Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GEOMETRI ANALIT RUANG

oleh
Vanny Septian
NIM 160311600210

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
BAB I
PENDAHULUAN

Pada Geometri Analitik Ruang, kita bekerja dalam dimensi tiga(R3). Untuk menentukan
posisi atau letak suatu titik, diperlukan suatu sistem koordinat. Dalam bab ini hanya dibicarakan
sistem koordinat dengan salib sumbu yang salin tegak lurus (karena sebenarnya salib sumbu tidak
saling tegak lurus).
Pada bab ini akan ada 4 sistem koordinat yang dipelajari yaitu sistem koordinat kartesius,
sistem koordinat polar, sistem koordinat silinder dan sistem koordinat bola.

1. Sistem Koordinat
1.1 Sistem Koordinat Kartesius
Koordinat cartesius atau koordinat siku-siku dikenalkan oleh dua orang ilmuwan dari perancis
yaitu Pierre Fermat dan Rene Descrates. Dasar pemikiran mereka adalah menunjukkan kedudukan
titik P pada bidang dengan dua bilangan yang ditulis dengan lambang (x,y).
Untuk menentukan posisi suatu titik, kita memerlukan sebuah system koordinat. Pada bagian
ini kita membahas tentang system koordinat cartesius. Dalam sebuah system koordinat cartesius,
terdapat dua buah sumbu yang saling tegak lurus (dimensi 2) dan terdapat tiga buah sumbu yang
saling tegak lurus (dimensi 3). Kita memfokuskan pembahasan pada dimensi 3, yaitu ada tiga buah
sumbu yang saling tegak lurus, misalnya sumbu x, y, dan z.
Ketiga sumbu tersebut menentukan tiga bidang yaitu bidang xy, yz, dan xz yang
membagi ruang menjadi delapan oktan (gambar 2.1). Terhadap titik P dalam ruang yang
berpadanan suatu bilangan berurut (x,y,z), yaitu koordinat cartesius yang mengukur jarak-jarak
berarah dari tiga bidang tersebut.
 X merupakan absis titik P, yaitu jarak titik P ke bidang YOZ
 Y merupakan absis titik P, yaitu jarak titik P ke bidang XOZ
 z merupakan absis titik P, yaitu jarak titik P ke bidang XOY
 atau disebut vector posisi dari titik P

Gambar 1.1 Sistem Koordinat Kartesius


Vektor posisi dari titik P(a,b,c) adalah dengan I,j,k berturut-turut
Gambar 1.2 Bilangan arah, Sudut arah dan Cosinus arah
merupakan vector-vektor satuan pada arah positif sumbu X,Y dan Z. Posisi titik p juga dapat

ditulis dengan a,b,c adalah bilangan arah dari

1.2 Sistem Koordinat Polar


Pada Sistem koordinat Polar, posisi titik P ditulis menggunakan 4 variabel yaitu

P(p,α,β,γ), dengan p= jarak titik pusat ke P = , sedangkan α,β,γ adalah sudut

antara dengan sumbu X,Y,Z positif.

P(p,α,β,γ)

1.3 Sistem Koordinat Silinder


Pada Sistem Koordinat Silinder, posisi suatu titik P, ditulis menggunakan 3
Variabel, yaitu P(r,θ,z)Perhatikan gambar dibawah ini
B. Jarak Dua Titik
Amatilah gambar paralel epipedum berikut ini

C. Koordinat yang Membagi Ruas Garis dengan Perbandingan m:n

Terdapat R yang membagi garis PQ, dimana R


(x,y,z) dengan perbandingan m:n. Gambarlah
PL,RN, dan QM bidang XOY. Dari gambar
tersebut diperoleh LNM adalah perpotongan
bidang XOY dengan bidang PRQMNL. Tarik
garis HRK sejajar LNM. Sehingga segitiga PRH
sebangundengan segitiga KRQ.

(karena tadi bidang XOY, maka)

berdasarkan rumus membagi bidang, sehingga

Jika R adalah titik tengah ruas garis PQ maka R membagi PQ dengan perbandingan m : n = 1 : 1.
Sehingga dengan mensubstitusikan nilai perbandingan maka didapatkan R =
Secara umum, perbandingan m:n = k, dimana k positif atau
negatif tergantung R terletak diantara PQ ataukah perpanjangannya. Jika k > 0 maka R terletak diantara PQ
-1 < k < 0 maka R terletak di perpanjangan QP (pada pihak P)
k = -1 maka menunjukkan suatu titik tak berhingga
k < -1 maka R terletak diperpanjangan PQ (pada pihak Q)

D. Vektor
Notasi suatu vektor dapat dituliskan dengan dua huruf besar serta suatu strip atau tanda panah di
atas huruf-huruf tersebut. Huruf pertama menyatakan titik awal dan huruf kedua menyatakan titik
ujungnya. Sering pula suatu vektor diberi nama dengan sebuah huruf kecil (yang dicetak tebal),
misalnya ,a atau , atau ataupun a . Besar panjang vektor ditulis |PQ| atau | |.
Suatu vektor dimana titik awal dan ujungnya berimpit disebut vektor nol. Vektor-vektor yang
terletak pada garis lurus yang sama atau sejajar disebut segaris. “vektor-vektor disebut sama jika
mereka segaris serta mempunyai panjang dan arah yang sama.”
Sebuah vektor yang arahnya berlawanan dengan vektor a tetapi mempunyai panjang yang sama,
dinya takan sebagai –a.

Jumlah dari vektor-vektor a dan b adalah sebuah vektor c = a + b, yang diperoleh dengan
menempatkan titik awal vektor b berimpit dengan titik ujung vektor a lalu menghubungkan titik
awal vektor a dengan titik ujung vektor b. metode ini disebut metode segitiga dari penjumlahan
vektor. Metode lain adalah metode jajaran genjang, yaitu dengan menempatkan titik-titik awal
vektor-vektor a dan b berimpit, lalu membentuk sebuah jajaran genjang dengan dua buah sisinya a
serta b. a + b adalah diagonal jajaran gejang tersebut, yang bertitik awal a dan b tersebut.

E. Vektor dan Sistem Koordinat

Suatu vektor disebut vektor satuan bila panjangnya satu. Maka bila a vektor dengan panjang | a| 0
maka a/| a| adalah vektor satuan yang searah dengan a. pandanglah sistem koordinat cartesian
berikut:

i yang titik awalnya titik (0,0,0) dan arahnya searah sumbu X positif;
j yang titik awalnya titik (0,0,0) dan arahnya searah sumbu Y positif;
k yang titik awalnya titik (0,0,0) dan arahnya searah sumbu Z positif.
Kita tulis :
I = 1i + 0j +0k i = [1,0,0]
J = 0i +1j +0k  j = [0,1,0]
k = 01 + 0j +1k k = [0,0,1]
1. Panjang Vektor Dengan Titik Awal 0
Pandanglah sembarang vektor a yang titik awalnya titik (0,0,0) dan titik ujungnya titik (a 1, a 2, a 3).
Jelas menurut metode segitiga bahwa a1i+ a2j+ a3k=[a 1 a2 a3] .
Bilangan-bilangan a1, a2, a3 disebut dengan komponen-komponen dari vektor a dan vektor itu
(yang titik awalnya adalah 0) disebut dengan vektor posisi (radius vektor) dari titik ( a1, a2, a3).

2. Panjang Vektor dengan Titik Awal Bukan Titik 0

Misalkan vektor p dengan titik awalnya adalah P ( )

dan titik ujungnya Q ( ).Jika ditarik vektor-vektor u dan

v, berturut-turut vektor posisi P dan Q maka:

F. Dot Product

Bila a dan b vektor-vektor, adalah sudut antara a dan b (0 pi) , maka: Dot product:
IaIIbI cosα =a.b
Jika a dan b adalah vektor-vektor, dan m merupakan skalar maka berlaku:
1. a.b = b.a
2. a.(b+c) = ab +ac
3. m(a.b) = (ma).b = a.(mb) = (a.b)m
4. bila a = [a1, a2, a3] , b = [b1 b2 b3] maka a.b =[ a1 b1 a2 b2 a3 b3]

5. + +

6. a.b = 0 (a 0, b 0) maka a tegak lurus b (ortogonal)


contoh: a = 3i +4j + 5k dan b = 2i+6j, tentukan cos !
jawab :
H. Arti Suatu Persamaan
Pada sistem koordinat cartesius XYZ suatu bidang dinyatakan sebagai sebuah persamaan yang terdiri
dari 3 variabel x,y,z. Bidang nyata misalnya mempunyai mempunyai persamaan derajat pertama
f(x,y,z) = Ax + By + Cz + D = 0. Suatu titik (x 0,y0,z0,) terletak pada suatu bidang F(x,y,z) = 0 apabila
terpenuhi F (x0,y0,z0) = 0. Persamaan yang bebas dari suatu peubah :
- Persamaan f(x,y) = 0 menyatakan sebuah permukaan silinder dengan semua garis pelukisnya sejajar sumbu Z
- Persamaan f(x,y) = 0 menyatakan sebuah permukaan silinder dengan garis pelukisnya sejajar sumbu Y
- Persamaan f(x,y) = 0 menyatakan sebuah permukaan silinder dengan garis pelukisnya sejajar sumbu X
Persamaan hanya mengandung satu peubah :
- Persamaan f(x) = 0 menyatakan himpunan bidang rata, yang sejajar bidang YOZ
- Persamaan f(y) = 0 menyatakan himpunan bidang rata, yang sejajar bidang XOZ
- Persamaan f(z) = 0 menyatakan himpunan bidang rata, yang sejajar bidang XOY
Contoh:
a. Persamaan x = 2 menyatakan sebuah bidang rata, yang sejajar bidang YOZ dengan jarak 2 (ke arah
sumbu positif).
b. Persamaan z2 – 4 = 0 menyatakan dua buah bidang rata z = 2 dan z = -2, yang sejajar
bidang XOY berjarak z
c. Persamaan y3 – 2y2 – y = 0 menyatakan tiga buah bidang rata y = 0 , y = 4, y = -2 yang
sejajar bidang XOZ
Vektor di atas merupaka vektor yang tegak lurus pada bidang rata yang dibentuk oleh a dan
b, dalam hal ini bidang rata V = Ax + By + Cz + D = 0. Dimana n = [A,B,C] disebut dengan vektor normal
dari bidang rata V = 0 tersebut. Dimana vektor normal tersebut akan memegang peranan penting di
dalam pembahasan suatu bidang rata. Dari persamaan (7) di atas, suatu bidang rata yang diketahui
melalui satu titik (x1,y1,z1) denganvektor normalnya [A,B,C] berbentuk:
A(x – x1) + B(y – y1) + C(z – z1) = 0 ……………………………………………………….(9)

Catatan 1:
Hal-hal khusus dari bidang rata V = Ax + By + Cz + D = 0 adalah:
1. Bila D = 0 maka bidang rata akan melalui titik asal O (0,0,0) dan sebaliknya, setiap bidang
rata yang melalui titik asal, persamaannya akan mempunyai harga D = 0.
3. Bila A = 0, bidang rata sejajar sumbu X
Bila B = 0, bidang rata sejajar sumbu Y
Bila C = 0, bidang rata sejajar sumbu Z
4. Bila A = B = 0, bidang rata sejajar bidang XOY
Bila A = C = 0, bidang rata sejajar bidang XOZ
Bila B = C = 0, bidang rata sejajar bidang YOZ
Catatan 2:
1. Jika persamaan (7.2)

kita tulis dalam bentuk dot product, maka akan menjadi:


O. Jarak Antara Sebuah Titik dan Sebuah Bidang Rata dan Jarak Antara Dua Bidang Sejajar
Pandang bidang =p . Kita akan menentukan jarak antara titik
R (x1,y1,z1) ke bidang V1. Selanjutnya kita buat V2 yang melalui R sejajar dengan V1. Jadi
vektor normal V1 dan V2 sama. Sedangkan jarak dari titik asal 0 ke V2 adalah p d
(tergantung letak V1 dan V2 terhadap titik 0).
P. Berkas Bidang Rata
Bidang-bidang V1 = A1x + B1y + C1z + D1 = 0 dan V2 = A2x + B2y + C2z + D2 = 0 berpotongan
menurut sebuah garis lurus. Setiap titik pada garis potong tersebut akan memenuhi
persamaan λ1V1 + λ 2V2 = 0, (dimana λ 1 dan λ 2 parameter). Persamaan di atas merupakan
himpunan bidang-bidang yang melalui garis potong V1 dan V2. Bila λ 1 0 kita dapat menulis
menjadi V1 + (λ 1/ λ 2)V2 = 0 atau V1 + λ V2 = 0 adalah persamaan berkas bidang melalui garis
potong bidang-bidang V1 = 0 dan V2 = 0.
Jika V1 dan V2 sejajar berkas bidang V1 + V2 = 0 merupakan himpunan bidang-bidang yang
sejajar V1 = 0 dan V2 = 0, dapat kita tulis menjadi: A1x + B1y +C1z = k, dimana k = parameter.

Tentukan persamaan bidang rata V yang melalui titik (0,0,0)


serta melalui garis potong bidang-bidang V1 = 2x+3y +24 = 0
dan V2 = x – y +2z =12

Pandang bidang-bidang rata V1 = 0, V2 = 0, dan V3 = 0


yang tidak terletak dalam sebuah berkas yang sama
(tidak berpotongan pada satu garis ataupun sejajar
satu sama lain). Persamaan V1 + λV2 + ìV3 = 0
merupakanmhimpunan bidang-bidang yang
melalui titik potong ketiga bidang disamping
(pada gambar melalui titik T), dan himpunan
Q. Jaringan Bidang Rata bidang-bidang rata itu disebut jaringan
bidang.
R. Persamaan Vektoris Garis Lurus

Anda mungkin juga menyukai