Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


pembangunan nasional karena menyentuh hampir disemua aspek kehidupan. Pembangunan
sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi/kependudukan, keadaan dan pertumbuhan
ekonomi perkembangan lingkungan fisik dan biologik. Keberhasilan pembangunan kesehatan
dapat dilihat dari beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan derajat
kesehatan seperti angka kesakitan serta kematian ibu dan bayi.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di
Indonesia adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Prinsip penyelenggaraan puskesmas antara lain paradigma sehat, pertanggung
jawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan keterpaduan
serta kesinambungan. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes nomor 75 tahun 2014).
Puskesmas Mayau sebagai salah satu ujung tombak dalam upaya pembangunan
kesehatan tersebut khususnya di wilayah Kecamatan Pulau Batang Dua. Puskesmas Mayau
termasuk dalam kategori Puskesmas DTPK dengan status Sangat Terpencil (ST). Puskesmas
Mayau dalam mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan melalui beberapa program
yang dilaksanakan akan menggunakan beberapa indikator mengacu kepada penggabungan
indikator Indonesia Sehat tahun 2015 dan indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal tahun
2016.
Profil Kesehatan Puskesmas Mayau ini merupakan salah satu sarana untuk
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan Pulau Batang Dua
dan merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan
kesehatan diwilayah kerja berdasarkan indikator-indikator kinerja standar pelayanan.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Visi dan Misi


Visi
Menjadi fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat berbasis kepulauan
Misi
1. Memberikan pelayanan dasar yang bermutu, berkualitas, merata dan terjangkau
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat sebagai upaya pencegahan
dan pengendalian penyakit
3. Mengembangkan sumber daya manusia secara profesional
4. Mengoptimalkan fungsi jejaring dan jaringan Puskesmas

Tata Nilai

Di “Disiplin”

M “Musyawarah”

A “Akuntabel”

Y “Yakin”

A “Amanah”

U “Unggul”

B. Keadaan Geografis
Letak geografis Puskesmas mayau terletak di Kelurahan Mayau tepatnya di Kecamatan Pulau
Batang Dua, Kabupaten / Kota Ternate. Wilayah kerja meliputi seluruh Kecamatan Pulau
Batang Dua yang terdiri dari 2 daratan yang melingkupi 6 Kelurahan.
1. Batas Wilayah
- Sebelah utara dengan rumah warga
- Sebelah selatan dengan Kantor Koramil
- Sebelah timur dengan UPTD Pendidikan Dasar
- Sebelah barat dengan Kantor PLN
2. Luas Wilayah
Kecamatan pulau Batang Dua terletak diantara 0º57ʹ22,36ʺ-1º21,57ʺ lintang utara dan
126º07ʹ36,11ʺ-126º25ʹ0,23ʺ bujur timur. Wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai
berikut :
- Sebelah utara dengan laut maluku
- Sebelah selatan dengan laut Maluku dan Pulau Hiri
- Sebelah timur dengan laut maluku
- Sebelah barat dengan laut Sulawesi

Wilayah Kecamatan Pulau Batang Dua merupakan salah satu wilayah Kecamatan dari 3
(tiga) Kecamatan yang terpisah dari daratan Pulau Ternate yang berada di Barat Laut dari
daratan Pulau Ternate. Kecamatan Pulau Batang Dua merupakan Daerah Kepulauan dimana
wilayahnya terdiri dai 3 (tiga) buah Pulau dua diantaranya berukuran sedang merupakan
Pulau yang dihuni penduduk sedangkan Pulau yang terkecil hingga saat ini belum
berpenghuni. Nama dan luas Pulau tersebut serta statusnya seperti tampak pada tabel berikut :

Tabel 1. Luas Kepulauan pada Wilayah Pulau Batang Dua


Nama Pulau Luas (Km²) Status
(1) (2) (3)
1. Mayau 78,40 Dihuni
2. Tifure 22,60 Dihuni
3. Gurida 0,55 Belum Dihuni
1. Kelurahan Mayau, terdiri dari 4 RW dan 8 RT
2. Kelurahan Bido, terdiri dari 2 RW dan 4 RT
3. Kelurahan Lelewi, terdiri dari 2 RW dan 4 RT
4. Kelurahan Perum Bersatu, terdiri dari 1 RW dan 2 RT
5. Kelurahan Pante Sagu, terdiri dari 1 RW dan 2 RT
6. Kelurahan Tifure, terdiri dari 2 RW dan 4 RT

Wilayah kerja Puskesmas yang terdiri dari dua Pulau yang melingkupi 6 Kelurahan
menyebabkan pelayanan tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal hal ini berhubungan
dengan transportasi. Pelayanan untuk 4 kelurahan yang ada di Pulau Mayau dalam ditempuh
dengan dengan kendaraan roda 2 dan roda 4 sedangkan pelayanan untuk 2 kelurahan yang
berada di Pulau Tifure harus ditempuh dengan menggunakan kapal laut selama 4 sampai 6
jam. Hal ini menjadi kendala dalam akses pelayanan karena jadwal kapal tidak tetap apalagi
bila cuaca sedang tidak baik atau musim ombak akan menyebabkan akses ke Pulau Tifure
susah ditambah lagi di pulau Tifure belum adanya sinyal untuk komunikasi.
C. Kepadatan Pendudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Pulau Batang Dua pada Tahun 2018 berdasarkan hasil proyeksi
penduduk adalah sebanyak 2.861 jiwa dan tersebar di 6 (enam) Kelurahan.
Kepadatan penduduk di Kecamatan Pulau Batang Dua sebesar 28,17 jiwa per Km².
Untuk kepadatan tertinggi di Kelurahan Perum Bersatu, sedangkan terendah di Kelurahan
Bido.
Untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin digunakan suatu
indikator yang disebut rasio jenis kelamin yang menggambarkan banyaknya laki-laki diantara
100 perempuan. Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Pulau Batang Dua adalah 101,90 yang
berarti lebih banyak laki-laki dari perempuan. Bila dilihat per Kelurahan, Pante Sagu
memiliki komposisi penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan dengan rasio
sebesar 120,87. Sementara 3 (tiga) Kelurahan lainnya yaitu Lelewi, Mayau dan Bido
mempunyai karakteristik yang berbeda yaitu lebih sedikit penduduk laki-laki dari pada
perempuan.
Di Kecamatan Pulau Batang Dua terdapat sebanyak 744 rumah tangga dengan jumlah
penduduk 2.861 jiwa yang berarti dalam satu rumah tangga terdiri dari 4 jiwa. Begitu juga
bila diamati tiap Kelurahan maka rata-rata anggota rumah tangga yang mendiami satu rumah
tangga adalah berkisar antar 3-4 jiwa.

Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, sex ratio menurut Kelurahan di
Kecamatan Pulau Batang Dua Tahun 2018.
Penduduk
Kelurahan Sex Ratio
Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pante Sagu 110 91 201 120,87
2. Tifure 311 274 585 113,50
3. Lelewi 273 280 553 97,50
4. Mayau 476 495 971 96,16
5. Bido 190 199 389 95,47
6. Perum Bersatu 84 78 162 107,69
Sumber Data : BPS Kota Ternate, Tahun 2018

D. Keadaan Sosial Ekonomi


Dari segi sarana pendidikan di Kecamatan Pulau Batang Dua relative memadai. Sampai
dengan tahun 2018 jumlah Tk/PAUD ada 5 sekolah, SD baik Negeri/Inpres maupun swasta
sebanyak 6 sekolah dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 dan SMP swasta 1,
serta untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 sekolah Negeri
yang berada di Pulau Mayau
Masyarakat di wilayah Kecamatan Pulau Batang Dua pada uumnya yaitu memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan dan petani. Petani sebagaian besar mengelola kebun kepala, pala
dan cengkeh. Selain itu ada juga rumah tangga yang beternak seperti babi, ayam, dan sapi.
Serta sebagian kecil bekerja sebagai PNS, PTT dan honorer baik di bidang pendidikan,
kesehatan dan beberapa bidang lainnya.
Dari total seluruh rumah tangga di daerah ini tercatat sebanyak 626 rumah tangga
menggunakan penerangan listrik non PLN, sedangkan 59 rumah tangga lainnya menggunakan
penerangan bukan listrik. Industri yang berkembang di Kecamatan Pulau Batang Dua ini
hanya industri rumah tangga sebanyak 13 usaha. Sedangkan industri kecil, sedang maupun
besar belum ada.

E. Suku dan Agama


Keberadaan Pulau Mayau berada di tengah- tengah antara Pulau Ternate Provinsi Maluku
Utara dan ujung dari Sulawesi Utara (Kota Bitung) membuat masyarakat di Kecamatan
Pulau Batang Dua dipengaruhi oleh kehidupan sosial dari 2 pulau besar tersebut. Pernikahan
Silang antara suku cukup banyak terjadi, Sehingga suku yang ada di kecamatan Batang Dua
sebagian dari suku Waloyi dan Loloda yang berasal dari daratan Halmahera Maluku Utara
serta Suku Sanger yang berasal dari Sulawesi Utara.
Pada dasarnya masyarakat di Kecamatan Pulau Batang Dua mayoritas bahkan hampir
100% beragama Kristen. Namun masyarakat tetap terbuka dan menerima pendatang yang
beragama lain seperti petugas kesehatan, para guru atau tenaga lain yang dinas di Kecamatan
Pulau Batang Dua yang beragama Islam. Sikap persaudaraan, kekeluargaan dan
gotongroyong sangat dijaga di Pulau ini. Seperti yang disering disebut masyarakat “Batang
Dua Mia Wala” artinya Batang Dua Torang Perumah atau rumah kita semua.
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Angka kematian

Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah

dilaksanakan selama ini adalah melihat perkembangan angka kematian dari tahun ketahun.

1. Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi merupakan banyaknya kematian bayi umur < 1 tahun per 1000

kelahiran hidup pada waktu tertentu. Sekitar 80% dari penyebab kematian bayi karena

penyakit tetanus neonaturum, gangguan pada proses persalinan, kelahiran yang tidak

higienis dan berbagai akibat dari berat bayi lahir rendah (BBLR) serta berkaitan pula

dengan keadaan gizi ibu yang rendah selama kehamilan. Jumlah bayi lahir mati di

Puskesmas Mayau sepanjang tahun 2018 tidak ada, sedangkan jumlah bayi lahir hidup

tahun 2018 adalah sebanyak 51 orang.

2. Angka Kematian Balita

Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun

tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian

bayi). Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan

merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal

termasuk pemeliharaan kesehatannya. Angka Kematian Balita kerap dipakai untuk

mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk. Berdasarkan data di Puskesmas mayau

sepanjang tahun 2018 tidak ditemukan kematian balita di Wilayah kerja Puskesmas

Mayau

3. Angka Kematian Ibu

Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam

kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan

atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau

pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll.

Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program

peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat


kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan

jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam

penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam

menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian

Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Berdasarkan data yang diperoleh di

Puskesmas mayau sepanjang 2018 tidak ditemukan kematian ibu di Wilayah kerja

Puskesmas mayau.

B. Angka Kesakitan

Angka Kesakitan (Mordibilitas) adalah angka yang yang digunakan untuk

menggambarkan pola penyakit yang terjadi di masyarakat, berikut adalah data keseakitan

di wilayah kerja Puskesmas Mayau sepanjang tahun 2018

1. Angka kesakitan diare

Diare merupakan penyakit endemis khususnya dinegara-negara berkembang seperti

indonesi. Penyakit ini senantiasa ada dan sering terjadi peningkatan jumlah penderita

khususnya pada musim-musim hujan. Di Puskesmas Mayau berdasarkan hasil rekapan

tahunan STP (Surveilans Terpadu Penyakit) tahun 2016 kasus penyakit diare ada 62

kasus.

2. Angka Kesakitan TB Paru

Pasien yang menjadi tersangka TB pada tahun 2018 adalah..... sedangkan hasil

pemeriksaan laborat yang BTA positif adalah ...........

3. Angka Penyakit Kusta

Penyakit kusta.

4. Angka Kesakitan Malaria

Pasien yang datang berobat dengan gejala malaria dan dilakukan pemeriksaan baik

dengan menggunakan RDT dan Microkopis di wilayah kerja Puskesmas Mayau

sepanjang tahun 2018 yang dinyatakan positif adalah 0 kasus.

5. Angka Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Pada Tahun 2018


6. Angka Penyakit Campak

Pada Tahun 2018 kasus campak yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Mayau

adalah 1 kasus.

7. Sepuluh Penyakit Terbanyak

Berdasarkan data laporan kunjungan di Puskesmas Mayau sepanjang 2018 didapatkan 10

penyakit terbanyak yaitu:

No. Jenis Penyakit Jumlah Presentasi


1 Ispa 1.189 26.6%
2 Hipertensi 404 9%
3 Myalgia 387 8.6%
4 Dermatitis Alergi 305 6.8%
5 Syndrom Dyspepsia 282 6.3%
6 Musculosceletal Pain 231 5.1%
7 Chefalgya 111 2.4%
8 Obs.Febris 101 2.2%
9 Gastritis 100 2.2%
10 Low Back Pain 80 1.7%

C. STATUS GIZI MASYARAKAT

Pada tahun 2018 pemantauan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Mayau dilaksanakan

setiap bulannya diposyandu, melalui penimbangan bayi dan balita yang dilaporkan pada

setiap akhir bulan setelah semua kegiatan posyandu selesai dilaksanakan dalam bulan

berjalan.

1. Persentase Balita dengan Gizi Buruk


Gizi buruk pada balita tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali dengan kenaikan
berat badan balita yang tidak cukup. Perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu
merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan, bayi
yang berat badannya tidak naik 2 kali berisiko mengalami gizi buruk 12.6 kali
dibandingkan pada balita yang berat badannya naik terus. Bila frekuensi berat badan
tidak naik lebih sering maka risiko akan semakin besar (Litbang, 2007). Pada tahun
2018 Kasus balita gizi buruk yang ditemukan adalah sebanyak 4 orang.
2. Berat Badan Bayi Lahir Rendah
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada
saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961). Cakupan Bayi
dengan BBLR Puskesmas mayau pada tahun 2018 adalah tidak ada Bayi yang lahir
dengan BBLR
3. Persentase Balita Stunting
Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek hingga melampaui
defisit-2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan (Manary dan Solomons, 2009).
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan menurut umur
yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan
dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai.
Data menunjukan Prevalensi Balita Stunting (pendek) pada Tahun 2018 adalah 1
orang.
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan di Puskesmas tidak terlepas dari indikator
telah ditetapkan. Untuk memenuhi cakupan indikator pelayan tersebut maka pelayanan yang
dilakukan bukan hanya di dalam gedung atau di Puskesmas saja tapi juga kegiatan-kegiatan di
luar gedung. Indikator yang digunakan Puskesmas sebagai titik ukur pelayanan yang
dilakukan adalah Standar Pelayanan Minimal yang di tetapkan oleh Kementrian Kesehatan
Nomor 43 tahun 2016. Adapun capain yang telah dicapai oleh Puskesmas Mayau sepanjang
tahun 2018 adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan Kesehatan pada ibu hamil yang diberikan adalah ibu hamil melakukan

pemeriksaan kehamilan 4 kali selama 9 bulan masa kehamilan. Adapun capaian absolut

yang didapatkan oleh Puskesmas Mayau adalah 80% atau 52 orang dari jumlah sasaran 65

orang.

Pemberian tablet Fe, imunisasi TT,

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Ibu hamil yang mendapat persalinannya ditolong nakes sepanjang 2018 sejumlah.....

sedangkan ibu hamil yang melahirkan di fasilitas kesehatan hanya........... hal ini terjadi

karena Puskesmas Mayau masih belum menyediakan fasilitas persalinan dan jarak dengan

rumah sakit cukup jauh, sehingga sebagian besar ibu hamil memilih melahirkan di rumah

dibantu oleh bidan.

3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

Bayi Baru Lahir yang mendapat perawatan, ditimbang dan mendapat imunisasi HB0

adalah sejumlah....

Jumlah imunisasi

4. Pelayanan Kesehatan Balita

Balita yang mengikuti Posyandu untuk pemantauan tumbuh kembang melalui

penimbangan dan pengukuran tinggi badan selama tahun 2018 di wilayah sejumlah......

Vit.A , Simulasi deteksi dini tumbang,

5. Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah


Anak sekolah yang mendapat pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mayau

sepanjang 2018 adalah siswa SD kelas 1 sebanyak 52 orang, siswa SMP kelas VII adalah

sebanyak 66 orang dan siswa SMA kelas IX adalah 39 orang.

Px. gigimulut

6. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif

Pelayanan pada usia produktif yang dilakukan Puskesmas Mayau sepanjang tahun 2018

adalah kelas edukatif. Kelas edukatif ini meliputi penyuluhan kesehatan, kegiatan fisik

bersama (senam) dan pemeriksaan kesehatan khususnya penyakit tidak menular seperti

Kolestrol, Asam urat, Gula darah, dan pengukuran tekanan darah. Yang mengikuti kelas

edukatif selama tahun 2018 adalah sejumlah 459 orang.

Pengguna kb

7. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut

Pelayanan keseahatan pada usia lanjut yang dilakukan oleh Puskesmas Mayau adalah

Posyandu Lansia yang diadakan setiap bulan dan sepanjang tahun 2018 yang mengikuti

Posyandu Lansia berjumlah 153 orang

8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi

Penderita hipertensi yang berobat teratur dan diberi pelayanan kesehatan sepanjang tahun

2018 di wilayah kerja Puskesmas Mayau sebanyak 296 orang

9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus

Penderita diabetes melitus yang berobat dan mendapat pelayanana di wilayah kerja

Puskesmas Mayau sepanjang 2018 adalah 18 orang

10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat

Puskesmas Mayau selama tahun 2018 tidak mendapatkan kunjungan orang denagan

gangguan jiwa berat, hal ini dikarenakan di wilayah kerja Puskesmas Mayau tidak ada

pasien dengan gangguan jiwa.

11. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Tuberculosis

Pelayanan pasien dengan Tuberculosis yang mengikuti pengobatan sampai tuntas

sepanjang 2018 adalah 2 orang dan kasus baru yang ditemukan positif adalah......... dari

..... yang termasuk dalam tersengka (suspek) Tuberculosis.


12. Pelayanan Kesehatan Pada Penderita HIV

Pelayanan untuk dilakukan oleh Puskesmas Mayau untuk program HIV tahun 2018

adalah hanya sebatas penyuluhan dan skrining terutama terhadap ibu hamil dan sepanjang

2018 berdasarkan hasil skrining HIV pada ibu hamil yang berjumlah 44 orang adalah

negatif dalam artian di wilayah kerja Puskesmas Mayau tidak ada yang positif HIV.

Selain menggunakan indikator Standar Pelayanan Minimal Nomor 43 tahun 2016

Puskemas Mayau juga terlibat aktif dalam program Pendataan Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga (PIS PK). Selain ikut menyukseskan program nasional Puskemas

Mayau juga menggunakan hasil pendataan ini sebagai salah satu indikator dalam menilai

kondisi kesehatan masing-masing keluarga dalam wilayah kerjanya. Adapun hasil

rekapitulasi pendataan PIS PK di wilayah kerja Puskesmas Mayau sepanjang 2018 adalah

sebagai berikut:

1. Keluarga Mengikuti Program KB

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 75 112 66,96%
2 Mayau 106 233 45,49%
3 Perum 22 35 62,86%
4 Bido 65 106 61,3%
5 Tifure 47 117 40,17%
6 Pante Sagu 31 51 60,78%
Jumlah 346 654 52,9%

2. Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 0 2 0 %
2 Mayau 2 9 22 %
3 Perum 0 1 0%
4 Bido 0 9 0%
5 Tifure 1 5 20 %
6 Pante Sagu 0 1 0%
Jumlah 3 47 57,45 %

3. Bayi mendapat Imunisasi Dasar Lengkap

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 2 3 66,67 %
2 Mayau 13 16 81,25 %
3 Perum 1 2 50 %
4 Bido 10 10 100 %
5 Tifure 0 8 0%
6 Pante Sagu 1 8 12,5 %
Jumlah 27 47 57,45 %

4. Bayi Mendapat ASI Eksklusif

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 0 3 0%
2 Mayau 5 18 27,78 %
3 Perum 0 3 0%
4 Bido 8 15 53 %
5 Tifure 2 9 22 %
6 Pante Sagu 0 9 0%
Jumlah 15 57 26 %

5. Balita Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 27 29 93 %
2 Mayau 46 51 90 %
3 Perum 9 10 90 %
4 Bido 31 32 96,88 %
5 Tifure 25 33 75,76 %
6 Pante Sagu 18 18 100 %
Jumlah 156 173 90,17 %

6. Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 1 5 20 %
2 Mayau 3 10 30 %
3 Perum 1 1 100 %
4 Bido 3 6 50 %
5 Tifure 1 2 50 %
6 Pante Sagu 1 1 100 %
Jumlah 10 25 40 %

7. Penderita Hipertensi berobat secara teratur

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 6 51 11,76 %
2 Mayau 14 99 14 %
3 Perum 1 41 33 %
4 Bido 16 51 31,37 %
5 Tifure 10 59 16,59 %
6 Pante Sagu 1 15 6,67 %
Jumlah 48 316 17,6 %

8. Penderita Gangguan Jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 0 0 0
2 Mayau 0 0 0
3 Perum 0 0 0
4 Bido 0 0 0
5 Tifure 0 0 0
6 Pante Sagu 0 0 0
Jumlah 0 0 0

9. Anggota Keluarga tidak ada yang merokok

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 108 125 86 %
2 Mayau 58 264 21,97 %
3 Perum 11 41 26,8 %
4 Bido 109 123 86,6 %
5 Tifure 41 133 30,8 %
6 Pante Sagu 38 58 65,5 %
Jumlah 365 744 49 %

10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 67 125 53,6 %
2 Mayau 134 264 50,76 %
3 Perum 22 41 53,66 %
4 Bido 56 123 45,5 %
5 Tifure 50 133 37,6 %
6 Pante Sagu 23 58 39,65 %
Jumlah 352 744 47 %

11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 122 125 97,6 %
2 Mayau 264 264 100 %
3 Perum 41 41 100 %
4 Bido 123 123 100 %
5 Tifure 128 133 96 %
6 Pante Sagu 58 58 100 %
Jumlah 736 744 98,9 %

12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 124 125 99 %
2 Mayau 262 264 99 %
3 Perum 41 41 100 %
4 Bido 123 123 100 %
5 Tifure 106 133 79,7 %
6 Pante Sagu 50 58 86 %
Jumlah 706 744 94,89 %

Hasil Pendataan PIS PK juga mampu menggambarkan indikator keluarga sehat

permasing-masing kelurahan dan indikator keluarga sehat wilayah kecamatan. Berikut

adalah tabel Indikator Keluarga Sehat Kelurahan dan Kecamatan Pulau Batang Dua

sebagai wilayah kerja Puskesmas Mayau

Capaian Jumlah Presentase


No Kelurahan
Absolut Sasaran cakupan
1 Lelewi 125 125 0,4560
2 Mayau 264 264 0,0945
3 Perum 41 41 0,1951
4 Bido 123 123 0,3659
5 Tifure 133 133 0,0301
6 Pante Sagu 58 58 0,1897
Jumlah 744 744 0,2030

Dari tabel di atas jika disesuaikan dengan kategori yang telah ditentukan yaitu jika IKS <

0,500 Tidak Sehat, IKS 0,500 – 0,800 Pra Sehat dan IKS > 0,800 Sehat. Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa semua kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Mayau masih termasuk dalam

indikator keluarga tidak sehat. Begitu juga untuk Kecamatan Pulau Batang Dua termasuk dalam

Indikator Keluarga Tidak Sehat.


C. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
1. Persentase Rumah Sehat
Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sehingga
kualitasnya sangat berperan dalam proses terjadinya gangguan kesehatan bagi masyarakat.
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan khususnya yang tergolong penyakit menular dan
penyakit infeksi maka perlu ditunjang dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat
dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Untuk itu diadakan beberapa kegiatan dalam program Kesehatan Lingkungan
diantaranya penyehatan lingkungan pemukiman, pengawasan tempat-tempat umum (TTU),
pengelolaan sampah dan pengawasan sarana sanitasi dasar yang meliputi sarana air minum
yang dilakukan pengawasan.
Sebagai barang pokok untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal, karenanya
keberadaan rumah sangat lah penting bagi semua orang. Rumah memegang peranan penting
dalam membantu menciptkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Tidak harus mewah, rumah
yang sehat harus mampu memenuhi persyaratan fisik, kimia, dan biologi sehingga
memungkinkan derajat kesehatan penghuninya semakin maksimal. Ada 5 faktor penting yang
harus diperhatikan untuk membangun rumah yang sehat yaitu sirkulasi udara yang lancer,
penerangan sinar yang memadai, akses air yang bersih, pembuangan limbah yang terkontrol
dan ruangan tidak tercemar. Persentase hasil capaian untuk indikator rumah sehat dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6. Capaian Hasil Kegiatan Penyehatan Lingkungan Pemukiman


Puskesmas mayau

Target Capaian
Indikator Tahun
ABS % ABS %
2015 618 80 284 46
Persentase Rumah Sehat
2016 618 80 452 73
Sumber : Diolah dari Data Puskesmas mayau Tahun 2014-2016

Hasil capaian menunjukan peningkatan terhadap persentase rumah sehat dari 73% pada
Tahun 2016 dibandingkan dengan Tahun 2015 sebanyak 46%.

2. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat


Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit,
pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan
sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-
tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan
penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya (Chandra, 2007).
Pengawasan dan pemeriksaan pada tempat-tempat umum dilakukan terhadap faktor
lingkungan untuk menjamin kondisi fisik lingkungan dan kualitas sanitasi Tempat-Tempat
Umum (TTU) yang memenuhi syarat.

Tabel 7. Capaian Hasil Tempat-Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat


Puskesmas mayau

Target Capaian
Indikator Tahun
ABS % ABS %
Tempat-Tempat Umum (TTU) 2015 47 80 14 30
yang Memenuhi Syarat 2016 47 80 15 32
Sumber : Diolah dari Data Puskesmas mayau Tahun 2014-2016

Dari tabel 1.2 terlihat bahwa capaian pada tahun 2016 mengalami sedikit peningkatan dari
tahun 2015. Terdata pada Tahun 2016 persentase Tempat-Tempat Umum yang memenuhi
syarat sebesar 32% dari Tahun 2015 sebesar 30% meskipun belum mencapai target.

3. Pengelolaan Sampah
Supaya tercapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dimasa yang akan datang,
maka sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dilihat dari aspek
persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila
sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana
manusia beraktifitas didalamnya.
Masyarakat dapat berperan serta dalam pengeloaan sampah yang lebih ramah
lingkungan dengan cara mengelola sampah sejak di rumahnya masing-masing. Mengelola
sampah tidak hanya berpengaruh pada berkurangnya penggunaan bahan namun dapat
memberikan keuntungan lain pada proses seperti mengurangi dampak lingkungan pada
pembuangan sampah.

Tabel 8. Capaian Hasil Pengelolaan Sampah


Puskesmas mayau
Target Capaian
Indikator Tahun
ABS % ABS %
2015 759 80 98 12
Pembuangan Sampah
2016 759 85 148 19.5
Sumber : Diolah dari Data Puskesmas mayau Tahun 2014-2016
Persentase rumah tangga dengan indikator pembuangan sampah, cakupannya masih sangat
rendah yaitu sebesar 12% di Tahun 2015 dan 19.5% di Tahun 2016.

4. Sarana Air Minum yang dilakukan pengawasan.


Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman berkontribusi
terhadap terjadi penyakit. Peran penting kebersihan sering diabaikan bahkan tanpa perbaikan
pada sistem pengairan dan sanitasi yang layak. Air bersih dan sanitasi merupakan sasaran
Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) yang ketujuh dan pada tahun 2015 diharapkan
sampai dengan setengah jumlah penduduk yang tanpa akses ke air bersih yang layak
dikonsumsi dan sanitasi dasar dapat berkurang.
Cakupan sarana sanitasi dasar yang meliputi sarana air minum yang dilakukan
pengawasan untuk SGL sebanyak 26 SGL yang memenuhi syarat dari 59 SGL yang
dilakukan pengawasan dan pemeriksaan berdasarkan parameter fisik dengan persentase 44%
di Tahun 2015. Sedangkan di Tahun 2016 sebanyak 28 SGL yang dinyatakan memenuhi
syarat dari 59 SGL yang dilakukan pengawasan dan pemeriksaan juga berdasarkan parameter
fisik dengan persentase 47%.
Cakupan sarana air minum yang dilakukan pengawasan untuk perpipaan sebanyak
161 rumah yang memenuhi pemeriksaan berdasarkan parameter fisik dengan persentase 72%
di Tahun 2015. Sedangkan di Tahun 2016 sebanyak 287 rumah yang dinyatakan memenuhi
syarat dari 345 rumah yang dilakukan pengawasan dengan persentase 83%.

D. Perilaku Sehat
Upaya pembinaan perilaku sehat masyarakat ditekankan pada PSM peran serta

masyarakat dibidang kesehatan guna menunjang angka kematian bayi, balita dan ibu serta

sebagai upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

E. Pelayanan kefarmasian
Sebagai sarana kesehatan puskesmas, pelayanan kefarmasian merupakan salah satu faktor
penting dalam menunjang pelayanan kesehatan. Profesi Farmasi harus mengalami
perkembangan mulai dari orientasi pada pasien dengan berdasarkan pada asas Pharmaceutical
Care yaitu bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi farmasis dalam pekerjaan
kefarmasian untuk mencapai tujuan akhir yaitu peningkatan kualitas hidup pasien. Kualitas
layanan farmasi dan pelayanan kefarmasian yang lebih baik dan berorientasi pada konsumen
(pasien) harus terus dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang
senantiasa berubah dan meningkat.
1. Penggunaan obat Rasional
Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien menerima terapi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya, pada periode waktu yang
adekuat, dan dengan harga yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat (WHO,1985).
Persyaratan Penggunaan obat rasional Menurut WHO 1985 bila: Pasien menerima obat yang
sesuai dengan kebutuhannya. Untuk periode yang adekuat. Dengan harga yang paling murah
untuknya dan masyarakat. Secara praktis penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi
kriteria tepat diagnosis sesuai dengan indikasi penyakit tepat pemilihan obat tepat dosis tepat
cara pemberian tepat interval waktu pemberian tepat lama pemberian waspada terhadap efek
samping penilaian terhadap kondisi pasien tepat informasi tepat dalam melakukan upaya
tindak lanjut obat yang efektif, aman, dan mutu terjamin dan terjangkau tepat penyerahan
obat pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang dibutuhkan
Untuk penggunaan obat rasional datanya kami sajikan dibawah ini dimana dapat dijelaskan
bahwa dampak pada mutu pengobatan dan pelayanan khususnya pada penderita ISPA non
pneumonia dan diare pada anak sering diberikan antibiotic.
.

Tabel 12. Penggunaan Obat Rasional (ISPA dan Diare)

Kategori ISPA Diare Myalgia


Non Pneumonia
Jumlah Pasien 268 40 179

Total Item Obat 1364 153 789

Rata-rata Item Obat Per 5.10 3.51 4.37


Pasien
Pasien yang 56 11 -
mendapatkan Antibiotik
Persentase pemakaian 20.9% 22.5% -
Antibiotik
Jumlah pasien yang - - 0
mendapatkan Injeksi
Presentase pemakaian - - 0%
injeksi u/ Myalgia
2. Penggunaan obat Generik

Tabel Persentase Penggunaan Generik


No Jenis Pasien Jumlah Jumlah Item Jumlah Obat Presentase
Resep Obat Generik Obat Generik
1 Umum 819 4330 4330 100%
2 Askes 462 2412 2412 100%
3 Jamkesmas 2024 10138 10138 100%
4 Gratis 1390 6789 6789 100%
Total 4695 23669 23669 100%

3. Jumlah Kunjungan
Jumlah Kunjungan
No Jenis Kunjungan
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kunjungan Rawat Jalan 1.637 2.437 4.074
2 Kunjungan Rawat Inap - - -
3 Kunjungan Gangguan Jiwa - - -
4 Kunjungan Masyarakat Miskin 2.016
Bab V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Pelaksanaan pembangunan kesehatan memerlukan dukungan peran dari sektor terkait serta

seluruh lapisan masyarakat karena beban pembangunan kesehatan tidak hanya menjadi tanggung

jawab sektor kesehatan.

Dalam rangka mencapai visi dan misi pembangunan kesehatan Puskesmas Mayau telah

menyusun rencana kerja dengan program pokok sesuai tugas pokok dan fungsinya dengan

menerapkan manajemen puskesmas yaitu kegiatan untuk memperkuat manajemen diantaranya

peningkatan sumber daya dan pembentukan tim-tim sesuai kebutuhan didukung adanya

peningkatan lintas program dan lintas sector serta pengembangan kemitraan, pengembangan

kegiatan melalui kerja sama saling menguntungkan dengan Gereja, LPM, PKK, lintas program

maupun lintas profesi.

A. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki Puskesmas Mayau dapat dilihat di tabel berikut

Tabel . Jumlah Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Mayau Tahun
2018
NO Jenis Sarana/ Prasarana Jumlah keterangan

1 Gedung puskesmas 1 bh Baik

2 Pustu 3 bh 2 tidak aktif

3 Posyandu 6 Aktif

Kenderaan dinas roda 4/


4 1 rusak
ambulance

5 Kenderaan dinas roda 2 2 Baik

6 Rumah Dinas 2 Baik

Sumber : Laporan Puskesmas Mayau


B. Ketenagaan
Tenaga kesehatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Mayau termasuk yang ada di

pustu berjumlah 35 orang dan rinciannya dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel . Jumlah pegawai menurut pendidikan, jenis kepegawaian dan jenis kelamin

JUMLAH/ JENIS KEPEGAWAIAN JUMLAH/JENIS KELAMIN


NO JENIS TENAGA PENDIDIKAN JUMLAH
PNS PTT NS Sukarela Laki-laki Perempuan

1 Dokter Umum S1 Kedokteran 1 - 1 - - 1 -

Ners 2 - - 2 - 2 -
2 Perawat
D III 11 - 5 3 3 4 7

3 Bidan D III 8 1 1 2 4 - 8

4 Kesehatan masyarakat S1 2 2 - - - 1 1

5 Farmasi Apoteker 1 - - 1 - 1 -

6 Analis Kesehatan D III 1 - - 1 - - 1

D III 1 - 1 - - - 1
7 Gizi
DI 1 1 - - - - 1

SMA 5 1 4 - - - 5
8 Tenaga Non Kesehatan
SMP 1 - 1 - - 1 -

9 Cleaning Service SMP 1 - 1 - - - 1

10 Total 35 5 14 9 7 10 25

Sumber : Laporan Puskesmas

C. Pembiayaan Kesehatan
Pelayanan Pengobatan Gratis merupakan kebijakan Pemerintah Kota Ternate sejak
tahun 2011 sampai sekarang, yang meliputi pelayanan kesehatan dasar tingkat pertama
(rawat jalan), laboratorium dan tindakan medis di semua puskesmas dan jaringannya yang
berada diwilayah Pemerintah Kota Ternate.
Sepanjang tahun 2018 pembiayaan kesehatan Puskesmas mayau berupa dana
program (bersumber dari APBN dan APBD II) dan operasional rutin (dari APBD II). Dana
program yang bersumber APBN seperti Dana Bantuan Oprasional Kesehatan (BOK) dan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Besaran Dana Operasional Rutin adalah Rp. 119.300.000 dan Dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) adalah Rp. 447.549.000 dan Dana Jaminan Kesehatan (JKN)
adalah sebesar Rp. 138.783.000

Anda mungkin juga menyukai