Fluid
Fluid
PENDAHULUAN
Mekanika fluida adalah disiplin ilmu bagian dari bidang mekanika terapan yang mengkaji
perilaku dari zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Bidang mekanika ini jelas
mencakup berbagai persoalan yang sangat bervariasi, mulai dari kajian mengenai aliran darah di
saluran-saluran kapiler (yang hanya: berdiameter beberapa mikron) sampai pada kajian aliran
minyak mentah yang melewati Alaska melalui pipa berdiameter 4 ft sepanjang 800 mil. Prinsip-
prinsip mekanika fluida diperlukan untuk menjelaskan mengapa pesawat terbang dibuat berbentuk
streamline dengan permukaan mulus demi efisiensi penerbangan yang terbaik, sementara bola golf
dibuat dengan permukaan ber-lubang-lubang (bopak) untuk mcningkatkan efisiensinya. Sangat
banyak pertanya-an menarik dapat dijawab dengan menggunakan gagasan-gagasan mekanika
fluida yang relatif sederhana. Misalnya:
• Bagaimana sebuah sungai dapat mengalir di hilir dengan kecepatan cukup besar meskipun
kemiringan permukaannya begitu kecil sehingga tidak bisa dideteksi dengan pengukuran biasa?
• Bagaimana informasi yang diperoleh dari model pesawat terbang dapat digunakan untuk
merancang pesawat sesungguhnya?
• Mengapa arus air yang berasal dari sebuah kcran kadang-kadang terlihat halus permukaannya.
tetapi kadang-kadang kasar permukaannya?
• Berapa peningkatan jarak tempuh per satuan bahan bakar yang dapat diperoleh dengan
meningkatkan desain aerodinamik dari mobil dan truk?
Daftar penerapan dan pertanyaan dapat saja berkelanjutan—tapi pokok utamanya telah Anda
dapatkan; mekanika fluida adalah subjek yang sangat penting dan terpakai. Sangat mungkin sekali
dalam karir Anda sebagai seorang insinyur, Anda akan terlibat dalam analisis dan perancangan
sistem-sistem yang mem-butuhkan pemahaman yang baik mengenai mekanika fluida. Diharapkan
bahwa bagian pendahuluan ini akan memberikan dasar-dasar awal bagi aspek-aspek fundamental
dari mekanika fluida.
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Mekanika Fluida
b. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan ilmu mekanika fluida statis.
c. Mahasiswa dapat mengetahui ilmuwan-ilmuwan yang menemukan teori-teori fluida statis.
BAB II
Mekanika Fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari prilaku Fluida Baik dalam Keadan
diam ( Statik ) Maupun Gerak ( dinamik ) serta akibat interaksi dengan media batas nya ( Zat
padat atau fluida dengan V Lain ).seperti kebanyakan di siplin ilmu lain nya, Mekanik fluida
mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju area modern
seperti sekarang ini. Pada masa prasejarah, kebudayaan-kebudayaan kuno sudah memiliki
pengetahuan yang cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan Aliran tertentu.sebagi contoh
perahu
layar yang sudah di lengkapi dengan dayung dan system pengairan untuk pertanian sudah di kenal
pada masa itu.pada abad ketiga sebelum masehi , Archimedes dan Hero dari
Iskandariahmemperkenal kan Hukum Jajaran genjang untuk penjumlahan vector. Selanjutnya
Archimedes ( 285-212 SM ) merumuskan Hukum Apung dan menerapkan pada benda-benda
terapung Atau Melayang, dan juga memperkenalkan bentuk kalkulus Differensial sebagi
bagiananalisis Nya.
Sejak pemulaan masehi, sampai jaman Renaissance terus menerus terjadiperbaikan dalam
rancangan system-sistem Aliran, Seperti Kapal , Saluran, dan Talang. air.akan tetapitidak ada
bukti-bukti Adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis aliran Akhir Nya Leonardo da Vinci
( 1452-1519 ) menjabar kan persamaan kekekalan Masa
dalam aliran tunak satu demensi, Leonardo da vinci adalah ahli eksperimen ulungdan catatan-
catatanya berisi diskripsi yang seksama dengan gelombang, jet atau semburan, loncatan hidraulik,
pembentuk pusaran , dan rancangan-rancangan seretan rendah ( bergaris aliran ) serta seratan
tinggi ( Parasut ).Galileo ( 1564-1642 ) memperkenal kan beberapa hukum
tentangmekanik.seorang perancis, Edme Moriotte ( 1642-1684 ) membangun terowongan angin
yang pertama dan menguji model-model di dalam nya.
Soal-soal yang menyangkut momentum fluida akhirnya dapat di analisis setelah Isaac
Newton ( 1642-1727 ) memperkenal kan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk fluida
linear yang sekarang di namakan fluida Newton. Teori itu mula-mula didasarkan atas asumsi
fluida ideal (sempurna ) dan Tampa gesekan, dan para matematikawan abab ke lapan belas seperti:
Daniel Bernoelidan Leonhrad Euler ( Swiss ), Clairaut dan D’Alembert (Perancis), Joseph-
LouisLagrange (1736-1813), Pierre-Simon Laplace (1749-1827), dan Gerstner (1756-1832),
mengembangkan ilmu
matematika untuk mekanika fluida (Hidrodinamika), dan banyak menghasilkan penyelesaian-
penyelesaian dari soal-soal aliran tanpa gesekan.Euler Mengembangkan persamaan gerak
diverensial dan bentuk integral nya.yang sekarang disebut persamaan bernoelli. D’Alembret
memakai persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang terbenamdi
dalam fluida tampa gesekan mempunyai seretan nol. sedangkan Gerstner memakai persamaan
Bernoelli untuk menganalisis gelombang permukaan.
Hasil-hasil ini merupakan hal yang berlebihan, karena asumsi fluida sempurna dalam
praktek hanya mempunyai penerapan yang sangat terbatas dan kebanyakan aliran di bidang teknik
sangat dipengaruhi oleh efek kekentalan. Para ahli teknik mulai menolak teori yang sama sekali
tidak realistik itu, dan mulai mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada ekperimen. Ahli-
ahli eksperimen seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806), Weber (1804-1891),
Francis (1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889), Frenchman Poiseuille (1799-
1869), Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897), Bazin (1829-1917), dan Saxon
Weisbach (1806-1871) banyak menghasilkan data tentang beraneka ragam aliran seperti saluran
terbuka, hambatan kapal, aliran melalui pipa, gelombang, dan turbin.
Keterangan :
ΡF= Massa jenis fluida (kg/m3)
g=Percepatan gravitasi (m/s2)
V=volume benda yang berada didalam fluida (m3)
Karena :
Ρ = → m = ρV
Maka persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung (Fapung) di atas bisa kita tulis
menjadi :
Fapung = ρFGv
Fapung = mFg = WF
mFg = wF = berat zat cair yang memiliki volume yang sama dengan volume benda yang tercelup.
Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda sama
dengan berat zat cair yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan zat cair yang
dipindahkan di sini adalah volume zat cair yang sama dengan volume benda yang tercelup dalam
zat cair. Pada gambar di atas, telah menggunakan ilustrasi di mana semua bagian benda tercelup
dalam zat cair (air). Jika dinyatakan dalam gambar maka akan tampak sebagai berikut :
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam zat cair terapung, di mana bagian benda yang
tercelup hanya sebagian maka volume zat cair yang dipindahkan = volume bagian benda yang
tercelup dalam zat cair tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda tersebut,
semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya eyang buyut Archimedes (287-
212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal dengan julukan “Prinsip
Archimedes”. Prinsip Archimedes menyatakan bahwa :
Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung)
sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
Penemuan-penemuan Archimedes
Minat Archimedes adalah matematika murni: bilangan, geometri, menghitung luas bentuk-bentuk
geometri. Archimedes dikenal karena kehebatannya mengaplikasikan matematika. Kehebatan
inilah yang akan diuraikan di bawah ini.
Archimedes berjasa menemukan ulir Archimedes, alat untuk mengangkat air dengan jalan
memutar gagang alat ini dengan tangan. Penggunaan awal alat ini adalah untuk membuang air
yang masuk ke dalam perahu atau kapal. Tapi dalam perkembangannya digunakan untuk
memompa air dari dataran yang lebih rendah ke tanah yang lebi tinggi. Alat ini sampai sekarang
masih dipakai oleh para petani di seluruh dunia.
Penggunaan cermin pembakar, memberi indikasi bahwa beberapa bentuk geometri sudah
diketahui Archimedes, teristimewa bentuk hiperbola. Bentuk lingkaran, elips dan hiperbola
terbentuk hanya bagaimana cara kita mengiris suatu bidang. Parabola adalah bentuk istimewa:
dapat “mengambil” sinar matahari, dari arah manapun, dan difokuskan pada suatu titik, dan
konsentrasikan semua energi cahaya pada bidang sempit untuk dipancarkan kembali dalam berkas
sinar yang sangat panas.
Archimedes adalah orang pertama yang memberi metode menghitung besar ? (pi) dengan derajat
akurasi yang tinggi. Menghitung besar ? dilakukan dengan cara membuat lingkaran diantara dua
segi enam. Luas segi enam kecil < luas lingkaran < luas segi enam besar. Dengan memperbesar
jumlah segi – Archimedes membuat 96 sisi, diperoleh besaran:
“Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan
tidak bertambah atau berkurang kekuatannya”.
Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
BAB III
PEMBAHASAN
Salah satu pertanyaan yang pertama-tama perlu kita kaji adalah, apakah fluida itu? Atau kita
mungkin bertanya, apa perbedaan antara sebuah benda padat dengan sebuah fluida? Kita memiliki
gagasan umum yang samar-samar mengenai perbedaan tersebut. Sebuah benda padat “keras” dan
tidak mudah dideformasi, sementara sebuah fluida “lunak” dan mudah dideformasi (kita dapat
bergerak dengan mudah melewati udara). Meskipun agak deskriptif, pengamatan sepintas lalu
mengenai perbedaan beqda padat dan fluida ini sangat tidak memuaskan dari sudut pandang
ilmiah atau keteknikan.
Meskipun perbedaan antara benda padat dan fluida dapat dijelaskan secara kualitatif
berdasarkan struktur molekulnya, pembedaan yang lebih spesifik didasarkan pada bagaimana zat
tersebut berdeformasi di bawah suatu beban luar yang bekerja. Secara khusus, fluida didefmisikan
sebagai zat yang berdeformasi terus-menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Sebuah
tegangan (gaya per satuan luas) geser terbentuk apabila sebuah gaya tangensial bekerja pada
sebuah permukaan. Apabila benda-benda padat biasa seperti baja atau logam-logam lainnya
dikenai oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda ini akan berdeformasi (biasanya sangat kecil),
tetapi tidak akan terus-menerus berdeformasi (mengalir). Namun, cairan yang biasa seperti air,
minyak, dan udara memenuhi defmisi dari sebuah fluida—artinya, zat-zat tersebut akan mengalir
apabila padanya bekerja sebuah tegangan geser. Beberapa bahan, seperti lumpur, aspal, dempul,
odol dan lain sebagainya tidak mudah untuk diklasifikasikan karena bahan-bahan tersebut akan
berperilaku seperti benda padat jika tegangan geser yang bekerja kecil, tetapi jika tegangan
tersebut melampaui suatu nilai kritis tertentu, zat-zattersebut akan mengalir. Ilmu yang
mempelajari bahan-bahan tersebut disebut rheologi dan tidak termasuk dalam cakupan mekanika
fluida klasik. Jadi, seluruh fluida yang akan ditinjau dalam buku teks ini memenuhi defmisi fluida
yang telah diberikan sebelumnya.
Meskipun struktur molekuler fluida penting untuk membedakan satu fluida dengan fluida
yang lainnya, tidaklah mungkin untuk mengkaji masing-masing molekul ketika kita mencoba
untuk menggambarkan perilaku fluida-fluida tersebut dalam keadaan diam atau bergerak. Kita
mengkarakteristikkan perilaku tersebut dengan lebih mempertimbangkan nilai rata-rata atau
makroskopik dari besaran yang ditinjau, di mana nilai rata-rata tersebut dievaluasi pada sebuah
volume kecil yang berisi banyak molekul. Jadi, ketika kita mengatakan bahwa kecepatan pada
suatu titik tertentu dalam sebuah fluida adalah sebesar tertentu, maka kita sebenarnya
mengmdikasikan kecepatan rata-rata dari molekul-molekul dalam volume kecil yang mengelilingi
titik tersebut. Volume tersebut sangat kecil dibandingkan dengan dimensi fisik dari sistem yang
ditinjau, tetapi cukup besar dibandingkan dengan jarak rata-rata antarmolekul. Apakah cara ini
cukup beralasan untuk menggambarkan perilaku sebuah fluida? Jawabannya secara umum’adalah
ya, karena jarak antara molekul biasanya sangat kecil. Untuk gas-gas pada tekanan dan temperatur
normal jarak antara ini berada pada tingkat 10″6 mm, dan untuk zat cair pada tingkat 10~7 mm.
Banyaknya molekul setiap milimeter kubik pada tingkat 1018 untuk gas dan 1021 untuk zat cair.
Jadi jelas bahwa jumlah molekul di dalam sebuah volume yang sangat kecil sangat besar, sehingga
gagasan untuk menggunakan nilai rata-rata dari seluruh volume ini cukup beralasan. Jadi kita
mengasumsikan bahwa seluruh karakteristik fluida yang kita tinjau (tekanan, kecepatan, dan lain-
lain.) bervariasi terus-menerus di seluruh fluida—artinya, kita memperlakukan fluida tersebut
sebagai suatu materi kontinu (continuum). Satu bidang mekanika fluida di mana konsep materi
kontinu ini tidak berlaku adalah pada kajian gas-gas yang sangat renggang seperti yang dihadapi
pada kasus dengan ketinggian yang sangat besar. Dalam hal ini jarak antara molekul udara dapat
menjadi sangat besar dan konsep materi kontinu tidak lagi bisa diterima.
Karena di dalam kajian mengenai mekanika fluida kita akan menangani berbagai karakteristik
fluida, maka kita perlu mengembangkan sebuah sistem untuk menggambarkan karakteristik-
karakteristik ini secara kualitafif dan kuantitatif, Aspek kualitatif berfungsi untuk mengidentifikasi
sifat dasar atau jenis dari karakteristik tersebut (seperti panjang, waktu, tegangan dan kecepatan),
sementara aspek kuantitatif memberikan ukuran numerik dari karakteristik tersebut.
Penggambaran kuantitatif membutuhkan sebuah angka dan sebuah standar yang dapat digunakan
untuk memperbandingkan berbagai besaran. Suatu standar untuk panjang dapat berupa meter atau
kaki, untuk waktu dapat berupa jam atau detik, untuk massa berupa slug atau kilogram. Standar
seperti itu disebut satuan, dan beberapa sistem satuan biasa digunakan seperti yang akan dibahas
pada subbab berikutnya.
V = LT]
dan mengatakan bahwa “dimensi dari sebuah kecepatan sama dengan panjang dibagi waktu”.
Besaran-besaran primer juga sering disebut sebagai dimensi-dimensi dasar.
Untuk berbagai masalah yang melibatkan mekanika fluida, hanya tiga dimensi dasar, L, T, dan M
yang dibuluhkan. Alternatifnya, L, T, dan F dapat digunakan, di mana F adalah dimensi dasar dari
gaya. Karena hukurn Newton menyatakan bahwa gaya sama dengan massa dikalikan percepatan,
maka F = MLT-2 atau M = FL-]T2. Jadi, besaran sekunder yang dinyatakan dalam M dapat
dinyatakan dalam F melalui hubungan di atas. Misalnya, tegangan, δ, adalah gaya persatuan luas,
sehingga P = FL-2, namun sebuah persamaan dimensi yang ekivalen adalah (F = ML-] T2. Tabel
1.1 memberikan daftar dimensi-dimensi dari sejumlah besaran fisik yang umum.Seluruh
persamaan yang diturunkan secara teoretis adalah homogen dimensinya—artinya, dimensi di ruas
kiri dari persamaan harus sama dengan dimensi di ruas kanan, dan seluruh ICT2.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan tentang sejarah perkembangan teori
fluida statis ini adalah pada abad ketiga sebelum Masehi Archimedes menemukan nama hukum
Archimedes ,yang bunyinya: “Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam
zat cair akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu”. Kemudian
Leonardo da Vinci (1452-1519) menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-
dimensi. Berikutnya muncul Galileo (1564-1642) dengan studi sistematik mengenai dasar-dasar
hidrostatika dengan memperkenalkan beberapa hukum tentang ilmu mekanika. Pada 1643 seorang
murid Galileo bernama Evangelista Toricelli memperkenalkan hukum tentang aliran-bebas zat cair
melewati lubang (celah). Soal-soal mengenai permasalahan momentum fluida dianalisis oleh Isaac
Newton (1642-1727) setelah memperkenalkan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk
fluida linear yang sekarang dinamakan fluida Newton. Pada 1650, Pascal menulis tentang
hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya menggunakan barometer untuk menjelaskan
teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan
sampai satu tahun setelah kematiannya. Kemudian Simion Stevin melakukan analisis tentang
paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik:
“Bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah” yang kemudian
dikenal sebagai Hukum Pascal.
4.2 Saran
Ø Diharapkan pembaca dapat memberikan saran yang membangun untuk berkembangnya
makalah ini.
Ø Semoga penerapan Fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin
Ø Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida dengan baik
Ø Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik