavum uteri. Biasanya kehamilan ektopik terjadi pada tuba, dan
sangat jarang terjadi di ovarium atau rongga abdomen (perut).
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena
tempat implantasi janin tidak memberi janin kesempatan untuk
berrkembang hingga mencapai aterm (Mangkuji, 2013).

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 6


Faktor-faktor predisposisi kehamilan ektopik meliputi
infeksi pelvis, alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), riwayat
kehamilan ektopik dan riwayat pembedahan tuba. Gejala awal
kehamilan ektopik adalah perdarahan pervaginam dan bercak darah,
dan kadang-kadang nyeri panggul. Perubahan bentuk uterus tidak
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa sebab peningkatan
ukuran uterus dan konsistensinya sama dengan ukuran dan
konsistensi uterus padda trimester pertama kehamilan akibat
pengaruh hormon plasenta (Varney, 2007).
Karena tuba bukan merupakan tempat yang tepat ntuk
pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara
utuh seperti didalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba
terganggu pada ussia kehamilan 6-10 minggu. Diagnosa kehamilan
ektopik dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang. Kemungkina KET dapat ditegakkan
berdasarkan keluhan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba,
ataupun nyeri perut bawah yang muncul bertahap, disertain dengan
keluhan perdarahan pervaginam setelah keterlambatan haid, pada
pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda akut abdomen, kavum
douglas menonjol, nyeri goyang porsio, atau massa di samping
uterus (Mangkuji, 2013).
b. Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal,
paling umum dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan dengan
kehamilan. Mual dan muntah ini biasanya diseebabkan oleh perubahan
dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama
disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar hCG (human chorionic
gonadotrophin) (Woolfson, 2009). Mual dan muntah biasanya
dirasakan di pagi hari “morning sickness”, rasa mual ini tak
membahayakan kesehatan bayi selama ibu hamil bisa mengkonsumsi
makanan secara seimbang dan banyak minum. Sebagian besar wanita

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 7


yang mengalami mual di pagi hari cukup cepat mengetahui apa yang
bisa dan tidak bisa di cerna.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
selama kehamilan. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari
morning sickness normal yang umunya dialami wanita hamil karena
intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester pertama kehamilan. Sehubungan dengan adanya ketonemia,
penurunan berat badan, dan dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat
terjadi disetiap trimester dengan tingkat keparahan yang bervariasi
Menurut Fadlun (2011) . Hiperemesis gravidarum sering disertai
dengan dehidrasi, gangguan elektrolit, dan ketosis. Sebaiknya
penyebab dari mual muntah segera dievaluasi. enyakit hiperemesis
gravidarum dibagi dalam beberapa tingkat yaitu sebagai berikut:
1) Tingkat 1
Gejala: lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, nyeri
epigastrium, nadi meningkat, turgor kulit berkurang,
tekanan darah sistolik menurun, lidah kering dan mata
cekung.
2) Tingkat 2
Gejala : apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata
sedikit ikterik, kadang suhu sedikit meningkat, oliguria,
serta aseton tercium dalam hawa pernafasan.
3) Tingkat 3
Keadaan umum lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti,
kesadaran menurun dari samnolen sampai koma, nadi lebih cepat,
tekanan darah lebih turun, komplikasi fatal ensefalopati wernicke:
nistagmus, diplopia, perubahan mental, dan ikterik.
Penanganan umum :
a) Makan sedikit tapi sering
b) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 8


c) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir dari
pada makanan padat.
d) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya
makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan
berkuah pada waktu berikutnya.
e) Hindari hal hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
f) Istirahat cukup
g) Hindari hal hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan,
t’yang dapat memicu rasa mual
c. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering
kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan
adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau berbayang.Hal
ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat
menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. Sakit
kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya
disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon
kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah,
pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala
akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya menderita
migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan
pertama kehamilan.
Penanganan Umum:
1) Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga
yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 9


2) Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda
vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya.
3) Komplikasi : Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala
pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita
hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian.
d. Nyeri perut hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.Hal ini
mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. Nyeri
abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah
tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah
yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan
preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi
plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
Penanganan umum :
1) Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi,
tensi, respirasi, suhu)
2) Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak
jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk
dengan cepat.
3) Jika ada syok segera terapi dengan baik
e. Selaput kelopak mata pucat/Anemia
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada
banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah,
kuantitas dari sel sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen
yang dibutuhkan oleh bayi.Anemia sering terjadi pada kehamilan
karena volume darah meningkat kira kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 10


lebih cepat dari pada sel- selnya.Hal ini dapat mengakibatkan
penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah
dalam darah).Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
Penanganan umum :
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat
cukup.
f. Demam
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C
dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan umum :
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum
banyak, kompres untuk menurunkan suhu.
2. Pada Trimester II (3 Bulan Kedua / Usia kehamilan 6 Bulan)
Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan
berusia 13-28 minggu. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
a. Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan
tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.Oedema pretibial yang
ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir
separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki
yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.
Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak
dan cenderung meluas.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak
bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 11


fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre eklamsia.Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita
hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan
kelebihan cairan.Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika
pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini
dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi
dibutuhkan dan akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal
menjadi urin. Oleh karena ginjal belum mampu bekerja secara optimal,
kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan disekitar pembuluh darah
hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut.
Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah
meregang, terlihat mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman. Kram
kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram dihubungankan
dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi. Pengobatan
cina menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi
pada darah dan ginjal.
Penanganan Umum:
1) Istirahat cukup
2) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat serta lemak
3) Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi
keselamatan ibu dan bayi.
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22
minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada
kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan
aterm.

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 12


Penanganan umum :
1) Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
2) Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk
menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan
dengan urin.
3) Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu),
jangan lakukan, pemeriksaan dalam secara digital.
4) Mengobservasi tidak ada infeksi
5) Mengobservasi tanda tanda inpartu
c. Gerakan bayi berkurang
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau
ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika
bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa,
hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya.Bayi kurang bergerak
seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu
berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga
aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya
3. Pada Trimester III (3 Bulan Ketiga / Usia Kehamilan 9 Bulan)
Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan
berusia 29-42 minggu. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
a. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada masa kehamilan lanjut setelah 22 minggu
sampai sebelum persalinan. Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak
normal bila ada tanda-tanda seperti keluarnyadarah merah segar atau
kehitaman dengan bekuan,perdarahan kadang banyak kadang tidak
terus menerus,perdarahan disertai rasa nyeri.Perdarahan semacam ini
bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, atau
dicurigai adanya gangguan pembekuan darah (Kusumawati, 2014).

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 13


1) Plasenta Previa
Plasenta previa didefinisikan sebagai plasenta yang
berimplantasi diatas atau mendekati ostium serviks interna.
Beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
plasenta previa diantaranya kehamilan ibu sudah usia lanjut (> 22
minggu), multiparitas, serta mempunyai riwayat seksio caesaria
sebelumnya. Gejala umum yang terjadi pada kasus plasenta previa
seperti terjadi perdarahan tanpa rasa nyeri secara tiba-tiba dan
kapan saja, uterus tidak berkontraksi dan bagian terendah janin
tidak masuk pintu atas panggul.
Jenis-jenis plasenta previa diantaranya:
a) Plsenta previa totalis yaitu posisi plasenta menutupi ostium
internal secara keseluruhan,
b) Plasenta previa parsialis yaitu posisi plasenta yang menutupi
ostium interna sebagian saja
c) Plasenta previa marginalis yaitu posisi plasenta yang berada di
tepi ostium interna,
d) lasenta previa letak rendah. yaitu posisi plasenta yang
berimplantasi di segmen bawah uterus.
2) Solusio Plasenta
Pada persalinan normal, plasenta akan lepas setelah bayi
lahir, namun karena keadaan abnormal plasenta dapat lepas
sebelum waktunya atau yang disebut solusio plasenta. Beberapa
faktor komplikasi sebagai penyebab solusio plasenta yaitu
hipertensi, adanya trauma abdominal, kehamilan gemelli,
kehamilan dengan hidramnion, serta defisiensi zat besi. Tanda
gejala yang ditimbulkan seperti terjadinya perdarahan dengan nyeri
yang menetap, hilangnya denyut jantung janin (gawat janin), uterus
terus menegang dan kanin naik, perdarahan yang keluar tidak
sesuai dengan beratnya syok.

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 14


3) Ruptur Uteri
Ruptur uteri adalah robeknya dinsing uterus pada saat
kehamilan/ persalinan, pada saat umur kehamilan lebihdari 28
minggu
b. Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang
Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga
terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang
mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan
serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.Perubahan
penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-
eklampsia.Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya
penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat
yang mengarah pada eklampsia.Hal ini disebabkan adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau
didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
Penanganan umum:
a. jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh
tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat
b. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk
tanda tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu dari pasien atau keluarganya
c. Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau
selama persalinan.
Penanganan Umum
1) Memberikan dukungan emosional pada ibu
2) Menilai denyut jantung janin (DJJ):

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 15


a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat,
kemudian nilai ulang
b) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan
menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)
d. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah.Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklamsia.
Penanganan umum :
1) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan
sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan,
atau darah
2) Bebaskan jalan nafas
3) Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
4) Lakukan pengawasan ketat
e. Demam tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C
dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.

Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum
banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi
antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut
(infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 16


f. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau meletakkan lebih tinggi. Bengkak bisa
menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan
fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre eklamsia.
Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil
mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan
cairan. Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki
yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan
tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang
setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena
ginjal belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang
menempuk dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu
memprosesnya lebih lanjut. Terkadang bengkak membuat kulit di kaki
di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang dan sangat tidak
nyaman.
Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram
dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan
sirkulasi. Pengobatan cina menganggap kram ada hubungannya dengan
kekurangan energi pada darah dan ginjal.
Penanganan Umum
1) Istirahat cukup
2) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat serta lemak.

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 17


3) Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi
keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)

C. Cara Mencegah Tanda Bahaya Selama Masa Kehamilan


1. Mengenal dan mengetahui ibu-ibu yang termasuk dalam kondisi yang
mengalami tanda bahaya dengan adanya pengetahuan ibu-ibu sehingga
dapat dilakukan rujukan ke tempat fasilitas yang lebih baik (rumah sakit).
2. Meningkatkan mutu perinatal care
3. Menganjurkan setiap ibu hamil kontrol ke BKIA.
4. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap kesehatan ibu, bayi serta penyakit
yang dapat diderita oleh ibu selama kehamilan secara aktif.
5. Bidan/perawat desa harus bertempat tinggal di desa yang ditugaskan yang
merupakan ujung tombak tentang kesehatan ibu di desa yang
ditempatinya.
6. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke
Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa
kehamilan.
7. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
8. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.
9. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 18


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda
bahaya pada ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil
tersebut beresiko mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga
memerlukan kerjasama dari para ibu-ibu dan keluarganya, yang dimana jika
tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi, dapat
mengakibatkan kematian ibu.
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai selama kehamilan antara
lain: Perdarahan, pervaginam,Sakit kepala yang hebat, Penglihatan
kabur,Bengkak pada muka dan tangan, Keluar cairan pervaginam, Nyeri/
sakit perut yang hebat,Gerakan janin tidak terasa.
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi
pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu
masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda
bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada
pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua).

B. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik yang membangung
sangat diharapkan agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 19


DAFTAR PUSTAKA

Ananta. 2009. Permasalah Pada Kehamilan Muda. Jakarta : Rineka Cipta

Kurniawan. 2008. Bahaya Yang Sering Terjadi Pada Kehamilan Muda.

Curtis,G.B.2002. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta.

Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Kusmiyati, Y. DKK. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Jakarta

http://tugasgalau.blogspot.com/2015/04/makalah-tanda-bahaya-pada-
kehamilan.html

https://yennyratnasari.wordpress.com/2014/04/18/makalah-tanda-bahaya-
kehamilan-trimester-1-2-dan-3/

Akademi Kebidanan Bina Sehat NusantaraPage 20

Anda mungkin juga menyukai