Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Ulfah Yunita Putri
1.15.110
SEMARANG
2019
1. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan
gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera
Imobilisasi adalah keadaan dimana penderita harus istrahat di tempat tidur atau
dibatasi aktivitas yang dilakukan pasien, tidak bergerak secara aktif akibat penyakit
atau gangguan pada fisik ekstremitas atau lainya ( Mubarak, 2008, hlm. 220).
B. Klasifikasi
Secara umum ada beberapa macam keadaan imobilitas antara lain (Mubarak, 2008,
hlm.56) :
otak
3) Imobilitas emosional : kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan atau
4) Imobilitas sosial : kondisi ini bisa menyebabkan perubahan interaksi sosial yang
Dalam mobilisasi menurut Alimul, (2008, hlm. 55) dibagi menjadi tiga rentang
gerak yaitu :
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
kakinya.
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan.
C. Etiologi
Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah kekakuan otot,
1) Kelainan Postur
5) Kekakuan otot
1) Gaya hidup
Mobilitas seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai-nilai yang dianut,
2) Ketidakmampuan
yaitu :
3) Tingkat energi
Energi dibutuhkan untuk banyak hal, salah satunya mobilisasi. Dalam hal ini
4) Usia
D. Patofisiologi
skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan
tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja
sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada
Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi
tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien
untuk latihan kuadrisep. Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik
karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasi pada klien yang sakit
(infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik). Postur dan Gerakan Otot
merefleksikan kepribadian dan suasana hati seseorang dan tergantung pada ukuran
skeletal dan perkembangan otot skeletal. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok
otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan
otot yang melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang
seimbang.
bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi fungsional tubuh
adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang, pendek,
pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan,
stabilitas. Tidak ada pergerakan pada tipe sendi ini. Contoh: sakrum, pada sendi
vertebra.
terdapat pada tulang yang mengalami penekanan yang konstan, seperti sendi,
disatukan dengan ligamen atau membran. Serat atau ligamennya fleksibel dan
dapat diregangkan, dapat bergerak dengan jumlah yang terbatas. Contoh:
Sendi sinovial atau sendi yang sebenarnya adalah sendi yang dapat digerakkan
secara bebas dimana permukaan tulang yang berdekatan dilapisi oleh kartilago
artikular dan dihubungkan oleh ligamen oleh membran sinovial. Contoh: sendi
putar seperti sendi pangkal paha (hip) dan sendi engsel seperti sendi interfalang
pada jari.
Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengkilat, fleksibel
mengikat sendi menjadi satu sama lain dan menghubungkan tulang dan kartilago.
Ligamen itu elastis dan membantu fleksibilitas sendi dan memiliki fungsi
protektif. Misalnya, ligamen antara vertebra, ligamen non elastis, dan ligamentum
bergerak.
menghubungkan otot dengan tulang. Tendon itu kuat, fleksibel, dan tidak elastis,
akhiles/kalkaneus.
vaskuler, terutama berada disendi dan toraks, trakhea, laring, hidung, dan telinga.
mengalami osifikasi kecuali pada usia lanjut dan penyakit, seperti osteoarthritis.
Sistem saraf mengatur pergerakan dan postur tubuh. Area motorik volunteer
utama, berada di konteks serebral, yaitu di girus prasentral atau jalur motorik.
Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh
tertentu dan aktifitas otot. Proprioseptor memonitor aktifitas otot dan posisi tubuh
untuk memberi postur yang benar ketika berdiri atau berjalan. Saat berdiri, ada
Koordinasi dan
keseimbangan motorik
terganggu
Manifestasi klinis gangguan mobilisasi yaitu (Tarwoto & Wartonah, 2010, hlm 42)
yaitu :
trombus
beraktivitas
sosiokultural
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penujang yang dilakukan pada gangguan mobilisasi yaitu (Maghfuroh,
2014, hlm.18) :
hubungan tulang.
yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament
atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang
H. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat gangguan mobilitas yaitu (Mubarak, 2008, hlm. 59)
yaitu :
1) Trombosis
Trombosis vena dalam merupakan salah satu gangguan vaskuler perifer yang
Emboli paru dapat menghambat aliran darah ke paru dan memicu reflek tertentu
3) Kelemahan otot
Embolisasi lama akan mengakibatkan atropi otot dengan penurunan ukuran dan
kekuatan otot, untuk mengetahui penurunan kekuatan otot dapat juga dilihat dari
ukuran lingkar otot yang biasanya akan menurun sebanyak 2,1 sampai 21%.
Pasien yang mengalami tirah baring lama berisiko akan mengalami fraktur karena
5) Osteoporosis
vitamin D3 AKTIF.
6) Ulkus dekubitus
Pasien imobilisasi umumnya tidak bergerak malam hari karena tidak ada gerakan
aktif pasif tekanan dakan memberikan pengaruh pada daerah kulit ketika dalam
posisi berbaring dan aliran darah akan terhambat di daerah kulit yang tertekan
Penatalasanaan yang dapat dilakukan pada gangguan mobilisasi antara lain Puspita
(2012, hlm.21):
1) Non farmakologi
immobilisasi upaya yang dapat dilakukan adalah dengan terapi fisik dan latihan
a) Latihan isometris secara 10-20% dari tekanan maksimal selama beberapa kali
lainnya.
2) Farmakologi
hlm.57)
1. Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis
untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai
tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan
setup saat susuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel
Terdapa tiga jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang kepala dan pelvis,
tulang kuboid seperti tulang vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang
seperti tulang femur dan tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar pada
kedua ujung dan menyempit di tengah. Bagian ujung tulang panjang dilapisi
kartilago dan secara anatomis terdiri dari epifisis, metafisis, dan diafisis. Epifisis
dan metafisis terdapat pada kedua ujung tulang dan terpisah dan lebih elastic pada
sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta
sendi. Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu
4. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis) dan sistem
saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki somatic dan
kerusakan pada sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat
radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik pada daerah radial
tangan.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat
segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan
sendi synovial yang merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh
kartilago artikuler, ruang sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan
synovial. Selain itu, terdapat pula sendi bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi
A. Pengkajian
1) Aspek biologis
lain dalam melakukan aktivitas, jenis latihan atau olahraga yang sering
c) Pemeriksaan fisik, meliputi rentang gerak, kekuatan otot, sikap tubuh, dan
2) Aspek psikologis
dan lain-lain.
dampak yang terjadi akibat gangguan aktifitas yang dialami klien terhadap
Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah bagaimana keyakinan dan nilai yang
dianut klien dengan kondisi kesehatan yang dialaminya sekarang, seperti apakah
5) Perubahan-perubahan integument
Indikator cedera iskemia terhadap jaringan yang pertama adalah reaksi inflamasi.
Perubahan awal terlihat pada permukaan kulit sebagai daerah eritema yang tidak
teratur dan didefinisikan sangat buruk di atas tonjolan tulang yang tidak hilang
Alimul, A.H.A, (2008), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Keperawatan buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Hedrman, T. H. (2015). Diagnosis keperawatan : definisi dan klasifikasi. Jakarta : EGC
Mubarak, W. I. (2008). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi praktik. Jakarta:
EGC
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 4.
Jakarta: Salemba Medika