Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PROTEKSI TANAMAN

Pengukuran Intensitas Penyakit Tanaman

Kelompok : 2

Alfian Hafid Maulana (J3G118069)

Hendrizal Rafli (J3G218133)

Jihan Khairunnisa (J3G218138)

Nicolas Handewo (J3G218126)

Tasya Ananda (J3G118010)

Shafira Aliifa (J3G218127)

Zahra Kamila (J3G218123)

Dosen :

Hagia Sophia Khairani, SP, M.Si

Asisten :

Dara Arubi, SP
Fadhila Akmaliyah, SP

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2018
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman sakit adalah tanaman yang mengalami ketidaknormalan yang sifatnya
tidak sementara, disebabkan oleh adanya gangguan yang terus – menerus dari
sesuatu, baik berupa makhluk hidup ataupun tidak hidup. Contohnya tanaman layu
karena kekurangan.
Ketidaknormalan pada tanaman disebut gejala penyakit, penyakit tanaman
merupakan rangkaian dan perubahan gejala yang muncul sejalan dengan
perkembangan penyakitnya. Rangkaian tersebut disebut sindrom. Penyakit tanaman
disebabkan oleh penyebab abiotik (bukan makhluk hidup) dan penyebab biotik
(makhluk hidup). Penyakit abiotik disebut penyakit noninfeksius(tidak menular),
sedangkan biotik infeksius (menular). Tanaman yang sakit akan berpengaruh pada
produksi dari tanaman itu sendiri, karena secara tidak langsung kualitas (mutu)
maupun kuantitas dari komoditi tersebut akan menurun bahkan dipandang buruk oleh
konsumen.
Pengukuran intensitas penyakit dengan cara menghitung banyaknya jumlah
tanaman dilahan tidak mungkin dilakukan dikarenakan keterbatasan waktu,tenaga,
biaya dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan sampling untuk mengambil
tanaman contoh yang akan diamati, dengan syarat tanaman yang diambil harus
mewakili seluruh populasi tanaman misal dengan tidak megambil tanaman dipinggir
atau pada petak-petak tertentu. Setelah sampling, dilakukan skoring dengan tujuan
supaya bisa menentukan seberapa parah penyakit tersebut. Dua komponen dalam
intensitas penyakit , yaitu insidensi ( kejadian ) penyakit dan severitas ( keparahan
penyakit).

1.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kejadian penyakit dan mengidentifikasi
tingkat keparahan penyakit bercak pada daun kacang tanah dengan mengamati gejala
penyakit yang terlihat, serta dapat menganalisis pengaruh penyakit tanaman terhadap
produksi tanaman tersebut dari tingkat kejadian dan keparahan penyakit yang terjadi
pada suatu komuditas.
BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu danTempat


Kegiatan praktikum “Pengukuran Intensitas Penyakit Tanaman” ini dilakukan
pada hari Jum’at, 14 Desember 2018. Dimulai dari pukul 14:00-17:00 WIB.
Di Laboratorium GG Benih 01 Kampus SV-IPB Gunung Gede

2.2 Alat dan Bahan


Sample tanaman kacang tanah yang sakit dan sample tanaman kacang tanah yang
sehat, alat tulis,buku praktikum Dasar-dasar Proteksi Tanaman dan kalkulator.

2.3 Metode
Mahasiswa pada setiap kelas praktikum dibagi menjadi 5 kelompok kecil. Setiap
kelompok mengamati 1 set yang terdiri dari atas 10 daun tetrafoliate kacang tanah sakit
dengan berbagai berat gejala, kemudian melakukan pengukuran insidensi dan severitas
penyakit menggunakan rumus dan pedoman diatas. Setiap kelompok dijadikan sebagai
ulangan, sehingga satu kelas praktikum memiliki data pengamatan kelas dengan 5
ulangan.
Praktikan mencocokkan keparahan gejala penyakit bercak Cercospora sp. kacang
tanah dengan diagram skor dan skala kerusakan pada daun kacang tanah. Dalam satu
kelompok setiap individu melakukan pengamatan keparahan penyakit dari 10 sample,
rataan severitas setiap pengamatan individu menjadi rataan data satu kelompok. Data
rataan dari satu kelompok dibandinkan dengan hasil pengamatan dari kelompok lain,
sehingga masing-masing praktikan memiliki data rekapitulasi dari setiap kelompok.

Insidensi Penyakit ( IP ) : Severitas Penyakit :


IP = ( n/N ) x 100% SP = ( ∑ ni.vi/N.V ) x 100%
Keterangan : ni= jumlah tanaman skor ke-i
n = Jumlah tanaman terinfeksi vi= skor i
N = Jumlah seluruh tanaman N = Jumlah tan. diamati
V = skor kategori serangan berat
Tabel Skoring Penyakit :

Luas serangan (%) Skor


0 0
0< x ≤ 15 1
15< x ≤ 30 2
30< x ≤ 45 3
45< x ≤ 60 4
>60 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
IntensitasPenyakit (%)
Kelompok
Insidensi Severitas
1 70 % 24,86 %
2 100 % 38,28 %
3 80 % 32,00 %
4 90 % 37,70 %
5 90 % 39,00 %
Rata-rata 86 % 34,37 %

Setiap anggota melakukan percobaan masing-masing, kemudian diambil rata-ratanya.


Contoh perhitungan : Kelompok 2

∑ 𝑛𝑖×𝑣
Severitas penyakit = × 100%
𝑁×𝑉

(0×0)+(1×7)+(2×0)+(3×2)+(4×0)+(5×1)
= × 100%
10×5

(0+7+0+6+0+5)
= × 100%
50

18
= 50 × 100%

= 36%

𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖


Insidensi penyakit = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 100%

10
= 10 × 100%

= 100%
3.2 Pembahasan

Mahasiswa diajarkan bagaimana cara menghitung intensitas penyakit melalui


kejadian penyakit dan keparahan penyakit. Pada praktikum ini, setiap anggota kelompok
melakukan pengamatan perorangan terlebih dahulu, lalu hasilnya di akumulasikan dan di
rata-ratakan. Tingkat severitas penyakit paling ringan terdapat dikelompok 1 dengan
presentase 24,86%, sedangkan severitas paling berat terdapat pada kelompok 5 dengan
presentase 39%. Untuk kejadian penyakit presentase paling sedikit terdapat pada
kelompok 1 yaitu 70%, sedangkan presentase kejadian penyakit paling banyak terdapat
pada kelompok 2 yaitu 100%.

Skoring dengan skala lebih sedikit ataupun skoring dengan skala lebih banyak
tidak bisa dijadikan sebagi acuan seberapa bahaya penyakit tersebut karena metode
scoringnkurang menggambarkan keparahan penyakit dibandingkan dengan metode
proporsi langsung yang dengan langsung menentukan presentase serangan penyakit pada
daun yang diamati berdasarkan perbandingan luas daun yang menunjukkan gejala dan
presentase tersebut langsung dimasukkan kedalam rumus perhitungan, sehingga
perhitungan dengan metode proporsi langsung menjadi lebih tepat.

Teknik skoring penyakit harus dikuasai, selain bermanfaat dalam pembelajaran


mata kuliah proteksi tanaman, skoring juga sangat bermanfaat dalam menhitung
keparahan penyakit. Jadi ketika kita menemukan suatu kasus penyakit di lahan kita tidak
akan asal menebak atau berspekulasi tanpa ada asumsi yang kuat atau mengarang tentang
sebuah kasus penyakit itu. Kita jadi mempunyai dasar atau ilmu untuk memberikan
dalam sebuah kasus dalam hal ini adalah intensitas penyakit tanaman. Selain itu kita jadi
tahu langkah pengendalian untuk mencegah atau setidaknya mengurangi keparahan
penyakit yang ditimbulkan. Dan dengan skoring pula lita bisa tau apa yang harus
dilakukan agar tidak kehilangan banyak hasil saat produksi.
SIMPULAN

Dari data yang tercantum diatas dapat disimpulkan bahwa kejadian penyakit dan
keparahan penyakit merupakan dua hal yang berbeda. Suatu tanaman yang memiliki
tingkat kejadian tinggi belum tentu memiliki tingkat keparahan tinggi. Hal ini disebabkan
pada setiap penilaian severitas bersifat subjektif, jadi mungkin setiap orang memiliki
penilaian yang berbeda pada setiap penilaian severitas penyakit. Kejadian penyakit dan
keparahan penyakit juga sangat berpengaruh terhdap suatu produktivitas suatu komoditas,
dengan kata lain tingginya kejadian dan keparahan penyakit pada tanaman akan berimbas
pada tingginya kehilangan hasil yang akan terjadi pada tanaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.materipertanian.com/pengertian-hama-dan-penyakit-tanaman/
[Minggu, 16 Desember 2018]

http://widi-klan-agribisnis3.blogspot.com/2014/02/penyakit-tanaman.html
[Minggu, 16 Desember 2018]

http://hamdayanty08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/kejadian-penyakit-dan-
keparahan-penyakit-pada-beberapa-komoditan-tanaman-di-leuwikopo/
[Minggu, 16 Desember 2018]

Anda mungkin juga menyukai