Anda di halaman 1dari 50

1

KONSEP PERILAKU DAN


PERILAKU KESEHATAN
1
PERILAKU 2

Secara Biologis  suatu kegiatan/aktivitas organisme


Batasan konsep (Skinner):
– Respons organisme terhadap stimulus (rangsangan).

Pengelompokkan aktivitas manusia:


Tertutup (Covert behaviour): apabila respons tersebut terjadi dalam diri
sendiri, dan sulit diamati dari luar (orang lain)  ex: pengetahuan
(knowledge) dan sikap (attitude).

Terbuka: (Overt behaviour): apabila respons tersebut dalam bentuk


tindakan yang dapat diamati dari luar (orang lain) ex: praktik (practice),
bernyanyi, tertawa,dll.
Skinner 3

(Dua Respons)
Respondent Response/Reflexsive: respon atas stimulus
tertentu. Stimulusnya disebut eliciting stimulation karena
menimbulkan respon yang relatif tetap.
Misal: makanan lezat-keinginan makan, cahaya terang-
mata tertutup.
Operant Response/Instrumental Respon: respon
berkembang diikuti oleh stimulus tertentu. Stimulusnya
disebut reinforcing stimulation (memperkuat respons).
Misal: Petugas puskesmas sudah mengerjakan tugas
dengan baik (respon terhadap jobdesc) –kemudian-
mendapatkan penghargaan dari atasan (stimulus
baru) kinerja makin meningkat.
TEORI “S.O.R” 4
(SKINNER)
STIMULUS ORGANISME
(faktor internal) REAKSI TERTUTUP
(faktor eksternal) .Pengetahuan/kog.
Sosial, budaya,politik, dsb
Perhatian, Pengertian Sikap/afektif
Penerimaan, Persepsi, dsb

REAKSI TERBUKA
Tindakan/praktek
PERILAKU 5

Batasan operasional:
– Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan,
nafsu, dan sebagainya.

– Kegiatan ini mencakup:


Kegiatan cognitif  cipta memikir pengetahuan
Kegiatan afektif: (rasa)  merasa sikap
Kegiatan psikomotor (karsa) bertindak tindakan (practice)
DETERMINAN PERILAKU 6

Eksternal:
Internal:(Biologi & Psikologi)

– Lingkungan fisik: • Persepsi


Geografis • Motivasi
• Perhatian
Iklim • Kehendak/keinginan,
dsb.

– Lingkungan non fisik:


Sosial
Budaya
Ekonomi
Politik, dsb.
SKEMA PERILAKU 7

Persepsi
Pengalaman Pengetahuan
Fasilitas Keyakinan
PERILAKU
Sosiobudaya Keinginan
Motivasi
Niat
Sikap

Eksternal Internal Respons


PERILAKU KESEHATAN 8

• Respons sesorang terhadap stimulus (segala sesuatu yang tekait


dengan):
– Sakit dan penyakit
– Makanan dan minuman
– Lingkungan (fisik dan non fisik)
– Fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan,dsb
• Kegiatan seseorang yang terkait dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan (pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, pemulihan dan peningkatan kesehatan)
Tiga Kelompok Perilaku 9

Kesehatan (Skinner)
 1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan
 2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau
fasilitas pelayanan kesehatan (Health Seeking
Behavior)
 3. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Kelompok Perilaku 10

Kesehatan (Becker)
Perilaku Hidup Sehat (Healthy Life Style)
Appropriate Diet, Olahraga teratur, No smoking, No drugs/no
alcohol, Istirahat cukup, kendalikan stress, perilaku positif
lainnya untuk kesehatan–adaptasi dg lingkungan.
Perilaku Sakit (Illness Behavior)
Persepsi thdp penyakit, Pengetahuan thdp penyakit
(penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dll)
Perilaku Peran Sakit (The Sick Role Behavior)
Hak dan Kewajiban yang harus diketahui oleh orang sakit
sendiri maupun orang lain.
DOMAIN PERILAKU 11
KESEHATAN
Pengetahuan:
– Apa yang diketahui oleh seseorang terkait dengan
kesehatan, misal: tentang penyakit, gizi, sanitasi, pelayanan
kesehatan, dsb.
Sikap:
– Apa pendapat, perasaan atau penilaian sesorang terhadap
segala sesuatu yang terkait dengan kesehatan.
Praktik (tindakan):
– Apa yang dilakukan oleh sesorang untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannnya (mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan, menyembuhkan penyakit dan
pulih kesehatannya) :preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif
RUANG LINGKUP KESEHATAN 12

KES. MASY. KES.INDIV (KEDOK.)

KELOMPOK ORANG SEHAT KELOMPOK ORANG SAKIT


(85%-90%) (10%-15%)

Masalah: Faktor risiko penyakit Masalah : Penyakit

Pencegahan (Preventif) Penyembuhan (Kuratif)


Peningkatan (Promotif) Pemulihan (Reahbilitatif)

BIDANG: BIDANG
KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN
RUANG LINGKUP PERILAKU 13
KESEHATAN

– Perilaku orang sehat : pencegahan dan


peningkatan kesehatan: HEALTHY BEHAVIOR---
 bagaimana orang sehat tetap sehat dan
meningkat kesehatannya (preventif dan promotif)
– Perilaku orang sakit: pesenyembuhan dan
pemulihan kesehatannya: HEALTH SEEKING
BEHAVIOR-Bagaimana orang yang sakit
memperoleh pelayanan kesehatan, agar cepat
sembuh dan pulih kesehatannya (kuratif dan
rehabilitatif)
What are you answers of the 14
following questions?
1. I feel healthy when……
2. I am healthy because….
3. To stay healthy I need….
4. I become unhealthy when….
5. My health improves when…..
6. (A person) affected my health by….
7. (An event) affected my health by….
8. (A situation) affected my health by….
9. ……is responsible for my health.
MODEL-MODEL
PERILAKU
Adalah teori-teori terbentuknya atau terjadinya perilaku.

Dengan adanya bermacam-macam teori ini akan mengarahkan intervensi kita dalam bentuk

pendidikan atau promosi kesehatan, sesuai dengan diterminan atau penyebab perilaku tersebut
ABC’S MODEL
(SULZER-AZAROFF,
MAYER:77)
Antecedent:
Antecedent adalah suatu pemicu (trigger) yang menyebabkan seorang berperilaku, yakni
kejadian-kejadian dilingkungan kita. Antecedent ini dapat berupa alamiah (hujan, angin, cuaca,
dsb), dan buatan manusia atau “man made” (interaksi dan komunikasi dengan orang lain.
Behavior:
Reaksi atau tindakan kita terhadap adanya pemicu tersebut
Concequences:
Kejadian selanjutnya yang mengikuti perilaku atau tindakan tersebut (konsekuensi).
Bentuk konsekuensi:
- Positif ( menerima), berarti akan mengulang perilaku tersebut
- Negatif ( menolak), berarti akan tidak mengulang perilaku tersebut (berenti).
Contoh:
– Seorang ibu hamil dikampung sering membicarakan
kehamilannya dengan tetangganya, sering mendengar tetang
bidan di desa, sering mendengar tetang periksa hamil, tentang
gizi ibu hamil, suaminya menyarankan supaya periksa
hamil,dsb: (ANTECEDENT)

– Ibu tersebut akhirnya datang ke Posyandu untuk periksa


hamil: (BEHAVIOR)

– Selanjutnya ibu ini akan mengambil keputusan, 2


kemungkinan:
Positif, bila melanjutkan periksa hamil pada bulan berikutnya.
Negatif, tidak akan melanjutkan periksa hamil lagi (drop out).
(CONSEQUENCES)
ANTECEDENT-BEHAVIOR-
COSEQUENCES
IBU HAMIL IBU HAMIL
PENYULUHAN DIPERIKSA
OLEH KADER PERIKSA
HAMIL BIDAN
RAMAH
IA SENANG

PERIKSA
SAMPAI MELAHIRKAN
4 KALI DI BIDAN
MODEL REASONED ACTION
(FESBEIN-AJZEN:1980)
Teori ini menekankan pentingnya peranan dari “intention” atau
niat sebagai faktor penentu perilaku.
Selanjutnya niat ini ditentukan oleh:

– Sikap:
Penilaian yang menyeluruh terhadap perilaku yang akan diambil.
– Norma subyektif:
Kepercayaan apakah orang lain menyetujui atau tidak menyetujui
– Pengendalian perilaku:
Bagaimana persepsi terhadap konsekuensi perilaku yang akan diambilnya.
MODEL REASON ACTION
(TINDAKAN BERALASAN)
Behavioral
Belief
ATTITUDE TOWARD
Eval. of beh. BEHAVIOR
Outcome

Normative
Beliefs
SUBJECTIVE BEHAVIOR BEHAVIOR
NORM INTENTION
Motivation to
Comply

Control belief
PERCIEVED
Percieved BEHAVIOR CONTROL
power
 Contoh:
1. Perilaku ibu untuk mengimunisasikan anaknya
di Posyandu, didasari oleh “NIAT” atau
“INTTENTION” ibu sendiri.
2. Niat ibu ini ditentukan oleh:
a. Sikap ibu, yakni penilaian ibu tersebut terhadap
untung ruginya tindakan yang akan diambil untuk
imunisasi anaknya,
b. Norma subyektif, yakni kepercayaan atau keyakinan
ibu terhadap perilaku yang akan diambil, lepas dari
orang lain setuju atau tak setuju.
c. Pengendalian diri, yakni persepsi ibu tersebut
tentang akibat-akibat yang harus ditanggung bila
anaknya sakit setelah diimunisasi
PRECEDE-PROCEED
MODEL
(GREEN, 1991) Enabling, Reinforcing Causes in
PRECEDE : Predisposing,
Educational Diagnosis and Evaluation)  Merupakan
arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi
perilaku untuk intervensi pendidikan (promosi) kesehatan
(FASE DIAGNOSIS MASALAH)

PROCEED: Policy, Regulatory, Organizational Construct in


Educational and Environmantal Development) Merupakan
arahan dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi
pendidikan (promosi) kesehatan.
(FASE PERENCANAAN,PELAKASANAAN,
EVALUASI)
PRECEDE MODEL
(GREEN, 1990)

PREDISPOSING FACTORS

ENABLING FACTORS BEHAVIOR

REINFORCING FACTORS
Studi Kasus:

Seorang Bapak sebagai kepala keluarga mau membangun

sumur, WC dan kamar mandi dirumahnya, yang sebelumnya

ia dan keluarganya mandi dan buang air besar di kali dekat

rumahnya.

“Identifikasi fenomena ini dengan menggunakan Teori

Lawrence Green!”
25
a. Ia tahu mandi dan BAB di kali selama ini tidak sehat, dapat
menyebabkan penyakit bagi keluarganya maupun bagi orang lain.
(predespossing factors)

b. Ia punya uang untuk membangun sumur, kamar mandi dan WC, bahan-
bahan untuk membuat bangunan tersebut tersedia.
(enabling factors).

c. Ada surat edaran dari pak lurah setempat agar setiap keluarga harus
punya WC dan kamar mandi sendiri. Semua tokoh masyarakat juga
sudah mempunyai sumur, kamar mandi dan WC.
(Reinforcing factors)
SNEHANDU KAR
MODEL(1988)
B = f (BI, SS, AI, PA, AS):

Behavior Intention

Social Support

BEHAVIOR
Accessibility of Information

Personal Autonomy

Action Situation
Study Kasus: 27

Seorang anak remaja telah menggunakan


napza.
ANALISIS SHENANDU KAR MODEL:

Adanya niat (dorongan batin) untuk mencoba Napza tersebut setelah


mendengar cerita tetang nikmatnya obat terlarang tersebut (behavior
intention)
Dari kawan-kawan sebayanya mendapat sambutan (social support)
Informasi-informasi tentang dimana dan bagaimana mendapat napza
tersedia (accessibility of information)
Karena kesibukan orang tuanya, ia kurang diawasi oleh ortunya ,
sehingga ia bebas menentukan sendiri (personal autonomy)
Situasi untuk mencobanya memungkinkan, karena ortunya jarang
dirumah (action situation)
WHO MODEL (1990)
B = f (TF, PR, R, C)

THOUGHT AND FEELING

PERSONAL REFERENCES
BEHAVIOR

RESOURCES

CULTURE
 ANALISIS:
Seorang ibu ikut program Keluarga Berencana (KB).
Perilaku ini didasari oleh:
- Pemikiran, pergumulan, suara hatinya tetang manfaat dan
kerugiannya anak banyak- anak sedikit (thought and feeling)
- Kemudian melihat ada tetangga yang hidup bahagia karena
anaknya hanya 2, pandai-pandai, dan sekolahnya tinggi
(personal reference)
- Sumber informasi, dan alat-alat kontrasepsi mudah diperoleh
sekelilingnya (sources)
- Adat-istiadat, kepercayaan, dan agama mengijinkan untuk ber
KB (culture)
31

Terima Kasih
PERUBAHAN PERILAKU
(BEHAVIOR CHANGES)
Dalam konteks Promosi Kesehatan, yang
dimaksud dengan “Behavior Changes”
mempunyai 3 dimensi yakni:

 pengembangan (development)

 pemeliharaan (maintenance)

 perubahan itu sendiri (change).


PENDEKATAN
PERUBAHAN PERILAKU
 Enforcement:
 Melalui cara paksaan
 Keuntungan dan kekurangan?
 Regulation:
 Melalui peraturan, perundangan, perintah,
dsb.
 Keuntungan dan kekurangan?
 Education:
 Melalui pemberian informasi untuk
menimbulkan pemahaman dan kesadaran
 Keuntungan dan kekurangan?
TEORI-TEORI PERUBAHAN
PERILAKU
1. Teori S-O-R:
 Perubahan perilaku didasari oleh:
Stimulus--Organisme--Respons.
 Perubahan perilaku akan terjadi dengan cara
meningkatkan atau memperbanyak
rangsangan (stimulus).
 Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi
melalui proses pembelajaran (learning
process).
 Materi pembelajaran adalah merupakan
stimulus.
Prose perubahan perilaku menurut teori
S-O-R.:
a) Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau
ditolak
b) Apabila diterima (adanya perhatian) mengerti
(memahami) stimulus.
c) Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan
hasilnya:
 Kesediaan untuk bertindak terha-dap stimulus
(attitude)
 Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan
fasilitas (practice)
2.Teori “Dissonance” : Festinger.

 Perilakuseseorang pada saat tertentu karena adanya


keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat
atau keputusan yang diambil (conssonance).

 Apabilaterjadi stimulus dari luar yang lebih kuat,


maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak
seimbangan (dissonance).

 Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif


(menerimanya dan melakukannya) maka berarti
terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya
kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:

Pentingnya StimxJml kog dis


Dissonance:----------------------------------------
Pentingnya StimxJml kog con

 Terjadinyaperubahan perilaku karena adanya


perbedaan elemen kognitif yang seimbang
dengan elemen tidak seimbang.
 Contoh: ibu hamil memeriksakan kehamilannya
keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran
periksa hamil).
3. Teori fungsi: Katz

Perubahan perilaku terjadi karena


adanya kebutuhan. Oleh sebab
itu stimulus atau obyek perilaku
harus sesuai dengan kebutuhan
orang (subyek).
3. Teori fungsi: Katz

 Prinsip teori fungsi:


a. Perilaku merupakan fungsi instrumental
(memenuhi kebutuhan subyek)
b. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam
mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas)
c. Perilaku sebagai penerima obyek dan
pemberi arti obyek (respons terhadap gejala
sosial)
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif
dalam menjawab situasi.(marah, senang)
4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
.
 Perilakuadalah merupakan
keseimbangan antara kekuatan
pendorong (driving forces) dan
kekuatan penahan (restraining
forces).

 Perubahan perilaku terjadi apabila


ada ketidak seimbangan antara
kedua kekuatan tersebut.
4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
.
 Kemungkinan terjadinya perubahan-
perubahan perilaku:
a) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan
penahan tetap.
b) Kekuatan pendorong tetap, kekuatan
penahan menurun.
c) Kekuatan pendorong meningkat,
kekuatan penahan menurun.
4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
Perilaku semula Kekuatan pendorong

Kekuatan penahan

Prilaku baru
Kekuatan pendorong
Perilaku semula
Kekuatan penahan

Perilaku baru

Kekuatan pendorong
Perilaku semula
Kekuatan penahan

Perilaku baru
BENTUK-BENTUK
PERUBAHAN PERILAKU

 Perubahan alamiah (natural change):


 Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam
(lingkungan) secara alamiah

 Perubahan terencana (planned change):


 Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh
yang bersangkutan

 Kesiapan berubah (Readiness to change):


 Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal
(readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses
internal ini berbeda pada setiap individu.
STRATEGI PERUBAHAN
PERILAKU
 Enforcement:
Perubahan perilaku dilakukan
dengan paksaan, dan atau
menggunakan peraturan atau
perundangan.
Menghasilkan perubahan perilaku
yang cepat, tetapi untuk sementara
(tidak langgeng)
STRATEGI PERUBAHAN
PERILAKU
 Education:
Perubahan perilaku dilakukan
melalui proses pembelajaran, mulai
dari pemberian informasi atau
penyuluhan-penyuluhan.
 Menghasilkan perubahan perilaku
yang langgeng, tetapi makan waktu
lama.
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
UNTUK PERUBAHAN PERILAKU

 Pendekatan “directive”:
Pendekatan dari atas, atau
diarahkan dari atas (dari pihak
“provider”
Program perubahan perilaku
dirancang dan dilaksanakan oleh
petugas.
Masyarakat sebagai obyek
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
UNTUK PERUBAHAN PERILAKU

 Pendekatan “non directive”:


 Pendekatan dari bawah
 Program perubahan perilaku dirangcang bersama
masyarakat (melibatkan masyarakat)
 Petugas berfungsi sebagai “fasilitator” dan
“motivator” perubahan
 Masyarakat sebagi subyek dan obyek perubahan
 Contoh kasus:

 Desa X terletak diapit oleg dua sungai, yang airnya mengalir sepanjang tahun.
Sebagian besar keluarga di desa ini (80%) tidak mempunyai jamban dirumahnya,
dengan alasan tidak perlu karena BAB di kali lebih praktis. Disamping itu, hanya
65% saja penduduk yang meggunakan air bersih baik dari sumur sendiri maupun
dari sumber air lainnya. Selebihnya menggunakan air sungai untuk mandi dan
cuci.

 Pertanyaan:
 Pendekatan seperti apa untuk mempercepat
perubahan perilaku masyarakat yang tidak sehat in?
 Apabila dilakukan “promosi/pendidikan” kesehatan
dengan pendekatan “non directive” apa langkah-
langkahnya.
SUMBER: 50

PROF. DR. SOEKIDJO NOTOATMODJO. KONSEP


PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN.
DEPARTEMEN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU
PERILAKU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai