(Dua Respons)
Respondent Response/Reflexsive: respon atas stimulus
tertentu. Stimulusnya disebut eliciting stimulation karena
menimbulkan respon yang relatif tetap.
Misal: makanan lezat-keinginan makan, cahaya terang-
mata tertutup.
Operant Response/Instrumental Respon: respon
berkembang diikuti oleh stimulus tertentu. Stimulusnya
disebut reinforcing stimulation (memperkuat respons).
Misal: Petugas puskesmas sudah mengerjakan tugas
dengan baik (respon terhadap jobdesc) –kemudian-
mendapatkan penghargaan dari atasan (stimulus
baru) kinerja makin meningkat.
TEORI “S.O.R” 4
(SKINNER)
STIMULUS ORGANISME
(faktor internal) REAKSI TERTUTUP
(faktor eksternal) .Pengetahuan/kog.
Sosial, budaya,politik, dsb
Perhatian, Pengertian Sikap/afektif
Penerimaan, Persepsi, dsb
REAKSI TERBUKA
Tindakan/praktek
PERILAKU 5
Batasan operasional:
– Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan,
nafsu, dan sebagainya.
Eksternal:
Internal:(Biologi & Psikologi)
Persepsi
Pengalaman Pengetahuan
Fasilitas Keyakinan
PERILAKU
Sosiobudaya Keinginan
Motivasi
Niat
Sikap
Kesehatan (Skinner)
1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau
fasilitas pelayanan kesehatan (Health Seeking
Behavior)
3. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Kelompok Perilaku 10
Kesehatan (Becker)
Perilaku Hidup Sehat (Healthy Life Style)
Appropriate Diet, Olahraga teratur, No smoking, No drugs/no
alcohol, Istirahat cukup, kendalikan stress, perilaku positif
lainnya untuk kesehatan–adaptasi dg lingkungan.
Perilaku Sakit (Illness Behavior)
Persepsi thdp penyakit, Pengetahuan thdp penyakit
(penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dll)
Perilaku Peran Sakit (The Sick Role Behavior)
Hak dan Kewajiban yang harus diketahui oleh orang sakit
sendiri maupun orang lain.
DOMAIN PERILAKU 11
KESEHATAN
Pengetahuan:
– Apa yang diketahui oleh seseorang terkait dengan
kesehatan, misal: tentang penyakit, gizi, sanitasi, pelayanan
kesehatan, dsb.
Sikap:
– Apa pendapat, perasaan atau penilaian sesorang terhadap
segala sesuatu yang terkait dengan kesehatan.
Praktik (tindakan):
– Apa yang dilakukan oleh sesorang untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannnya (mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan, menyembuhkan penyakit dan
pulih kesehatannya) :preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif
RUANG LINGKUP KESEHATAN 12
BIDANG: BIDANG
KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN
RUANG LINGKUP PERILAKU 13
KESEHATAN
Dengan adanya bermacam-macam teori ini akan mengarahkan intervensi kita dalam bentuk
pendidikan atau promosi kesehatan, sesuai dengan diterminan atau penyebab perilaku tersebut
ABC’S MODEL
(SULZER-AZAROFF,
MAYER:77)
Antecedent:
Antecedent adalah suatu pemicu (trigger) yang menyebabkan seorang berperilaku, yakni
kejadian-kejadian dilingkungan kita. Antecedent ini dapat berupa alamiah (hujan, angin, cuaca,
dsb), dan buatan manusia atau “man made” (interaksi dan komunikasi dengan orang lain.
Behavior:
Reaksi atau tindakan kita terhadap adanya pemicu tersebut
Concequences:
Kejadian selanjutnya yang mengikuti perilaku atau tindakan tersebut (konsekuensi).
Bentuk konsekuensi:
- Positif ( menerima), berarti akan mengulang perilaku tersebut
- Negatif ( menolak), berarti akan tidak mengulang perilaku tersebut (berenti).
Contoh:
– Seorang ibu hamil dikampung sering membicarakan
kehamilannya dengan tetangganya, sering mendengar tetang
bidan di desa, sering mendengar tetang periksa hamil, tentang
gizi ibu hamil, suaminya menyarankan supaya periksa
hamil,dsb: (ANTECEDENT)
PERIKSA
SAMPAI MELAHIRKAN
4 KALI DI BIDAN
MODEL REASONED ACTION
(FESBEIN-AJZEN:1980)
Teori ini menekankan pentingnya peranan dari “intention” atau
niat sebagai faktor penentu perilaku.
Selanjutnya niat ini ditentukan oleh:
– Sikap:
Penilaian yang menyeluruh terhadap perilaku yang akan diambil.
– Norma subyektif:
Kepercayaan apakah orang lain menyetujui atau tidak menyetujui
– Pengendalian perilaku:
Bagaimana persepsi terhadap konsekuensi perilaku yang akan diambilnya.
MODEL REASON ACTION
(TINDAKAN BERALASAN)
Behavioral
Belief
ATTITUDE TOWARD
Eval. of beh. BEHAVIOR
Outcome
Normative
Beliefs
SUBJECTIVE BEHAVIOR BEHAVIOR
NORM INTENTION
Motivation to
Comply
Control belief
PERCIEVED
Percieved BEHAVIOR CONTROL
power
Contoh:
1. Perilaku ibu untuk mengimunisasikan anaknya
di Posyandu, didasari oleh “NIAT” atau
“INTTENTION” ibu sendiri.
2. Niat ibu ini ditentukan oleh:
a. Sikap ibu, yakni penilaian ibu tersebut terhadap
untung ruginya tindakan yang akan diambil untuk
imunisasi anaknya,
b. Norma subyektif, yakni kepercayaan atau keyakinan
ibu terhadap perilaku yang akan diambil, lepas dari
orang lain setuju atau tak setuju.
c. Pengendalian diri, yakni persepsi ibu tersebut
tentang akibat-akibat yang harus ditanggung bila
anaknya sakit setelah diimunisasi
PRECEDE-PROCEED
MODEL
(GREEN, 1991) Enabling, Reinforcing Causes in
PRECEDE : Predisposing,
Educational Diagnosis and Evaluation) Merupakan
arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi
perilaku untuk intervensi pendidikan (promosi) kesehatan
(FASE DIAGNOSIS MASALAH)
PREDISPOSING FACTORS
REINFORCING FACTORS
Studi Kasus:
rumahnya.
Lawrence Green!”
25
a. Ia tahu mandi dan BAB di kali selama ini tidak sehat, dapat
menyebabkan penyakit bagi keluarganya maupun bagi orang lain.
(predespossing factors)
b. Ia punya uang untuk membangun sumur, kamar mandi dan WC, bahan-
bahan untuk membuat bangunan tersebut tersedia.
(enabling factors).
c. Ada surat edaran dari pak lurah setempat agar setiap keluarga harus
punya WC dan kamar mandi sendiri. Semua tokoh masyarakat juga
sudah mempunyai sumur, kamar mandi dan WC.
(Reinforcing factors)
SNEHANDU KAR
MODEL(1988)
B = f (BI, SS, AI, PA, AS):
Behavior Intention
Social Support
BEHAVIOR
Accessibility of Information
Personal Autonomy
Action Situation
Study Kasus: 27
PERSONAL REFERENCES
BEHAVIOR
RESOURCES
CULTURE
ANALISIS:
Seorang ibu ikut program Keluarga Berencana (KB).
Perilaku ini didasari oleh:
- Pemikiran, pergumulan, suara hatinya tetang manfaat dan
kerugiannya anak banyak- anak sedikit (thought and feeling)
- Kemudian melihat ada tetangga yang hidup bahagia karena
anaknya hanya 2, pandai-pandai, dan sekolahnya tinggi
(personal reference)
- Sumber informasi, dan alat-alat kontrasepsi mudah diperoleh
sekelilingnya (sources)
- Adat-istiadat, kepercayaan, dan agama mengijinkan untuk ber
KB (culture)
31
Terima Kasih
PERUBAHAN PERILAKU
(BEHAVIOR CHANGES)
Dalam konteks Promosi Kesehatan, yang
dimaksud dengan “Behavior Changes”
mempunyai 3 dimensi yakni:
pengembangan (development)
pemeliharaan (maintenance)
Kekuatan penahan
Prilaku baru
Kekuatan pendorong
Perilaku semula
Kekuatan penahan
Perilaku baru
Kekuatan pendorong
Perilaku semula
Kekuatan penahan
Perilaku baru
BENTUK-BENTUK
PERUBAHAN PERILAKU
Pendekatan “directive”:
Pendekatan dari atas, atau
diarahkan dari atas (dari pihak
“provider”
Program perubahan perilaku
dirancang dan dilaksanakan oleh
petugas.
Masyarakat sebagai obyek
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
UNTUK PERUBAHAN PERILAKU
Desa X terletak diapit oleg dua sungai, yang airnya mengalir sepanjang tahun.
Sebagian besar keluarga di desa ini (80%) tidak mempunyai jamban dirumahnya,
dengan alasan tidak perlu karena BAB di kali lebih praktis. Disamping itu, hanya
65% saja penduduk yang meggunakan air bersih baik dari sumur sendiri maupun
dari sumber air lainnya. Selebihnya menggunakan air sungai untuk mandi dan
cuci.
Pertanyaan:
Pendekatan seperti apa untuk mempercepat
perubahan perilaku masyarakat yang tidak sehat in?
Apabila dilakukan “promosi/pendidikan” kesehatan
dengan pendekatan “non directive” apa langkah-
langkahnya.
SUMBER: 50