Anda di halaman 1dari 15

BAB III

HASIL PENGAMATAN

RSUD Muntilan memiliki visi dan misi yang diterapkan pada setiap
ruangan, salah satu misinya adalah menyelengarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangakau. Menyelengarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
dapat dilihat dari indikator mutu umum dan indikator mutu klinik yang terdapat di
RSUD Muntilan. Dari tujuan tersebut kami melakukan analisis fungsi manajemen
pengendalian ruang keperawatan di ruang Aster.
Ruang Aster merupakan salah satu ruang pelayanan rawat inap di RSUD
Muntilan. Ruang Aster adalah ruang rawat inap dengan pelayanan kelas VIP
Kapasitas Ruang Aster adalah sebanyak 10 tempat tidur yang seluruhnya kelas VIP.
Di ruang Aster bekerja secara tim, tim tersebut dibagi menjadi dua yaitu Tim I dan
Tim II. Tim I yang terdiri atas 1 katim dan 5 perawat assosiate bertanggung jawab
atas pasien dikamar VIP 1, VIP 2, VIP 3, VIP 6 dan VIP 7. Sedangkan untuk TIM
2 yang terdiri dari 1 katim dan 5 perawat assosiate bertanggung jawab atas pasien
dikamar VIP 4, VIP 5, VIP 8, VIP 9 dan VIP 10.

A. Indikator mutu umum


1. BOR (Bed Occupany Rate)
Rumus BOR:
Jumlah hari perawatan Rumah sakit X 100%
Jumlah Tempat Tidur X Jumlah hari dalam satu satuan waktu
Nilai BOR di ruang Aster dibanding dengan standar BOR menurut
Depkes RI 2005 (60%-80%), 3 bulan terakhir yaitu
BOR
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Maret April Mei
BOR 79,68% 64,33% 71,94%
Standar 60,00% 60,00% 60,00%

2. LOS (Length Of Stay)


Rumus ALOS :
Jumlah hari lama pasien dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup + Mati)
Nilai LOS di ruang Aster dibanding dengan standar LOS menurut Depkes
RI 2005 (6-9 hari ), 3 bulan terakhir yaitu

LOS
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
Maret April Mei
LOS 4,79 4,19 4,13
Standar 6,00 6,00 6,00
3. TOI (Turn Over Internal)
Rumus TOI:
(Jumlah tempat tidur X Periode)- Hari perawatan)
(Jumlah pasien keluar (Hidup-mati)
Nilai TOI di ruang Aster dibanding dengan standar TOI menurut Depkes
RI 2005 (1-3 hari ), 3 bulan terakhir yaitu

TOI
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
Maret April Mei
TOI 1,21 2,23 1,58
Standar 1,00 1,00 1,00

4. BTO (Bed Turn Over)


Rumus BTO;
Jumlah pasien keluar (Hidup + Mati)
Jumlah tempat tidur siap pakai
Nilai BTO di ruang Aster dibanding dengan standar BTO menurut
Depkes RI 2005 (40-50 kali pertahun menjadi 4-5 kali perbulan), 3 bulan
terakhir yaitu:

BTO
5,60
5,40
5,20
5,00
4,80
4,60
4,40
Maret April Mei
BTO 5,20 4,80 5,50
Standar 5,00 5,00 5,00
B. Indikator mutu klinik
1. 10 Kasus Penyakit Yang Berada Di Ruang Aster Pada Bulan Maret, April,
Dan Mei
Ruang Aster adalah ruang perawatan khusus pasien VIP sehingga tidak
terdapat spesifikasi kasus atau penyakit seperti ruang perawatan yang
lainnya. Berikut adalah rincian 10 besar kasus penyakit yang ditemui di
ruang aster pada bulan maret, april, dan mei.
a. 10 Kasus Penyakit Pada Bulan Maret 2019
No. Nama Penyakit Jumlah
1. Cerebral Infaction Unspesifik 5
2. Transien Cerebral Iskemik Attach 3
Unspesifik
3. HT Esensial 3
4. Demam Dengue 3
5. Mia 3
6. GA (Diare Kolitis Enteritis) 2
7. DM Nondependent Insulin Dengan 2
Komplikasi
8. Pneumonia Unspesifik 2
9. Dm Non Dependen Insulin Dengan 2
Komplikasi Pembuluh Darah
10. CHF 2
b. 10 Kasus Penyakit Pada Bulan April 2019
No. Nama Penyakit Jumlah
1. Cerebral Infarction Unspesifik 4
2. Chf 3
3. Dm Independen Tanpa Komplikasi 3
4. Close Fraktur Of-Lower Dan Of-Radius 2
5. Demam Dengue 2
6. Left Ventricular Failur 2
7. Anemia Unspesifik 2
8. DM Independen Dengan Komplikasi 2
9. Close Fraktur Of Shaft Of Tibia 2
10. Hydroneprosis With Renal And Uretral 1
Calcolus
c. 10 Kasus Penyakit Pada Bulan Mei 2019
No. Nama Penyakit Jumlah
1. Demam Dengue 9
2. Demam Thypoid 5
3. DM Non Dependen Insulin Dengan 2
Komplikasi Pembuluh Darah
4. Close Conclution 2
5. Bronkopneumonia 1
6. Urinary Track Infection 1
7. Dyspepsia 1
8. GEA 1
9. Cerebral Infaction 1
10. DM Non Dependen Insulin Tanpa 1
Komplikasi

2. Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan 10 kuisioner yag kami berikan kepada 10 pasien, 10 pasien
tersebut mengatakan puas dengan pelayanan di Ruang Aster.

3. Sasaran Keselamatan Pasien


RSUD Muntilan memiliki (angka) sasaran keselamatan pasien yang
disusun oleh komite PPI (Pengendalian Pencegahan Infeksi), berikut
penjabaran sasarab keselamatan pasien yang terdapat di ruang perawatan
Aster.
a. Kepatuhan Pemakaian Gelang Identitas Pada Pasien Rawat Inap
Pemakaian gelang identitas pada pasien rawat inap
merupakan protokol atau peraturan yang ditetapkan di seluruh ruang
perawatan di RSUD Muntilan. Pemakaian gelang identitas
dibedakan menurut jenis kelamin ; laki-laki dengan gelang identitas
biru dan perempuan dengan gelang identias merah muda. Gelang
identitas yang dikenakan pasien akan tertulis nama, nomor rekam
medis, jenis kelamin, dan tanggal lahir.
Berdasarkan hasil studi dokumen yang telah dilakukan oleh
kelompok kami, didapatkan data yang tertera pada grafik pada bulan
maret, april, dan mei.

Kepatuhan pemakaian gelang identitas pada pasien rawat inap


120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
maret april mei

pencapaian

b. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif yang terjadi di ruang Aster berdasarkan data
yang diambil dari MKKP pada bulan Maret, April, dan Mei sesuai
dengan grafik berikut :

100%
98,11%

94,64%

maret april mei

komunikasi efektif
c. Kepatuhan Pelabelan Obat High Alert
Berdasarkan hasil studi dokumen yang telah dilakukan didapatkan
data kepatuhan pelabelan obat high alert pada bulan Maret, April,
dan Mei yaitu 100%, dengan rincian tabel sebagai berikut :

kepatuhan pelabelan obat high alert


120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Maret April Mei

Kepatuhan pelabelan

d. Pengendalian Infeksi
Pengendalian infeksi merupakan salah satu indikator dari
standar keselamatan pasien. Temuan kasus yang terdapat dalam
indikator pengendalian infeksi adalah kejadian ISK (infeksi saluran
kencing), phlebitis, decubitus, dan sespsis. Berikut tabel temuan
kasus dalan program pengendalian infeksi.
Maret April Mei
Hari rawat 5,6 5 5,1
ISK - - -
Plebitis 1 - -
Decubitus - - 1
Sepsis - - -

e. Pengendalian Resiko Jatuh


Pasien rawat inap dengan resiko jatuh wajib dikaji dan
diberikan tanda tertentu sebagai peringatan dan tanda untuk selalu
waspada bagi keluarga dan petugas yang bertugas. Pengendalian
resiko jatuh yang diterapkan oleh RSUD Muntilan antara lain
pemasangan label segitiga kuning pada kasur pasien dan pemberian
stiker resiko jatuh pada gelang identitas pasien. Kami mengambil
sampling data pada bulan Januari, Februari, dan Maret dan
mendapatkan data yang berubah setiap bulannya. Angka tertinggi
untuk pengendalian resiko jatuh berada pada bulan Maret dengan
presentase 83,42%.

PENGENDALIAN RESIKO JATUH


pengendalian resiko jatuh

83,42%
82,86%

77,35%

Januari Februari Maret

4. Insiden keselamatan pasien


Keselamatan pasien merupakan hal utama dalam hal indikator mutu
klinis yang meliputi temuan kasus KTC (Kejadian Tidak Cidera), KNC
(Kejadian Nyaris Cidera), KTD (Kejadian Tidak Diinginkan), dan Sentinel
(Kejadian yang menyebabkan klien meninggal dunia).
Bulan Maret April Mei
Kejadian
KTC - - -
KNC 2 - -
KTD 1 - -
SENTINEL - - -
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah di dapat, kelompok menganalisa fungsi


penendalian mutu ruang rawat inap khusus pada Ruang Aster. Data yang telah
dianalisis yaitu indikator mutu umum dan indikator mutu klinik pelayanan.
A. Indikator Mutu Umum
1. BOR (Bed Occupany Rate)
Secara keseluhan nilai BOR pada bulan Maret, April, dan Mei di
Ruang Aster telah memenuhi standar dari Depkes RI tahun 2005 yaitu
minimal 60%. Pada bulan Maret nilai BOR di Ruang Aster mencapai angka
79,68% dan mengalami penuruan pada bulan April menjadi 64,33% dan
mengalami peningkatan kembali pada bulan Mei menjadi 71,94%.
2. LOS (Length Of Stay)
Secara keseluruhan nilai LOS di Ruang Aster pada bulan Maret,
April, dan Mei berada di atas standar dari Depkes RI tahun 2005 yaitu
minimal 6-9 hari perawatan. Nilai LOS yang dimiliki Ruang Aster pada
bulan Maret adalah 4,79, pada bulan April 4,19 dan pada bulan Mei 4,13.
Nilai LOS di rung Aster konsisten membaik dan melampaui standar yang
ada yang artinya pasien lama pasien dirawat di Ruang Aster lebih cepat
keluar dari RS dari standar yang ditetapkan.
3. TOI (Turn Over Internal)
Secara keseluruhan nilai TOI di Ruang Aster pada bulan Maret,
April, dan Mei telah memenuhi standar dari Depkes RI tahun 2005 yaitu
minimal 1 hari. Nilai TOI pada bulan Maret adalah 1,21 hari, pada bulan
April yaitu 2,23 hari, dan pada bulan Mei yaitu 1,58 hari.
4. BTO (Bed Turn Over)
Nilai BTO yang ada di Ruang Aster yang memenuhi standar Depkes
RI tahun 2005 pada bulan April dengan angka 4,80. Sedangkan pada bulan
Maret dan Mei, angka BTO di Ruang Aster mencapai angka 5,20 dan 5,50
yang tidak memenuhi standar BTO Depkes RI tahun 2005 yaitu 5.
B. Indicator Mutu Klinik
a. 10 Kasus Penyakit Yang Berada Di Ruang Aster Pada Bulan Maret, April
Dan Mei
Pada bulan Maret, April dan Mei pasien terbanyak yang masuk pada
tiga bulan terakhir tersebut adalah Demam Dengue dengan total sebanyak
14 kasus. Pasien yang masuk dengan penyakit Demam Dengue paliang
banyak adalah pada bulan Mei yaitu 9 pasien. Sedangkan pada bulan Maret
dan April pasien terbanyak yang masuk adalah dengan penyakit Cerebral
Infarction berturut-turut sebanyak 5 pasien dan 4 pasien. Kasus terbanyak
kedua seteh Demam Dengue adalah DM dengan Komplikasi yaitu sebanyak
8 pasien. Dapat disimpulkan bahwa kasus terbanyak yang ada di Ruang
Aster pada tiga bulan terakhir bukanlah benyakit infeksius yang dapat
menular pada pasien lainnya.
b. Kepuasan Pelanggan
Ruang Aster mendapatkan nilai 100% untuk kepuasan pelanggan yang
dinilai dari kuesioner yang telah disebarkan pada 10 sampel. Menurut data
yang diperoleh di Ruang Aster pelangan atau pasien mengatakan bahwa
perawat sangat ramah dan mengerjakan tugas-tugasnya dengan hati-tahi dan
teliti. Pelanggan juga mengatakan bahwa perawat dalam menanggapi
kuluhan pasien sangat sopan dan pengertian.
c. Sasaran Keselamatan Pasien
1. Kepatuhan Pemakaian Gelang Identitas Pada Pasien Rawat inap
Secara keseluruhan kepatuhan Ruang Aster dalam memberikan
gelang indentitas pada pasien rawat inap di bulan Maret, April dan Mei
telah patuh 100%. Petugas selalu memberikan gelang identitas tanpa
terjadi kelalaian pemberian gelang identitas menurut data dari PPI
RSUD Muntilan.
2. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif yang dinilai oleh PPI RSUD Muntilan adalah
melalui angka verifikasi verbal oleh DPJP di ruang rawat inap. Dan
menurut data meningkat secara signifikan komunikasi yang efektif di
ruang Aster dapat dinilai dari setiap tindakan yang dikaukan perawat
kepada pasien. Petugas tidak lupa untuk memberikan salam terapeutik
dan menjelaskan tujuan diberikannya obat atau tindakan.
3. Kepatuhan Pelabelan Obat High Alert
Secara keseluruhan kepatuhan Ruang Aster dalam memberikan
label pada obat high alert pasien rawat inap di bulan Maret, April dan
Mei telah patuh 100%. Petugas selalu melabeli obat high alert dan
melakukan dobel cek sebelum memberikan obat kepada pasien.
4. Pengendalian Infeksi
Pada pengendalian ifnfeksi yang diukur dari angka kejadian
ISK, phlebitis, decubitus dan sepsis. Pada bulan Maret terjadi kejadian
phlebitis sebanyak 1 kali. Pada bulan April tidak terjadi kasus infeksi.
Sedangkan pada bulan Mei terjadi kejadian decubitus sabanyak 1 kali.
Dari data yang telah didapatkan di Ruang Aster, pengendalian infeksi
cukup baik dan sempat tidak terjadi kejadian infeksi pada bulan April.
5. Pengendalian Resiko Jatuh
Menurut data yang telah didapatkan dari PPI RSUD Muntilan,
presentasi pengendalian resiko jatuh mengalami penurunan dari bulan
Januari ke Maret. Pada bulan Januari presentasi pengendalian resiko
jatuh mencapai 83,42%, pada bulan Februari 82,68%, sedangkan pada
bulan Maret turun menjadi 77,35%. Kemungkinan besar terjadinya
penurunan presentasi pada pengendalian resiko jatuh di Ruang Aster
karena ada salah satu atau beberapa hal terkait pencegahan resiko jatuh
seperti pemasangan label segitiga kuning pada kasur pasien dan
pemberian stiker resiko jatuh pada gelang identitas pasien tidak
dilakukan.
d. Insiden Keselamatan Pasien
Menurut data yang telah didapatkan di Ruang Aster pada bulan
Maret ditemui 2 kejadian KNC dengan kasus salah obat dan pasien jatuh,
serta pada bulan yang sama ditermui 1 kejadian KTD dengan kasus salah
dalam pemberian obat. Dari kejadian tang telah terjadi tidak ada kejadian
yang menyebakan cedera ringan maupun serius pada pasien. Namun,
kejadian seperti ini dapat terjadi akibat dari kelalaian petugas, sehingga
petugas perlu lebih berhati-hati dalam merawat pasien maupun dengan
berkolaborasi dengan keluarga pasien.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil analisis studi dokumen dari bulan Maret-
Mei 2019 di Ruang Aster RSUD Muntilan manajemen mutu umum yang
meliputi BOR, LOS, TOI, BTO sudah memenuhi standar semua sesuai dengan
yang ditetapkan oleh Depkes RI. Hal ini dapat dibuktikan dengan angka BOR
pada bulan Maret 79,68% April 64,33% dan untuk Mei 71,94% , sedangkan
untuk ketetapan standar menurut depkes sendiri minimal 60%. Untuk angka
LOS pada bulan Maret 4,79 April 4,19 dan untuk Mei 4,13, sedangkan untuk
ketetapan standar menurut depkes sendiri minimal 6-9 hari. Untuk angka TOI
bulan Maret 1,21 April 2,23 dan untuk Mei 1,58, sedangkan untuk ketetapan
standar menurut depkes sendiri minimal 1 hari. Angka BTO di RSUD Muntilan
bulan Maret 5,20 April 4,80 dan untuk Mei 5,50, sedangkan untuk ketetapan
standar menurut depkes sendiri yaitu 5.
Sedangkan untuk indikator mutu Klinik di ruang Aster RSUD Muntilan
yang meliputi 10 besar penyakit, kepuasan pelanggan dan sasaran keselamatan
pasien sudah memenuhi standar. Untuk 10 besar penyakit tertinggi yang dirawat
di ruang Aster selam 3 bulan terakhir terbanyak adalah Demam Dengue. Untuk
kepuasan pelanggan...... . sedangkan untuk sasaran keselamatan pasien yang
meliputi kepatuhan pemakaian gelang identitas, komunikasi efektif, kepatuhan
pelabelan obat high alert, pengendalian infeksi dan keselamatan pasien
menunjukan prosentase yang memenuhi standar. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan pemakain gelang identitas mencapai 100%, komunikasi efektif ...
kepatuhan pelabelan obat high alert 100%, untuk pengendalian infeksi hanya
ada 2 kejadian di bulan Maret dan Mei, sedangkan untuk pengendalian resiko
jatuh selama 3 bulan terkahir mengalami peningkatan.
B. Saran
Adapun saran yang diharapkan penulis kepada pembaca agar pembaca
dapat mulai menerapkan manajemen mutu dan manajemen klinik sejak dini
dengan sebaik mungkin. Terutama dalam mutu pelayanan keperawatan yang
diberikan kepeda klien dan pasien sehingga dapat menjadi perawat yang
profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Dirtjen Bina Upaya Kesehatan, 2011.

Huber, D.L. 2000. Leadership and Nursing Care Management. Philadelphia,


Pennsylvania.

Marquis, B.L & Huston C.J. 2013. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Alih bahasa Widyawati, dkk. Jakarta: EGC.

Marquis, Bessie L., Huston, Carol, J. 2010. Leadership Roles and Management
Function in Nursing: Teory & Aplication, 4 th Ed. New York: Lippincortt
Williams Wilkins.

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Sitorus, dkk. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit:


Penataan Struktur & Proses (sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat. Jakarta: EGC.

Swansburg, Russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan untuk Perawat Klinis. Alih bahasa Samba S, dkk. Jakarta EGC.

The National Database of Nursing Quality Indicators (NDNQI), 2007.

Anda mungkin juga menyukai