Anda di halaman 1dari 6

BAB I

Pendahuluan

1.1

Latar belakang

Perkuliahan dan pembelajaran Rangkaian Listrik tidak cukup hanya dilakukan di


dalam kelas, tetapi juga diperlakukan penerapan materi dan teori yang didapat selama
perkuliahan dikelas, perlu diaktualisasikan dengan melakukan praktek. Dari praktek ini
diharapkan mahasiswa tidak hanya tahu tentang teori, namun juga mengetahui penerapannya
di lapangan untuk melakukan pekerjaan dalam bidang Rangkaian Listrik.

Dengan praktek, mahasiswa dapat lebih mudah memahami tentang teorema thevenin
dan teorema norton, cara kerjanya, serta pengaplikasian jika dibandingkan hanya sekedar
belajar di bangku perkuliahan. Serta mahasiswa dapat membandingkan secara teori,
simulator, dan di hardwarenya.

1.2

Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat membandingkan perhitungan secara teori, simulator, dan


secara hardware
2. Agar mahasiswa lebih memahami perbedaan teorema thevenin dan teorema norton
BAB II

Dasar Teori

2.1

Teorema thevenin

Teorema Thevenin adalah salah satu teori elektronika atau alat analisis yang
menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi suatu rangkaian sederhana dengan cara
membuat suatu rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan secara
seri dengan sebuah resistansi yang ekivalen. Teorema Thevenin ini sangat bermanfaat apabila
diaplikasikan pada analisis rangkaian yang berkaitan dengan daya atau sistem baterai dan
rangkaian interkoneksi yang dapat mempengaruhi satu rangkaian dengan rangkaian lainnya.
Adapun bunyi dari teorema tersebut “Setiap Rangkaian linear yang terdiri dari beberapa
tegangan dan resistor dapat digantikan dengan hanya satu tegangan tunggal dan satu
resistor yang terhubung secara seri.”

2.2

Teorema Norton

Teorema Norton (Norton Theorem) adalah salah satu Teori atau alat analisis yang dapat
digunakan untuk menyerderhanakan suatu rangkaian linear yang rumit menjadi rangkaian
yang lebih sederhana. Berbeda dengan Teorema Thevenin yang penyederhanaannya
menggunakan sumber tegangan (Voltage Source) ekivalen dengan merangkai resistor
ekivalen secara seri, Teorema Norton menyederhanakannya dengan menggunakan sumber
Arus (Current Source) ekivalen dan perangkaian resistor ekivalen secara paralel. Adapun
bunyi dari teorema Norton yakni “Setiap jaringan listrik linear atau rangkaian rumit tertentu
dapat digantikan oleh rangkaian sederhana yang hanya terdiri dari sebuah Arus sumber (IN)
dan sebuah Resistor yang diparalelkan (RN).”
BAB III

Hasil Simulasi

3.1

Teorema Norton

RL IL VL P
1 100 2.86 mA 285.69 mV 817. 07 mW
2 200 2.73 mA 545.41 mV 1488,96 mW
3 300 2.61 mA 782.55 mV 2042,45 mW
4 400 2.5 mA 1V 2500 mW
5 500 2.4 mA 1.2 V 2880 mW

VL (mV)
IL (A) 1400
3 1200
2.8 1000
2.6 800
2.4 IL (A)
600 VL (mV)
2.2
2 400
100 200 300 400 500 200
0
100 200 300 400 500

P (mW)
4000
3000
2000
P (mW)
1000
0
100 200 300 400 500
3.2

Teorema thevenin

RL IL VL PL
1 1k 0.002A 2V 0,004 W
4k7 0.000895 A 4,21V 0,003767 W
3 6k8 0,000682A 4,64V 0,0032 W
4 8k6 0,000556A 4,87V 0,0026 W
5 10k 0,0005A 5V 0,0025 W

6
VL (V)
0.0025 IL (A) 5
0.002 4

0.0015 3
VL (V)
0.001 IL (A) 2
1
0.0005
0
0 1k 4k7 6K8 8K6 10K
1K 4K7 6K8 8K6 10K

PL (W)
0.0045

0.004

0.0035

0.003

0.0025

0.002 PL (W)

0.0015

0.001

0.0005

0
1k 4k7 6k8 8k6 10k

Anda mungkin juga menyukai