Anda di halaman 1dari 9

ABC Vs Traditional Costing

LAPORAN OBSERVASI JURNAL


UNTUK MEMENUHI TUGAS
Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
Yang dibina oleh Ibu Kristin Rosalina, SE., MSA., Ak.

Disusun Oleh :

Ahmad Hikam Hidayaturrahman 135020300111038 (Kontribusi 100%)


Aditya Rusdama 135020301111048 (Kontribusi 100%)
Anisa Dwi Handini 135020307111029 (Kontribusi 100%)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
1. Apa kelebihan dari ABC dibanding dengan Traditional Costing?
Kelebihan dari ABC dibanding dengan Tradisional Costing adalah (Stepleton et al., 2004) :
o ABC membantu perusahaan-perusahaan di dunia menjadi lebih efisien dan
efektif.
o ABC memberikan gambaran yang jelas mengenai penggunaan sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan, terciptanya kepuasan pelanggan dan perusahaan
mendapatkan laba atau mengalami kerugian.
o ABC memberi pilhan yang lebih baik untuk mengelola biaya tenaga kerja yang
dimasukkan pada biaya produksi.
o ABC dapat mengidentifikasi aktivitas yang memiliki nilai tambah
o ABC dapat menghilangkan atau mengurangi aktivitas yang tidak memiliki nilai
tambah atau yang menyebabkan distorsi biaya.

2. Kenapa perusahaan yang bergerak di bidang Land Transportation Company (LTC) ini
perlu mengaplikasikan ABC?
Perusahaan yang bergerak di bidang Land Transportation Company ini perlu
mengaplikasikan ABC karena perusahaan harus mengurangi distorsi biaya yang ditimbulkan
karena masih menggunakan traditional costing. ABC dapat mengklasifikasikan overhead atau
biaya tidak langsung dan yang dialokasikan ke biaya produk atau jasa berdasar aktivitas yang
diperlukan untuk memproduksi produk atau jasa tersebut. ABC juga mengalokasikan cost driver
yang lebih rinci.
Perusahaan ini harus mengalokasikan overhead dengan efisien, karena perusahaan ini
memiliki biaya overhead yang sangat besar. Perusahaan harus teliti untuk memasukkan biaya ke
produk atau jasanya. Perusahaan juga harus mengurangi distorsi biaya yang diakibatkan karena
hanya mengacu pada satu cost driver (Traditional Costing).

3. Bagaimana langkah-langkah perusahaan dalam mengimplementasikan ABC?


I. Menentukan aktivitas
Menentukan atau mengidentifikasi aktivitas adalah langkah yang penting dalam
mendesain sistem ABC karena biaya sistem dan keakuratan biaya produk tergantung
pada langkah ini. Beberapa aplikasi dalam ABC, daftar kativitas yang tercantum dalam
ABC tidak begitu rinci karena kegiatan pengumpulan informasi yang mahal.
Proses Utama dan sub-proses perusahaan disajikan di table 1. Proses utamanya
adalah berupa ekspor dan impor. Kegiatan ekspor dan impor perusahaan disajikan dalam
table 2 dan 3.Sub-proses ekspor dan impor dijelaskan secara rinci di table 2 dan 3 mulai
dari opreration, loading, custom clearance, transportation, custom clearance arrival dan
return. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi biaya-biaya
pengimplementasian ABC. Pengelompokan kegiatan ekspor dan impor ditampilakan
dalam table 4, yaitu sebanyak 17 kegiatan mulai dari mengambil informasi, transportasi
sampai kalkulasi driver. Kegiatan ini yang nantinya akan menjadi dasar untuk
perhitungan ABC.
II. Menentukan Sumber Daya – Sumber Daya apa saja yang dimiliki perusahaan
Perusahaan perlu mengetahui berapa biaya yang dihabiskan oleh sumber daya-
sumber daya tersebut. Sumber daya dukungan yang digunakan dalam perusahaan
meliputi truk (kendaraan),operasi personel, operasi bangunan, computer, peralatan atau
biaya depresiasinya. Menentukan analisis biaya awal sangat berguna sebelum perusahaan
melakukan studi ABC. Dalam studi kasus ini, biaya langsung dan biaya tidak langsung
ditentukan sebelum menerapkan ABC. Biaya langsungnya yaitu konsumsi bahan bakar
dan biaya transportasi lainnya. Ada berbagai jenis overhead di perusahaan, oleh karena
itu Overhead dikelompokkan berdasarkan kesamaan satu sama lain. Semua biaya
overhead disajikan dalam table 5, Terdapat 19 overhead bersama dengan nilai dan cost
drivernya juga.
III. Menentukan First-Stage cost drivers
Pemilihan cost driver merupakan langkah yang cukup sulit dalam ABC.
Pemilihan yang cermat antara aktivitas dan cost driver di ABC adalah kunci untuk
mencapai manfaat dalam sistem ini. Banyak cara untuk menentukan cost driver, dalam
perusahaan LTC ini cost driver ditentukan melalui rapat diskusi oelh manajer-manajer
departemen. Cost driver ini dapat dilihat dalam table 5 seperti biaya depresiasi kendaraan,
first stage cost drivernya adalah distance(km), biaya asuransi pegawai first stage cost
drivernya adalah jumlah personel, tagiahn telepon cost drivernya adalah durasi transaksi,
biaya gudang cost drivernya adalah jumlah pengiriman dan ada cost driver lain sesuai
dengan aktivitas-aktivitas. Tingkat konsumsi beberapa kegiatan tidak mudah untuk
diperkirakan, AHP adalah metode yang digunakan untuk mempertimbangkan
pengalokasian overhead suatu perusahaan seperti tercantum dalam table 5. AHP adalah
teknik untuk mempertimbangkan data atau informasi tentang keputusansecara sistematis.
AHP membantu untuk membawa konsistensi dalam masalah pemilihan yang kriteria
keputusannya dinyatakan dalamtindakan subjektif berdasar pengalaman manajerial..
IV. Mengalokasikan sumber daya ke aktivitas
Setelah menentukan first stage cost driver, perusahaan mengalokasikan sumbner
daya – sumber daya ke aktivitas. Dalam studi ini, alokasi sumber daya untuk cost pool
dilakukan dengan matriks alokasi (1 skala). Pada table 8 terdapat kooefisien-koefisien
overhead untuk masing-masing biaya. Tabel ini merupakan alokasi gabungan koefisien
(19)" untuk masing-masing aktivitas. Seperti, kolom pertama “keberangkatan kendaraan
kepada pelanggan” adalah 0,03 atau sama dengan 3%, dan 0,97 atau 97% untuk
transportasi. Artinya, 97% dari total kilometer dijalankan oleh kendaraan untuk
transportasi dan 3% dijalankan untuk keberangkatan kendaraan kepada pelanggan.
Contoh lain adalah kolom 4 yaitu 100% dari total jumlah transportasi dijalankan oleh
kendaraan untuk transportasi. Hal ini diketahui melalui data historis perusahaan. Table 9
adalah total biaya konsumsi aktivitas dan second stage cost driver. Misalnya aktivitas
mengambil informasi dari permintaan yang menjadi cost drivernya adalah durasi
transportasi, atau jumlah transportasi yang dipilih sebagai cost driver dari
aktivitaspersiapan perjanjian angkutan. Untuk menentukan second stage cost driver ini
juga sama dengan first stage cost driver yaitu melalui rapat dengan manjer departemen.
Biaya ini diperoleh dari presentase koefisien table 8 dikalikan dengan biaya pada table 5.
Total dari kolom table 8 koefisien nomor 1-19 yang telah dikalikan dengan biaya pada
table 5. Maka akan diketahui jumlah biaya tiap-tiap aktivitas.
Distribusi sumber daya ke aktivitas membantu manajer untuk mengevaluasi konsumsi
sumber daya aktivitas yang memiliki nilai tambah dan yang tidak bernilai tambah
V. Membebankan biaya ke objek biaya
Langkah terakhir dalam ABC yaituu membebankan biaya (cost pool) ke objek
biaya berdasarkan aktivitas penggunaan cost pool mereka. Dalam langkah ini, biaya yang
dialokasikan dari aktivitas dialokasikan ke objek biaya. Second stage cost driver disajikan
dalam table 9. Dan data second stage cost driver disajikan dalam table 10. Pengalokasian
unit koefisien pada table 11. Contohnya 0,047 pada Belgium Exports pada kolom jumlah
transportasi, diperoleh dari presentase pada table 10 yaitu jumlah transportasi untuk
Belsium Ekports senilai 49 dibagi dengan total jumlah transportasi untuk semua jasa
transportasi yaitu 1048, hasilnya adalah 0,047. Begitu halnya dengan Germany Exports
pada durasi transportasi0,058. Yaitu diperoleh dari Tabel 10, durasi transportasi Germany
Exports senilai 644 dibagi dengan total durasi transportasi untuk semua jasa transportasi
sebesar 11.061 hasilnya adalah 0,058. Tabel 12 menerangkan tentang alokasi biaya
aktivitas (17 aktivitas) kepada jasa transportasi / biaya objek (28). Setelah
mengalokasikan setiap biaya aktivitas untuk biaya objek maka dapat dilihat hasil dari
ABC ini pada table 13. Perkiraan biaya yang dihasilkan diperoleh setelah menjumlahakan
biaya dan total biaya langsung untuk masing-masing objek biaya dan dibagi dengan total
jumlah transportasi. Hasilnya adalah biaya unit untuk setiap elemen biaya. Misalnya
untuk Belgium Exports total Overheadnya adalah 80.341 ditambah biaya langsungnya
125.649 sehingga total cost nya adalah 205.990. Setelah itu dibagi dengan jumlah
transportasi sejumlah 49, hasilnya adalah 4.204 sebagai biaya unit (unti cost). Contoh lain
adalah Ukraine Imports biaya unitnya sebesar 1.630 yang diperoleh dari total overhead
1937 ditambah biaya langsung 2953 dibagi dengan jumlah transportasi sejumlah 3.

4. Apa formula perumusan ABC vs perumusan Traditional Costing yang diimplementasikan


oleh perusahaan? Dan driver apa yg digunakan oleh masing-masing?
Dalam perumusan ABC, terdapat dua tahap penentuan cost driver. Tahap pertama (first
stage cost driver) yaitu menetukan resource driver. Lalu tahap kedua (second stage cost driver)
adalah menentukan activity driver.

Activity driver ditunjukkan oleh table 5 dalam jurnal :


Lalu activity driver ditunjukkan pada tabel 9 dalam jurnal:

Sedangkan traditional costing hanya memakai 1 cost driver yaitu Number of


Transportation.

5. Apa manfaat yang perusahaan peroleh ketika mengimplementasikan ABC?

ABC (Activity-Based-Costing) mengurangi distorsi yang disebabkan oleh alokasi biaya


tradisional. ABC juga memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana komposisi
perbedaan produk, jasa dan aktivitas perusahaan yang memberi kontribusi sampai lini yang
paling dasar dalam jangka panjang. Manfaat utama dari Activity Based Costing :

1. ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif yang mengarahkan
kepada pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan kepada keputusan stratejik
yang lebih baik tentang penentuan harga jual, lini produk, pasar dan pengeluaran modal.

2. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh adanya
aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen untuk meningkatkan “product value” dan
“process value” dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk,
mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan proyek-proyek
peningkatan “value”
3. ABC memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya relevan untuk
pengambilan keputusan bisnis.

Dalam Perusahaan Land transportation tersebut melakukan kegiatan mengekspor dan


mengimpor barang. Didalam perusahaan tersebut terdapat keuntungan (gain) atau kerugian
(loss) dalam aktivitas ekspor dan impor barang. Dalam situasi untung (gain) biaya ABC
(Activity-Based-Costing) atau biaya tradisional lebih rendah daripada transportation price.
Sedangkan dalam situasi rugi (loss) biaya ABC (Activity-based-costing) atau biaya
tradisional lebih tinggi dari transportation price.

Seperti contoh di tabel 15, tabel tersebut menjelaskan perbandingan Activity based cost
dan Traditional cost secara langsung. Sebagai contoh, ada sekitar 14% perbedaan antara ABC
cost dan Traditional cost untuk layanan ekspor ke Belgia, dan lain-lain.

Layanan impor dari Negara Belgia dengan menggunakan traditional costing terlihat
mengalami keuntungan, sedangkan dengan ABC (activity-based-costing) mengalami
kerugian. Dalam tabel 15 nomor 2, kita bisa melihat kerugian yang dihasilkan di ABC
(Activity-Based-Costing) sebesar $1140. Sedangkan jika memakai system traditional cost
mengalami keuntungan sebesar $143.

Contoh lainnya, mari kita melihat tabel 15 nomor 15, layanan ekspor Italy. Dalam nomor
tersebut memperlihatkan ABC (Activity-based costing) memperlihatksn posisi untung
sedengkan biaya tradisional dalam posisi rugi. Keuntungannya sebesar $725 sedangkan, jika
biaya tradisional -$687 .

Dalam kasus di tabel nomor 12, Impor dari Belanda dengan persentase perbedaan
mencapai 94% dimana biaya yang dihasilkan ABC adalah $1666 sedangkan Traditional
costing $3232. Lalu nomor 13, Impor dari Iran dengan persentase perbedaan mencapai
91.6% dimana biaya yang dihasilkan ABC adalah $1668 sementara Traditional costing
$3196.

Dari data-data tersebut perusahaan banyak mengalami kerugian karena salah menetapkan
harga, harga ada yang terlalu tinggi dari biaya produksi atau jasanya dan ada yang dibawah
biaya produksi atau jasanya. Sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan apakah akan
mengeliminasi atau tetap melakukan jasa transportasi ke beberapa negara atau membuat
penyesuaian harga. Dengan menggunakan ABC, perusahaan yang bergerak di bidang Land
Transportation Company ini dapat menganalisis aktivitas yang memiliki nilai tambah da
tidak memiliki nilai tambah. Dengan analisis tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi perusahaan untuk mengeliminasi aktivitas tersebut untuk menghindari kemungkinan
kerugian yang lebih besar. Selain itu, penggunaan ABC memberikan informasi biaya yang
lebih relevan sehingga akan sangat mempengaruhi pengambilan-pengambilan keputusan
oleh manajemen perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai