Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

Mekanika fluida adalah disiplin ilmu bagian dari bidang mekanika terapan yang mengkaji
perilaku dari zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Bidang mekanika ini jelas
mencakup berbagai persoalan yang sangat bervariasi, mulai dari kajian mengenai aliran darah di
saluran-saluran kapiler (yang hanya: berdiameter beberapa mikron) sampai pada kajian aliran
minyak mentah yang melewati Alaska melalui pipa berdiameter 4 ft sepanjang 800 mil. Prinsip-
prinsip mekanika fluida diperlukan untuk menjelaskan mengapa pesawat terbang dibuat berbentuk
streamline dengan permukaan mulus demi efisiensi penerbangan yang terbaik, sementara bola golf
dibuat dengan permukaan ber-lubang-lubang (bopak) untuk mcningkatkan efisiensinya. Sangat
banyak pertanya-an menarik dapat dijawab dengan menggunakan gagasan-gagasan mekanika
fluida yang relatif sederhana. Misalnya:

• Bagaimana sebuah sungai dapat mengalir di hilir dengan kecepatan cukup besar meskipun
kemiringan permukaannya begitu kecil sehingga tidak bisa dideteksi dengan pengukuran biasa?

• Bagaimana informasi yang diperoleh dari model pesawat terbang dapat digunakan untuk
merancang pesawat sesungguhnya?

• Mengapa arus air yang berasal dari sebuah kcran kadang-kadang terlihat halus permukaannya.
tetapi kadang-kadang kasar permukaannya?

• Berapa peningkatan jarak tempuh per satuan bahan bakar yang dapat diperoleh dengan
meningkatkan desain aerodinamik dari mobil dan truk?

Daftar penerapan dan pertanyaan dapat saja berkelanjutan—tapi pokok utamanya telah Anda
dapatkan; mekanika fluida adalah subjek yang sangat penting dan terpakai. Sangat mungkin sekali
dalam karir Anda sebagai seorang insinyur, Anda akan terlibat dalam analisis dan perancangan
sistem-sistem yang mem-butuhkan pemahaman yang baik mengenai mekanika fluida. Diharapkan
bahwa bagian pendahuluan ini akan memberikan dasar-dasar awal bagi aspek-aspek fundamental
dari mekanika fluida.

1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Mekanika Fluida
b. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan ilmu mekanika fluida statis.
c. Mahasiswa dapat mengetahui ilmuwan-ilmuwan yang menemukan teori-teori fluida statis.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pembuatan makalah inia adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana sejarah perkembangan teori fluida?
b. Siapakah penemu teori-teori fluida statik?
c. Bagaimanakah sejarah ilmuwan yang menemukan teori-teri fluida?

BAB II

SEJARAH MEKANIKA FLUIDA

Mekanika Fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari prilaku Fluida Baik dalam Keadan
diam ( Statik ) Maupun Gerak ( dinamik ) serta akibat interaksi dengan media batas nya ( Zat
padat atau fluida dengan V Lain ).seperti kebanyakan di siplin ilmu lain nya, Mekanik fluida
mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju area modern
seperti sekarang ini. Pada masa prasejarah, kebudayaan-kebudayaan kuno sudah memiliki
pengetahuan yang cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan Aliran tertentu.sebagi contoh
perahu
layar yang sudah di lengkapi dengan dayung dan system pengairan untuk pertanian sudah di kenal
pada masa itu.pada abad ketiga sebelum masehi , Archimedes dan Hero dari
Iskandariahmemperkenal kan Hukum Jajaran genjang untuk penjumlahan vector. Selanjutnya
Archimedes ( 285-212 SM ) merumuskan Hukum Apung dan menerapkan pada benda-benda
terapung Atau Melayang, dan juga memperkenalkan bentuk kalkulus Differensial sebagi
bagiananalisis Nya.
Sejak pemulaan masehi, sampai jaman Renaissance terus menerus terjadiperbaikan dalam
rancangan system-sistem Aliran, Seperti Kapal , Saluran, dan Talang. air.akan tetapitidak ada
bukti-bukti Adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis aliran Akhir Nya Leonardo da Vinci
( 1452-1519 ) menjabar kan persamaan kekekalan Masa
dalam aliran tunak satu demensi, Leonardo da vinci adalah ahli eksperimen ulungdan catatan-
catatanya berisi diskripsi yang seksama dengan gelombang, jet atau semburan, loncatan hidraulik,
pembentuk pusaran , dan rancangan-rancangan seretan rendah ( bergaris aliran ) serta seratan
tinggi ( Parasut ).Galileo ( 1564-1642 ) memperkenal kan beberapa hukum
tentangmekanik.seorang perancis, Edme Moriotte ( 1642-1684 ) membangun terowongan angin
yang pertama dan menguji model-model di dalam nya.
Soal-soal yang menyangkut momentum fluida akhirnya dapat di analisis setelah Isaac
Newton ( 1642-1727 ) memperkenal kan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk fluida
linear yang sekarang di namakan fluida Newton. Teori itu mula-mula didasarkan atas asumsi
fluida ideal (sempurna ) dan Tampa gesekan, dan para matematikawan abab ke lapan belas seperti:
Daniel Bernoelidan Leonhrad Euler ( Swiss ), Clairaut dan D’Alembert (Perancis), Joseph-
LouisLagrange (1736-1813), Pierre-Simon Laplace (1749-1827), dan Gerstner (1756-1832),
mengembangkan ilmu
matematika untuk mekanika fluida (Hidrodinamika), dan banyak menghasilkan penyelesaian-
penyelesaian dari soal-soal aliran tanpa gesekan.Euler Mengembangkan persamaan gerak
diverensial dan bentuk integral nya.yang sekarang disebut persamaan bernoelli. D’Alembret
memakai persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang terbenamdi
dalam fluida tampa gesekan mempunyai seretan nol. sedangkan Gerstner memakai persamaan
Bernoelli untuk menganalisis gelombang permukaan.
Hasil-hasil ini merupakan hal yang berlebihan, karena asumsi fluida sempurna dalam
praktek hanya mempunyai penerapan yang sangat terbatas dan kebanyakan aliran di bidang teknik
sangat dipengaruhi oleh efek kekentalan. Para ahli teknik mulai menolak teori yang sama sekali
tidak realistik itu, dan mulai mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada ekperimen. Ahli-
ahli eksperimen seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806), Weber (1804-1891),
Francis (1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889), Frenchman Poiseuille (1799-
1869), Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897), Bazin (1829-1917), dan Saxon
Weisbach (1806-1871) banyak menghasilkan data tentang beraneka ragam aliran seperti saluran
terbuka, hambatan kapal, aliran melalui pipa, gelombang, dan turbin.

Pada akhir abad kesembilan belas, hidraulika eksperimental dan


hidrodinamika teoritis mulai dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert (1842-
1924) mengembangkan hukum-hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919)
mengusulkan metode analisis dimensional, dan Osborne Reynolds (1842-1912) memperkenalkan
bilangan Reynolds takberdimensi yang diambil dari namanya sendiri. Sementara itu, sejak Navier.
(1785-1836) dan Stokes (1819-1903) menambahkan suku-suku kental newton pada
persamaan gerak dan dikenal dengan persamaan Navier-Stokes, belum dapat digunakan untuk
aliran sembarang. Selanjutnya pada tahun 1904, setelah seorang insinyur Jerman, Ludwig Prandtl
(1875-1953), menerbitkan makalah yang barangkali paling penting yang pernah ditulis orang di
bidang mekanika fluida. Prandtl menunjukan bahwa aliran fluida yang kekentalannya rendah,
seperti aliran air atau aliran udara, dapat dipilah menjadi suatu lapisan kental (lapisan batas) di
dekat permukaan zat padat dan antar muka, dan lapisan luar yang hampir encer yang memenuhi
persamaan Euler dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata merupakan salah satu alat yang paling
penting dalam analisis-analisis aliran modern, disamping teori yang dikembangkan oleh Theodore
von Karman (1881- 1963) dan Sir Geofrey I. Taylor (1886-1975).
2.1. Penemu-Penemu Teori Fluida Statik
Adapun para nama-nama penemu teori fluida statik yang dapat kita sebut diantaranya adalah:
a. Archimedes (287 – 212 SM)
Sejarah Penemuan Teori Archimedes
Archimedes lahir di kota Sirakusa di Pulau Sisilia, sebelah selatan Italia, pada tahun 287 SM.
Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Kemudian ia kembali ke Mesir. Ayahnya ahli bintang
namanya Phidias.
Archimedes adalah ilmuan terbesar sebelum Newton. Ia adalah ahli matematika Yunani (terutama
geometri), ahli fisika (terutama mekanika , statistika, dan hidrostatika), ahli optika, ahli astronomi,
warga Negara Sisilia, pengarang , dan penemu. Ia mendapat julukan bapak IPA eksperimental
karena mendasarkan penemuannya pada eksperimen. Kebenaran penemuan-penemuannya telah ia
buktikan dengan eksperimen.
Konsep pelambungan (air mendorong objek keatas sama dengan berat air yang digantikan
objek) dan pengungkit (gaya mendorong kebawah pada satu sisi dari pengungkit menciptakan
gaya mengangkat pada sisi lain yang proposional pada panjang dua sisi pengungkit) mendasari
semua ilmu kuantitatif dan teknik. Prinsip ini mewakili pemahaman manusia yang paling awal
mengenai hubungan dalam dunia fisika di sekitar kita dan merumuskan secara matematika
kejadian fisika di dunia. Berbagai kemajuan ilmu dan teknik bergantung pada penemuan 2 prinsip
ini. Seperti teknologi kapal (konvensional) dan kapal selam (submarine).
Pada waktu itu yang jadi raja di Sirakusa adalah Hieron II,sahabat Archimedes. Pada suatu
hari Hieron II menyuruh seorang pandai emas membuat mahkota.Hieron merasa bahwa pandai
emas itu curang. Mahkota itu tidak terbuat dari emas murni tapi dari campuran emas dan perak.
Maka Hieron menyuruh Archimedes membuktikan kecurangan pandai emas itu tanpa merusak
mahkota tersebut. Berhari-hari Archimedes berpikir keras. Ia tidak tahu cara membuktikan
kecurangan pandai emas. Waktu itu belum ada alat elektronik yang dapat mendeteksi apakah
sebuah benda terbuat dari emas murni atau emas campuran. Ketika kepala Archimedes terasa
panas karena terlalu banyak berpikir,ia masuk ke tempat mandi umum. Ia membuka pakaian dan
masuk ke bak mandi yang penuh dengan air. Archimedes menyadari lengannya terapung diatas air.
Sebuah ide kemudian terbesit di benaknya. Dia menarik tangannya kedalam air dan dia
merenggangkan lengannya. Lengannya dengan sendiri mengapung kembali ke atas. Kemudian dia
mencoba berdiri dari bak, level air menjadi menyusut, kemudian dia duduk kembali, level air
meningkat kembali. Dia berbaring, air naik lebih tinggi lagi, dan dia merasa lebih ringan. Dia
berdiri, level air menurun dan dia merasa dirinya lebih berat. Air harusnya telah mendorong dia
keatas sehingga dia merasa ringan. Tiba-tiba ia bangkit, lupa mengenakan pakaian, sambil
telanjang bulat lari sepanjang jalan menuju rumahnya. Kepada istrinya ia berteriak, Eureka!
Eureka! Artinya, Sudah kutemukan! Sudah Kutemukan! Apa yang ia temukan? Ia menemukan
nama hukum Archimedes ,yang bunyinya: “Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda
itu”. Dengan hukum itu ia bermaksud membuktikan kecurangan pandai emas.
Dirumahnya ia melakukan percobaan selanjutnya. Dia kemudian mengambil sebuah batu
dan sebalok kayu yang memiliki ukuran sama ke dalam bak dan merendamkan mereka kedua-
duanya. Batu tenggelam tetapi terasa ringan. Dia harus menekan kayu supaya tenggelam. Itu
artinya air harus menekan ke atas dengan gaya yang relatif terhadap jumlah air yang tergantikan
oleh ukuran objek daripada berat dari objek. Seberat apa objek itu dirasakan di air mempengaruhi
kepadatan objek. Ini membuat Archimedes mengerti bagaimana memecahkan masalah raja. Dia
kembali ke raja. Kuncinya adalah kepadatan. Jika mahkota ini terbuat dari logam bukan emas, dia
dapat memiliki berat yang sama tetapi akan memiliki kepadatan yang berbeda sehingga akan
menumpahkan jumlah air yang berbeda. Mahkota dan sebuah emas yang beratnya sama di
masukkan ke sebuah mangkok berisi air. Mahkotanya ternyata menumpahkan air lebih banyak
sehingga terbukti mahkota itu adalah palsu.
Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar. Untuk dapat
mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi dek kapal. Karena
besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak. Karena itu Archimedes
menciptakan sebuah alat yang disebut “Sekrup Archimedes”.
Dengan ini air dapat dengan mudah disedot dari dek kapal. Ukuran kapal yang besar ini juga
menimbulkan masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit untuk dipindahkan.
Untuk mengatasi hal ini, Archimedes kembali menciptakan sistem katrol yang disebut “Compound
Pulley”. Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan muatannya dapat dipindahkan
hanya dengan menarik seutas tali. Kapal ini kemudian diberi nama Syracusia, dan menjadi kapal
paling fenomenal pada zaman itu.
Sifat eksentrik Archimedes
Dalam hal eksentrik Archimedes sering dibandingkan dengan Weierstrass (1815 – 1897). Menurut
penuturan saudarinya, Weierstrass – pada waktu sekolah, tidak pernah diberi kepercayaan untuk
memegang pinsil. Apabila memegang pinsil, maka dia akan menggambari apapun yang
dianggapnya masih kosong. Dari wallpaper sampai balik kerah baju. Sebaliknya, Archimedes –
belum mengenal kertas, selalu menggambar di pasir atau tanah yang lembek sebagai ganti fungsi
“papan tulis.” Dia akan menggambar sesuka hatinya. Apabila duduk di dekat perapian, dia akan
mengambil arang atau sisa pembakaran dan digunakan untuk menggambar. Setelah mandi,
biasanya dia akan melumuri seluruh tubuhnya dengan minyak zaitun, yang lazim dipakai pada
jaman itu, daripada mengenakan pakaian, dia akan menggambar diagram-diagram dengan
menggunakan jari kuku dengan “papan tulis” adalah seluruh tubuhnya yang berminyak. Ada sifat
yang lazim diidap oleh para matematikawan seperti: lupa makan. Sifat lupa makan Archimedes,
saat menekuni problem matematika, ternyata diwariskannya kepada [Isaac] Newton dan [William
Rowan] Hamilton.
Prinsip Archimedes
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam
zat cair seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak berada di
dalam zat cair tersebut. kamu mungkin sulit mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah
tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya
gaya apung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Gaya apung terjadi karena adanya
perbedaan tekanan zat cair pada kedalaman yang berbeda. Seperti yang telah dijelaskan pada
pokok bahasan Tekanan pada Zat cair, tekanan zat cair bertambah terhadap kedalaman. Semakin
dalam zat cair (zat cair), semakin besar tekanan zat cair tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan
ke dalam zat cair, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara zat cair pada bagian atas benda
dan zat cair pada bagian bawah benda. Zat cair yang terletak pada bagian bawah benda memiliki
tekanan yang lebih besar daripada zat cair yang berada di bagian atas benda.
Zat cair yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada zat
cair yang terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena zat cair yang berada di bawah
benda memiliki kedalaman yang lebih besar dari pada zat cair yang berada di atas benda (h2 > h1).
Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h2 adalah :
P2 = → F2 = P2A= ρgh2A
Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h1 adalah :
P1 = → F1 = P1A= ρgh1A
F2 = gaya yang diberikan oleh zat cair pada bagian bawah benda, F1 = gaya yang diberikan
oleh zat cair pada bagian atas benda, A = luas permukaan benda, Selisih antara F2 dan F1
merupakan gaya total yang diberikan oleh zat cair pada benda, yang kita kenal dengan istilah gaya
apung. Besarnya gaya apung adalah :
Fapung = F2-F1
Fapung = (ρgh2A)- (ρgh1A)
Fapung = ρgA(h2-h1)
Fapung = ρF gAh
Fapung = ρF gV

Keterangan :
ΡF= Massa jenis fluida (kg/m3)
g=Percepatan gravitasi (m/s2)
V=volume benda yang berada didalam fluida (m3)
Karena :
Ρ = → m = ρV
Maka persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung (Fapung) di atas bisa kita tulis
menjadi :
Fapung = ρFGv
Fapung = mFg = WF
mFg = wF = berat zat cair yang memiliki volume yang sama dengan volume benda yang tercelup.
Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda sama
dengan berat zat cair yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan zat cair yang
dipindahkan di sini adalah volume zat cair yang sama dengan volume benda yang tercelup dalam
zat cair. Pada gambar di atas, telah menggunakan ilustrasi di mana semua bagian benda tercelup
dalam zat cair (air). Jika dinyatakan dalam gambar maka akan tampak sebagai berikut :
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam zat cair terapung, di mana bagian benda yang
tercelup hanya sebagian maka volume zat cair yang dipindahkan = volume bagian benda yang
tercelup dalam zat cair tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda tersebut,
semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya eyang buyut Archimedes (287-
212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal dengan julukan “Prinsip
Archimedes”. Prinsip Archimedes menyatakan bahwa :
Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung)
sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.

Penemuan-penemuan Archimedes

Minat Archimedes adalah matematika murni: bilangan, geometri, menghitung luas bentuk-bentuk
geometri. Archimedes dikenal karena kehebatannya mengaplikasikan matematika. Kehebatan
inilah yang akan diuraikan di bawah ini.
Archimedes berjasa menemukan ulir Archimedes, alat untuk mengangkat air dengan jalan
memutar gagang alat ini dengan tangan. Penggunaan awal alat ini adalah untuk membuang air
yang masuk ke dalam perahu atau kapal. Tapi dalam perkembangannya digunakan untuk
memompa air dari dataran yang lebih rendah ke tanah yang lebi tinggi. Alat ini sampai sekarang
masih dipakai oleh para petani di seluruh dunia.

Penggunaan cermin pembakar, memberi indikasi bahwa beberapa bentuk geometri sudah
diketahui Archimedes, teristimewa bentuk hiperbola. Bentuk lingkaran, elips dan hiperbola
terbentuk hanya bagaimana cara kita mengiris suatu bidang. Parabola adalah bentuk istimewa:
dapat “mengambil” sinar matahari, dari arah manapun, dan difokuskan pada suatu titik, dan
konsentrasikan semua energi cahaya pada bidang sempit untuk dipancarkan kembali dalam berkas
sinar yang sangat panas.
Archimedes adalah orang pertama yang memberi metode menghitung besar ? (pi) dengan derajat
akurasi yang tinggi. Menghitung besar ? dilakukan dengan cara membuat lingkaran diantara dua
segi enam. Luas segi enam kecil < luas lingkaran < luas segi enam besar. Dengan memperbesar
jumlah segi – Archimedes membuat 96 sisi, diperoleh besaran:

3 10/71 < Л < 3 1/7

(3,14084 < Л < 3,14285)

b. Leonardo Da Vinci (1452-1519)


Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April1452 – meninggal di Clos
Lucé, Perancis, 2 Mei1519 pada umur 67 tahun) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan
pelukisRenaisansItalia. Leonardo berasal dari sebuah keluarga yang cukup mapan. Meskipun
ibunya, Caterina di Piero, hanyalah seorang putri petani, ayahnya, Pietro d’Antonio da Vinci
adalah seorang notaris di kota Florence. dia adalah salah satu penemu ilmu hidrolik, mungkin juga
termasuk perangkat hidrometer. Penemuan Leonardo lainnya yang bermanfaat, misalnya, pakaian
selam. Selain itu, peranti terbang rancangannya juga telah menerapkan prinsip aerodinamika. Dari
sketsa penelitian kapal selam bisa terlihat, mula – mula dia tertarik pada arus air. Kemudian
dengan serius meneliti ikan – ikan yang berenang melawan arus serta hambatan tekanan arus yang
terjadi pada kapal, dan meninggalkan sejumlah lima sketsa mengenai badan kapal, yang besar
pengaruhnya pada masa sekarang. Sejak awal Masehi sampai zaman Renaissance telah terjadi
perbaikan dalam rancangan sistem-sistem aliran seperti: kapal, saluran, dan talang air. Akan tetapi
tidak ada bukti-bukti adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis alirannya. Akhirnya
kemudian Leonardo da Vinci menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-
dimensi.

c. Galileo Galilei (1564-1642)


Sejarah Penemuan Dasar-Dasar Hidrostatistika
Ilmuwan Itali besar ini mungkin lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan metode
ilmiah dari siapa pun juga. Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Selagi muda belajar di Universitas
Pisa tetapi mandek karena urusan keuangan. Meski begitu tahun 1589 dia mampu dapat posisi
pengajar di universitas itu. Beberapa tahun kemudian dia bergabung dengan Universitas Padua dan
menetap di sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia menciptakan tumpukan penemuan-
penemuan ilmiah.
Sumbangan penting pertamanya di bidang mekanika. Aristoteles mengajarkan, benda yang
lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang benda yang lebih enteng, dan bergenerasi-generasi kaum
cerdik pandai menelan pendapat filosof Yunani yang besar pengaruh ini. Tetapi, Galileo
memutuskan mencoba dulu benar-tidaknya, dan lewat serentetan eksperimen dia berkesimpulan
bahwa Aristoteles keliru. Yang benar adalah, baik benda berat maupun enteng jatuh pada
kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka berkurang kecepatannya akibat pergeseran
udara. (Kebetulan, kebiasaan Galileo melakukan percobaan melempar benda dari menara Pisa
tampaknya tanpa sadar).
d. Evangelista Toricelli (1608-1647)
Evangelista Torricelli (1608-1647), fisikawanItalia kelahiran Faenza dan belajar di Sapienza
CollegeRoma. Ia menjadi sekretaris Galileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat pada tahun
1641. Tahun 1642 ia menjadi profesor matematika di Florence.
Torricelli adalah ahli fisika Italia, penemu barometer air raksa, penemu Hukum Torricelli, penemu
tabung hampa kecil yang pertama di dunia, ahli matematika, pengarang, guru besar, sekretaris,
pembantu, dan murid Galileo. Ia memperbaiki mikro-skop dan teleskop. Ia meninggal di Florence
pada tanggal 25 Oktober 1647 pada umur 39 tahun. Pada umur 22 tahun ia belajar di Roma pada
Benedetto Castelli, pendiri ilmu hidrolik, ahli matematika murid Galileo Galilei. Torricelli
menjadi sekretaris Galileo selama tiga bulan sampai Galileo wafat pada tahun 1641. Pada tahun
1643 ia menetapkan tentang tekanan atmosfer dan menemukan alat untuk mengukurnya, yaitu
barometer. Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang dinamakan Torricelli Experiment,
yaitu ia menggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan panjang kira-kira 1 m dan salah satu
ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas. Dengan menggunakan
corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung sampai penuh. Kemudian ia menutup
ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan
jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung vertikal dalam sebuah bejana berisi raksa. Ia
mengamati permukaan raksa dalam tabung turun dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam
tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di atas kolam
raksa. Selama beberapa hari Torriceli mengamati bahwa tinggi air raksa dalam tabung selalu
berubah-ubah. Akhirnya ia tahu bahwa hal itu disebabkan oleh tekanan udara. Tekanan air raksa
setinggi 76 sentimeter itu kemudian disebut tekanan satu atmosfer. Kesimpulan dari percobaan
Toricelli adalah “ Berdasarkan kapilaritas air raksa yang naik ke dalam tabung, naiknya
permukaan raksa dalam tabung tersebut setinggi 76 cm dari udara sehingga toricelli
menyimpulkan bahwa 1 atm = 76 cmHg”.

e. Blaise Pascal (1623-1662)


Blaise Pascal (1623-1662) terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Pada tahun 1631
keluarganya pindah ke Paris.
Blaise Pascal adalah anak Etienne Pascal, seorang ilmuwan dan matematikawan lahir di
Clermont. Etienne Pascal, juga merupakan penasehat kerajaan yang kemudian diangkat sebagai
presiden organisasi the Court of Aids di kota Clermont. Ibu Pascal, Antoinette Bigure, meninggal
saat umur Pascal berumur empat tahun tidak lama setelah memberinya seorang adik perempuan,
Jacqueline. Ia mempunyai kakak perempuan yang bernama, Gilberte.
Pascal juga pernah melakukan studi hidrodinamik dan hidrostatik, prinsip-prinsip cairan
hidraulik ( hydraulic Fluida ). Penemuannya meliputi hidraulik tekan ( press Hydraulic ) dan
tentang jarum suntik ( syringe ). Umur 18 tahun, tubuhnya lemah dan mengalami kelumpuhan
tungkai atas membuat Pascal harus tinggal di tempat tidur. Harus menelan cukup makanan agar
tetap hidup, meskipun selalu merasa sakit kepala. Umur 24 tahun, dia dan Jacqueline pergi ke
Paris untuk pemeriksaan medis dengan peralatan yang lebih canggih. Ternyata dia diharuskan
tinggal di rumah sakit. Saat ini banyak ilmuwan datang menyambangi yang tertarik dengan
eksperimen kehampaan (vakum) yang sedang dikerjakannya. Descartes datang untuk berdiskusi.
Akhir tahun, kesehatan tubuhnya memungkinkan dia meneruskan pekerjaan, menguji teori
kehampaan.
Ia memiliki sebuah replika percobaan yang berupa tabung sepanjang 31 inci (78,7 cm) yang
diisi air raksa yang diposisikan terbalik dalam sebuah mangkok mercuri. Pascal ingin mengetahui
kekuatan apa yang menjaga mercuri dalam tabung, dan apa yang mengisi ruang kosong dibagian
atas dalam tabung mercuri tersebut. Apakah berisi: udara? uap air raksa? kehampaan?
Pada waktu itu, kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa ruang kosong ditabung atas mercuri
tersebut adalah tak lebih daripada vacuum ( kosong ), dan beberapa kejadian yang dianggap tak
mungkin oleh ilmuwan sebelumnya, telah terlihat saat percobaan itu dilakukan. Hal ini
berdasarkan pemikiran Ariestoteles, bahwa “ penciptaan “ sesuatu yang bersifat “ subtansi “,
apakah terlihat atau tidak terlihat, dan “zat / subtansi “ selamanya bergerak. Hukum Ariestoteles
adalah sebagai berikut : “ Segala sesuatu yang bergerak, harus digerakan oleh sesuatu ( Everything
that is in motion must be moved by something ) “. Oleh karena itu para ilmuwan penganut
Ariestoteles menyatakan, bahwa vacuum ( tenaga isap ) itu adalah hal yang mustahil. Bagaimana
bisa begitu ? Maka bukti itu ditunjukan :
Cahaya yang melewati itu di sebut “ vacuum ( kosong ) ” dalam tabung kaca.
Ariestoteles menulis, segala sesuatu bergerak, harus digerakan oleh sesuatu yang lain
Oleh karenanya, disana harus ada “sesuatu” yang tak terlihat untuk memindahkan cahaya melalui
tabung kaca, maka dari itu tidak ada vacuum ( tenaga isap atau tekan ) di tabung itu. Tidak di
tabung kaca maupun, dimanapun. Vacuum itu tidak ada dan sesuatu yang mustahil.
Pascal meninggalkan karya yang berjudul Pensees dan Provincial Letters yang sama sekali
tidak berhubungan dengan matematika.
Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya menggunakan
barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids),
yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang
Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik
dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: “Bahwa benda cair
menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah” yang kemudian dikenal sebagai Hukum
Pascal. Hukum Pascal dianggap penting karena keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori
Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori
Hidrodinamik.
Hukum Pascal (1658)

“Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan
tidak bertambah atau berkurang kekuatannya”.
Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan ke segala arah dengan sama besar.

BAB III

PEMBAHASAN

1. Beberapa Sifat Fluida

Salah satu pertanyaan yang pertama-tama perlu kita kaji adalah, apakah fluida itu? Atau kita
mungkin bertanya, apa perbedaan antara sebuah benda padat dengan sebuah fluida? Kita memiliki
gagasan umum yang samar-samar mengenai perbedaan tersebut. Sebuah benda padat “keras” dan
tidak mudah dideformasi, sementara sebuah fluida “lunak” dan mudah dideformasi (kita dapat
bergerak dengan mudah melewati udara). Meskipun agak deskriptif, pengamatan sepintas lalu
mengenai perbedaan beqda padat dan fluida ini sangat tidak memuaskan dari sudut pandang
ilmiah atau keteknikan.

Pengamatan lebih mendalam mengenai struktur molekul dari material mengungkapkan


bahwa zat-zat yang biasanya kita anggap sebagai benda padat (baja, beton, dan lain-lain) memiliki
jarak antar molekul yang rapat dengan gaya-gaya kohesi antar molekul yang besar yang
memungkinkan sebuah benda padat mempertahankan bentuknya dan tidak mudah untuk
dideformasi. Namun, untuk zat-zat yang biasanya kita anggap sebagai sebuah cairan (air, minyak,
dan lain-lain), molekul-molekulnya agak terpisah, gaya antar molekulnya lebih lemah daripada
benda-benda padat dan molekul-molekul tersebut mempunyai pergerakan yang lebih bebas. Jadi
zat cair dapat dengan mudah dideformasi (tetapi tidak mudah dimampatkan) dan dapat dituangkan
ke dalam bejana atau dipaksa melalui sebuah tabung. Gas-gas (udara, oksigen, dan lain-lain)
memiliki jarak molekul yang lebih besar dan gerakan yang bebas dengan gaya antar molekul yang
dapat diabaikan, sehingga gas sangat mudah dideformasi (dan dimampatkan) dan akan mengisi
secara penuh volume suatu bejana di mana gas tersebut ditempatkan.

Meskipun perbedaan antara benda padat dan fluida dapat dijelaskan secara kualitatif
berdasarkan struktur molekulnya, pembedaan yang lebih spesifik didasarkan pada bagaimana zat
tersebut berdeformasi di bawah suatu beban luar yang bekerja. Secara khusus, fluida didefmisikan
sebagai zat yang berdeformasi terus-menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Sebuah
tegangan (gaya per satuan luas) geser terbentuk apabila sebuah gaya tangensial bekerja pada
sebuah permukaan. Apabila benda-benda padat biasa seperti baja atau logam-logam lainnya
dikenai oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda ini akan berdeformasi (biasanya sangat kecil),
tetapi tidak akan terus-menerus berdeformasi (mengalir). Namun, cairan yang biasa seperti air,
minyak, dan udara memenuhi defmisi dari sebuah fluida—artinya, zat-zat tersebut akan mengalir
apabila padanya bekerja sebuah tegangan geser. Beberapa bahan, seperti lumpur, aspal, dempul,
odol dan lain sebagainya tidak mudah untuk diklasifikasikan karena bahan-bahan tersebut akan
berperilaku seperti benda padat jika tegangan geser yang bekerja kecil, tetapi jika tegangan
tersebut melampaui suatu nilai kritis tertentu, zat-zattersebut akan mengalir. Ilmu yang
mempelajari bahan-bahan tersebut disebut rheologi dan tidak termasuk dalam cakupan mekanika
fluida klasik. Jadi, seluruh fluida yang akan ditinjau dalam buku teks ini memenuhi defmisi fluida
yang telah diberikan sebelumnya.

Meskipun struktur molekuler fluida penting untuk membedakan satu fluida dengan fluida
yang lainnya, tidaklah mungkin untuk mengkaji masing-masing molekul ketika kita mencoba
untuk menggambarkan perilaku fluida-fluida tersebut dalam keadaan diam atau bergerak. Kita
mengkarakteristikkan perilaku tersebut dengan lebih mempertimbangkan nilai rata-rata atau
makroskopik dari besaran yang ditinjau, di mana nilai rata-rata tersebut dievaluasi pada sebuah
volume kecil yang berisi banyak molekul. Jadi, ketika kita mengatakan bahwa kecepatan pada
suatu titik tertentu dalam sebuah fluida adalah sebesar tertentu, maka kita sebenarnya
mengmdikasikan kecepatan rata-rata dari molekul-molekul dalam volume kecil yang mengelilingi
titik tersebut. Volume tersebut sangat kecil dibandingkan dengan dimensi fisik dari sistem yang
ditinjau, tetapi cukup besar dibandingkan dengan jarak rata-rata antarmolekul. Apakah cara ini
cukup beralasan untuk menggambarkan perilaku sebuah fluida? Jawabannya secara umum’adalah
ya, karena jarak antara molekul biasanya sangat kecil. Untuk gas-gas pada tekanan dan temperatur
normal jarak antara ini berada pada tingkat 10″6 mm, dan untuk zat cair pada tingkat 10~7 mm.
Banyaknya molekul setiap milimeter kubik pada tingkat 1018 untuk gas dan 1021 untuk zat cair.
Jadi jelas bahwa jumlah molekul di dalam sebuah volume yang sangat kecil sangat besar, sehingga
gagasan untuk menggunakan nilai rata-rata dari seluruh volume ini cukup beralasan. Jadi kita
mengasumsikan bahwa seluruh karakteristik fluida yang kita tinjau (tekanan, kecepatan, dan lain-
lain.) bervariasi terus-menerus di seluruh fluida—artinya, kita memperlakukan fluida tersebut
sebagai suatu materi kontinu (continuum). Satu bidang mekanika fluida di mana konsep materi
kontinu ini tidak berlaku adalah pada kajian gas-gas yang sangat renggang seperti yang dihadapi
pada kasus dengan ketinggian yang sangat besar. Dalam hal ini jarak antara molekul udara dapat
menjadi sangat besar dan konsep materi kontinu tidak lagi bisa diterima.

2. Dimensi,Kehomogenan Dimensi, dan Satuan

Karena di dalam kajian mengenai mekanika fluida kita akan menangani berbagai karakteristik
fluida, maka kita perlu mengembangkan sebuah sistem untuk menggambarkan karakteristik-
karakteristik ini secara kualitafif dan kuantitatif, Aspek kualitatif berfungsi untuk mengidentifikasi
sifat dasar atau jenis dari karakteristik tersebut (seperti panjang, waktu, tegangan dan kecepatan),
sementara aspek kuantitatif memberikan ukuran numerik dari karakteristik tersebut.
Penggambaran kuantitatif membutuhkan sebuah angka dan sebuah standar yang dapat digunakan
untuk memperbandingkan berbagai besaran. Suatu standar untuk panjang dapat berupa meter atau
kaki, untuk waktu dapat berupa jam atau detik, untuk massa berupa slug atau kilogram. Standar
seperti itu disebut satuan, dan beberapa sistem satuan biasa digunakan seperti yang akan dibahas
pada subbab berikutnya.

Gambaran kualitatif akan memudahkan jika dinyatakan dalam beberapabesaran-besaran primer


seperti panjang, L, waktu, T, massa, M, dan temperatur, 6. Besaran-besaran primer ini kemudian
dapat digunakan untuk memberikan gambaran kualitatif dari suatu besaran sekunder lainnya:
misainya, luas = L2 , kecepatan = LT~{, kerapatan = A/L~3, dan seterusnya, di mana lambang =
digunakan untuk menunjukkan dimensi dari besaran sekunder yang dinyatakan dalam besaran
primer. Jadi untuk menggambarkan secara kualitatif sebuah kecepatan, V kita akan menuliskan :

V = LT]

dan mengatakan bahwa “dimensi dari sebuah kecepatan sama dengan panjang dibagi waktu”.
Besaran-besaran primer juga sering disebut sebagai dimensi-dimensi dasar.
Untuk berbagai masalah yang melibatkan mekanika fluida, hanya tiga dimensi dasar, L, T, dan M
yang dibuluhkan. Alternatifnya, L, T, dan F dapat digunakan, di mana F adalah dimensi dasar dari
gaya. Karena hukurn Newton menyatakan bahwa gaya sama dengan massa dikalikan percepatan,
maka F = MLT-2 atau M = FL-]T2. Jadi, besaran sekunder yang dinyatakan dalam M dapat
dinyatakan dalam F melalui hubungan di atas. Misalnya, tegangan, δ, adalah gaya persatuan luas,
sehingga P = FL-2, namun sebuah persamaan dimensi yang ekivalen adalah (F = ML-] T2. Tabel
1.1 memberikan daftar dimensi-dimensi dari sejumlah besaran fisik yang umum.Seluruh
persamaan yang diturunkan secara teoretis adalah homogen dimensinya—artinya, dimensi di ruas
kiri dari persamaan harus sama dengan dimensi di ruas kanan, dan seluruh ICT2.

3. Prinsip Kerja Hukum Bernoulli


Penyemprot Parfum
Prinsip kerja Hukum Bernoulli pada penyemprot parfum secara garis besar adalah saat botol karet
yang ada di botol parfum di kemas, udara yang ada di dlamnya meluncur keluar melalui pipa bola
karet tersebut. Oleh karena itu, pipa ini memiliki laju yang lebih tinggi. Laju udara yang tinggi
membuat tekanan pada pipa tersebut menjadi rendah.Sementara itu udara dalam pipa di dalam
botol parfum, memiliki laju yang lebih rendah dan tekanan udara dalam pipa itu lebih tinggi
sehingga cairan parfum didorong keatas. Saat cairan keluar. Cairan parfum pun akhirnya
menyembur ke tubuh. Lubang penyemprot parfum biasanya berukuran kecil sehingga cairan
parfum melaju dengan cepat. Jika luas penampang kecil, fluida akan bergerak lebih cepat.
Sebaliknya, ketika luas penampang besar, fluida akan bergerak pelan. Begitulah penerapan Hukum
Bernoulli pada peyemprot parfum.parfum sampai di pipa selanjutnya (pipa bawah karet) udara
yang melaju dalam bola karet mendorongnya
Karburator
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin
pembakaran dalam. Pada dasarnya karburator bekerja menggunakan Prinsip Bernoulli: semakin
cepat udara bergerak maka semakin kecil tekanan statis-nya namun makin tinggi tekanan dinamis-
nya. Pedal gas pada mobil sebenarnya tidak secara langsung mengendalikan besarnya aliran bahan
bakar yang masuk kedalam ruang bakar. Pedal gas sebenarnya mengendalikan katup dalam
karburator untuk menentukan besarnya aliran udara yang dapat masuk kedalam ruang bakar.
Udara bergerak dalam karburator inilah yang memiliki tekanan untuk menarik serta bahan bakar
masuk kedalam ruang bakar.
Penyemprot Racun Serangga
Penyemprot Racun Serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan penyemprot parfum. Jika pada
penyemprot parfum Anda menekan tombol, maka pada penyemprot racun serangga Anda menekan
masuk batang penghisap. Ketika bola karet diremas, udara yang ada di dalam bola karet meluncur
keluar melalui pipa 1. Karenanya, udara dalam pipa 1 mempunyai laju yang lebih tinggi. Karena
laju udara tinggi, maka tekanan udara pada pipa 1 menjadi rendah. Sebaliknya, udara dalam pipa 2
mempunyai laju yang lebih rendah. Tekanan udara dalam pipa 2 lebih tinggi.
Akibatnya, cairan parfum didorong ke atas. Ketika si cairan parfum tiba di pipa 1, udara yang
meluncur dari dalam bola karet mendorongnya keluar. Biasanya lubang berukuran kecil, sehingga
parfum meluncur dengan cepat… ingat persamaan kontinuitas, kalau luas penampang kecil, maka
fluida bergerak lebih cepat. Sebaliknya, kalau luas penampang pipa besar, maka fluida bergerak
pelan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan tentang sejarah perkembangan teori
fluida statis ini adalah pada abad ketiga sebelum Masehi Archimedes menemukan nama hukum
Archimedes ,yang bunyinya: “Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam
zat cair akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu”. Kemudian
Leonardo da Vinci (1452-1519) menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-
dimensi. Berikutnya muncul Galileo (1564-1642) dengan studi sistematik mengenai dasar-dasar
hidrostatika dengan memperkenalkan beberapa hukum tentang ilmu mekanika. Pada 1643 seorang
murid Galileo bernama Evangelista Toricelli memperkenalkan hukum tentang aliran-bebas zat cair
melewati lubang (celah). Soal-soal mengenai permasalahan momentum fluida dianalisis oleh Isaac
Newton (1642-1727) setelah memperkenalkan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk
fluida linear yang sekarang dinamakan fluida Newton. Pada 1650, Pascal menulis tentang
hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya menggunakan barometer untuk menjelaskan
teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan
sampai satu tahun setelah kematiannya. Kemudian Simion Stevin melakukan analisis tentang
paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik:
“Bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah” yang kemudian
dikenal sebagai Hukum Pascal.

4.2 Saran
Ø Diharapkan pembaca dapat memberikan saran yang membangun untuk berkembangnya
makalah ini.
Ø Semoga penerapan Fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin
Ø Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida dengan baik
Ø Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik

Anda mungkin juga menyukai