Ttck14 - Postur Kerja 2014
Ttck14 - Postur Kerja 2014
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Analisis postur kerja dilakukan untuk menilai pekerja apakah sudah bekerja dengan biomekanika
dan sistem musculoskeletal yang baik.
Relevansi
Sangat relevan dengan anthropometri, biomekanika, sistem musculoskeletal, studi waktu, studi
gerak, tingkat beban angkat yang direkomendasikan
Learning outcome
Mahasiswa dapat menilai postur kerja menggunakan metode yang berbeda-beda, dapat
memberikan usulan agar postur kerja bisa lebih baik.
URAIAN
Postur tubuh yang buruk dan metode kerja yang memaksa, dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada jaringan tubuh.
Ada dua metode untuk melakukan evaluasi masalah MSDs :
1. Metode subyektif oleh pekerja
2. Metode obyektif oleh analis
Postur tubuh yang salah dan metode kerja yang “memaksa” dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada jaringan tubuh. Pekerja kadang memaksakan tubuh untuk bekerja karena
karakteristik pekerjaan memang menuntut seperti itu dan disain pekerjaan atau stasiun kerja yang
tidak ergonomis.
Dua metode yang dapat digunakan oleh pekerja untuk mengevaluasi masalah tulang belakang :
1. Body part discomfort scale
2. kuesioner.
Corlett dan Bishop (1976) mengemukakan teknik untuk menilai ketidaknyamanan bagian tubuh.
Mereka mengemukakan besarnya ketidaknyamanan yang linier dengan besar dan durasi tekanan
yang diterima. Untuk menunjukkan lokasi spesifik ketidaknyamanan bagian tubuh digunakan peta
tubuh. Tubuh dibagi menjadi beberapa segmen dan pekerja diminta untuk menilai besarnya
ketidaknyamanan pada 5-7 poin skala. Jika pekerja tidak merasakan sakit maka nilai 0, dan 7
untuk ketidaknyamanan yang ekstrem (Helander, 2006).
Jika ingin diketahui efek jam kerja, maka ketidaknyamanan bagian tubuh harus ditanyakan
beberapa kali sehari. Seringkali, ketidaknyamanan hanya terlokalisir pada bagian tubuh tertentu
saja. Jika demikian, bagian tubuh lain bisa diabaikan. Ketidaknyamanann biasanya meningkat
linier dengan bertambahnya waktu kerja.
Kuesioner
Jika ingin diketahui dampak suatu rancangan alat terhadap kesakitan akibat kerja, maka kuesioner
dapat diberikan ssaat menggunakan peralatan lama dan menggunakan peralatan baru. Kuesioner
ini disebut dengan Nordic Body Map Questionare.
1
A = 1 poin : Tidak sakit C = 3 poin : sakit
B = 2 poin : Agak sakit D = 4 poin : Sangat sakit
Anda diminta untuk menilai apa yang anda rasakan pada bagian tubuh yang ditunjukkan pada
gambar. Apakah bagian tubuh yang sudah diberikan nomor tersebut tidak terasa sakit (pilih A),
sedikit sakit(pilih B), sakit (pilih C) dan sangat sakit (pilih D). Pilih dengan memberikan tanda √
pada kolom huruf pilihan anda.
No. Lokasi Tk Kesakitan Peta Bagian Tubuh
A B C D
0 Sakit / kaku pada leher atas
1 Sakit pada leher bawah
2 Sakit pada bahu kiri
3 Sakit pada bahu kanan
4 Sakit pada lengan atas kiri
5 Sakit pada punggung
6 Sakit pada lengan atas kanan
7 Sakit pada pinggang
8 Sakit pada pantat (buttock)
9 Sakit pada pantat (bottom)
10 Sakit pada siku kiri
11 Sakit pada siku kanan
12 Sakit pada lengan bawah kiri
13 Sakit pada lengan bawah
kanan
14 Sakit pada pergelangan tangan
kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan
kanan
16 Sakit pada tangan kiri
17 Sakit pada tangan kanan
18 Sakit pada paha kiri
19 Sakit pada paha kanan
20 Sakit pada lutut kiri
21 Sakit pada lutut kanan
22 Sakit pada betis kiri
23 Sakit pada betis kanan
24 Sakit pada pergelangan kaki
kiri
25 Sakit pada pergelangan kaki
kanan
26 Sakit pada kaki kiri
27 Sakit pada kaki kanan
Kuesioner Nordic Body Map dikembangkan oleh Kuorinka (1987) dan sudah divalidasi oleh
Dickinson et al (1992). Kuesioner ini baik untuk evaluasi cross-cultural.
Kuesioner lain untuk analisis masalah MSDs adalah seperti pada gambar di bawah.
2
Kuesioner ini terdiri dari 1 lembar saja, yang bisa digunakan untuk menilai sebelum dan sesudah
perbaikan alat, untuk melihat efektivitas pengembangan ergonomic.
3
Metode obyektif (Helander, 2006)
OWAS (Ovako Working Posture Analysis System) merupakan suatu metode ergonomi
yang digunakan untuk mengevaluasi postural stress yang terjadi pada seseorang ketika sedang
bekerja. Kegunaan dari metode OWAS adalah untuk memperbaiki kondisi pekerja dalam bekerja,
sehingga performance kerja dapat ditingkatkan terus. Hasil yang diperoleh dari metode OWAS
digunakan untuk merancang metode perbaikan kerja untuk meningkatkan produktivitas.Untuk
mengaplikasikan OWAS, langkah yang harus dilalui adalah :
Observasi untuk pengambilan data postur, beban (tenaga), dan fase kerja
Penilaian postur untuk masing-masing fase kerja (elemen kerja).
Pengkodean postur
Klasifikasi postur kerja
Cari kategori tindakan yang harus diambil
Hasil dibandingkan menurut tingkat kepentingan dari implementasi perbaikan
pengukuran.
Hasil berupa rekomendasi apakah diperlukan tindakan segera untuk meningkatkan
disain stasiun kerja atau pekerjaannya.
Pergerakan Skor
Lurus / tegak 1
Bungkuk ke depan 2
Miring ke samping 3
Bungkuk ke depan 4
dan miring ke
samping
Pergerakan Skor
Kedua lengan di bawah
1
bahu
Salah satu lengan di
2
bawah bahu
Kedua lengan di atas bahu 3
4
Pergerakan Tubuh Bagian Kaki (legs)
Pergerakan Skor
Duduk 1
Berdiri dengan kedua kaki lurus 2
Berdiri dengan bertumpu pada satu kaki lurus 3
Berdiri atau jongkok dengan kedua lutut 4
Berdiri atau jongkok dengan satu lutut 5
Berlutut pada satu atau dua lutut 6
Berjalan atau bergerak 7
Beban (load)
1 2 3
Setelah selesai melakukan observasi untuk semua pergerakan dan memperoleh skor masing-
masing pergerakan, masukkan dalam tabel Kategori Tindakan OWAS untuk mengetahui level
(kategori) sikap kerja.
Skor yang diperoleh di tabel Kategori Tindakan OWAS, menunjukkan kategori berat ringannya
beban pekerjaan dan rekomendasi dari masing-masing kategori.
5
signifikan) sehingga memerlukan perbaikan segera mungkin
Kategori 4 Pada sikap ini berbahaya pada system musculoskeletal (sikap
Pekerjaan sangat berat kerja mengakibatkan resiko yang jelas) sehingga memerlukan
perbaikan secara langsung saat itu
Penilaian skor OWAS sangat dipengaruhi waktu. Tabel di bawah menunjukkan perubahan nilai jika
waktu kerja pada postur tersebut kurang dari 8 jam sehari (working time).
Sebagai contoh. Pekerja yang bekerja dengan punggung membungkuk dan memutar/miring. Skor
untuk back-bent and twisted adalah 4. Kondisi punggung ini akan tetap diberikan skor 4 jika
pekerja berada pada postur tersebut selama lebih dari 5,6 jam (70-100% of working time). Jika
berada pada posisi tersebut selama kurang dari 5% total waktu (kurang dari 24 menit) maka skor 4
berubah menjadi 1. Jika antara 28 menit sampai 144 menit maka skor berubah jadi 2, dst
mengikuti tabel di bawah.
Satu penilaian postur kerja diberi kode 3 digit, 3 digit yang lain menggambarkan beban dan
elemen kerja. Tiga elemen yang pertama menunjukkan penilaian back, arm dan leg. Sedangkan
tiga yang lain menunjukkan beban, dan dua digit menunjukkan fase kerja (elemen kerja). Contoh di
bawah menunjukkan skor 212107 artinya punggung skor 2, lengan 1, kaki 2, beban 1, elemen
kerja ke 7.
6
Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) (Helander, 2006)
Postur dievaluasi menggunakan angka; angka yang lebih besar menunjukkan postur yang makin
jelek. Grup A mengukur efek pada lengan dan tangan, grup B mengukur efek pada leher dan
batang tubuh.
Hasil penilaian dimasukkan dalam worksheet RULA. Ikuti setiap langkah dalam worksheet sampai
diperoleh hasil akhir.
Postur tubuh grup A terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), pergelangan
tangan (wrist) dan putaran pergelangan tangan (wrist twist).
Lengan atas (upper arm)
Penilaian terhadap lengan atas (upper arm) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang
dibentuk lengan atas pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan atas
diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan atas (upper arm) adalah :
Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) :
Penilaian terhadap lengan bawah (lower arm) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut
yang dibentuk lengan bawah pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh
lengan bawah diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan bawah (lower arm)
7
< 600 atau 1000 2 garis tengah atau keluar dari sisi tubuh
Penilaian terhadap pergelangan tangan (wrist) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut
yang dibentuk oleh pergelangan tangan pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk
oleh pergelangan tangan diukur menurut posisi lengan bawah. Adapun postur pergelangan tangan
(wrist)
Untuk putaran pergelangan tangan (wrist twist) postur netral diberi skor :
1 = Posisi tengan dari putaran
2 = Pada atau dekat dari putaran
Nilai dari postur tubuh lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan
tangan dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup A untuk memperoleh skor seperti terlihat
pada Tabel.
8
Tabel. Nilai Postur Tubuh Grup A
Wrist
1 2 3 4
Upper Lower
Wrist Wrist Wrist Wrist
Arm Arm
Twist Twist Twist Twist
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
1 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
1 3 4 4 4 4 4 5 5
4 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A, maka hasil skor tersebut ditambahkan
dengan skor aktivitas. Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori
Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup A maka hasil
skor tersebut ditambahkan dengan skor beban.
Leher (neck)
Penilaian terhadap leher (neck) adalah penilaian yang dilakukan terhadap posisi leher pada saat
mel;akukan aktivitas kerja apakah operator harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan
sudut tertentu.
9
Skor penilaian bagian leher (neck)
Penilaian terhadap batang tubuh (trunk), merupakan penilaian terhadap sudut yang dibentuk tulang
belakang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dengan kemiringan yang sudah diklasifikasikan.
Adapun klasifikasi kemiringan batang tubuh saat melakukan aktivitas kerja
Kaki (Legs)
Penilaian terhadap kaki (legs) adalah penilaian yang dilakukan terhadap posisi kaki pada saat
melakukan aktivitas kerja apakah operator bekerja dengan posisi normal/seimbang atau bertumpu
pada satu kaki lurus.
Pergerakan Skor
Posisi normal/seimbang 1
Tidak seimbang 2
10
Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh, dan kaki dimasukkan ke Tabel untuk mengetahui
skornya.
Tabel. Skor Postur Tubuh Grup B
Trunk postur score
Neck 1 2 3 4 5 6
Legs Legs Legs Legs Legs Legs
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B, maka hasil skor tersebut ditambahkan
dengan skor aktivitas. Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori
Aktivitas Skor Keterangan
Postur static +1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam
Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari 4
Pengulangan +1
kali per menit
Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup B, maka hasil
skor tersebut ditambahkan dengan skor beban.
Untuk memperoleh skor akhir (grand score), skor yang diperoleh untuk postur tubuh grup A dan
grup B dikombinasi
11
12
Contoh :
Penggunaan RULA untuk analisis postur pekerja pemintalan benang menggunakan software
CATIA.
Gambar. Hasil Analisis RULA dengan Software CATIA Untuk Elemen Kerja Menarik Kereta Doff
menggunakan peralatan lama (Aji, 2012)
13
REBA (Rapid Entire Body Assessment)
REBA adalah alat untuk evaluasi resiko cedera musculoskeletal yang diasosiasikan dengan
operasi penanganan bahan secara manual. Bebrapa hal yang menjadi pertimbangan dalam REBA
yaitu adanya pengulangan aktivitas, postur yang tidak sesuai, postur yang tetap, getaran dan
postur secara keseluruhan.
Perhitungan REBA dilakukan berdasarkan postur tubuh pekerja, terutama pada bagian batang
tubuh/punggung, kaki, leher yang termasuk bagian A dan lengan bawah, lengan atas serta
pergelangan tangan yang termasuk bagian B. dari bagian A dan bagian B didapatkan score bagian
C.
Lengan dan pergelangan tangan dapat bergerak ke berbagai posisi seperti pada gambar di bawah.
Meskipun demikian, beberapa gerakan adalah termasuk gerakan yang tidak wajar yang
membahayakan seperti gerakan adduction.
BAGIAN A:
Amati postur pekerja yang sedang bekerja. Berikan skor sesuai postur kerja yang teramati, dari
pergerakan batang tubuh, leher dan kaki.
14
Dari skor yang diperoleh, cari skor A dengan menggunakan tabel di bawah.
Neck
1 2 3
Trunk 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Legs
1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 6
2 2 3 3 5 3 4 5 6 4 5 6 7
3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8
4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9
5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9
BAGIAN B :
Lower arm
1 2
Upper arm 1 2 3 1 2 3
Wrist
1 1 2 2 1 2 3
2 1 2 3 2 3 4
3 3 4 5 4 5 5
4 4 5 5 5 6 7
5 6 7 8 7 8 8
6 7 8 8 8 9 9
Skor 0 1 2 +1
Berat Beban < 5 kg 5 – 10 kg >10 kg Terjadi secara tiba-tiba atau kecepatan
meningkat karena ada dorongan
15
untuk dipakai mengangkat
3 Unacceptable Kondisi yg tidak wajar, pegangan yg tidak aman, tidak ada pegangan;
pengangkatan tidak dapat dibantu oleh bagian tubuh yg lain
SCORE B
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7
2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 7
S 3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8
C 4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9
O 5 4 4 4 5 6 7 8 9 9 9 9 9
R 6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10
E 7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11
8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11
A
9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12
10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Tabel. Aktivitas
+1 Satu atau lebih bagian badan statis atau memegang lebih dari 1 menit
+1 Kegiatan berulang dalam jangka pendek atau kegiatan berulang lebih dari 4x per menit
(tidak termasuk jalan)
+1 Kegiatan yg menyebabkan postur berubah dengan cepat atau menjadi tidak stabil
16
Tabel. Grand Score REBA
REBA WORKSHEET
Contoh :
Analisis postur kerja pekerja perawatan taman bagian pemupukan tanaman menggunakan metode
REBA. Pekerja melakukan pemupukan tanaman menggunakan tangan kosong. Skor REBA untuk
tangan kiri dan kanan adalah 11 artinya sangat tinggi. Postur berbahaya dan perlu perbaikan saat
ini juga. Selanjutnya digunakan alat bantu pemupukan, yang menyebabkan pekerja dapat bekerja
sambil berdiri, dan skor REBA turun menjadi 4.
17
SEBELUM : ALAT BANTU SESUDAH
Skor REBA : PEMUPUKAN Skor REBA :
Kiri = 11, Kanan = 11 Kiri = 4, Kanan = 4
Saat dinilai adanya gangguan pada anggota tubuh akibat kerja, ternyata sebagian anggota tubuh
merasakan sakit setelah selesai bekerja. Telapak kaki terasa agak sakit, betis, lengan, punggung
bawah terasa sakit, sedangkan leher terasa sangat sakit.
Hasil penilaian menunjukkan bahwa postur kerja sangat tidak baik. Pekerja membungkuk, dengan
posisi kaki yang tidak kokoh berdiri, tangan terentang jauh ke depan, dan pekerja mekakukan
pekerjaan berjam-jam.
Peralatan kerja selanjutnya diganti, sehingga postur tubuh berubah menjadi lebih baik. Penilaian
kesakitan akibat kerja menjadi berubah.
Pekerja tidak merasakan sakit lagi di bagian leher, telapak kaki dan punggung. Akan tetapi dengan
peralatan baru yang harus digendong ini menyebabkan pekerja merasakan agak sakit di bagian
bahu dan lutut, serta sakit di lengan bawah. Skor kesakitan akibat kerja yang semula 56 turun
sebanyak 35%. Artinya terjadi penurunan kesakitan akibat kerja yang cukup signifikan. Pekerja
menjadi jauh lebih nyaman dalam bekerja.
18
Contoh 2.
Penggunaan kereta untuk pengambilan tube benang di pabrik pembuatan benang unit Patal
Secang (Aji dkk, 2012)
Pekerja setelah selesai mengambil tube berisi benang selanjutnya menarik kereta dengan dua
keranjang tersebut dengan satu tangan seperti pada gambar. Setelah bekerja selama 7 jam,
pekerja merasakan sakit di seluruh anggota badan atas, dengan leher terasa sangat sakit. Ini
disebabkan karena pstur tubuh pekerja bukan postur alamiah.
Selanjutnya dirancang kereta yang dapat membawa 4 buah keranjang sekaligus dengan postur
yang lebih baik. Dari analisis kesakitan akibat kerja, anggota tubuh bagian atas masih merasakan
sakit tetapi leher sudah berkurang sakitnya. Skor kesakitan akibat kerja yang semula 59 turun
menjadi 49. Meski belum baanyak menurunkan kesakitan akibat kerja, tetapi penggunaan kereta
ini dapat mempersingkat waktu kerja sebanyak 10% setiap shiftnya.
Latihan :
Nilailah postur kerja penjual gudeg di pinggir jalan. Gunakan metode penilaian postur kerja yang
sesuai, aplikasikan NBM untuk menilai kesakitan akibat kerja.
Rangkuman :
Analisa postur kerja sangat diperlukan untuk mengevaluasi kenyamanan kerja terutama untuk
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dengan posisi tubuh yang tetap, dengan pekerjaan yang
berulang-ulang. Jika dilakukan perbaikan sistem kerja, maka postur kerja ini dinilai sebelum dan
sesudah perbaikan. Seringkali penilaian postur ini dikombinasikan dengan penilaian subyektif
menggunakan Nordic Body Map.
PENUTUP
Tes formatif
1. Di pasar Beringharjo banyak pekerja pria yang bekerja sebagai buruh angkut beras.
Pekerja ini akan membawakan beras para pengunjung pasar, dari kios pasar ke
kendaraan pengunjung pasar. Cara membawa beban dengan cara menggendongnya di
19
punggung. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang dari pagi sampai sore. Pada evaluasi
manual material handling pada pekerja tersebut, dengan tools RULA, REBA dan OWAS
diperoleh skor dengan rekomendasi yang berbeda. Mengapa hal demikian bisa terjadi (ada
apa dengan metode RULA, REBA dan OWAS) ? (Nilai 30)
20