MAKALAH
Disusun oleh:
Amalia Rizkyani, S. Ked (G1A219028)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Permasalahan dalam Pelaksanaan Pelayanan Posyandu Di Wilayah
Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2019”, disusun sebagai
salah satu tugas Koas Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada dr. Emildan Pasai
selaku Kepala Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dan Kasubag TU, yang telah
memberikan informasi dan data dalam penyusunan tugas ini. Penulis juga
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh petugas
Puskesmas Putri Ayu, kader-kader posyandu, dan ibu-ibu yang telah
berpartisipasi menjadi narasumber dalam penyusunan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan
mutu pelayanan Posyandu di puskesmas, sehingga Posyandu dapat berjalan dan
berkembang secara optimal dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, serta
mampu berpartisipasi secara aktif bersama dengan Puskesmas dan lintas sektor
yang terkait dalam meningkatkan mutu pelayanan Posyandu untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tujuan khusus1
a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA.
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
d. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
e. Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera
2.1.3 Sasaran
2.1.4 Fungsi
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA).
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.1
2.1.5 Manfaat
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan
AKI, AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan
pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan
yang terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA.
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat
pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
4. Bagi Sektor Lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait
dengan upaya penurunan AKI, AKB dan AKABA sesuai kondisi
setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing
sektor.1
2.1.6 Lokasi
Kader Posyandu
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota
masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk
menyelenggarakan kegiatan Posyandu.Kader Posyandu menyelenggarakan
kegiatan Posyandu secara sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai
berikut 2:
a. Berasal dari anggota masyarakat setempat
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin
c. Berminat dan bersedia menjadi kader
d. Bersedia bekerja secara sukarela
e. Memiliki kemampuan dan waktu luang2
MEJA V MEJA IV
Pelayanan dan konseling Penyuluhan KIA termasuk
kesehatan dan gizi oleh petugas tumbuh kembang anak
kesehatan menggunakan buku KIA
Imunisasi Penyuluhan gizi termasuk
KIA-KB termasuk stimulasi, pemberian kapsul vitamin
deteksi dan intervensi dini A, tablet tambah darah dan
tumbuh kembang balita PMT (pemberian
Gizi termasuk penanggulangan Makanan Tambahan)
gizi kurang dan buruk serta Merujuk balita ke meja V
penyakit pada balita
Kader keluarga,
Petugas kesehatan masyarakat
Gambar 2.2 Pola Pelayanan Posyandu
b. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali
dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas
tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1
kali dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara
lain sebagai berikut:
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di
langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas,
pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya
diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka
Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut
diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan
kewenangannya.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi
kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan
anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.2
c. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)
1. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional
(Pokjanal) Posyandu kecamatan:
a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan
Posyandu
b. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu
c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu
secara teratur.
2.Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja
Posyandu desa/kelurahan
a. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk
penyelenggaraan Posyandu
b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada
hari buka Posyandu
c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan
tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
Posyandu
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau
sebutan lainnya
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu
secara teratur.
3. Instansi/Lembaga Terkait
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa (BPMPD). Berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan
pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat, pengembangan
jaringan kemitraan, pengembangan metode pendampingan
masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan
sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi
Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan
bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam
penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan
BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan
program dan anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian,
Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya,
berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai
dengan peran dan fungsinya masing-masing. Selain
dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan masih terdapat
beberapa unsur dinas/instansi/lembaga yang dapat melakukan peran
dan fungsinya dalam Posyandu namun untuk daerah-daerah tertentu
mungkin tidak terdapat unsur dinas/instansi/lembaga sebagaimana
tersebut diatas, karena struktur organisasi pada jajaran Pemerintah
Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota saat ini cukup bervariasi.
4. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
a. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan
kegiatan Posyandu.
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan
Posyandu.
c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan
desa/kelurahan.
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan
evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu
secara berkesinambungan.
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan
swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala
Desa/Lurah dan Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.
5. Tim Penggerak PKK
a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
b. Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu
c. Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu
d. Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP)
atau Sistim Informasi Manajemen (SIM)
6. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah
terbentuk)
a. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan
Posyandu
b. Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
c. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif
dalam kegiatan Posyandu
7. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu,
antara lain: pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan,
penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi organisasi
b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan
Posyandu
8. Swasta/Dunia Usaha
a. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk kegiatan Posyandu
b. Berperan aktif sebagai sukarelawan pelaksanaan kegiatan Posyandu2
2.2.4 Tingkat Perkembangan Posyandu
Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian,
pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan
metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu yang dikenal dengan nama
Telaah kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui
tingkat perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat
sbb:
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai
oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah
kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak
terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping karena jumlah
kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.Intervensi
yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih
rendah, yaitu kurang dari 50 %. Intervensi yang dapat dilakukan untuk
perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan
mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih
menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK di wilayah kerja
Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya lebih dari 50 KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Posyandu.2
2.2.5 Pembiayaan
a. Sumber Biaya1,2
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:1
A. Masyarakat
a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat
d. Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan,
zakat, infaq, sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan
sebagainya.
Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah terbentuk,
upaya pengumpulan dana dari masyarakat ini seyogyanya
dikoordinir oleh Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
B. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat
menunjang pembiayaan Posyandu.Misalnya dengan menjadikan
Posyandu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan yang
diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga,
yakni sebagai sukarelawan Posyandu.
C. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang
hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu.
Contoh kegiatan usaha yang dilakukan antara lain:
a. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
b. Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman
Obat Keluarga (TOGA)
D. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal
pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya
dalam bentuk sarana dan prasarana Posyandu yang bersumber
dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota,
APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB III
Anggrek I 15 (15,16)
Anggrek II 08 (8,9,10)
Anggrek IV 17 (17)
Solok Sipin
1. Anggrek V 21 (321,22,23)
(10 Posyandu)
Anggrek VI 06 ( 4,5,6,7,31)
Anggrek IX 11 (11,12)
Anggrek X 03 ( 01,02,03)
Melati I 11 ( 7,8,9,10,11,12)
Melati II 01 (1,2,3,20,21)
Murni
2. Melati III 17 (17,18,19)
(5 Posyandu)
Melati IV 13 (13,14,15,16)
Melati V 06 (4,5,6,7)
Bougenvil I 01 (1,2,3,24)
Bougenvil II 11 (10,11,12)
Bougenvil IV 17 (17,25,26)
Bougenvil VIII 19
Bougenvil IX 18
Bougenvil X 23
Teratai I 01 (1,2,3,4,33)
Teratai II 40 (2,23,34,40)
Teratai IV 19 (19,20,37)
Legok
4. Teratai V 25 (20,25,26,36)
(11 Posyandu)
Teratai VI 01 (1,2,3,4,33)
Teratai IX 18 (16,17,18)
Teratai X 30 (30,31)
Teratai XI 14 (14,15)
Kemuning 07 (7,8,9,10)
Teratai 18 (17,18,19)
Anda 21 20,21,22)
Alamanda 27 (23,25,26,27)
Melati 28 (24,28,29,30)
2. Pola Pelayanan
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi umumnya
sudah menerapkan sistem 5 meja namun masih ada beberapa posyandu
yang belum menerapkan sistem 5 meja dengan baik dikarenakan
kurangnya sarana dan prasarana seperti meja dan kursi serta pada waktu
kegitan tidak semua kader datang. Informasi ini diperoleh dari pengamatan
dan wawancara dengan kader Posyandu yaitu “jika ada bayi/balita yang
datang, dilayani oleh 1 atau 2 orang kader saja, jadi sistemnya saling
membantu tidak ada tugas tersendiri”. Begitu juga dengan petugas
kesehatan, dari hasil pengamatan, petugas kesehatan ikut serta dalam
penimbangan dan pengisian KMS. 8,9,10
3. Tempat Pelayanan
Pelayanan Posyandu biasanya di rumah ketua RT, rumah kader,
rumah warga, kantor lurah, PAUD, dan sebagainya. Tempat posyandu
masih dirasa belum maksimal dari segi kapasitas dan kenyamanannya
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Posyandu karena bayi/balita
merasa tidak nyaman dan mengajak segera pulang dan ibu-ibu menjadi
terburu-buru untuk pulang. Berdasarkan hasil pengamatan langsung ke
beberapa posyandu, beberapa posyandu memiliki fasilitas tempat duduk,
meja yang lengkap, tempat yang nyaman, dan ada beberapa posyandu yang
fasilitasnya belum lengkap, sehingga kegiatan posyandu berjalan kurang
maksimal di wilayah kerja Putri Ayu.
Hal ini di dapat langsung dari wawancara kepada ibu balita yang
membawa anaknya ke Posyandu. Kegiatan yang dilakukan posyandu
hanya pemeriksaan tumbuh kembang bayi dengan penimbangan, sehingga
ibu bayi dan balita merasa bosan, kalau bagusnya ada kegiatan seperti
lomba bayi atau balita sehat dan mendapatkan hadiah maka motivasi ibu-
ibu untuk datang ke posyandu akan meningkat.
Kurangnya
musyawarah
orgtua ke para
kader dan petugas Kurangnya
kunjungan
masyarakat ke
posyandu
Tempat Kursi
Kurangnya Pasien datang hanya
Posyandu sempit tempat
sistem 5 meja saat bulan vitamin A
menunggu
dan obat cacing
Kurangnya lahan tidak ada
untuk Posyandu Kurangnya
Kurangna pengetahuan Kurangnya
kader tentang kesadaran orgtua
perhatian pola pelayanan
masyarakat posyandu untuk memantau
Kurangnya tumbang anak
konstribusi
masyarakat
Kurangnya
pelatihan pada
kader Kurangnya
penyuluhan
Lingkungan Proses kepada orangtua
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Agar terwujudnya kegiatan pelayanan Posyandu yang optimal diharapkan
:
1. Jam pelaksanaan kegiatan posyandu sebaiknya disesuaikan dengan
masyarakat sekitar.
2. Menjalin dan meningkatkan kerja sama dengan Rt, Rw, tokoh yang
berpengaruh di tempat kegiatan posyandu.
3. Untuk pelayanan diposyandu sebaiknya melakukan sistem 5 meja.
4. Petugas dan kader posyandu diberikan pelatihan dan motivasi
5. Untuk tempat pelayanan posyandu dipilih tempat yang nyaman.
6. Hendaknya para kader selalu aktif dalam mencari dan mengajak
warga untuk datang ke posyandu.
7. Para kader yang telah dilatih harus bisa berkomunikasi yang baik
kepada warga
8. Berikan penyuluhan agar ibu- ibu rutin membawa bayi atau balitanya
ke posyandu.
9. Sesekali adakan lomba- lomba.
DAFTAR PUSTAKA
Kondisi Posyandu