Anda di halaman 1dari 6

MODUL 4

SKENARIO 4 : GEMPA DI KOTA PANTAI….


Sore itu udara terlihat cerah, namun tiba-tiba bumi berguncang dengan hebat dan banyak
bangunan bergoyang serta beberapa di antara gedung bertingkat roboh. Andi yang sedang berada
mengendarai mobilnya segera berheti, namun setelah gempa selesai segera memacu mobilnya
menjauhi pantai. Ia mengikuti petunjuk yang banyak terlihat mengenai arah evakuasi kalau
terjadi gempa yang diikuti oleh ancaman tsunami. Lima belas menit kemudian telpon pintarnya
memberitahukan bahwa telah terjadi gempa dengan kekuatan 6,5 skala Richter di laut sekitar 150
km dari tempat tinggalnya, dengan kedalaman 30 km. Ini berarti bahaya tsunami memang
sedang mengancam.
Sambil berkendara di jalan yang penuh sesak oleh kendaraan yang menuju daerah aman
tsunami, Andi teringat badai tropis yang menyebabkan banjir besar dan keruntuhan bangunan,
kebakaran semak dan hutan di musim panas di negara subtropis, baniir bandang dan tanah
longsor di berbagai tempat, serta berbagai bencana alam lainnya. Apakah mereka telah siap
dengan tata cara meminimalisir akibat bencana, menanggulangi kerusakan dan penderitaan para
korban, serta usaha-usaha untuk mencegah meluasnya akibat bencana tersebut. Di Indonesia
telah ada BNPB dan BPBD, apakah badan-badan ini telah dilengkapi dengan baik agar
berfungsi optimal?
Dalam waktu tiga hari setelah bencana Andi mendapat kabar bahwa berbagai badan dunia
telah berdatangan kekotanya untuk membantu penyediaan air bersih dan bantuan kemanusiaan
lainnya. Malah sebuah kapal pun telah tiba untuk berfungsi sebagai rumah sakit terapung,
Karena fasilitas kesehatan di kotanya telah hancur. Pengobatan diperlukan untuk akibat bencana
terhadap fisik dan psikis penduduk setempat. Bantuan keuangan pun mulai mengalir untuk
menunjang berbagai kebutuhan para penduduk yang harus mengungsi ke tenda-tenda darurat.
Bagaimana Saudara memandang bencana ini dari sisi medis dan penangan menyeluruh
berbagai bantuan tersebut?

A. TERMINOLOGI:
1. Tsunami : Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh
macam-macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi,
pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada
jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang
bergerak cepat ini akan semakin membesar.
2. BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah sebuah
Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu Presiden
Republik Indonesia dalam: mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu; serta melaksanakan
penanganan bencana
3. BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga pemerintah
non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah baik
Provinsi maupun Kabupaten/ Kota dengan berpedoman pada kebijakan yang
ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
4. Bencana : eskalasi dari keadaan emergensi, dimana pada kasus emergensi pasien
bersifat individual,sedangkan pada bencana kasus bersifat massal (mass casualty).
Bencanamedik adalah kejadian yang melibatkan kasus massal, yang mana diluar
jangkauan sumber daya tersedia untuk menanganinya

B. RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESIS


1. Bagaimana menajemen gawat darurat dalam menghadapi bencana?
Prinsip Manajemen Medik Bencana
Tujuan pelayanan medik dan kesehatan pada kejadian bencana adalah memberikan
hasil terbaik untuk sebanyak-banyaknya korban. Ini mungkin melibatkan pembalikan
prosedur normal atau prioritas. Penilaian dan mobilisasi sumber daya mungkin
mendahului pengobatan kasus individual. Perencanaan untuk bencana didasarkan atas
konsep 4 fase yaitu: pencegahan, kesiapsiagaan, tanggap reaksi (response) dan
pemulihan (recovery).

2. Bagaimana tata cara meminimalisir akibat bencana, menanggulangi kerusakan dan


penderitaan para korban, serta usaha-usaha untuk mencegah meluasnya akibat
bencana tersebut?

3. Peran dokter dalam keadaan bencana?


Prinsip Peran Profesi Dokter dalam Penanggulangan Bencana
a. Peran Dokter dalam Keadaan Bencana
Dokter merupakan salah satu praktisi kesehatan yang sangat diperlukan dalam keadaan
bencana. Peran dokter tersebut diantaranya:
· Melakukan penanganan kasus kegawatan darurat trauma maupun non trauma
(seperti PPGD-GELS, ATLS, ACLS)
· Melakukan pemeriksaan umum terhadap korban bencana
· Mendiagnosis keadaan korban bencana dan ikut menentukan status korban dalam
triase
· Menetapkan diagnosis terhadap pasien kegawatan dan mencegah terjadinya
kecatatan pada pasien
· Memberikan pelayanan pengobatan darurat
· Melakukan tindakan medis yang dapat dilakukan di posko tanggap bencana
· Memberikan rekomendasi rujukan ke rumah sakit apabila memerlukan penanganan
lebih lanjut
· Melakukan pelayanan kesehatan rehabilitatif

b. Tenaga Dokter dalam Tim Penanggulangan Krisis


Dalam keadaan bencana diadakannya mobilisasi SDM Kesehatan, diantaranya dokter,
yang tergabung dalam suatu Tim Penanggulangan Krisis yang meliputi Tim Gerak Cepat,
Tim Penilaian Cepat Kesehatan (Tim RHA), dan Tim Bantuan Kesehatan. Berikut
kebutuhan minimal tenaga dokter untuk masing-masing tim tersebut:
a. Tim Gerak Cepat
Merupakan tim yang bergerak dalam waktu 0-24 jam setelah adanya kejadian bencana.
Tenaga dokter yang dibutuhkan terdiri dari Dokter Umum/BSB 1 orang, Dokter Spesialis
Bedah 1 orang, dan Dokter Spesialis Anastesi 1 orang.
b. Tim RHA
Merupakan tim yang bisa diberangkatkan bersamaan dengan Tim Gerak Cepat atau
menyusul dalam waktu kurang dari 24 jam. Pada tim ini, tenaga dokter umum minimal 1
orang dikirimkan.
c. Tim Bantuan Kesehatan
Merupakan tim yang diberangkatkan berdasarkan kebutuhan setelah Tim Gerak Cepat
dan Tim RHA kembali dengan laporan dengan hasil kegiatan mereka dilapangan.
Kebutuhan tenaga dokter selain yang telah tercantum diatas juga perlu disesuaikan pula
dengan jenis bencana dan kasus yang ada, yaitu:
No. Jenis Spesialisasi Tenaga Dokter yang
Bencana Dibutuhkan
1 Gempa Bedah umum & orthopedi, penyakit
Bumi dalam, anak, obsgyn, anastesi, DVI,
jiwa, bedah plastik, dan forensik.
2 Banjir Bedah umum & orthopedi, penyakit
Bandang/ dalam, pulmonologi, anak, obsgyn,
Tanah anastesi, DVI, jiwa, bedah plastik, dan
Longsor forensik.

3 Gunung Bedah umum, penyakit dalam, anastesi


Meletus dan ahli intensive care, bedah plastik,
forensic, dan kesehatan jiwa.
4 Tsunami Bedah umum & orthopedi, penyakit
dalam, anak, anastesi, DVI,
pulmonologi, kesehatan jiwa, bedah
plastik, dan forensik.
5 Ledakan Bedah umum & orthopedi, penyakit
Bom/ dalam, anastesi, kesehatan jiwa, bedah
Kecelakaan plastik, dan forensik.
Industri
6 Kerusuhan Bedah umum & orthopedi, penyakit
Massal dalam, anastesi, DVI, kesehatan
jiwa/psikiater, dan forensik.
7 Kebakaran Pulmonologi dan penyakit dalam.
Hutan
Tabel 2.2.1. Kebutuhan Tenaga Dokter Berdasarkan Jenis Bencana

Kompetensi Tenaga Dokter


Berikut kompetensi-kompetensi dari tenaga dokter yang dapat dimiliki untuk melakukan
penanggulangan bencana:
1. PPGD-GELS untuk Dokter (Pelatihan Penanganan Gawat Darurat-General
Emergency Life Support).
General Emergency Life Support atau GELS adalah pelatihan dasar penanganan kasus
gawat darurat trauma maupun non trauma bagi para dokter. Tujuannya untuk menyiapkan
tenaga dokter yang kompeten dalam menangani keadaan-keadaan yang mengancam jiwa
atau kecacatan. GELS dirancang dan disusun oleh Tim Pengembangan SPGDT (Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) Departemen Kesehatan yang terdiri dari pada
pakar di bidangnya pada tahun 2004. Secara umum, materi yang diberikan sebagai
berikut:
a. Materi Umum
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Geomedic Mapping,
Interpersonal Komunikasi, Peningkatan Mutu Pelayanan Gawat Darurat, Hak dan
Kewajiban Dokter.
b. Materi Penunjang
Prinsip Penanganan Bencana, Komunikasi dan Transportasi Bencana, Etika Hukum
Kesehatan, Keracunan
c. Materi Teknik Medis Utama
· Dasar-dasar PPGD
· Airway, Breathing, and Circulation Problem and Management
· CPR/RJP dan Permasalahannya
· Jenis-jenis Syok dan Penanganannya
d. Materi Teknis Medis Spesialistik
· Initial Assessment Trauma (ABC pada Trauma)
· Trauma Kepala, Thoraks, Abdomen, Muskuloskeletal
· Syok dan Tenggelam
· Kegawatdaruratan Bayi dan Anak
· Kegawatan Paru dan Jantung
· Kegawatan Obgyn
· Kegawatan Penyakit Dalam
· Kegawatan pada Bidang Psikiatri
· Kegawatan Neurologi

e. Skill Station dan Simulasi


· Skill Station Airway, Breathing, Circulation
· Skill Station CPR/RJP
· Skill Station Animal Lab
· Skill Station Stabilisasi dan Transportasi
· Skill Station Membaca Kelainan EKG dan Megacode Test
· Skill Station Resusitasi dan Penanganan Kegawatan Bayi dan Anak
· Skill Station Penanganan Persalinan, Distocia Bahu, dan Ekstraksi Vakum
· Simulasi Penanganan Bencana di Posko, Lapangan, dan IGD

2. ATLS (Advanced Trauma Life Support)


ATLS adalah sebuah program pelatihan bagi dokter medis dalam pengelolaan trauma
akut, yang dikembangkan oleh American College of Surgeons. Tujuan dari program ini
adalah menerapkan ilmu dan teknologi ATLS dari American College of Surgeons
Committee on Trauma ke dalam sistem Pelayanan Medis Gawat Darurat yang dapat
meningkatkan pelayanan dan keterampilan para dokter dalam upaya penanganan
penderita trauma dengan metode ATLS. Materi yang diberikan diantaranya initial
assessment and management; airway & ventilator management; shock management;
trauma pada bagian tubuh tertentu, dan trauma pada pediatric, geriatric, serta wanita;
cara stabilisasi dan transportasi;,dan manajemen dalam bencana.
3. ACLS (Advanced Cardiac Life Support)
Pelatihan ACLS ditujukan bagi dokter umum, dokter spesialis dan perawat (terutama
perawat ICU, ICCU, Unit Gawat Darurat atau Ambulans) untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilam dan sertifikasi penanganan kasus-kasus kegawatdaruratan
kardiovaskular. Materi yang diberikan diantaranya
Bradycardia/PEA/Asystole/VF/Pulseless VT, Pharmacology, Ischemic Chest Pain/ACS,
Airway Management, Skill station (Arrhythmia Recognition, BLS/PEA & Asystole, VF
& Pilseless VT, Airway management), Acute Pulmonary Edema, Hypotension & Shock,
Tachycardia Algorithm, dan Megacode Team.

4. Apa tugas dan fungsi BNPB

BNPB Mempunyai Tugas

1. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang


mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan
rekonstruksi secara adil dan setara;
2. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
3. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat;
4. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan
sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
5. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
internasional;
6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
8. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

BNPB Mempunyai Fungsi

Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi


dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan Pengkoordinasian pelaksanaan
kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.

5. Apa tugas dan fungsi BPBD?

BPBD sebagaimana dimaksud diatas, mempunyai tugas :

1. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang


mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi
secara adil dan setara;
2. menetapkan standarisasi, serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;
3. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;
4. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
5. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah setiap
bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
6. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang, serta
mempertanggungjawabkan penggunaannya;
7. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
8. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, BPBD mempunyai fungsi :

1. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi


dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien;
2. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu dan menyeluruh;
3. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai