Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

NOTASI ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan Budaya

Disusun Oleh:

Rully Fildansyah (17184064)

JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS NUSA PUTRA

JL. Raya Cibolang No. 21 Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia 43152

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah karya tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi yang berkaitan
dengan tema atau topik karya ilmiah tersebut. Hal ini untuk menunjukkan kualitas
baik atau tidaknya sebuah karya ilmiah. Semakin baik buku atau referensi yang
dikutip maka semakin baik pula kualitas karya ilmiah tersebut.

Pada hakekatnya sebuah karya ilmiah disajikan bagi semua pembaca yang
berkepentingan dengan karya tersebut atau bisa juga bagi pembaca yang ingin
menambah wawasan keilmuanya. Seorang pembaca yang baik akan senantiasa
mengkritisi apa yang ia baca, hal ini dilakukan dengan cara melihat referensi yang
dimuat oleh sebuah karya ilmiah yang ia baca. Maka dari itu seorang penulis harus
benar dalam menuliskan notasi ilmiah pada karya tulisnya Makalah ini akan
mengulas sedikit mengenai pengertian notasi ilmiah, teknik-tekniknya, metode
penulisannya beserta singkatan-singkatan yang dipakai dalam notasi ilmiah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud notasi ilmiah?


2. Apa pengertian kutipan?
3. Apa macam-macam kutipan?
4. Apa teknik-teknik notasi ilmiah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian notasi ilmiah.


2. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari kutipan.
3. Untuk mengetahui teknik pembuatan notasi ilmiah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Notasi Ilmiah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah sistem


lambing (tanda) yang menggambarkan bilangan nada-nada dan ujaran. Proses
pelambangan, nada atau ujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang perlu
diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu, secara ilmu
pengetahuan. Jadi, notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambing (tanda) yang
menggambarkan bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf.

1. Kutipan

Mengutip pada dasarnya adalah sebagai kegiatan pengambilalihan


pernyataan seseorang yang disampaikan secara lisan meupun tertulis untuk
tujuan ilustrasi atau memperkukuh argumaen di tulisan sendiri.

a. Kutipan Langsung

Pengutipan langsung adalah pengambilalihan pernyataan orang lain secara


apa adanya, sesuai redaksi yang terdapat dalam sumbernya.

Pernyataan yang dapat dikutip secara langsung mempunyai kriteria dan


bersifat (a) definisi; (b) konsep yang sangat penting dan mendasar; (c) peraturan
dan perundang-undangan; (d) pendapat yang kontroversial; (e) ungkapan yang
tidak berbelit-belit; dan (f) tidak terlalu panjang (Muslich, 2009:89).

Pernyataan orang lain yang dikutip secara langsung caranya berbeda sesuai
dengan jumlah kata. Pernyataan yang kurang dari 40 kata dapat dikutip
langsung dengan cara meletakkan di antara dua tanda petik ganda (“…”) atau
kutipan tunggal (‘…’), kutipan disatukan dalam teks utama, menyebut

3
pengarang, tahun terbit karya, dan halaman sumber. Nama penulis yang dikutip
boleh diletakkan dalam teks utama atau setelah kutipan.

Contoh :

“Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi


sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak
sesuai dengan apa yang di inginkan oleh penulis atau pembicara”
(Keraf,1983:3)

b. Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung adalah pengungkapan kembali maksud penulisan


dengan kata-katanya sendiri. Jadi, yang di kutip hanyalah pokok-pokok pikiran,
atau hanya ringkasan, atau kesimpulan dari sebuah tulisan.

Pernyataan yang dapat dikutip secara tidak langsung mempunyai kriteria


dan bersifat (a) bukan konsep dan pengertian yang penting; (b) berupa
klasifikasi; (c) berupa ilustrasi dan contoh; (d) ungkapan yang berbelit-belit dan
membingungkan pemahaman pembaca; dan (e) ungkapan yang sangat panjang
sehingga perlu diambil ide pokonya saja.

Pengutipan pernyataan secara tidak langsung tidak memerlukan tanda petik


ganda (“…”) atau tunggal (‘…’) kecuali nama pengarang, tahun terbit, dan
halaman karya yang dikutip. Nama pengarang secara konvensional diletakkan
di dalam teks utama atau setelah pernyataan yang dikutip.

Contoh :

Nilai merupakan sesuatu pandangan, berisi sesuatu yang baik, diinginkan,


dicita-citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat sehingga mempengaruhi
perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai tersebut (Nurseno,2004:3)

4
B. Teknik-Teknik Notasi Ilmiah

1. Foot Note (Catatan Kaki)

Foot note adalah catatan pada kaki halaman untuk menyatakan sumber
kutipan, pendapat buah pikiran, fakta-fakta, atau ikhtisar. Catatan kaki biasanya
berisi nama pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, dan nomor halaman.
Footnote pada tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1 sampai dengan
selesai dan dimulai dengan nomor satu lagi pada bab-bab berikutnya.

Footnote yang merupakan rujukan ditulis berdasarkan cara berikut ini :

1. Nama pengarang tanpa dibalik urutannya, diikuti koma.


2. Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki
mencantumkan gelar tersebut.
3. Judul karangan dicetak miring tidak diikuti koma
4. Nama penerbit dan angka tahun diapit tanpa kurung dikuti koma.
5. Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri
titik (.).

Singkatan dalam foot note :

 (singkatan dari ibidum, artinya sama dengan di atas) untuk catatan kaki yang
sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan
huruf kapital pada awal kata, cetak miring, diikuti titik, diikuti koma,
kemudian diikuti nomor halaman.

Contoh :

63. Badudu, Cakrawala Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1994) h. 63.


Ibid., h. 72.

 cit. (singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip),
dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi

5
telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama
pengarang, op. cit., nomor halaman.

Contoh :

57. Badudu, Cakrawala Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1994) h. 57.


Mochtar Lubis, Teknik Magang, (Jakarta: Balai Pustaka, , 1987) h. 31.

68. Badudu, Op. Cit, h. 68.

 cit. (singakatan dari loco citato, artinya tempat yang telah dikutip),
dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip pada
halaman yang sama, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain.
Urutannya : nama pengarang, loc. cit. (tanpa nomor halaman)

Contoh :

Henry Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Aspek Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:


Gramedia, 1988) h. 91.

Umar, Para, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1988) h. 56.

Henry Tarigan, loc cit.

2. In Note

In note merupakan notasi ilmiah dengan cara meletakkan sumber yang dirujuk
menyatu dengan teks yang dirujuk. Pada teknik ini, sumber kutipan ditulis atau
diletakkan sebelum bunyi kutipan atau diletakkan dalam narasi atau kalimat
sehingga menjadi bagian dari narasi atau kalimat. Pada innote ketentuannya adalah
sebagai berikut :

1. Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan


2. Menulis nama akhir pengarang

6
3. Mencantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung
4. Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak
langsung.

Contoh :

Perkembangan bahasa merupakan hal yang sangat urgen dalam tahap


perkembangan jiwa anak, menurut Yule (1996: 178 – 180), perkembangan bahasa
dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu (1) tahap pralinguistik (pre-language
Stages); (2) tahap satu kata, satu frasa (the one-word or holophrastic, stage); (3)
tahap dua kata, satu frasa (the two – word stage); dan (4) tahap menyerupai telegram
(telegraphic speech).

3. End Note

End note adalah notasi ilmiah dengan cara memberikan keterangan sumber
pernyataan yang dirujuk dan keterangan lainnya yang ditempatkan di akhir sebuah
karangan ilmiah sebelum daftar pustaka. Dalam end note penulis dapat memberikan
keterangan-keterangan tambahan. Teknik penulisan end note sama dengan teknik
penulisan foot note, yang membedakan hanya letaknya. End note diletakkan di
akhir suatu karangan ilmiah.

Pada teknik penulisan end note, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan
atau dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Membuat pengantar kalimat sesuai dengan kutipan


2. Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun tidak
langsung
3. Menulis nama akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit titik dua, dan nomor
halaman di dalam kurung dan akhirnya diberi titik.

Contoh :

7
Ada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa pada
waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun.
Akan tetapi sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak mampu
berkomunikasi dengan ibunya.

Demikian juga orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak


seolah-olah sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970 : 130).

4. Daftar Pustaka

Istilah daftar pustaka sering dianggap sama dengan bibliografi


(biblioghraphy), referensi (referency), atau kepustakaan.

Yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar pustaka adalah sebuah daftar yang
berisi kumpulan-kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi karangan
ilmiah yang tengah digarap, yang terdiri atas judul buku-buku, artikel-artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya.

Daftar pustaka merupakan syarat mutlak yang harus ada dalam suatu karya ilmiah,
baik dalam makalah, paper, skripsi, tesis, maupun disertasi. Letak daftar pustaka
dalam suatu karya ilmiah adalah setelah bab kesimpulan. Daftar pustaka ditulis
secara alfabetis sesuai nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkannya.
Adapun urutan penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :

1. Nama penulis titiktahun terbit titik judul buku yang diberi garis bawah
putus-putus atau dicetak miring titik kemudian kota tempat terbit buku titik
dua (:) nama penerbit

Misalnya:

Arsyad, Azhar. 2001. Dasar-dasar Penguasaan Bahasa Arab. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar Offset.

Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian. Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Program Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta.

8
2. Jika buku yang disebut di dalam daftar pustaka merupakan edisi
terjemahan, setelah judul buku disebutkan “edisi terjemahan oleh …” di
dalam kurung. Dalam edisi terjemahan tahun terbit yang dipakai adalah
tahun terbit terjemahan.

Misalnya:

Titus, Harold H, Merilyn Smith S., dan Richard T. Nolan. 1984. Persoalan-
persoalan Filsafat, (edisi terjemahan oleh Rasjidi H.M.), Jakarta: Bulan Bintang.

3. Jika buku dalam daftar pustaka itu berupa sebuah artikel dalam sebuah
kumpulan yang disunting seorang editor (antologi), judul artikel itu diapit
tanda petik ganda (tanpa garis bawah).

Misalnya:

Susilastuti, Dewi H. (1993). “Berbagai Persoalan Kesehatan Reproduksi


Perempuan”. Dalam Fauzie Ridjal, Lusi Margiyani, dan Agus Fahri Husein
(Editor). Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya.

4. Jika buku dalam daftar pustaka itu berupa karya-karya yang belum
dipublikasikan, seperti skripsi, tesis, dan disertasi, judul itu tidak perlu
diberi garis bawah putus-putus atau dicetak miring, tetapi diletakkan di
antara dua tanda petik ganda.

Misalnya:

Wastono, Afdol Tharik. 1997. “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab”.
Jakarta: Tesis Magister Humaniora Univeritas Indonesia.

5. Jika sumber acuan dalam daftar pustaka berupa artikel yang diambil
dari majalahatau jurnal, judul artikel tidak perlu diberi garis bawah atau
dicetak miring, tetapi diapit tanda petik ganda, sedangkan yang

9
digarisbawahi atau dicetak miring adalah nama majalah atau jurnal dengan
didahului kata “Dalam”.

Misalnya:

Sarbini. 2003. “Islam dan Problem Sosial: Perspektif Kekerasan Politik dan
Agama”. Dalam Jurnal Ilmiah Mamba’ul ‘Ulum. Edisi III. Surakarta.

6. Jika sumber acuan itu berupa artikel yang diambil dari koranatau surat
kabar, judul artikel diapit tanda petik ganda sebagaimana artikel yang
dikuti dari majalah, sedangkan nama surat kabar diberi garis bawah dan
didahului kata “Dalam”.

Misalnya:

Indrayana, Denny. 2006. “Hakim Agung “Wanted””. Dalam Kompas. 3 Mei 2006.
Jakarta.

Suksmantri, Eko. 2000. “Militerisasi Sipil, Ironi di Era Reformasi”. Dalam Suara
Merdeka. 12 Mei 2000. Semarang.

7. Jika sumber acuan berupa hasil wawancara atau interview, penulisannya


sebagai berikut :

Sutarno. 2003. “Peran Teknologi dalam Mengaktualkan Paradigma Baru


Pembelajaran dan Manusia Pembelajar”.Wawancara dengan Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 3 Februari
2003.

8. Jika terdapat beberapa buku yang ditulis oleh seorang yang sama, nama
penulis ditulis yang pertama, sedangkan di bawahnya cukup ditulis
:_________________

10
Misalnya:

Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

___________________. 1993. Kamus Linguistik. Edisi III. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

9. Jika tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut, yang ditulis adalah
nama lembaga yang menerbitkan buku itu.

Misalnya:

Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama RI. 1994. Kurikulum Madrasah Aliyah:
GBPP Bidang Studi Bahasa Arab. Jakarta.

10. Jika judul berbahasa Arab, judul harus ditransliterasikan ke dalam huruf
Latin dengan mengikuti pedoman transliterasi Arab-Latin yang merupakan
SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Agama Republik Indonesia
No.158 tahun 1987 dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No.0543b/U/1987 (terlampir).

Misalnya:

Gulāyīni, Syaikh Mustafā. 2000. Jāmi’u ad-Durūsi al-Arabiyyah: Juz al-Awwal wa


as-Sāni wa as-Sālis. Edisi Revisi. Bairut: al-Maktabatul Asriyyah.

Muhandis, Kāmil. Tanpa Tahun. Mu’jāmu al-Mustalahati al-Arabiyyah Fī al-


Lugati wa al-Adāb. Bairut: Dar al-Ma’ārif.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambing (tanda) yang menggambarkan
bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf. Mengutip adalah sebagai kegiatan
pengambilalihan pernyataan seseorang yang disampaikan secara lisan meupun
tertulis untuk tujuan ilustrasi atau memperkukuh argumaen di tulisan sendiri.
Mengutip ada dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Kutipan secara
langsung adalah pengambilalihan pernyataan orang lain secara apa adanya, sesuai
redaksi yang terdapat dalam sumbernya. Sedangkan Kutipan tidak langsung adalah
pengungkapan kembali maksud penulisan dengan kata-katanya sendiri (yang di
kutip hanyalah pokok-pokok pikiran, atau hanya ringkasan, atau kesimpulan dari
sebuah tulisan).

Terdapat beberapa teknik-teknik notasi ilmiah, diantaranya foot note, in note,


end not, dan daftar pustaka. Foot note merupakan catatan pada kaki halaman untuk
menyatakan sumber kutipan, pendapat buah pikiran, fakta-fakta, atau ikhtisar.
Sedangkan In note merupakan notasi ilmiah dengan cara meletakkan sumber yang
dirujuk menyatu dengan teks yang dirujuk. End note adalah notasi ilmiah dengan
cara memberikan keterangan sumber pernyataan yang dirujuk dan keterangan
lainnya yang ditempatkan di akhir sebuah karangan ilmiah sebelum daftar pustaka.
Dan daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi kumpulan-kumpulan sumber
bacaan atau sumber referensi karangan ilmiah yang tengah digarap, yang terdiri
atas judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 2003. Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Karyanto, Umum Budi. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.


Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.

Keraf, Gorys. 1994. “Komposisi Sebuah Pengantar Kemarihan Bahasa”. Ende :


Nusa Indah.

Widjono. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Widiasarana.

file:///H:/Notasi%20Ilmiah/Makalah%20notasi%20ilmiah……html

http://khanifs.blogspot.co.id/2012/05/kutipan-dan-notasi-ilmiah.html

13

Anda mungkin juga menyukai