Anda di halaman 1dari 8

Abortus

A. Pengertian Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum


janin dapat hidup di luar kandungan (pada usia kehamilan <20
minggu atau berat anak <500 gr).

B. Etiologi Abortus

1. Ovum patologik (blighted ovum)


Seringkali fetus tak tampak
2. Kelainan kromosom
3. Kelainan pada sel telur dan sperma
4. Kondisi rahim yang tidak optimal
5. Penyakit pada ibu
6. Malnutrisi
7. Inkompatibilitas rhesus
8. Kelainan organ reproduksi
9. Trauma fisik dan psikis
10. Laparatomi

C. Patofisiologi Abortus

1. Perubahan patologis desidua basalis


2. Nekrosis jaringan sekitarnya
3. Sebagian atau seluruh jaringan akan terlepas dari dinding rahim
4. Keadaan ini dianggap benda asing oleh rahim
5. Terjadi kontraksi rahim
6. Terjadi ekspulsi
7. Bila ketuban pecah terlihat mengalami maserasi bercampur air
ketuban

D. Jenis Abortus

1. Berdasarkan Mekanisme

a. Abortus spontan
b. Abortus provokatus
1) Abortus medisinalis
Menggunakan obat-obatan
2) Abortus kriminalis
a) Dikerjakan dukun
b) ...

2. Berdasarkan Klinis

Jenis Anamnesis
Perdarahan OUE Uterus
Abortus
Abortus Sesuai usia
(+) Tertutup
imminens kehamilan
Abortus Sesuai usia
(+) Terbuka
insipiens kehamilan
Abortus Sesuai usia
(+) Terbuka
inkomplit kehamilan?
Abortus
(+) Tertutup Mengecil
komplit
Abortus
terjadi 3
Abortus
kali
habitualis
berturut-
turut

3. Berdasarkan USG

a. Blighted ovum/hamil hampa


b. Missed abortion
1) Biasanya tidak dapat ditentukan dengan 1 kali pemeriksaan,
melainkan perlu:
a) Waktu pengamatan
b) Penilaian tanda-tanda tidak tumbuhnya atau mengecilnya
uterus
2) Didahului tanda abortus imminens yang kemudian menghilang
setelah pengobatan
3) Hasil konsepsi tertinggal dalam kandungan selama >8 minggu
4) Tes kehamilan (-)
c. Death conception (kematian mudigah/janin)/embrional death

Klini Perdaraha Uterus Tes


Jenis s Waktu n Ostium Hasil kehamil
Mules Cervix
Abortus Terjadi Pervagina Uteri Konsepsi an
m
Sediki Membesa (+)
t r Masih
Abortus Tingkat Tidak Belum Tertut sesuai dalam
+
Imminens permulaan sama membuka up usia kandunga
sekali kehamil n
an
Lebih Masih
Abortus Sedang
sering Agak Mendatar Membuk dalam
Insipien berlangsu
Kuat banyak Dilatasi a kandunga
s ng
n
Banyak, Jaringa
dapat n dapat
menimbulk diraba
Telah
an shock Terbuk dari
keluar
Tidak Canalis a cavum
Abortus namun
akan cervical Jaring uteri
Inkompli masih
berhenti is an
t ada yang
sebelum terbuka menonj
tertigga
hasil ol
l
konsepsi
dikeluark
an
Seluruhn
ya telah
keluar
Abortus (dapat
Komplit diperiks
a dan
dinyatak
an semua
sudah
keluar
lengkap)
Tidak Embrio
tumbuh atau
Mengeci janin
l telah
Missed meningga
abortion l dalam
kandunga
n selama
≥8
minggu
Abortus Abortus spontan terjadi ≥3 kali
habitual
is
Disertai infeksi organ genitalia eksterna
Abortus
Febri Nyeri Fluor
Infeksio
s adneks berbau
sa
a
Abortus infeksiosa berat dengan penyebaran toksin dan kuman ke peritoneum dan
pembuluh darah
Tanda
sepsi
Abortus
s
Septik
Tidak
jaran
g
syok
E. Diagnosis Abortus

1. Anamnesis

a. Terlambat haid atau amenorhea


b. Perdarahan per vaginam, mungkin disertai jaringan hasil
konsepsi
c. Sakit atau kram perut bagian suprasimfisis
d. Pada abortus habitualis diperlukan pemeriksaan lebih dari 1
kali karena memerlukan pengamatan

2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium

a. Tes kehamilan
b. Darah rutin
c. Pemeriksaan khusus
1) COT
2) Kadar fibrinogen (pada missed abortion)

4. Pemeriksaan Penunjang (Radiologi)

Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan apakah janin


masih hidup untuk menentukan prognosisnya:
a. USG
b. Doppler

F. Penatalaksanaan Abortus

1. Abortus Imminens

a. Tirah baring
Tujuan:
1) Meningkatkan aliran darah ke uterus
2) Berkurangnya rangsangan mekanis
b. Medikamentosa
1) Sedatif ringan
Untuk menenangkan penderita
Fenobarbital 3 x 30 mg/hari
2) Tokolitik
Isoksuprin 3 x 10 mg
3) Hormonal
Preparat progesteron

2. Abortus Insipiens

a. Perbaikan keadaan umum


b. Kuretase atau drip pitosin
Drip pitosin dilakukan bila usia kehamilan >12 minggu lalu
dilanjutkan dengan kuretase
c. Uterotonika
d. Antibiotika

3. Abortus Inkomplit

a. Perbaikan keadaan umum


b. Kuretase atau drip pitosin
Drip pitosin dilakukan bila usia kehamilan >12 minggu lalu
dilanjutkan dengan kuretase
c. Uterotonika
d. Anibiotika

4. Abortus Komplit

Abortus komplit tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya saja


apabila penderita anemis perlu diberikan:
a. Sulfas ferosus
b. Roboransia

5. Missed abortion

a. Kehamilan <12 minggu


1) Pasang laminaria 12 jam
2) Kuretase
b. Kehamilan >12 minggu
1) Estradiol benzoat 2 x 20 mg IM selama 3 hari berturut-turut
2) Pasang laminaria 12 jam
3) Drip pitosin

6. Abortus Infeksiosa

a. Perbaikan keadaan umum


b. Antibiotika:
1) Antibiotika spektrum luas dosis tinggi
2) Antitetanus toksoid 1500 U
Bila terjadi tetanus, konsul bagian THT
c. Antipiretika
d. Kuretase
Setelah 12 – 24 jam, kecuali bila perdarahan banyak maka
kuretase segera dilakukan

7. Abortus Septik

a. Rawat ICU
b. Antibiotika:
1) Antibiotika spektrum luas dosis tinggi (lebih tinggi
daripada abortus infeksiosa)
2) Infus metronidazole 500 mg
3) Antitetanus toksoid 1500 U
Bila terjadi tetanus, konsul bagian THT
c. Antipiretika
d. Deksametason 40 – 60 mg IV
Diulang setiap jam dengan dosis sama minimal 2 hari
e. Kuretase
Setelah 12 – 24 jam, kecuali bila perdarahan banyak maka
kuretase segera dilakukan
f. Histerektomi dan SOB
Syaratnya setelah:
1) Diberikan antibiotika (24 jam)
2) Kuretase

Histerektomi juga dipertimbangkan bila:


1) Besar uterus >16 minggu
2) Ada infeksi dengan kuman C. welchii
3) Diapakai zat korosif untuk abortus
4) Ada perforasi uterus

8. Abortus Buatan (Terapetikus)

Syarat abortus terapetikus:


a. Dilakukan atas indikasi medis
1) Dekompensasi kordis
2) Glomerulonefritis kronis
3) Ca cervix invasif
4) Ca payudara stadium IV
5) Infeksi virus Rubella
6) Kolitis ulserosa berat
7) Gangguan psikiatri berat
b. Harus melibatkan minimal 3 dokter
1) Dokter ahli yang bersangkutan
2) Dokter ahli kebidanan – kandungan
3) Direktur rumah sakit

G. Komplikasi Abortus

1. Anemia
Anemia post hemorhagic, diatasi dengan:
a. WB
b. PRC
2. Infeksi
a. Antibiotika
b. Evakuasi hasil konsepsi
Evakuasi sendiri dapat menimbulkan infeksi
3. Perforasi
Perforasi merupakan komplikasi kuretase.
Cara mencegah perforasi:
a. Uterotonika
b. Sondage sebelum kuretase
Untuk menentukan besar dan arah letak uterus
c. Kuretase secara sistematis dan lege artis

H.

Anda mungkin juga menyukai