Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah kehamilan 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak
begitu kuat sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Pembukaan pada primigravida
1 cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut
maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
Kondisi yang menggambarkan peristiwa yang dirasakan oleh ibu bersalin pada
persalinan kala I, yaitu rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur;
keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada
serviks; terkadang ketuban pecah dengan sendirinya; serviks mulai membuka (dilatasi)
dan mendatar (effacement).
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai persalinan kala I
terutama tentang tanda dan gejalanya.

RUMUSAN MASALAH
Apakah definisi dari persalinan Kala I?
Apa sajakah tanda dan gejala dari persalinan Kala I?
Bagaimana contoh kasus dari persalinan Kala I?

TUJUAN
Mengetahui definisi persalinan Kala I
Melakukan identifikasi awal persalinan Kala I yaitu tanda dan gejalanya
Memberikan salah satu contoh kasus dari persalinan Kala I

METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah yang berjudul ”Tanda dan
Gejala Kala I Persalinan” ini adalah melalui metode pustaka yaitu dari beberapa referensi
buku.

BAB II

TINJAUAN TEORI

PERSALINAN
Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan
(janin yang viabel, plasenta, dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar.
( Hellen Farrer, 1999:118)

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi


yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (FK UNPAD, 1983:167).

Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu :


Kala pertama dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10
cm), proses ini terbagi dalam dua fase yaitu fase laten (8 jam) servik membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka dari 3 cm sampai 10 cm,
kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
Kala dua dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Kala tiga dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala empat dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum
(Prawirohardjo, 2006:296).

FISIOLOGI PERSALINAN KALA I


Fase kala I :
Fase Latent : fase pembukaan servix dari 0 – 3 cm dan memakan waktu ± 8 jam
Dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm
Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
Tidak terlalu mules
Fase aktif : pembukaan lebih cepat,
Kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit
Lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules
Pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (10cm)
Terdapat penurunan bagian terbawah janin

Fase aktif terbagi dalam :


Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3-4 cm dicapai dalam 2 jam
Fase kemajuan maksimal, dari 4-9 cm, memakan waktu 2 jam
Fase decelerasi (kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9-10 mencapai waktu 2
jam.
(Mochtar, 1998:94)

GEJALA TERJADINYA KALA I PERSALINAN

Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang diartikan sebagai keadaan terlihatnya
mukus atau lendir (acapkali lendir tersebut mengandung bercak darah) yang keluar dari
vagina. Mukus berasal dari servix dan selama kehamilan berfungsi sebagai sumbat
pelindung. Kemunculannya menunjukkan bahwa servix sudah mulai berdilatasi.
Sejumlah kecil darah dapat menyertai mukus (kadang-kadang darah muncul sendiri).
Darah ini berasal dari ruptura pembuluh-pembuluh kapiler yang halus di dalam serviks
(ketika serviks mulai membuka) dan dari desidua yang ada di bawah korion (ketika
desidua terangkat dari dinding uterus bagian bawah pada saat segmen bawah uterus mulai
meregang).

(Helen Farrer, 1999:125-129)

Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.

Serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Dilatasi serviks diketahui
atau dipastikan dengan pemeriksaan pervaginam.

Pembentukan tonjolan ketuban

Tonjolan ini terasa tegang pada saat his dan dapat mengalami ruptur.
Ruptura selaput amnion dapat terjadi setiap saat dalam proses persalinan, tetapi
biasanya terjadi pada akhir kala I persalinan. Ruptura amnion juga dapat terjadi
sebelum persalinan dimulai sehingga peristiwa ini tidak bisa dianggap secara kaku
sebagai tanda dimulainya persalinan. Jika cairan amnion sudah ditemukan
sebelum atau sesudah persalinan dimulai sementara engagement kepala dalam
panggul belum bisa dipastikan, pemeriksaan pervaginam harus dilakukan oleh
dokter atau bidan untuk mengetahui apakah terjadi prolapsus funikuli. (Helen
Farrer, 2001:130-131)

TANDA TERJADINYA KALA I PERSALINAN


Beberapa perubahan yang terjadi pada masa persalinan :
HIS/ Kontraksi
Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering, teratur dan
menimbulkan ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri, merupakan tanda
persalinan yang sebenarnya kalau his tersebut berlanjut terus dan semakin
meningkat frekuensinya. His dapat dirasakan oleh pemeriksa ketika uterus
menjadi keras dan tegang. Pasien mungkin mengeluhkan perasaan terganggu
yang dimulai dari bagian punggung dan kemudian menyebar di sekitar abdomen
bawah. (Mochtar, 2002:93)
Tekanan Darah
TD meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg, diastolik 5-10mmHg,
antara kontraksi TD normal. rasa sakit, cemas, dapat meningkatkan TD (Helen
Farrer, 1999:125-129)
Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara
berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal. peningkatan
ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output,
pernafasan dan cairan yang hilang. (Helen Farrer, 1999:125-129)
Suhu tubuh
Suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5-1C) karena peningkatan
metabolisme terutama selama dan segera setelah persalinan. (Helen Farrer,
1999:125-129)
Detak Jantung
Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga
dengan peningkatan metabolisme. sedangkan antara kontraksi detak jantung
mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan. (Helen Farrer,
1999:125-129)
Pernafasan
Terjadi peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme. hipeventilasi yang lama dapat menyebabkan alkalosis. (Helen
Farrer, 1999:125-129)
Perubahan pada ginjal
Poliuri(jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan,
disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus
dan peningkatan aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal
selama persalinan (Helen Farrer, 1999:125-129)
Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalianan dan
akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca
persalinan kecuali pada perdarahan postpartum. (Helen Farrer, 1999:125-129)
Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya
kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi
rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan
lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm,
yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.

Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang
berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi
akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat,
kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang
paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa
seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan
jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala
II.

(Helen Farrer, 1999:125-129)


BAB III

KASUS

Ny. D umur 22 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu 2 hari, janin tunggal hidup intra uteri, puki,
pres bel kep dalam persalinan kala 1 fase aktif, fisiologis.
Gejala yang dirasakan ibu pada fase aktif adalah :
Keluar lendir darah dari jalan lahir sejak jam 05.00
VT : V/U/V tenang, porsio lunak, pembukaan 6 cm, Effisemen 60 %, KK (+), teraba kepala,
UUK kiri depan, moulage (-), kepala turun Hodge II, tidak teraba bagian lain, STLD (+)
Tanda yang dirasakan ibu pada fase aktif adalah:
His : 3 kali dalam 10 menit, lama 30 detik, intensitas kuat.
TABEL OBSERVASI KALA I

Tgl/Jam TTV HIS DJJ


TD N R S Frekuensi Lama Intensitas
22/10/08

08.30 80 3 35 Kuat 136

09.00 80 4 45 Kuat 136

09.30 84 4 45 Kuat 140

10.00 84 36 4 50 Kuat 140

11.30 84 4 50 Kuat 140

12.00 84 5 60 Kuat 140

12.30 84 5 60 Kuat 140

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada gejala kala I persalinan fase aktif berdasarkan kasus :

Bloody Show (lendir Darah)


Kasus : Keluar lendir darah dari jalan lahir sejak jam 05.00
Teori : salah satu gejala kala 1 persalinan adalah Bloody Show sebagai keadaan
terlihatnya mukus atau lendir (acapkali lendir tersebut mengandung bercak darah) yang
keluar dari vagina. (Helen Farrer, 1999:125-129)
Menurut kasus yang ada ada kesesuaian antara kasus dan teori.
Terjadi Dilatasi dulu kemudian Efficement
Kasus : Pembukaan 6 cm, effacement 60 %
Teori : Serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Dilatasi serviks
diketahui atau dipastikan dengan pemeriksaan pervaginam.
Menurut kasus yang ada, ada kesesuaian antara kasus dan teori.
Pada tanda kala I persalinan fase aktif berdasarkan kasus :

HIS/ Kontraksi
Kasus : His 3 kali dalam 10 menit, lama 30 detik, intensitas kuat.
Teori : Kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit dan lama kontraksi 40 detik atau lebih
dan mules.
Pada kasus yang ada terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian. Dimana kesesuaian terjadi
pada HIS 3 kali dalam 10 Menit, ketidaksesuaian terdapat pada lama kontraksi, yaitu
pada kasus terjadi 30 detik dan pada teori 40 detik.
Dari data yang di peroleh pada Asuhan Kebidanan Ny. D umur 22 tahun G1P0A0 hamil 40
minggu 2 hari. Pada kasus ini pengkajian kala I fase aktif, terdapat beberapa kesesuaian dan
ketidaksesuaian, yaitu :

Data Subyektif

Menurut Mochtar (2002: 93) rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering,
teratur dan menimbulkan ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri, merupakan tanda
persalinan yang sebenarnya kalau his tersebut berlanjut terus dan semakin meningkat
frekuensinya. His dapat dirasakan oleh pemeriksa ketika uterus menjadi keras dan tegang.
Pasien mungkin mengeluhkan perasaan terganggu yang dimulai dari bagian punggung
dan kemudian menyebar di sekitar abdomen bawah.

Dalam kasus Ny D mengatakan mengalami nyeri pada pinggang karena kenceng-


kenceng yang terjadi secara teratur. Dan dari data observasi diperhatikan bahwa semakin
bertambah hisnya hal ini sesuai dengan teori bahwa his semakin bertambah.

Menurut Helen farrer (1999: 125-129) Tanda-tanda mulainya persalinan adalah


keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang diartikan sebagai keadaan terlihatnya
mukus atau lendir (acapkali lendir tersebut mengandung bercak darah) yang keluar dari
vagina. Mukus berasal dari servix dan selama kehamilan berfungsi sebagai sumbat
pelindung. Kemunculannya menunjukkan bahwa servix sudah mulai berdilatasi.

Dalam kasus Ny D usia 22 tahun G1P0A0 mengatakan bahwa keluar lendir darah
lewat jalan lahir. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala dimulainya kala 1 persalinan
dimana terjadi bloody show.

Data Obyektif
Kala pertama dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10
cm), proses ini terbagi dalam dua fase yaitu fase laten (8 jam) servik membuka sampai 3
cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka dari 3 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif. Prawirohardjo (2006:296).
Kala 1 ada 2 fase, fase laten dan fase aktif :
Fase aktif : pembukaan lebih cepat,
Kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit
Lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules
Pembukaan dari 4 cm sampai lengkap(10cm)
Terdapat penurunan bagian terbawah janin
Fase aktif terbagi dalam :
Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3-4 cm dicapai dalam 2 jam
Fase kemajuan maksimal, dari 4-9 cm, memakan waktu 2 jam
Fase decelerasi (kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9-10 mencapai waktu 2
jam.
(Mochtar, 1998:94)

Menurut Helen Farrer (1999:125-129) tanda-tanda persalinan kala I adalah


Serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Dilatasi serviks diketahui
atau dipastikan dengan pemeriksaan pervaginam. Menurut Helen Farrer (1999: 126 )
Serviks akan tertarik ke atas sehingga mengalami effacement.
Menurut Mochtar (2002:93) salah satu tanda kala 1 : HIS/ Kontraksi yaitu Rasa
sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering, teratur dan menimbulkan
ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri, merupakan tanda persalinan yang
sebenarnya kalau his tersebut berlanjut terus dan semakin meningkat frekuensinya. His
dapat dirasakan oleh pemeriksa ketika uterus menjadi keras dan tegang. Pasien mungkin
mengeluhkan perasaan terganggu yang dimulai dari bagian punggung dan kemudian
menyebar di sekitar abdomen bawah.
Menurut Hellen Farrer (1999 :125-129)Detak jantung akan meningkat cepat
selama kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan metabolisme. sedangkan antara
kontraksi detak jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan.
DJJ Normal 120-160x / menit (Mochtar 2002:93). Terkadang ketuban pecah dengan
sendirinya. (hellen Farrer (1999:124)

Dalam kasus ini, Ny D keadaan pembukaan 6 cm, dengan effacement 60%, teraba
kepala, kepala turun HODGE III. Terjadi His : 3 kali dalam 10 menit, lama 30 detik,
intensitas kuat.
Tabel Pemantauan Kala I
Tgl/Jam TTV HIS DJJ
TD N R S Frekuensi Lama Intensitas
22/10/08

08.30 80 3 35 Kuat 136

09.00 80 4 45 Kuat 136


Tgl/Jam TTV HIS DJJ
09.30 84 4 45 Kuat 140

10.00 84 36 4 50 Kuat 140

11.30 84 4 50 Kuat 140

12.00 84 5 60 Kuat 140

12.30 84 5 60 Kuat 140

Ketuban pecah pukul 11.55 WIB, warna jernih jumlah kurang dari 500 ml, dan lama
KALA I 6 jam 55 menit.

Dari kasus data kasus Ny D didapatkan hasil pembukaan 6 cm, hal ini sesuai
dengan teori dimana kala 1 aktif membuka dari 4 cm – 10 cm. Terlihat Efficement 60%,
hasil pemeriksaan VT ini sesuai dengan teori, dimana dalam pemeriksaan didapat dilatasi
dahulu baru effacement dimulai.

Dari hasil VT didapat Teraba kepala bayi dan kepala turun HODGE III, hal ini
sesuai dengan tanda kala I aktif dimana terjadi penurunan bagian terbawah janin. Dan
dalam data tercatat terjadi 3 x HIS dalam 10 menit dengan lama 30 detik. Dalam hal ini
terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian, dimana dalam tanda kala 1 terjadi HIS 3 x
dalam 10 menit, hal ini sesuai dengan kasus Ny D, kemudian Lama HIS menurut Mohtar
1998 :94 his terjadi 45 detik atau lebih, pada kasus Ny D saat pengkajian pertama datang
lama HIS 30 detik, hal ini tidak sesuai dengan teori. Selanjutnya dalam observasi Kala 1,
didapatkan data bahwa HIS terjadi selama 45 detik dan meningkat seterusnya, sehingga
hal ini sesuai dengan teori.

Dari table observasi kala I Ny D , DJJ tercatat meningkat dan termasuk dalam
batas normal DJJ. Ketuban pecah pukul 11.55 WIB, warna jernih jumlah kurang dari 500
ml, hal ini sesuai dengan tanda dari kala 1 dimana terjadi ketuban pecah.
Dari data dipastikan Kala I berlangsung 6 jam 55 menit dari masa aktif fase
kemajuan maksimal , pada teori dari kala aktif terjadi selama 6 jam, hal ini sesuai dengan
teori bahwa kala I terjadi berkisar 6 jam.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari kasus Ny. D umur 22 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu 2 hari, janin tunggal hidup intra
uteri, puki, pres bel kep dalam persalinan kala 1 fase aktif, fisiologis terdapat kesesuaian tanda
dan gejala dengan teori yang ada , yaitu diantaranya adalah :
nyeri yang disebabkan oleh bertambahnya his
keluar lendir darah lewat jalan lahir (bloody show)
terjadi penurunan bagian terbawah janin.
terjadi HIS 3 x dalam 10 menit
terjadi ketuban pecah.
terjadi berkisar 6 jam.
frekuensi his semakin bertambah
DJJ Normal 120-160x / menit
Selain itu juga terdapat ketidaksesuaian tanda dan gejala dengan teori yang ada , yaitu
diantaranya adalah :
Lama kontraksi 40 detik atau lebih, sedangkan pada pasien Ny. D lama kontraksi 30 detik
Pada Primigravida, serviks mengalami effacement dilanjutkan dilatasi, sedangkan pada
pasien Ny. D serviksnya mengalami dilatasi dilanjutkan effacement

SOAL DAN JAWABAN


Anik Parmudika : Mengapa terjadi Tonjolan Ketuban dalam gejala kala I persalinan?
Galuh Wida A : Terjadi Tonjolan ketuban karena adanya penurunan bagian terbawah
janin, dimana terjadi dorongan dari adanya HIS sehingga bagian terbawah janin semakin
menekan kebawah dan terjadi pmbukaan, sehingga akibat penekanan yang kuat maka
terbentuk benjolan air ketuban di bagian pembukaan.
Ade Noprianti : Bagaimana penjelasan dari Perubahan Hematologi ?
Liana Maria U : Perubahan Hematologi adalah perubahan yang terjadi pada Hemoglobin
meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti
sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali pada perdarahan postpartum.
Linda Lisma : Yang dimaksud dengan perubahan pada ginjal tu apa?
Dewi Kartika :Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan
peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju
filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas pada posisi
terlentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama kehamilan. Protein
dalam urin (+1) selama persalinan merupakan hal yang wajar, tetepi proteinuri (+2)
merupakan hal yang tidak wajar, keadaan ini lebih sering pada ibu primapara, anemia,
persalinan lama atau pada kasus pre-eklamsia. (varney,2008)
Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap dua jam) untuk mengetahui adanya
distensi juga harus dikosongkan untuk mencegah (1) obstruksi persalinan akibat kandung
kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin dan (2) trauma
pada kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia
kandung kemih dan retensi urine selama periode pasca partum awal. Lebih sering terjadi
pada wanita primipara, atu yang mengalami anemia, atau yang persalinannya lama.
Mengidentifikasikan preeklasmia.(varney,2008)
Peran bidan:
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kantung kemihnya secara rutin selama
persalinan. Ibu harus berkemih, paling sedikit setiap 2 jam atau lebih sering jika terasa
ingin berkemih atau jika kantung kemih dirasakan penuh. Periksa sismphisis pubis untuk
mengetahui apakah kantung kemih penuh) anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih
dikamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan kekamar mandi berikan wadah penampung
urin.
Alasan : kandung kemih yang penuh akan :
Memeperlambat turunnya bagian terbawah janin dan mungkin meyebabkan ibu tidak
nyaman.
Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan yng disebabkan Antonia uteri.
Menggangu penatalaksanaan distosia bahu.
Meningkatkan resiko infeksi kandung kemih pasca persalinan.(pusdiknakes,2004)

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-caturindri-5155-2-bab2.pdf diunduh
tanggal 11/09/2012 pukul 15:39

http://sindiariyani.blogspot.com/2011/08/kala-i-persalinan.html
http://perubahanfisiologidanpsikologiskalai.blogspot.com/

http://bidanku.com/index.php?/tahapan-proses-persalinan

TANYA JAWAB

Pertanyaan dari Ade Noprianti


Bagaimana penjelasan dari Perubahan Hematologi ?
Dijawab Liana Maria Ulfa
Jawaban : Perubahan Hematologi adalah perubahan yang terjadi pada Hemoglobin
meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalinan dan akan kembali pada tingkat
seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali pada perdarahan
postpartum.
Pertanyaan dari Mariza Mustika Dewi
Yang dimaksud dengan perubahan suhu tubuh pada kala I persalinan itu suhu tubuh
siapa ?
Mengapa bisa begitu ?
Dijawab oleh Ichsaniffah Ayu S. I
Jawaban :
a. Yang dimaksud adalah suhu tubuh ibu.
b. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan metabolisme pada tubuh
ibu akibat aktivitas muskulus skeletal sehingga menyebabkan suhu tubuh ibu
meningkat.

Anda mungkin juga menyukai