Anda di halaman 1dari 5

Chapter 14

Final review: post-balance sheet period, provisions, contingencies, letter of representation

1. Post-Balance Sheet Events


Berikut contoh kejadian setelah tanggal laporan keuangan yang berpengaruh pada post-balance
sheet:
 Provisi untuk piutang tak tertagih yang akan diterima selama periode subsequent
 Keputusan apakah inventory akan diakui sebesar nilai cost, atau net realizable value
(LCNRV) harus dinote mengenai harga dan biayanya yang diharapkan terjadi di periode
selanjutnya
 Umur manfaat fixed asset, yang diperlukan untuk menentukan depreciation rate,
berdasarkan penilaian di masa mendatang
 Pencarian liabilities yang belum dicatat berlangsung pada periode subsequent

Subsequent event adalah kejadian, baik itu diinginkan maupun tidak diinginkan, yang terjadi
diantara tanggal balance sheet dan tanggal ketika laporan keuangan diotorisasi untuk
diterbitkan. Terdapat 2 jenis kejadian yang dapat diidentifikasikan:
 Kejadian yang perlu dibuat jurnal penyesuaian
 Kejadian yang tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian

2. Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets


Provision
FRS 12 dan IAS 37 mengenai Provisions, contingent liabilities and contingent assets, ditetapkan
untuk menghentikan penggunaan provisi untuk praktik income smoothing. Perusahaan tak
boleh membuat provisi apabila tidak ada obligation. Provision hanya boleh dicatat ketika entitas
memiliki obligation (legal or constructive), sebagai hasil dari kejadian masa lalu, yang memiliki
kemungkinan adanya perpindahan economic benefits yang diperlukan.
Contoh pertimbangannya:
 Seberapa serius masalah tersebut dari sudut pandang teknis? Misalnya ketika ada
kemungkinan limbah pabrik sebuah entitas mengontaminasi persediaan air lokal.
 Bagaimana regulasi pemerintah terhadap control mengenai limbah pabrik? Apabila ada
gambaran yang jelas, maka obligasi yang ada akan diperkuat.

Contingencies
Apabila suatu kejadian tidak memunculkan obligasi, atau tidak ada kemungkinan yang kuat
terhadap pengeluaran economic benefit, sehingga tidak dapat dicatat sebagai provisi, maka
mungkin saja dapat dicatat sebagai liabilitas kontijensi.

Contingent liability
Dapat didefinisikan sebagai:
 Sebuah kemungkinan obligasi yang muncul dari kejadian di masa lalu dan eksistensinya
akan dikonfirmasi apabila terjadi suatu atau lebih kejadian yang tidak pasti yang tidak
dapat dikontrol perusahaan
 Sebuah kemungkinan obligasi yang muncul dari kejadian masa lalu, namun tidak dicatat,
karena:
o Ketidakpastian perpindahan economic benefit yang diperlukan untuk memenuhi
obligasi
o Jumlah dari obligasi tidak dapat diukur dengan pasti

Contingent asset
Kemungkinan asset yang berasal dari kejadian masa lalu dan dimana eksistensinya akan
dikofirmasi hanya bila terjadi atau tidak terjadinya sebuah kejadian masa depan yang tidak pasti,
diluar kontrol perusahaan

Accounting for contingencies


Terdapat tidakpastian yang tinggi dalam kontijensi, baik aset maupun liabilitas. FRS 12 dan IAS
37 tidak memperbolehkan adanya pencatatan atau pengakuan akan liabilitas kontijensi, namun
liabilitas kontijensi tersebut perlu terus dinilai, apakah kemungkinannya akan naik atau tidak.
Sehingga, dapat diakui sebagai provisi apabila kemungkinannya menjadi tinggi.
Contohnya:
 Estimasi terhadap efek finansial
 Sebuah indikasi dari ketidakpastian sehubungan dengan jumlah atau timing dari outflow
 Kemungkinan dari reimbursement

3. Going Concern
Laporan keuangan disiapkan berdasarkan asumsi bahwa perusahaan akan terus berlanjut di
masa mendatang. Selama final review period, auditor perlu mempertimbangkan apakah
perusahaan tersebut dapat terus going concern atau tidak.

4. Audit Work to Detect Post-Balance Sheet Events and Contingencies


Berikut adalah audit work pada post-balance sheet event dan kontijensi:
 Company procedures
Auditor dapat melihat procedure yang digunakan, untuk mendeteksi kejadian post-
balance sheet dan kontijensi yang material.
 Minutes of shareholders and those charged with governance, including minutes of
executive committees and audit committees
Minutes of meeting tidak selalu informative, namun mereka dapat berguna untuk
mencari kejadian yang muncul pada periode post-balance sheet.
 Management accounts and accounting records
Manfaat dari akun dan pencatatan bergantung pada se-up-to-date apa mereka. Apakah
ada akun yang berasal dari kejadian masa lalu yang tidak berguna namun masih tercatat
atau tidak.
 Profit and cash flow forecasts for the period subsequent to the balance sheet date
Ramalan atau prediksi terhadap profit dan cash flow tersebut dapat digunakan untuk
mendeteksi kejadian post-balance sheet.
 Enquiry of the organization’s legal department and external legal representatives
Auditor juga dapat membuat direct enquiry dengan company’s legal department,
apakah ada litigasi yang mempengaruhi organisasi dan potensi outcome.
 Known risk areas and contingencies arising from the nature of the business
Dalam beberapa bisnis, risiko yang pasti akan banyak dijumpai. Risiko normal yang
muncul dari beberapa kegiatan perusahaan perlu dilihat.
 Correspondence and memoranda in the post-balance sheet period
Auditor sebaiknya mereview korespondensi kepada dan dari pihak ketiga. Kejadian
penting yang dikumpulkan oleh chief accountant harus dilihat oleh auditor.
 Confirmation from third parties direct to the auditor
Komunikasi dari bank dapat sangat bernilai, terutama terhadap permasalahan going
concern. Perusahaan dapat terus eksis apabila bank terus mendukung keuangannya.
 Information in the public domain
Apabila perusahaan beroperasi di sektor yang memerlukan trade press, auditor
sebaiknya mereview isu terkini untuk mendeteksi permasalahan terhadap perusahaan.
 Management interviews
Contoh permasalahan yang perlu didiskusikan dengan manajemen yaitu:
o Pengembangan terhadap risk areas, termask informasi tambahan yang mungkin
berhubungan dengan accounting estimates
o Commitment baru oleh perusahaan, termasuk pinjaman dan guarantees
o Akuisisi yang signifikan atau disposal dari asset
o Permasalahan yang dapat mempengaruhi going concern perusahaan
o Kerugian asset yang signifikan, baik akibat regulasi pemerintah, atau kebakaran
dan banjir.

5. Evaluation of Misstatements Identified During the Audit


Ada 3 jenis misstatement:
 Factual misstatements, dimana tidak ada keraguan. Contohnya, inventory telah dihitung
dua kali untuk dibandingkan dengan nilai total inventory
 Judgemental misstatements, dimana auditor dan manajemen sampai pada perbedaan
kesimpulan terhadap accounting estimates, atau pemilihan/aplikasi dari accounting
policies.
 Projected misstatements, estimasi terbaik auditor terhadap total misstatement dari
populasi, dimana sampel diambil.
Yang perlu diperhatikan oleh auditor:
 Apakah terdapat unrecorded liabilities.
 Apakah perlu untuk merevisi general audit plan karena keraguan terhadap kompetensi
atau kejujuran manajemen terhadap internal control.

6. Management Letter of Representation


Orang yang disarankan untuk dimintai representation ini yaitu chief executive officer dan chief
financial officer, atau orang yang sederajat dengan jabatan tersebut. Namun representasi ini
juga dapat diminta dari yang lain dalam perusahaan.
Ada 2 jenis representation:
1) Representations about management’s responsibilities:
i. Preparation of the financial statements
Manajemen diminta untuk memberikan representasi tertulis yang menyatakan
bahwa manajemen telah memenuhi tanggungjawabnya untuk menyiapkan
laporan keuangan sesuai dengan financial reporting framework.
ii. Information provided and completeness of transactions
Dimana manajemen menyatakan bahwa telah memberikan semua informasi
yang relevan dengan audit kepada auditor, dan semua transaksi yang telah
dicatat dan ada di laporan keuangan.
2) Other written representations
i. Additional written representations about the financial statements
Representasi ini lebih spesifik, seperti tentang apakah pemilihan dan aplikasi
dari accounting policies sudah tepat dan apakah permasalahan tertentu telah
dicatat dengan benar.
ii. Written representations about specific assertions
Misalnya pada perusahaan minyak bumi. Apakah memanaskan minyak tersebut
mudah bila diperlukan dan apakah ada biaya tambahan yang muncul untuk
dapat menjual minyak tersebut.

7. Audit Documentation
Berikut nature dan tujuan dari audit documentation:
 Audit documentation yang sesuaid engan syarat dari ISA dan specific documentation
requirements dari ISA memberikan:
o Bukti dari dasar auditor mengenai kesimpulan tentang pencapaian objektif dari
auditor
o Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilakukan sesuai dengan SA dan
sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku
 Berikut tujuan audit documentation:
o Membantu engagement team untuk merencanakan dan melakukan audit
o Membantu anggota dari engagement team untuk mensupervisi pekerjaan audit
o Memungkinkan engagement team bertanggungjawab terhadap pekerjaannya
o Mempertahankan pencatatan terhadap audit di masa mendatang
o Memungkinkan untuk melakukan quality control review and inspection sesuai
dengan ISQC 1 atau syarat nasional lainnya
o Memungkinkan penilaian terhadap inspeksi eksternal sesuai dengan aturan
yang berlaku

Berikut 2 tujuan utama dari audit documentation:

1) Untuk mencatat bukti audit ke dalam bentuk kesimpulan dan opini.


2) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari audit dan untuk memungkinkan
quality control dan review lainnya.

Berikut fitur yang penting dari audit documentation:


1) Aturan dasar yaitu audit documentation harus cukup untuk memungkinkan seorang
auditor berpengalaman, tidak memiliki koneksi sebelumnya dengan audit, untuk
memahami:
a. Nature, timing, dan extent dari audit procedure yang dilakukan untuk
memenuhi ISA dan hukum serta aturan yang berlaku
b. Hasil dari audit procedure yang telah dilakukan, dan bukti audit yang diperoleh
c. Permasalahan signifikan yang muncul selama audit, kesimpulan yang diapai, dan
professional judgement yang signifikan yang dibuat untuk mencapai kesimpulan
tersebut, termasuk uncorrected misstatements yang diidentifikasi.
2) Beberapa permasalahan practical:
a. Harus ada sistem referensi yang memungkinkan setiap orang yang tertarik
untuk menemukan file
b. Sebaiknya tidak ada delay dalam mempersiapkan audit documentation
c. Harus mengetahui siapa yang menyiapkan audit documentation dan kapan
disiapkan
d. Harus mengetahui siapa yang mereview audit documentation serta extent dari
review dan tanggal review
e. Harus mengetahui tindakan apa yang diambil sebagai hasil dari review
f. Ketika audit telah selesai, tidak ada yang boleh mengganti atau menghilangkan
bagian dari documentation
g. Audit file yang terdapat dalam audit documentation harus difinalisasi secepat
mungkin setelah tanggal audit report.

8. Role of the Final Review


Final review dilakukan sebelum audit report difinalisasi. Objektif dari review ini adalah untuk
memastikan bahwa:
 Semua permasalahan rutinitas yang harus dicover telah selesai
 Tidak ada outstanding matters dalam audit documentation
 Laporan keuangan telah direview pada kesimpulan dari audit process dan keputusan
dibuat masuk akal dan menunjukkan pandangan yang benar dan wajar. Objektif review
ini yaitu untuk memastikan bahwa:
o Semua permasalahan penting telah dicover oleh pekerjaan audit
o Akun secara keseluruhan menunjukkan pandangan yang benar dan wajar, serta
secara wajar tertulis
Audit mencatat permasalahan berikut pada tahap final review:
 Hasil dari analytical review, termasuk analisis rasio
 Kesimpulan pada setiap balance sheet dan profit and loss account heading
 Memo pada account heading yang lebih besar atau lebih kecil dari taun lalu dengan
predetermined percentage
 Apakah bukti yang telah dicatat pada audit documentation mendukung kesimpulan yang
dicapai
 Management letter of representation, termasuk semua representasi tertulis dari
manajemen dan those charged with governance, sehubungan dengan uncorrected
misstatement

Anda mungkin juga menyukai