Anda di halaman 1dari 50

Komplikasi Persalinan dipengaruhi:

Plasenta , membran, cairan amnion

Tali pusat dan fetus

Proses persalinan: Engagement ,


kontraksi uterus, Struktur tulang pelvik

Psikologis ibu
DISTOSIA

Pengertian
Persalinan lama, sulit atau abnormal yang disebabkan oleh
berbagai kondisi yang berhubungan dengan 5 faktor penting
persalinan

Jenis
- Persalinan disfungsional
krn kontraksi uterus tidak efektif/mengedan ibu (power)
- Gangguan struktur pelviks (passage)
- Masalah pd janin (passengers): presentasi, jumlah, bayi
besar
- Posisi ibu selama persalinan
- Respon psikologis ibu terhadap persalinan.
PERSALINAN MEMANJANG

PASSAGEWAY POWER POSISI IBU PSIKOLOGIS


PASSAGER

Kelainan letak Kelainan Posisi berbaring Kecemasan


Kontraksi Kekuatan ibu
janin/presentasi panggul/kelainan meningkat
uterus tidak meneran
janin/makrosemia jaringan lunak
adekuat
Kontraksi menurun Peningkatan
dan sirkuasi kortisol dan
Kelaian panggul atau terganggua katekolamin
Presentasi Presentasi bahu, Cefalo pelvik disporsisi
bokong Hipertonik Hipotonik
vertek Pembengkakan
servik/kelaianan
jaringan lunak Pemberian Posisikan
(CPD) Augmentasi tegak (berdiri, Kontraksi
Augmentasi Versi sefalik analgetik
(amniotomi dan berjalan tidak adekuat
(amniotomi dan eksternal induksi oksitosin) duduk,
induksi oksitosin) setengah
duduk, miring
kiri
Jika gagal Terapi
Persalinan music, pijat
persalinan Bedah
Persalinan pervaginam, jika dan edukasi
dengan bedah sesar
pervaginam, jika induksi gagal
sesar Kontraksi
induksi gagal persalinan
persalinan Kontraksi tidak dengan vakum
dengan vakum membaik membaik atau forcep
atau forcep

Persalinan Bedah Kontraksi Kontraksi tidak


pervaginam sesar adekuat adekuat
persalinan Augmentasi,
pervaginam persalinan
Jika forcep dan vakum pervaginam
tidak memungkinkan
persalinan dengan Bedah
sesar
PREMATUR LABOUR

Kelahiran sebelum usia kehamilan 37


minggu (20 – 37 minggu)
Terjadi perubahan serviks progresif
Kejadian 12,8% dari kelahiran hidup
Kontraksi setiap 5 – 10 menit, teratur slama
1 jam
Dilatasi servik lebih dari 2,5cm
FAKTOR RESIKO PRETERM

 Bacterial vaginosis
 Janin kembar
 Perdaraham trimester dua
 Berat badan sebelum kehamilan rendah
 Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
 Hydramnion
 Fetal abnormality
 Inkompeten cervix
Tanda dan gejala persalinan prematur

 Aktivitas uterus  kontraksi uterus lebih sering tiap


10 menit dan nyeri
 Rasa tisak nyaman kram abdomen bagian bawah,
kram seperti menstruasi yang nyeri, nyeri atau
tekanan suprapubik, tekanan atau rasa penuh pada
panggul, sering bekemih
 Sekret vagina lebih kental (mukoid) atau lebih
encer (berair), berdarah, coklat atau tidak berwarna,
peningkatan jumlah bau. Pecahnya selaput ketuban
Management Preterm Labor

 Fokus menghentikan kontraksi uterus sebelum dilatasi


3cm
 Mencegah kelahiran prematur:
Identifikasi dan mengatasi infeksi
Batasi aktifitas  lateral position
Hydration  meningkatkan vascular volume &
mencegah dehidrasi  gland pituitari merangsang
antideuretic dan oksitosin
Kolaborasi pemberian obat Tocolytic (Kontraindikasi
pada ibu dengan perdarahan & tidak efektif pada dilatasi
servik > 5cm)
OBAT TOCOLYTIC
Obat Efek Keterangan
Tocolytic
Magnesium Depresi pada reflek tendon, DJJ dan TTV maternal
sulfat distres pernafasan, lethargy, harus di monitor selama
pandangan kabur, sakit persalinan dan
kepala postpartum
Nifedipin Hypotensi, tachycardia, Monitor hypotensi &
peningkatan kadar
glukosa pada diabetes
Corticosteroid Peningkatan kadar gula Peningkatan surfactan,
darah maturitas paru – paru
bayi dan mencegah
perdarahan intracranial
Betamethasone Monitor edema paru, Diberikan 24 – 48 jam
hyperglycemia, perubahan sblum persalinan (< 34
DJJ minggu)
Terbulatine Takikardi, hipotensi, sakit Melemaskan otot polos
(Bethine) kepala, dan tremor
POSTERM LABOR

 Persalinan Usia kehamilan > 42 minggu


 Maternal risk: bayi besar, resiko disfungsi
persalinan, laserasi jalan lahir, persalinan dengan
forcep, SC,
 Fetal risk: CPD, hipoxia
 Placenta insufficiency  meningkatkan hipoxia pada
janin
 Penatalaksanaan dengan Induksi dan monitor
kesejahteraan janin (cairan ketuban & mekonium)
Premature Rupture of Membranes
(PROMs)

 Usia kehamilan < 37 minggu  Preterm Premature


Rupture Membrane (PPROMs)
 Infeksi dari ibu atau bayi  rupture membrane 
microorganism vagina dpt naik ke amniotic sac
Rupture Membrane (KPD)

Fokus tindakan/perawatan:
 ≥ 34 Mg  induksi dengan oksitosin bila tidak ada
kontraindikasi
 24 – 33 Mg  Bila terdapat abrupsio plasenta,
amnionitis, dan kematian janin lakukan persalinan
segera. Deksametason 6mg IM tiap 12 jam selama 48
jam atau betametason 12 mg IM tiap 24 jam selama
48 jam. Setelah terapi bayi bisa dilahirkan di usia 32 –
33mg.Serviks matang: induksi persalinan
 ≤24 Mg pertimbangan kondisi ibu  terminasi
kehamilan
Management PROM

 Bedrest
Hydration
Sedation
Antibiotik  infeksi
TINDAKAN DALAM PERSALINAN

Labor Induction

Forceps delivery and Vacuum


extraction

Delivery with Breech presentation

Cesarean Delivery
Labor Induction

 Induction of labour is the artificial initiation of


labour before its spontaneous onset to deliver the
feto-placental unit.
 Goal  to achieve a successful vaginal delivery that
is as natural as possible
INDUCTION OF LABOR & AUGMENTASI

Induction of labour
Membantu uterus untuk berkontraksi secara spontan
Augmentation of labour
Membantu meningkatkan kontraksi uterus untuk
meningkatkan kemajuan persalinan. amniotomi dan
pemberian oksitosin
Kontraksi uterus: oxytocin hormone (pituitary posterior)
berfungsi untuk merangsang kontraksi uterus
dapat diberikan untuk induction and augmentation
INDIKASI INDUKSI PERSALINAN

Maternal Fetal
 Infeksi/ Chorioamnionitis  Posterm
 PROM at or near term
 Suspected Fetal
 Hipertensi kehamilan ≥38 compromise
minggu
 Intrauterine growth
 Chronic hipertension
restriction
 Preeclampsia ≥ 37 minggu
 Postdates (> 41+0 weeks) or  Intrauterine fetal death
post-term (> 42+0 weeks)  Intrauterine death in a
pregnancy
prior pregnancy
KONTRAINDIKASI

 Genital herpes pada ibu


 CPD (cephalopelvic disproportion)
 Umbilical cord prolapse
 Plasenta previa
 Post SC dengan sayatan vertical
 Gawat janin
 abnormal fetal lie or presentation
 invasive cervical carcinoma
 previous uterine rupture
METODE INDUKSI

CAM Therapy Cervical Ripening


 Black haw  Non pharmacologic
 Black cohosh stripping membrane,
 Blue cohosh
amniotomy, mechanical
 Red raspberry
dilator (foley chatheters)
 Coitus
 Breast stimulation  Pharmacologic
 Female orgasm :prostaglandin E2,
 Acupunture misoprostol (oral, buccal,
 TENS (transcutaneous sublingual, vaginal,
electrical nerve rectal), oxytocin,
stimulation)
BISHOP SCORE

Interpretation:
< 6 the highest risk of CS
> 6 is predictive of a successful vaginal delivery
Lanjutan augmentasi

 Pemberian oksitosin: 2,5 – 5 unit dalam 500ml cairan Nacl


0,9% atau Dekstrose mulai dengan 8 tpm, dan tiap 30 menit
ditambah 4tpm kontraksi adekuat “MONITOR DJJ DAN
KONTRAKSI” jika hiperstimuli (kontraksi > 60 detik atau lebih
dari 4 kali dalam 10 menit HENTIKAN INFUS
Kontraindikasi: CPD (chephalopelvic disproportion), Plasenta
previa (sebagian, total), Tumor, kista ovarium, Tidak siap secara
psikologis, Distress fetal

 Kateter foley: kateter foley no 24  pastikan ujung kateter telah


melewati ostium uteri internum kemudian kembangkan kateter
dengan 10 ml aquadest sampai 12 jam . KONTRAINDIKASI:
riwayat perdarahan, ketuban pecah atau infeksi vagina

 MISOPROLTOL/citotex  membantu pelunakan cerviks


Assisted Vaginal Delivery - Forcep
Syarat Persalinan dengan
Forcep:
 Presentasi belakang kepala
atau muka dengan dagu di
depan, atau kepala
menyusul pada sungsang
 Pembukaan lengkap
 Penurunan kepala 0/5
(Hodge IV)
 Kontraksi baik dan ibu
tidak gelisah
 Ketuban sudah pecah
 Dilakukan di rumah sakit
rujukan
Assisted Vaginal Delivery – Vacuum
Extraction
Syarat Persalinan
Vacuum:
 Presentasi belakang kepala
(verteks)
 Janin aterm (>37
minggu)
 Pembukaan lengkap
 Kepala di H III-IV atau
1/5-2/5
Method of vaginal delivery with breech
presentation

Spontaneous • The fetus is expelled entirely spontaneously


without any traction or manipulation other
breech delivery than support of the new born

• The fetus is delivered spontaneously as far as the


Partial breech umbilicus but the remainder of the body is
extracted or delivered with operator traction and
extraction assisted maneuvers with or without maternal
expulsive efforts

Total breech • The entire body of the fetus is extracted by


extraction the obstrician
Breech presentation and delivery

Partial Breech & total


breech extraction
KONDISI KEGAWATAN
PERSALINAN
ROBEKAN JALAN LAHIR

Lakukan eksplorasi jalan lahir 


identifikasi sumber perdarahan
Irigasi pada tempat luka dan bersihkan
dengan antiseptik
Hentikan sumber perdarahan
Robekan Servik

 Paling sering terjadi pada


bagian lateral bawah kiri
dan kanan dari porsio
 Jahitan dilakukan secara
kontinu dimulai dari
ujung atas robekan 
kearah luar sehingga
semua robekan dapat
dijahit
 Bila perdarahan masih
berlanjut  1 g asam
traneksamat
RUPTURE PERINEUM
PERINEUM REPAIR
RESUSITASI JANTUNG PARU
PADA IBU HAMIL
Lanjutan…
GAWAT JANIN

 Dapat terjadi bila janin tidak mendapatkan


cukup oksigen  Hipoksia
Dapat terjadi bila:
Persalinan berlangsung lama
Induksi persalinan dengan oksitosin 
hipertonik
Perdarahan atau infeksi
Insufisiensi plasenta: posterm atau
preeklampsia
Diagnosis Gawat Janin

 DJJ < 100 x/menit di Luar Kontraksi


 DJJ > 180x/menit dan ibu tidak mengalami
takikardi
 DJJ irreguler
 Mekonium kental pada awal persalinan
Distosia bahu  McRoberts Manuver
Solusio Plasenta

Solusio Plasenta dengan Perdarahan (A) dan Perdarahan Tersembunyi (B)


Faktor Resiko

 Hipertensi gestasional atau kronik


 Trauma abdomen
 Riwayat solusio pada kehamilan sebelumnya
 Overdistensi uterus (hamil kembar,
polihydramnion))
Gambaran Klinik Solusio Plasenta

 Perdarahan perabdominam yang disertai nyeri uterus

tegang
 Syok yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar
 gawat janin atau janin sudah meninggal dalam

kandungan
 uterus - tegang, mudah terangsang

 Gunakan USG untuk menyingkirkan plasenta previa dan

melihat hematoma retroplasenter


ATONIA UTERI

 Ketidak mampuan Uterus  BERIKAN OKSITOSIN 10 IU


berkontraksi IM DILANJUTKAN 20 IU /
 Siapkan tindakan gawat 1000 ML RL/NaCl 0.9%
darurat
 Bekerja dalam tim  PASTIKAN PLASENTA LAHIR
 Bila syok , cari penyebab & LENGKAP, EKSPLORASI
atasi JALAN LAHIR
 Kosongkan kandung kemih
 Pencegahan : Manajemen  PERDARAHAN BERLANJUT,
aktif kala III UJI PEMBEKUAN DARAH

 PANTAU KESEIMBANGAN
CAIRAN
BAGAN PENANGANAN ATONIA UTERI
( MANDIRI )
Masase fundus uteri
Segera ssdh plasenta lahir
(maksimal 15 detik)

ya
Uterus kontraksi? Evaluasi rutin
tidak
Evaluasi / bersihkan bekuan darah /sel.ketuban
KBI maksimal 5 menit

Uterus kontraksi? Pertahankan KBI 1 – 2 mnt


ya
tidak Keluarkan tangan secara hati2
Lakukan pengawasan kala IV
Ajarkan keluarga KBE
Keluarkan tangan secara hati2
Suntik ergometrin 0,2 im
Pasang infus guyur
Oksitosin 20 I.U dlm 500 ml cairan gtt XXX/mnt
Lakukan KBI lagi
BAGAN PENANGANAN ATONIA UTERI
( MANDIRI )

Ajarkan keluarga KBE


Keluarkan tangan secara hati2
Suntik ergometrin 0,2 im
Pasang infus guyur dan 20 IU oksitosin dlm 500 ml cairan gtt XXX/mnt
Lakukan KBI lagi

ya Pengawasan kala IV
Uterus kontraksi ?

tidak Lakukan kompresi aorta abdominalis


Dapat diberikan misoprostol per rektal

Rujuk ke RS utk persiapan laparotomi


(bisa dilakukan pemasangan tampon kondom kateter)
Lanjutkan infus dan 20 IU oksitosin dlm 500 cc cairan infus gtt XXX /mnt
Temani ibu hingga ditangani di tempat rujukan
Tindakan Spesifik Atonia Uteri
 KBI (Kompresi  KBE (Kompresi
Bimanual Interna) Bimanual Eksterna)
Pengertian
Tali pusat menumbung pada saat ketuban
PROLAPSUS sudah pecah
TALI PUSAT Fokus Tindakan keperawatan
 Jika tali pusat berdenyut: janin masih
hidup
- Berikan O2 4-6 ltr/mnt
- Jika dalam kala I: dorong tali pusat ke
dalam dan lakukan persiapan SC
- Jika dalam kala II: persalinan dengan
vakum /forsep untuk presentasi kepala
dan bokong/sunsang, persalinan SC untuk
presentasi lintang dan siapkan resusitasi
neonatus
 Jika tali pusat tidak berdenyut: janin telah
meninggalKonseling untuk ibu dan
keluarga
 Posisi knee chest
PROLAPS
TALI PUSAT
RUPTUR
UTERI
Tanda – tanda:
Perdarahan
pervaginam darah
segar
Nyeri pada semua
lapang perut
Terdapat bandl
Gawat Janin
Bagian terendah janin
mudah didorong keatas
Bagian janin mudah
diraba melalui palpasi
abdomen
Faktor Risiko Ruptur uteri

 Persalinan dengan SC lebih dari satu kali


 Riwayat SC classic ( midline uterine incision )
 Riwayat SC dengan jenis “low vertical incision “
 LSCS dengan jahitan uterus satu lapis
 SC dilakukan kurang dari 2 tahun
 LSCS pada uterus dengan kelainan kongenital
 Riwayat SC tanpa riwayat persalinan spontan per
vaginam
 Induksi atau akselerasi persalinan pada pasien dengan
riwayat SC
 Riwayat SC dengan janin makrosomia
 Riwayat miomektomi per laparoskop atau laparotomi
Masalah Keperawatan yang mungkin
muncul

 Nyeri persalinan
 Antisipasi keadaan berduka
 Cemas
 Risiko ketidakseimbangan vomule cairan ibu
 Risiko cedera janin
 Risiko gangguan ikatan orang tua dan bayi
 Ketidakefektifan proses kehamilan-melahirkan
Lanjutan Askep
Diagnosis NOC NIC
Cemas b/d Setelah mendapatkan 1. Kaji tingkat kecemasan klien
persalinan intervensi keperawatan 2. Kaji perasaan dan pemahaman klien
prematur dan kecemasan berkurang, terhadap situasi saat ini
kemungkinan
dengan kriteria hasil: 3. Berikan kesempatan klien
neonatus
prematur - TTV dalam batas mengungkapkan perasaannya
normal 4. Damping klien saat klien cemas
TD (120/80 mmHg) 5. Libatkan keluarga untuk mendampingi
Nadi (60 – 80 x/menit) klien dan dukungan emosional untuk
Respirasi (16 – 24 memfasilitasi adaptasi
x/menit) 6. Bantu ibu mengidentifikasi dan
- Mengunkapkan menggunakan strategi adaptasi serta
perasaan tenang pendukung yang tepat untuk
- Kooperatif dengan mengurangi kecemasan
prosedur tindakan 7. Yakinkan ibu untuk berdoa agar lebih
tenang
- Melaporkan
8. Motivasi ibu untuk berserah pada tuhan
kecemasan berkurang
Yang Maha Esa
Lanjutan Askep

Risiko cedera Setelah mendapatkan 1. Monitor DJJ dan pergerakan janin


janin intervensi keperawatan tiap 15 menit
berhubungan tidak terjadi cedera 2. Posisikan klien side –lying dan
dengan janin, dengan kriteria upright
persalinan hasil: 3. Kolaborasi pemberian oksigen
memanjang - DJJ dalam batas dengan nasal canul
normal (120 – 160 4. Monitor pemberian oxitosin
x/menit) 5. Informasikan pada klien untuk
- Gerakan janin 5 kali relaksasi saat tidak ada kontraksi
dalam 20 menit 6. Berikan dukungan pada ibu bahwa
ibu bisa melahirkan bayinya
7. Berikan reinforcement positive
Lanjutan askep
Nyeri Setelah mendapatkan 1. Kaji karakteristik nyeri (skala,
persalinan intervensi keperawatan kualitas, kuantitas, region)
berhubun klien mampu beradaptasi 2. Kaji TTV
gan dengan nyeri persalinan, 3. Kaji faktor yang menurunkan toleransi
dengan dengan kriteria hasil: nyeri
kontraksi - Klien menyampaikan 4. Kaji ekspresi non verbal
uterus nyeri berkurang skala 5. Lakukan massage therapy pada klien
(induksi) 3–5 6. Ajarkan relaksasi nafas dalam
- Klien beradaptasi 7. Ajarkan keluarga melakukan massage
terhadap nyeri therapy pada punggung
- Klien mampu (sacrum)/counter pressure
melakukan relaksasi 8. Informasikan pada klien penyebab
nafas dalam nyeri
9. Motivasi klien melakukan relaksasi
- Keluarga mampu nafa dalam saat muncul kontraksi
melakukan massage 10.Berikan reinforcement postitif
terapy

Anda mungkin juga menyukai