Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari

pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dan

berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Tuberkulosis yaitu

penyakit menular yang langsung disebabkan oleh Basil Tahan

Asam (BTA) yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis, lebih dari

80% menyerang paru-paru. Pengobatan dan pengendalian TB di

Indonesia menerapkan manajemen operasional strategis (Suarni,

Rosita, & Irawanda, 2013)

Berdasarkan World Health Organization (WHO) pada tahun

2015 menyebutkan bahwa terdapat 9,6 juta kasus TB paru di

dunia dan 58% kasus terjadi di daerah Asia Tenggara dan Afrika.

Tiga negara dengan insidensi kasus terbanyak tahun 2015 yaitu

India (23%), Indonesia (10%), dan China (10%) (Kasim, Soen, &

Hendranata, 2012)

Indonesia berada di peringkat ketiga jumlah kasus

tuberkulosis terbesar di dunia (528.000 kasus) setelah India dan

Cina. Dalam laporan serupa tahun 2009, Indonesia mengalami

kemajuan menjadi peringkat kelima (429.730 kasus) setelah

India,Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria. Namun demikian, tentunya


2

permasalahan dalam pengendalian TB masih sangat besar dan

Indonesia masih berkontribusi sebesar 5,8% dari kasus

Tuberkulosis paru yang ada di dunia (Wonosobo, 2010)

Berdasarkan data dari dinas kesehatan provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2013 dari 24 kabupaten/kota dengan jumlah

puskesmas 440 di Sulawesi selatan di dapatkan jumlah kasus

TBC sebanyak 8.902 jiwa dan Case notification rate (cnr) per

100.000 penduduk dengan presentasi jenis kelamin perempuan

sebanyak 3.643 jiwa (40,92%) sedangkan laki-laki sebanyak

5.259 jiwa (59,08 %) (Selogiri, 2018)

Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten

Bulukumba tahun 2018 dari 10 kecamatan terdiri 20 puskesmas

dan 1 Rumah sakit didapatkan jumlah kasus TBC sebanyak 237

dan jumlah kasus yang diobati laki-laki sebanyak 369 orang dan

perempuan sebanyak 268 .

Pelaksanaan strategi DOTS di puskesmas salah satunya

bertujuan mengurangi angka kesakitan dan memutus rantai

penularan. Secara umum penelitian ini bertujuan adalah untuk

mengetahui upaya pelaksanaan, kendala-kendala, manfaat dan

harapan dalam menjalankan program DOTS di 40 Puskesmas

yang berada dalam lingkup pembinaan Dinas Kesehatan

Kabupaten Subang (Kasim et al., 2012)


3

Kepatuhan berobat pasien merupakan salah satu faktor

yang menentukan dalam keberhasilan terapi, namun kepatuhan

untuk melakukan pengobatan oleh pasien tuberkulosis seringkali

rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan

berobat penderita tuberculosis (Selogiri, 2018)

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh bakteri Mycobacterium Tuberkulosis yang disebarkan melalui

droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberculosis. Tuberkulosis

paru masih menjadi tantangan dalam masalah kesehatan

masyarakat baik secara regional, nasional dan masalah global

(Luh, Dian, & Sari, 2017)

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ertati

Suarni, Yanti Rosita dan Vera Irawanda, 2013 dengan judul

“Implementasi Terapi DOTS (Directly Observed Treatment Short-

Course) pada TB Paru di RS Muhammadiyah Palembang”

menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian dan pembahasan

didapatkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

implementasi terapi TB Paru strategi DOTS di Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang (RSMP) dan mengidentifikasi faktor-

faktor yang mendorong dan menghambat implementasi DOTS,

guna perbaikan dan perencanaan strategi DOTS selanjutnya.

Penelitian dilakukan deskriptif retrospektif dengan desain

pendekatan evaluatif. Data diambil dari buku register TB Rumah


4

Sakit Muhammadiyah Palembang dari bulan Januari 2011–

Desember 2011. Data sekunder dari rekam medis berupa

pencatatan, pelaporan, dokumentasi program DOTS RSMP. Hasil

penelitian menunjukkan jumlah kasus TB yang diberi strategi

DOTS di RSMP tahun 2011 adalah 117 pasien, kasus terbanyak

laki-laki (68,37%), dan pada kelompok usia 25-44 tahun. Berdasar

tipe pasien 109 (93,2%) kasus baru dengan hasil pemeriksaan

sputum BTA (+) sebanyak 48 pasien (41,03%) (Suarni et al.,

2013)

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nita

Yunianti Ratnasari, 2018 dengan judul “Evaluasi Perilaku

Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Ditinjau Dari Faktor

Predisposisi Kejadian Tuberkulosis Di Puskesmas Selogiri,

Wonogiri “ dari hasil penelitian dan pembahasan didapatkan

Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional deskriptif

analisis dengan menggunakan alat pengumpul data berupa

kuesioner sebagai data primer dan kartu pengobatan pasien

(Form TB 01) sebagai data sekunder. Penelitian ini dilaksanakan

di Puskesmas Selogiri pada bulan Nopember sampai Desember

2017 yaitu pada pasien tuberculosis yang telah menyelesaikan

pengobatan selama 2 bulan atau lebih. Populasi seluruh pasien

tuberkulosis yang berobat di Puskesmas Selogiri, yang terdaftar

dari bulan Januari 2016 sampai Desember 2017. Pengambilan


5

sampel menggunakan teknik total sampling, dimana data primer

diperoleh peneliti dengan melakukan kunjungan ke rumah

responden, sementara data sekunder diperoleh dari P2

Puskesmas Selogiri. Hasil penelitian dari 23 total responden

selama menjalani pengobatan menunjukkan jumlah responden

yang patuh terhadap pengobatan tuberkulosis lebih kecil

dibandingkan responden yang tidak patuh, yaitu 10 responden

(43,47%) patuh sedangkan responden tidak patuh 13 (56,52%)

(Selogiri, 2018)

Berdasarkan data dari RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG

RADJA, didapatkan data dari tahun 2016 terdapat pasien tibi

sebanyak 1.162 orang dan pada tahun 2017 terjadi penurunan

pasien tibi yaitu sebanyak 501 orang dan terjadi peningkatan

yang signifikan ditahun 2018 yaitu sebanyak 504 orang

Berdasarkan penjelasan atau fenomena – fenomana yang

terjadi di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

mengenai “Hubungan Pelaksana Strategis DOTS (Directly

Observed Treatment Shortcouse) Dengan Efektifitas Kepatuhan

Berobat Pada Pasien Tuberklosis Paru DI RSUD H.ANDI

SULTHAN DAENG RADJA BULUKUMBA”


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan World Health Organization (WHO) pada tahun

2015 menyebutkan bahwa terdapat 9,6 juta kasus TB paru di

dunia Indonesia berada di peringkat ketiga jumlah kasus

tuberkulosis terbesar di dunia (528.000 kasus) setelah India dan

Cina.. Berdasarkan data dari dinas kesehatan provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2013 dari 24 kabupaten/kota dengan jumlah

puskesmas 440 di Sulawesi selatan di dapatkan jumlah kasus

TBC sebanyak 8.902 jiwa. Berdasarkan data dari dinas kesehatan

Kabupaten Bulukumba tahun 2015 dari 10 kecamatan terdiri 20

puskesmas dan 1 Rumah sakit didapatkan jumlah kasus TBC

sebanyak 485.

Pelaksanaan strategi DOTS di puskesmas salah satunya

bertujuan mengurangi angka kesakitan dan memutus rantai

penularan Kepatuhan berobat pasien merupakan salah satu faktor

yang menentukan dalam keberhasilan terapi, namun kepatuhan

untuk melakukan pengobatan oleh pasien tuberkulosis seringkali

rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan

berobat penderita tuberculosis

Berdasarkan hal tersebut di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah apakah ada “Hubungan Pelaksana

Strategis DOTS (Directly Observed Treatment Shortcouse) Denga


7

n Efektifitas Kepatuhan Berobat Pada Pasien Tuberklosis Paru DI

RSUD H.ANDI SULTHAN DAENG RADJA BULUKUMBA”

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relapan belum didasarkan pada fakta – fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga

dapat di nyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban yang emprit (Sugiyono, 2017)

“ Ada hubungan pelaksana strategis DOTS (Directly observed

treatment shortcouse) dengan kepatuhan berobat pada pasien

tuberklosis paru di RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA

BULUKUMBA “

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Antara Pelaksana Strategis

DOTS (Directly Observed Treatment Shortcouse) Dengan

Efektifitas Kepatuhan Berobat Pada Pasien Tuberklosis Paru

Di RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja

2. Tujuan Khusus
8

a. Untuk mengidentifikasi Pelaksana Strategis DOTS

(Directly Observed Treatment Shortcouse).

b. Untuk mengidentifikasi Efektifitas Kepatuhan Berobat

Pada Pasien Tuberklosis Paru Di RSUD H. Andi Sultan

Daeng Radja.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh

puskesmas sebagai referensi untuk memberikan Pelaksa

na Strategis DOTS (Directly Observed Treatment Shortco

use) Penelitian ini diharapkan bias memberikan pengetah

uan bagi masyarakat untuk meningkatkan kemandirian

pasien Tb paru baik pasien maupun keluarga pasien.

b. Menjadi bahan referensi bagi peneliti yang memiliki

hubungan terkait tentang penelitian ini.

2. Manfaat Aplikatif

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

khasanah pengetahuan baru, khususnya bagi peneliti

tentang Pelaksana Strategis DOTS (Directly Observed Tre

atment Shortcouse)Dengan Efektifitas Kepatuhan Berobat

Pada Pasien Tuberklosis Paru DI Rumah Sakit Andi

Sultan Dg Radja
9

b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang pentingnya Pelaksana Strategis DOTS

(Direcly Observed Treatment Shortcouse) terhadap kema

ndirian pasien baik kemandirian fisik, kemandiarin

psikologi, kemandirian social, dan kemandirian spiritual.


10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Tentang Tuberkulosis

1. Pengertian tuberculosis

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang

paling sering mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh

Mycobacterium Tuberculosis. TB dapat menyebar hampir ke

setiap bagian tubuh, termasuk meninges, ginjal, tulang, dan

nodus limfe. TB ditularkan ketika seorang penderita penyakit paru

aktif mengeluarkan organisme (Smeltzer, 2014)

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang

disebabkan kelompok bakteri Mycobacterium , yaitu Mycobacteriu

m tuberculosis. TB menular secara droplet infection atau

percikrenik, kumannya menyebar melalui udara pada saat bersin,

batuk, ataupun berbicara (Tunru, 2016)

2.

3. Faktor risiko

a. Kontak dekat dengan seseorang yang menderita TB aktif

b. Status gangguan imun (misalnya lansia, kanker, terapi

kortikosteroid dan HIV).

c. Penggunaan obat injeksi dan alkoholisme.


11

d. Masyarakat yang kurang mendapat layanan kesehatan

yang.

e. Kondisi medis yang sudah ada termasuk diabetes, gagal

ginjal kronis, silikosis, dan mal nutrisi.

f. Imigran dari Negara dengan insidensi tibi yang tinggi

(misalnya, Haiti, Asia Ternggara)

g. Institusionalisasi (misalnya fasilitas perawatan jangka

panjang, penjara)

h. Tinggal dilingkungan padat penduduk dan dibawa standar

(Smeltzer, 2014)

B. Tinjauan Teori Tentang Kepatuhan Berobat

Kepatuhan berobat pasien merupakan salah satu faktor

yang menentukan dalam keberhasilan terapi, namun kepatuhan

untuk melakukan pengobatan oleh pasien tuberkulosis seringkali

rendah (Selogiri, 2018)

Tingkat kepatuhan minum obat ternyata cukup tinggi. Hal

ini dapat dibuktikan dengan rendahnya angka lalai. Rendahnya

angka lalai disebabkan karena dalarn strategi DOTS dilaksanakan

pengobatan jangka pendek dan pengawasan rnenelan obat.

Dengan adanya pengawas minum obat yang berasal dari

keluarga penderita, kader atau petugas klinik, akan dapat

meningkatkan kepatuhan penderita yang secara tidak langsung

akan meningkatkan angka kesembuhan. Di Kabupaten Banggai


12

pengawasan menelan obat berasal dari keluarga penderita. Di

samping itu apabila ada penderita yang tidak mengambil obat

tepat waktu maka akan dikunjungi oleh petugas, Faktor lain yang

mempengaruhi yaitu adanya puskesmas mikroskopik, puskesmas

satelit, dan puskesmas pembantu pengobatan satelit dimana jarak

dari fasilitas kesehatan tersebut sangat dekat dengan penderita,

yang memungkinkan penderita untuk mengambil obat tepat

waktu, karena salah satu faktor yang menyebabkan tingginya

angka kasus lalai pada penderita adalah jauhnya jarak ke fasilitas

kesehatan sehingga penderita merasa malas untuk berobat. Dan

juga dalam strategi DOTS ini obat yang diberikan sesuai siandar

dan diberikan secara gratis pada seluruh pasien tuberculosis

(Tah, n.d.)

C. Tinjauan Teori Tentang Strategis DOTS (Direclty Observed

Treatment Shortcouse)

1. Pengertian strategis

Strategis DOTS (Direclty Observed Treatment Shortcouse )

adalah
13

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau metode yang

digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang

memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Dr. Kelana

Kusuma Dharma, S.kep., 2011) Desain penelitian yang di

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan

desain non eksprimental serta rancangan pedekatan Cross Sectio

nal.

B. Waktu Dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April – Mei 2019

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD H. ANDI SULTHAN

DAENG RADJA BULUKUMBA

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Menurut (Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.kep., 2011)

Populasi adalah suatu hasil penelitian yang akan diterapkan

(digeneralisir). Idealnya penelitian dilakukan pada populasi,

karena dapat melihat gambaran seluruh populasi yang unit

dimana hasil penelitian akan diterapkan. Populasi dalam


14

penelitian ini adalah semua pasien tibi yang berobat di RSUD

H. ANDU SULTHAN DAENG RADJA

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu (Sugiyono, 2017).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

1. Variabel Independen yaitu karakteristik dari subjek yang

dengan keberadaannya menyebabkan perubahan pada

variabel lainnya (Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.kep., 2011).

Variabel dalam penelitian ini adalah strategis DOTS (Directly

Observed Treatment Shortcouse).

2. Variabel Dependen

Variabel defenden merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas


15

(Sugiyono, 2017). Variabel dalam penelitian ini adalah

kepatuhan berobat pada pasien tuberculosis.

E. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mengukur atau menilai

variabel penelitian, kemudian memberikan gambaran tentang

variabel tersebut atau menghubungkannya. Sehingga penting

untuk menjelaskan variabel penelitian, meliputi variabel- variabel

yang diteliti, jenis variabel, defenisi konseptual dan operasional

(Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.kep., 2011).

1. Strategis strategis DOTS (Directly Observed Treatment

Shortcouse) adalah suatu strategis yang dilaksanakan

dipelayanan kesehatan atau dirumah sakit untuk mendeteksi

dan menyembuhkan penyakit tuberculosis.

kriteria Objektif

a. Mampu : jika skor ≥ 35

b. Tidak mampu : jika skor <35

2. Efektifitas kepatuhan berobat pada pasien tibi dalam

mengkonsumsi obat secara teratur sampai tuntas merupakan

salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam

pengobatan tuberculosis.

Kriteria Objektif

a. Teratur : jika skor ≥ 50

b. Tidak teratur : jika skor <50


16

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

oleh peneliti untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu

fenomena. Data yang diperoleh dari suatu pengukuran kemudian

dianalisis dan di jadikan sebagai bukti (evidence) dari suatu

penelitian (Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.kep., 2011).

Pengumpulan data yang digunakan variabel independent yaitu

berupa kuesioner dengan pendekatan skala likert selanjutnya

dilakukan uji validitas.Variabel dependen dalam penelitian ini

berupa kuesioner dan lembar observasi.

G. Tehnik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari responden yaitu dari hasil kuesioner yang disebutkan

kepada responden.Kemudian kuesioner yang telah diisi

dikumpulkan peneliti berupa strategis DOTS (Directly

Observed Treatment Shortcouse) dan kepatuhan berobat

oleh peneliti untuk diolah dan dianalisis. Data primer

karakteristik responden yaitu, usia dan pekerjaan.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA BULUKUMBA


17

H. Alur Penelitian

Proposal penelitian

Hipotesis: ada hubungan pelaksana strategis DOTS


(Directly observed treatment shortcouse) denganefektifitas
kepatuhan berobat pada pasien tuberculosis Di Rsud H.
Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba 2019

Populasi: dalam penelitian ini adalah semua pasien


tibi yang berobat Di Rsud H. Andu Sulthan Daeng
nnnsddDaengbbBULUKUKUBMMMMBULUKUMBA
Radja Bulukumba 2019

Sampel :

Instrument penelitian: observasi dan kuisioner


(angket)

Izin penelitian

Pengurus izin Stikes Panrita


penelitian Husada
Bulukumba
Variabel Varibel depende:
independen: kepatuhan bero
Pengumpulan
strategis DOST bat pada pasien
data
tibi
Analisa data :

kesimpula
n
saran

Gambar 4.2 Alur penelitian


18

I. Tehnik Pengelolaan Dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan

a. Editing, data yang terkumpul diperiksa dan di susun

urutannya serta di lihat apakah ada kesamaan dalam

pengisian dan bagaimana kosistensi jawabannya.

b. Coding, melakukan pengkodean sesuai dengan

alternatif jawaban yang ada untuk memudahkan entri

data.

c. Scoring, skor untuk setiap pertanyaan dalam kuisioner.

d. Entri data, memasukan data data yang telah dilakukan

pengkodean dengan menggunakan komputer pada

program data.

e. Cleaning, setelah data masuk. Maka selanjutnya

dilakukan pengecekan data yang masuk sudah benar

atau salah dengan cara melibatkan variasi data dalam

bentuk distribusi frekuensi melihat konsistensi data

antara variabel dengan croos table (tabel silang).

2. Analisis Data

Setelah data di olah menjadi suatu data yang di harapkan

(tepat dan konsisten) selanjutnya di lakukan analisa untuk

menjawab pertanyaan peneliti.

a. Analisa univariat
19

Analisa univariat dilakukan untuk menggambarkan

distribusi frekuensi variabel independent dan variabel

dependent.

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen. Uji

statistik yang digunakan adalah uji korelasi pearson dan jika

distribusi data tidak normal, maka digunakan uji alternatif

yakni uji spearman.

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu

adanya rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan

mengajukan permohonan ijin kepada instansi tempat penelitian

dalam hal ini di RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADAJ.

Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian

dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi :

Menurut (Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.kep., 2011)

terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian keperawatan

yaitu sebagai berikut :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia ( respect for

human dinity )

Penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia. Subjek memiliki hak asasi dan


20

kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian

( autonomy ). Tidak boleh ada paksaan atau penekanan tertentu

agar subjek bersedia ikut dalam penelitian. Subjek dalam

penelitian juga berhak mendapatkan informasi yang terbuka dan

lengkap tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan

manfaat penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan

merahasiakan informasi.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek ( respect for

privacy and confidentiality)

Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak

asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak

bisa dipungkiri penelitian menyebabkan terbukanya informasi

tentang subjek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai

informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin

identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang

lain.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna

bahwa penelitian dilakukan secara jujur , tepat, cermat, hati-hati

dan dilakukan secara profesional. sedangkan prinsip keadilan

mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan


21

dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan subjek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (

balancing harm and benefits ).

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian

harus mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

subjek penelitian dan populasi dimana hasil penelitian akan

diterapkan (beneficience). Kemudian meminimalisir resiko atau

dampak yang merugikan bagi subjek penelitian (nonmaleficience)

K. Jadwal Penelitian

No UraianKegiatan Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1 Penetapan Panitia
Penyusunan Buku
2
Panduan
3 Pengajuan Judul
4 Screening Judul
Penetapan
5 Pembimbingan
Persiapan
6 Pembimbingan
7 Penetapan Penguji
Pembimbingan
8 Proposal
9 Ujian Proposal
10 Pelaksanaan Penelitian
11 Ujian Hasil
Keterangan :

: Pelaksanaan Proposal

: Proses Penelitian

: PelaksanaanSkripsi
22

Struktur Organsasi :
PembimbingUtama : Nadia Alfira, S.Kep, Ns, M.kep
PembimbingPendamping : Hariyanti Haris S.Kep, Ns, Mes
Peneliti : Hardiyanti
23

Daftar Pustaka

Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kep., M. Ke. (2011). Metode Penelitian

Keperawatan Panduan Melaksanakan Dan Menerapkan Hasil

Peneliti. Jakarta Timur: Tim.

Kasim, F., Soen, M., & Hendranata, K. F. (2012). Observed Treatment

Shortcourse Sebagai Upaya Penanggulangan Tuberculosis Di

Puskesmas Yang Berada, 1(3), 134–143.

Luh, N., Dian, P., & Sari, Y. (2017). Pemanfaatan Sms Gateway Sebagai

Upaya Optimalisasi Program Dots Dalam Meningkatkan Kepatuhan

Minum Obat Pasien Tuberkulosis Paru J . Kes-Terpadu – Oktober

2017, 1(2), 54–63.

Selogiri, P. (2018). Evaluasi Perilaku Kepatuhan Berobat Penderita

Tuberkulosis Ditinjau Dari Faktor Predisposisi Kejadian

Tuberkulosis, 163–171.

Smeltzer, S. C. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Brunner&Suddarth

Edisi 12. Jakarta: Egc.

Suarni, E., Rosita, Y., & Irawanda, V. (2013). Implemen Tasi Terapi Dots

( Directly Observed Treatment Short- Course ) Pada Tb Paru Di Rs

Muhammadiyah Palembang Pendahuluan Penyakit Pengobatan

Dan Pengendalian Tb Di Menerapkan Manajemen Operasional

Organization ( Who ) Yaitu Strategi Strategi Dots Diartikan Sebagai "

Pengawasan Langsung Menelan Obat Who Menetapkan Enam

Program Stop Tb Paru Berdasarkan Keberhasilan Strategi Dots ,


24

Antara Lain Perluasan Dan Partnership Sebagai Strategi Nasional

Who Report On Global Tb Control Terjadi Peningkatan Kasus Tb Di

Mdgs Nasional Dan Provinsi . Pada Riskesdas Dalam Tuberkulosis ,

3(2).

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan

R&D. Bandung: Alfabeta, Cv.

Tah, I. T. E. N. (N.D.). Follow Up Pengobatan Penderita Tb Directly

Observed Treatment Shontcoufise Ggzr.

Tunru, I. A. (2016). Mycobacterium Tuberculosis ., 0–8.

Wonosobo. (2010). Hubungan Peran Pengawas Minum Obat Oleh

Keluarga Dan Petugas Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Perilaku

Pencegahan Dan Kepatuhan Klien Tbc Dalam Konteks

Keperawatan Komunitas Di Kabupaten Wonosobo, 1(2), 96–104.

Anda mungkin juga menyukai