Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroskop merupakan alat bantu yang digunakan untuk melihat organism

yang berukuran terlalu kecil dan tidak dapat dilihat secara kasatmata. Seiring

berjalannya masa, alat yang ditemukan pertama kali oleh Antonio Van

Leuwonhoek pada abad ke - 17 sangat mendukung dalam bidang penelitian.

Karena dengan menggunakan mikroskop dapat memperjelas bayangan suatu

objek yang ukuran yang sangat kecil.

Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-

benda yang sangat kecil pada jarak dekat. Media Mikroskop Sederhana menjadi

penting dalam mempelajari Sistem Organisasi Kehidupan, karena media tersebut

dapa tmemberi pengalaman langsung kepada siswa untuk belajar mengamati

objek yang sangat kecil seperti sel, jaringan dan organ dari tubuh organism

dengan jelas dan detail. Dengan begitu keterampilan proses sains menggunakan

mikroskop sederhana dan mempresentasikan data akan terlatih, yang pada

akhirnya pemahaman konsep mengenai. Materi Organisasi Kehidupan juga

bertambah (Hartanti, 2017).

Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi

yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur

mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang

tersedia memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga
ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan memantulkan cahaya

melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensao bjektif. Di lensa objektif bayangan

yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan

diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan di perbesar oleh

mata pengamat (Andriani, 2016).

Mikroskop atau dalam Bahasa Inggris Microscope biasa kita jumpai di

laboratorium, terutama di laboratorium biologi. Para peneliti menggunakan alat

ini untuk mengamati benda-benda kecil yang sulit dilihat secara langsung

menggunakan mata. Dari berbagai jenis mikroskop yang ada, jenis yang paling

sering ditemui adalah mikroskop optis (Selain mikroskop optis masih ada jenis-

jenis mikroskop yang lainnya, tapi sebelum membahas jenis-jenis mikroskop,

simak beberapa hal tentang mikroskop berikut ini (Peristiowati, 2018).

Mikroskop (bahasa Yunani: Micros = kecil dan Scopein = melihat) adalah

sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata.

Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh

laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil Alat untuk

melihat benda yg tidak dapat dilihat dng mata biasa (spt kuman-kuman); kaca

pembesar; dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Mikroskop

adalah sebuah alat untuk mengamati benda atau micro organisme yang sulit dan

atau tidak dapat diamati secara langsung oleh mata manusia (Peristiowati, 2018).

Jaringan otot lurik atau otot rangka tersusun atas otot yang berjalan sejajar

dengan miofibrilnya yang terdiri atas unit kontraktil yang lebih kecil yaitu

miofilamen tebal dan tipis. Sistem membran terdiri atas Sarkolema, Tubulus T,

dan retikulum sarkoplasma beserta sisternanya. Sarkolema merupakan temat


paling awal terjadinya depolarisasi yang dihantarkan kedalam serat otot melalui

Tubulus T, struktur kaki pada daerah triad, dan sisterna terminalis yang

selanjutnya memicu pelepasan ion Ca2+ dari Retikulum sarkoplasma. Ion Ca2+

merupakan kunci pemicu untuk pembentukan jembatan silang yang mengawali

suatu kontraksi otot rangka (Wangko, 2014).

Kolon berbentuk menyerupai tabung berukuran sederhana, dengan kondisi

mirip pada rumen. Berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba, absorpsi

VFA dan air. Ditinjau dari struktur histologinya, usus besar saluran pencernaan

tersusun atas Tunika mukosa (Lamina epitel, Propria, dan Muskularis mukosa),

Tunika submukosa (jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan saraf), Tunika

muskularis (Stratum sirculare dan Longitudinal) dan Tunika serosa. Karateristik

struktur histologi usus besar adalah ditemukan banyak sel Goblet dan memiliki

Nodus limfatikus (Peyer’s patches) tetapi tidak dijumpai Villi (Suwiti, 2010).

Berdasarkan uraian diatas, yang melatar belakangi praktikum ini adalah

untuk mengetahui apa penjelasan dari mikroskop, bagian – bagian serta fungsi

yang dimiliki dari mikroskop, Macam – macam dari mikroskop, dan untuk

mengetahui prosedur kerja yang baik dalam penggunaan mikroskop.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah :

1. Bagaimana cara mengetahui apa yang dimaksud dengan mikroskop?

2. Bagaimana cara mengetetahui bagian – bagian serta fungsi yang dimiliki

mikroskop?

3. Bagaimana cara mengetahui prosedur kerja yang baik dalam menggunakan

mikroskop?

4. Bagaimana cara mengetahui pengamatan objek preparat awetan

menggunakan mikroskop?

C. TujuanPraktikum

Tujuan praktikum ini adalah :

1. Untuk memahami pengertian mikroskop.

2. Untuk mengenali bagian-bagian dan fungsi dari mikroskop.

3. Untuk melaksanakan prosedur kerja yang baik dalam menggunakan

mikroskop.

4. Untuk menjelaskan bentuk dan struktur dari otot lurik dan colon berdasarkan

apa yang di amati dari hasil pengamatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Mikroskop

Secara umum, mikroskop pertama kali ditemukan oleh Zacharias Jansen

dan ayahnya Hans pada abad ke-16 (Z Janssen c 1580 -. 1638) yang berasal dari

Belanda. Mikroskop ini terdiri dari tiga tabung dengan lensa berada pada kedua

ujung tabung. Lensa okuler memiliki bentuk cembung sedangkan lensa

objektifnya plano-convex. Untuk memfokuskan bayangan cukup dengan

menggeser tabung keluar atau ke dalam sambal mengamati sampel. Mikroskop ini

memiliki perbesaran minimum 3 kali dan perbesaran maksimum 10 kali

(Peristiowati, 2018).

Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei

(Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan

mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama

mikroskop Galileo. Mikroskop jenis inimenggunakan lensa optik, sehingga

disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakitdarilensa optic memiliki

kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh

limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh Panjang gelombang cahaya. Secara

teoritis, Panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer.

Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optic ini tidak bias mengamati ukuran di

bawah 200 nanometer. Hal inilah yang menyebabkan penulis ingin mengetahui

atau mengenal mikroskop dari segi praktik dan teoritis dan mengetahui pengaruh

jarak antara lensa okuler dan lensa objektif (Anugrasari, 2015).


Adapun firman Allah Subhanahu wata’ala dalsm Q.S as - Sajdah/29:1-5

٩ َ‫ص َر َو ۡٱۡل َ ۡفِ َد َۚة َ قَ ِل ايٗل َّما ت َۡش ُك ُرون‬


َ ٰ ‫سمۡ َع َو ۡٱۡل َ ۡب‬
َّ ‫وح ِهۦۖ َو َج َع َل لَ ُك ُم ٱل‬
ِ ‫س َّو ٰىهُ َونَفَ َخ ِفي ِه ِمن ُّر‬
َ ‫ثُُ َّم‬

Terjemahannya:

“Kemudian Dia menyempurkan dan meniupkan kedalam roh (ciptaan)Nya


dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi kamu
sedikit sekali bersyukur.”
Makna dari ayat di atas adalah kemudian Dia menyempurnakan

penciptaanya kepadanya ruh – Nya dengan memerintahkan kepada malaikat yang

diwakilkan untuk meniupkan ruh, kemudian menjadikan bagi kalian wahai

manusia - pendengarannn yang kalian gunakan mendengar, penglihatan yang

kalian gunakan melihat dan hati yang kalian gunakan berfikir. Sedikit sekali dari

kenikmatan yang diberikan oleh Allah kalian ini yang kalian syukuri (Tafsir Al –

Muyassar).

B. Macam –MacamMikroskop

Menurut literatur Iwan Purnama Suwarna (2010), bahwa macam – macam

berdasarkan sumber cahayanya, di bagi menjadi dua, yaitu :

1. Mikroskop Cahaya

Oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia memungkinkan jangkauan

perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali. Mikroskop memilik

prinsip kerja yakni dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan

hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya,

terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan

menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan di perbesar oleh mata pengamat.
2. Mikroskop electron

Mikroskop yang tersedia memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas

dari beberapa kali hingga ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni

dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa

objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan

diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan

yang tegak, nyata dan di perbesar oleh mata pengamat.

Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop

dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan

oleh pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fasekontras,

Nomarski DIC, dan konfokal).

Adapun Menurut literatur dari Peristiowat (2018), macam – macam

mikroskop adalah :

a. Mikroskop optis

Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah

mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau

lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang

ditaruh dibidang vocal dari lensa tersebut. Pada 1674 Leewenhoek

denganmenggunakan mikroskop sederhana, dia dapat melihat mikroorganisme.

Mikroorganisme terlihat dari setetes air danau yang diamati dengan menggunakan

suatu lensa gelas. Benda – benda itu disebut ‘Animalcules’ terlihat dalam

berbagai bentuk, ukuran dan warna. Leewenhoek mengamati organisme yang


dikorek dari sela – sela giginya. Kemudian hasil pengamatannya digambarkan

dalam bentuk sketsa sel bakteri yang dikenal pada saat ini.

Antony Van Leeuwenhoek telah membuat lebih dari 500 gambar mikroskop.

Dalam desain dasar mikroskop Leeuwenhoek, sebagian orang menganggap itu

hanyalah kaca pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa saja), bukan

mikroskop seperti yang digunakan sekarang (yang terdiridari 2 lensa).

Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop buatannya adalah perangkat

yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa, terpasang dalam lubang

kecil di piring kuningan yang membentuk tubuh instrumen. Spesimen dipasang

pada titikfokus yang menempel di depan lensa,dan posisi dan focus bias

disesuaikan dengan memutar dua sekrup. Seluruh instrument panjangnya hanya 3

- 4 inci dan harus diangkat mendekat dengan mata dan memerlukan pencahayaan

yang baik ser takesabaran yang besar dalam penggunaanya.

Meskipun pada jamannya telah ditemukan mikroskop 2 lensa yang hampir mirip

dengan mikropskop saat ini, namun pada saat itu pembuatannya masih rumit

dibandingkan mikroskop ala Leewenhoek. Dan dengan keterampilan Leewenhoek

dalam membuat lensa, dia berhasil membuat mikroskop yang mampu yang

mampu memperbesar objek sampai 200 kali, sehingga gambar yang dihasilkan

lebih jelas dan lebih terang.

b. Mikroskop Elektron

Ernst Ruska adalah orang yang pertama kali menemukan mikroskop elektron. Dia

lahir di Heidelberg pada tahun 1906 dan meninggal pada tahun 1988. Menurutny

amikroskop elektron yang memiliki Panjang gelombang 1000 kali lebih pendek

dari gelombang cahaya dapat membuat objek terlihat lebih jelas dibandingkan
dengan menggunakan mikroskop cahaya yang perbesarannyad ibatasi oleh

besarnya Panjang gelombang cahaya. Dia membuat mikroskop electron

pertamanya pada tahun 1933. Atas prestasinya dalam optic electron ini, Ernst

mendapat penghargaan Nobel Fisika pada 1986.

c. Mikroskop Pendar (Fluorescences Microscope)

Mikroskop Pendar (Fluorescence Microscope), digunakan untuk memeriksa

spesimen yang diwarnai dengan pewarna pendar (fluorescent dye), juga untuk

mendeteksi benda asing.

d. Mikroskop Medan gelap (Dark – Field Microscope)

Digunakan untuk mengamati bakteri hidup, sehingga terlihat ciri morfologi yang

khas dalam keadaan hidup dan dalam suspense zatalir.

e. Mikroskop Fase kontras

Mikroskop merupakan tipe mikroskop cahaya yang memungkinkan kontras lebih

besar antara substansi dengan berbagai ketebalan atau berbagai indeks bias.

Dengan Teknik iniditemukan letakstruktur di dalam sel yang tidak diwarnai yang

tak teramati dengan mikroskop medan terang.

f. Mikroskop Majemuk

Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16

dan selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris. Hingga

pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah memiliki kemampuan perbesaran citra

sampai 30 kali. Ilmuwan Inggris Robert Hooke kemudian merancang mikroskop

majemuk yang memiliki sumber cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan.

Ia mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan

struktur mikroskopik gabuss ebagai "berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-
porinya tidak beraturan" dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1665.Hooke

menyebut pori-pori itu cells karena mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara

atau penjara. Yang sebenarnya dilihat oleh Hooke adalah dinding sel kosong yang

melingkupi sel-sel mati pada gabus yang berasal dari kulit pohon ekIa juga

mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi cairan. Pada

masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang kain,

menciptakan mikroskopnya asendiri yang berlensa satu dan menggunakanny a

untuk mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid,

khamir berse ltunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai

mengirimkan surat yang memerinci kegiatannya kepada Royal Society,

perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah satu suratnya,

Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur yang

diamatinya di bawahmikroskop. Ia nyebutnya diertjen atau dierken (Bahasa

Belanda : ‘Hewan kecil’ di terjemahkan oleh Animalcule dalam Bahasa Inggris

oleh Royal Society) yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern.

h. Mikroskop Cahaya

Mmempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang

berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop

cahaya memiliki tiga system lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan

kondensor. Lensa okuler pada mikroskop bias berbentuk lensa tunggal

(Monokuler) atau ganda (Binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat

tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah

tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat.


System lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi

objek dan lensa – lensa mikroskop lainnya.

C. Bagian – Bagian dan Fungsi Mikroskop

Menurut Abid Hukama (2015), bagian – bagian dari mikroskop yang

terdiri dari komponen – komponen optik dan non optic meliputi :

1. Lensa Okuler adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas

tabung, berdekatan dengan pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar

bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang

terbentuk berkisar antara 4 – 25 kali.

2. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini

menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir.

Ciri penting lensa objektif adalah memperbesar bayangan objek dengan

perbesaran beraneka ragam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya,

misalnya 10x, 40x dan 100x dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura

adalah ukuran daya pisah suatu lensa objektif yang akan menentukan daya spesie,

sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda

yang terpisah.

3. Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan

sinar atau cahaya.

4. Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar cahaya yang masuk dengan

mengatur bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma bagian bawah.

Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor.

5. Cerminmempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung,

berfungsi untuk memantulkan cahaya dan sumber cahaya. Cermin datar


digunakan apabila sinar cukup terang, dan cermin cekung bila sumber sinar

kurang. Cermin dapat lepas atau diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada

mikroskop model baru, sudah tidak ditemukan lagi dipasang cermin, karena sudah

ada sumber cahaya yang terpasang pada bagian bawah (kaki).

6. Pengatur kasar dan halus (Makrometer dan Mikrometer) komponen ini

letaknya pada bagian lengan dan berfungsi untuk mengatur kedudukan lensa

objektif terhadap yang akan dilihat. Pada mikroskop dengan tabung lurus/tegak,

pengatur kasar dan halus untuk menaikturunkan tabung sekaligus lensa pbjektif.

Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar dan halus untuk

menaikturunkan meja preparat.

7. Kaki berfungsi menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop. Pada

kaki melekat lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana (model

student).

8. Lengan, dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat

ditegakkan atau direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk memegang

mikroskop pada saat menindih mikroskop.

9. Meja Preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan di

lihat. Objek diletakkan di meja dengan dijepit dengan penjepit preparat. Dibagian

tengah meja terdapat lengan untuk dilewati sinar. Pada jenis mikroskop tertentu,

kedudukan meja tidak dapat dinaik atau diturunkan. Pada beberapa mikroskop,

terutama model baru, meja preparat dapat dinaik turunkan.

10. Tabung, pada bagian atas tabung melekat pada lensa okuler, dengan

perbesaran tertentu (15x, 10x, dan 15x). Dibagian bawah tabung terdapat alat

disebut revolver. Pada revolver tersebut terdapat lensa objektif.


11. Revolver merupakan bagian komponen yang digunakan untuk memilih

lensa objektif yang akan digunakan.

12. Reflektor (Cermin pengatur) memiliki fungsi untuk memantulkan cahaya

dari cermin ke objek yang di amati melewati lubang yang ada di meja objek.

Reflektor terdiri dari dua jenis cermin, yaitu cermin datar, digunakan saat cahaya

yang dibutuhkan terpenuhi, serta cermin cekung, digunakan saat kondisi

kekurangan cahaya. Menurut Mariyana Ana (2012), Refkektor, terdiri dari dua

jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk

memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di

meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya

yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan

cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.

D. Preparat Awetan

Adapun preparat awet yang digunakan adalah :

1. Ototlurik (otot rangka) menurut Sunny Wangko (2014)

Jaringan otot menyusun 40% - 50% dari berat bada total. Secara umum

fungsi jaringan otot ialah untuk pergerakan, stabilisasi posisi tubuh mengatur

volum organ dan termogenesis; diperkirakan 85% panas tubuh dihasilkan oleh

kontraksi otot. Sifat jaringan otot ialah ekstabilitas/iritabilitas, dapat berkontraksi,

dapat diregang tanpa merusak jaringannya pada batas tertentu, dan elastisitas.

Berdasarkan ciri – ciiri histologik, lokasi serta kontrol sistem saraf dan endokrin,

jaringan otot dikelompokkan atas jaringan otot rangka, otot polos, otot jantung.

Jaringan otot rangka terutama melekat pada tulang dan berfungsi

menggerakkan bagian-bagian skeleton. Jaringan otot ini tergolong otot


bercorak/striated karena pada pengamatan mikroskopik jaringan ini

memperlihatkan adanya garis/pita gelap terang bergantian. Jaringan otot rangka

bersifat volunter karena berkontraksi dan berelaksasi di bawah kontrol kesadaran.

Jaringan otot jantung juga tergolong otot bercorak tetapi kontraksinya tidak di

bawah kontrol kesadaran.

2. Colon (Usus besar)

Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem pencernaan

yang disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada di bagian

proksimal usus besar dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus.

Kolon dan Rektum bersama membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang

disebut usus besar. Kolon dan rektum memiliki fungsi untuk menghasilkan energi

bagi tubuh dan membuang zat-zat yang tidak berguna (Satyadeng, 2010).

Kelenjar intestinal pada kolon lebih panjang serta sel mangkok yang relatif

banyak dibanding dengan usus halus contohnya jejenum, sehingga permukaan

mukosa licin yang merupakan ciri usus besar terutama kolon. Ketebalan tunika

mukosa kolon adalah 37,5 ± 8,4 mm. Pada submukosa kolon tersusun oleh

jaringan ikat longgar yang didalamnya terdapat arteriola, venula, dan lemak.

(Suwiti, 2010).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada hari Selasa,

tanggal 29 Oktober 2019 pukul 10.00 – 12.00 WITA dan bertempat di

Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata Gowa.

B. Alat dan Bahan

Adapunalat dan bahan yang digunakan adalah :

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Mikroskop, alat tulis,

Handphone.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Otot lurik, colon.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah:

1. Mendengarkan penjelasan asisten.

2. Mengetahui bagian – bagian mikroskop.

3. Mengetahui fungsi bagian – bagian mikroskop.

4. Mengetahui cara menggunakan mikroskop yang baik.

5. Mengamati sediaan preparat awetan.

6. mendokumentasikan hasilpengamatan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mikroskop

Tabel 1.1 Gambar Literatur

Gambar Keterangan

1. Lensa okuler
15 2. Tabung mikroskop
3. Pengunci
4. Revolver
5. Lensa objektif
6. Penjepit preparat

13 7. Meja
8. Diafragma
12 9. Pengatur preparat
11 10. Makrometer
11. Mikrometer
12. Lampu
13. Kondensor
14.Tombol on/off
15. Knob tabung pengamatan
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Pengenalan Mikroskop, 2016
Tabel 1.2 Gambar asli
Gambar Keterangan
1. Lensa okuler
2 3
4 2. Revolver
1

15 5
3. lensa objektif
4. Penjepit Slide glass
14 5. Meja spesimen
6
6. Pengatur diafragma
7 7. Filter horder
8. Pengatur intensitas cahaya
13
9. Kaki
10. Knob switch on/off
11. Penggeser objek glass (x-axis)

8
12. Penggeser objek glass (y-axis)
13. Mikrometer
9

12
11 10
14. Makrometer
15. Knob tabung pengamatan
Sumber : Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019.
Tabel 1.3 Gambar Manual
Gambar Keterangan
1. Lensa okuler
2. Revolver
3. lensa objektif
4. Penjepit Slide glass
5. Meja spesimen
6. Pengatur diafragma
7. Filter horder
8. Pengatur intensitas cahaya
9. Kaki
10. Knob switch on/off
11. Penggeser objek glass (x-axis)
12. Penggeser objek glass (y-axis)
13. Mikrometer
14. Makrometer
15. Knob tabung pengamatan
Sumber : Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019.
2.Otot Lurik

Tabel 2.1 Gambar literature


Gambar Keterangan

1. Inti
1 2
3
2.Serat Otot

3.Unit kontruksi Otot

Sumber :Jurnal Biomedik Otot Rangka Sunny Wangko, 2014.

Tabel 2.2 Gambar Asli


Gambar Keterangan

1
2
3 1. Inti

2.Serat Otot

3.Unit kontruksi Otot

Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains


dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019.
Tabel 2.3 Gambar Asli
Gambar Keterangan

1. Inti

2.Serat Otot

3.Unit kontruksi Otot

Sumber : Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan


Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019

3. Colon

Tabel 3.1 Gambar literatur


Gambar Keterangan

a b
a. Sel - sel goblet
b. Lamina Propria
c c. Kelenjar Intestinal
d. Lamina Muskularis Mukosa
e. Tunika Submukosa

e d

Sumber : Jurnal Aktivitas anti kanker Pektin kulit Kakao terhadap jumlah sel
Goblet Kolon Kinanthi, 2015.
Tabel 3.2 Gambar Asli
Gambar Keterangan

a b
a. Sel - sel goblet
b. Lamina Propria
c
c. Kelenjar Intestinal
d. Lamina Muskularis
d Mukosa
e. Tunika Submukosa

Sumber : Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains


dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019.

Tabel 3.2 Gambar Manual


Gambar Keterangan

a. Sel - sel goblet


b. Lamina Propria
c. Kelenjar Intestinal
d. Lamina Muskularis Mukosa
e. Tunika Submukosa

Sumber : Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains


dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019.
B. Pembahasan

1. Mikroskop

Mikroskop adalah salah satu alatoptik yang sering digunakan dalam

melakukan percobaan ataupun praktikum. Alat ini digunakan untuk mengamati

organisme berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa.

Menurut Welman Hasiholan (2011), mikroskop merupakan instrument optic untuk

melihat benda yang berukuran terlalu kecil untuk dilihat dengan mata manusia.

Terdapat beberapa jenis mikroskop yang ada di masa kini, yaitu mikroskop optik

yang menggunakan cahaya untuk menampakkan bayangan yang dihasilkan dari

benda, mikroskop elektron, dan variasi mikroskop lainnya.

Adapun bagian – bagian dan fungsi mikroskop adalah :

a. Lensa okuler adalah lensa yang membentuk banyangan maya, tegak dan

diperbesar oleh lensa objektif. Pada lensa okuler ini pada umumnya mengalami

pembesaran 6,10. Sesuai dari pernyataan Abid Hukama (2015) bahwa lensa okule

rmerupakan bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa

ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif.

Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 – 25 kali.

b. Lensa objektif adalah lensa yang dekat objek yang akan di amati. Lensa

obejktif akan memperjelas bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. Dalam

menggunakan lensa objektif maka seorang pengamat harus mengoleskan minyak

emersi ke bagian objek fungsinya sebagai pelumsas yang akan memperjelaskan

banyangan benda. Hal ini sesuai dengan pendapat Mariyana (2012) yang

menyatakan bahwa Lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Di mana lensa ini di atur oleh

revolver untuk menentukan pembesaran lensa objektif.

c. Tabung mikroskop adalah bagian yang menghubungkan antara lensa okuler

dengan lensa ojektif. Tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus. Menurut

Maryadi (2015), di bagian atas tubus, melekat lensa okuler dengan perbesaran

tertentu (5x, 10x, atau15x). Di bagian bawah tabung terdapat alat yang disebut

dengan revolver. Pada revolver terdapat lensa objektif dengan perbesaran

beraneka ragam (10x, 40x atau 100x).

d. Makrometer (pemutar kasar) yaitu bagian yang menurunkan dan menaikkan

tabung mikroskop secara kasar. Menurut Mariyana (2012), yang mengatakan

bahwa makrometer (Pemutar halus) berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan

mikroskop secara secara cepat.

e. Mikrometer berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara

halus, dan bentuknya lebih kecil dari pada makrometer. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Mariyana (2012), yang mengatakan bahwa mikrometer berfungsi

untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih

kecil daripada makrometer.

f. Revolver adalah bagian yang mengatur pembesaran lensa objektif yang di

inginkan. Menurut Abid Hukama (2015), Revolver merupakan bagian komponen

yang digunakan untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan.

g. Cermin terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung.

Cermin ini berfungsi untuk memantulkan cahaya ke meja objek melalui lubang

yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan

ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka
menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. Hal

ini sesuai dengan pendapat Maryadi (2015), menyatakan bahwa cermin

mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung. Cermin datar

digunakan apabila sumber cahaya cukup terang, sementara cermin cukup

digunakan jika sumber cahaya kurang.

h. Diafragma adalah bagian yang mengatur besar kecil yang masuk pada objek

yang di amati Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya

yang masuk dan mengenai preparat atau objek yang di amati.Hal ini sesuai

dengan pendapat Mariyana (2012), mengatakan bahwa diafragma berfungsi untuk

mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

i. Kondensor adalah adalah bagian mikroskop yang mengumpulkan cahaya yang

di pantulkan oleh cermin dan di fokuskan ke objak. Hal ini sesuai dengan

pendapat Maryadi (2015), yang menyatakan bahwa Kondensor berfungsi untuk

mengumpulkan cahaya yang masuk.

j. Meja preparat adalah bagian mikroskop yang befungsi sebagai tempat sediaan

preparat yang di amati. Menurut Maryadi (2015), meja preparat merupakan

tempat meletakkan objek (preparat) yang akan dilihat.

k. Lengan mikroskop befungsi sebagai pengangan agar mudah dalam

memindahkan mikroskop. Menurut Maryadi (2015), lengan dapat ditegakkan

atau direbahkan karena adanya engsel yang melekat di antara kaki dan dan lengan.

Lengan digunakan untuk memegang mikroskop pada saat memindahkan

mikroskop.

l. Kaki mikroskop berfungsi untukmenopangataumenyanggamikroskop agar

tidakmudahjatuh.Menurut Abid Hukama (2015), kaki berfungsi menopang dan


memperkokoh kedudukan mikroskop. Pada kaki melekat lengan dengan semacam

engsel, pada mikroskop sederhana (model student).

2. Preparat awet

Adapun Preparat yang digunakan adalah :

a. Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menepel pada rangka

tubuh dan digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin

dan mendominasi tubuh vertebrata. Otot ini disebut lurik, karena pada otot ini

tampak daerah gelap (Aktin) dan terang (Miosin) yang berselang seling.

Gambaran histologik jaringan otot rangka memperlihatkan beratus – ratus sampai

beribu – ribu serat panjang, berbentuk silindrik yang disebut serat otot (Fiber).

serat otot terletak sejajar satu dengan lainnya. Diameter serat berkisar 10 -100 µm

dan panjang 100 µm, tetapi dapat mencapai 30 cm. Serat otot rangka berasal dari

fusi banyak sel kecil semasa embrio; oleh karena itu setiap serat otot mempunyai

banyak inti. Inti terletak ditepi, tepat dibawah sarkolema, bebas dari elemen

kontraktil. Mitokondria terletak dalam deretan diseluruh serat otot, berdekatan

dengan protein otot yang menggunakan ATP untuk kontraksi. Secara mikoskopik

dengan pembesaran tinggi pada sarkoplasma terlihat adanya benang – benang

halus yang disebut miofibril, terletak memanjang dan tersusun sedemikian rupa

sehingga terlihat pita gelap terang bergantian, hal ini yang menyebabkan serat otot

tampak bercorak garis melintang (Sunny Wangko, 2014).

b. Kolon atau usus besar dalam anatomi adalah bagian usus antara usus

buntu dan rektu . fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada
mamalia, kolon terdiri dari kolom Menanjak (Ascending), kolon Melintang

(Transverse), kolon Menurun (Descending), kolon Sigmoid, dan rektum.

Kolon dan rektum adalah bagian usus besar pada sistem pencernaan yang disebut

juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada dibagian proksimal usus

besar. Kolon dan rektum bersama membentuk suatu pipa panjang yang berotot

yang disebut usus besar. Kolon dan rektum memiliki fungsi untuk menghasilkan

energi bagi tubuh dan membuang zat – zat yang tidak berguna (Satyadeng, 2010).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum hasil yang dapat diperoleh adalah sebagai

berikut :

1. Mikroskop merupakan temuan ala toptik yang

digunakanuntukmelihatorganisme yang memilikiukuransangatkecil dan

tidakdapatdijangkau oleh matatelanjang.

2. Mikroskoptersusundalambeberapakomponenyakni :Lensaokuler,

lensaobjektif, revolver, diafragma, kondensor, makrometer, mikrometer, cermin,

kaki mikroskop, lenganmikroskop, tubus, meja, penjepitpreparat.

3. Prosedurkerjadalampraktikuminiadalah:

Mendengarkanpenjelasanasisten, Mengetahuibagian – bagianmikroskop,

Mengetahuifungsibagian – bagianmikroskop,

Mengetahuicaramenggunakanmikroskop yang baik,

Mengamatisediaanpreparatawetan, mendokumentasikanhasilpengamatan.

4. Cara yang tepat untuk mengamati preparat yaitu, letakkan preparat di

atas meja mikrosko, tepat di tas luban. Lalu jepitlah slide tersebut dengan

penjepit. Pada saat itu tabung berada pada jarak terjauh dengan meja mikroskop.

Pasang hingga terdengar bunyi ‘klik’. Kemudian turunkan tabung sampai berjarak

1 cm dari atas objek dengan pemutar kasar. Setelah itu, atur banyaknya cahaya

yang masuk dengan membuka diafragma iris dan mengatur cermin. Lihat melalui

lubang pengamat, carilah objek yang jelas dengan memutar tombol pemutar halus
naik atau turun. Kemudian, mendapatkan objek dengan bidang pandang yang

jelas, putar cakram mikroskop untuk mengarahkan lensa objektif perbesaran kuat

tepat di atas objek. Agar lebih jelas, atur kembali melalui pemutar halus sambil

mengamati lubang pengintai.

B. Saran

Saran untuk praktikum ini, agarnya alat – alat optik yang ada dalam

laboratorium mendapatkan perawatan yang baik, sehingga kenyamanan dalam

melaksanakan praktikum dapat tercipta.


DAFTAR PUSTAKA

Ana, Mariyana. 2012. Pengaruh Penguasaan Penggunaan Mikroskop Terhadap


Nilai Praktikum IPA Materi Pokok Organisasi Kehidupan Pada Siswa Kelas VII
di MTS Negeri Ketanggungan Brebes Tahun Pelajaran 2011 – 2012. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Anugrasari, Nurfitria. 2015. Mikroskop. Jawa Timur.

Andriani, Ririn. 2016. Pengenalan Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal.
Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo. Vol. 1 no 1.

Hartanti, Indah, dkk. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penemuan


Terbimbing Berbantuan Mikroskop Sederhana Untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Materi Sistem
Organisasi Kehidupan Pada Siswa SMP. Jurnal, Vol. 7, no. 1: h. 1397 –
1408.

Hasiholan, Welma. 2011. Modifikasi Mikroskop Sebagai Teleskop. Skripsi.


Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Depok.

Hukama, Abid. 2015. Pengendali Penempatan Posisi Preparat Pada Mikroskop


Digital Untuk Pengambilan Citra Panorana. Tesis. Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.

Iwan Permana, Suwarna. 2010. Optik. Duta Grafika. Bogor.

Maryadi. 2015. Pengaruh Pemanfaatan Vidio Berlatih Menggunakan Mikroskop


Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.
Skripsi. Semarang: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Peristiowati, Yuly dan Nurwijayanti. 2018. Biologi Dasar dan Biologi


Perkembangan. Sidoarjo. Indonesia Pustaka.

Satyadeng. 2010. Deteksi Virus Jc Pada Kolon Tumor dan Rektrum Tumor
Penderita Kanker Kolorektal. Jurnal Biotek, no. 2: h. 77-84.

Suwiti, Ni ketu, dkk. 2010. “Studi Histologi Usus Besar Sapi Bali”. Jurnal, no 2.
101-107.

Wangko, Sunny. 2014. Jaringan Otot Rangka Sistem Membran dan Struktur
Halus Unit Kontrakti. Jurnal Biomedik. Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado.

Anda mungkin juga menyukai