Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DEVI IRAWATY NADEAK

NIM : 1905113038

1. Jelaskan pendapat anda mengenai kebijakan pendidikan saat ini, khususnya tentang
pelaksanaan system zonasi dalam system penerimaan siswa baru.
Jawab:
Saya sangat sepakat dengan tujuan kebijakan zonasi, tetapi sangat tidak sepakat
dengan penerapannya di lapangan. Salah satu tujuan dari diterapkannya kebijakan zonasi
dalam system penerimaan siswa baru tujuannya adalah menghapus anggapan “sekolah
favorit” dan “sekolah non favorit” demi menunjang pemerataan siswa yang pintar agar
tidak terkumpul di satu sekolah saja. Namun, perlu diingat siswa yang pintar tidak hanya
dari factor internal saja, tetapi banyak faktor-faktor lain yang memengaruhinya,
diantaranya kualitas guru yang mengajar di sekolah, sarana dan prasarana yang
disediakan sekolah, serta lingkungan siswa tersebut. Jadi, jangan beranggapan dengan
adanya pelaksanaan kebijakan ini maka pemerataan itu akan langsung terwujud.
Sebelum menerapkan kebijakan ini sebaiknya, pemerintah harus menyelesaikan
permasalahan-permasalahan berikut.
Pertama, kualitas guru yang mengajar. Guru yang mengajar di sekolah favorit
cenderung memiliki persyaratan dan beban tanggung jawab yang lebih dibandingkan
dengan sekolah non favorit. Tentu dengan adanya perbedaan kualitas guru yang mengajar
sangat mempengaruhi keberhasilan para siswa dalam menangkap pelajaran yang
diajarkan.
Kedua, ketersediaan sarana dan prasarana. Ketersediaan dan perawatan sarana dan
prasarana di sekolah favorit lebih diperhatikan dibandingkan sekolah non favorit. Hal ini
jugalah yang membuat para siswa lebih nyaman bersekolah di sekolah favorit
dibandingkan sekolah non favorit.
Ketiga, tidak meratanya lokasi di suatu daerah. Hal ini dibuktikan dengan masih
adanya sekolah dengan tingkat pendidikan yang sama dan lokasinya berdekatan,
sedangkan di daerah pinggiran sendiri terkadang para siswa harus menempuh jarak
berkilo-kilometer jauhnya dalam menimba ilmu. Dengan lokasi yang tidak tersebar rata,
salah satu tujuan zonasi, yaitu memperpendek jarak sekolah dan rumah pasti sulit
tercapai.
Keempat, sosialisasi yang minim. Dengan minimnya sosialisasi, maka menjadi
penyebab utama ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kebijakan ini.

2. Jelaskan korelasi UUD 1945 Pasal 31, UU No. 20 Tahun 2003, dan PP No. 19 Tahun
2005 dikaitkan dengan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Jawab:
Adanya hak dan kewajiban setiap masyarakat Indonesia dalam mendapatkan
pendidikan seperti yang tertuang dalam UUD 1945 yang sesuai dengan standar
pendidikan Indonesia pada PP No. 19 Tahun 2005 yang diselenggarakan secara
demokratis dan menjunjung HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa dalam UU No. 20 tahun 2003. Dalam penerapannya, penyelenggaraan pendidikan
di Indonesia masih banyak yang perlu dibenahi, baik dalam sarana dan prasarana sekolah
maupun system pendidikan Indonesia. Hal ini dikarenakan seiring perkembangan jaman
yang menuntut masyarakat untuk lebih produktif yang berbasis penerapan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Inilah yang mendorong perlunya kebijakan-
kebijakan baru dalam bidang pendidikan di segala aspek.
Pembenahan terutama pada pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia
dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Karena ketika pendidikan di Indonesia
telah memadai maka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang juga akan
meningkatkan pendapatan dan kualitas Negara Indonesia.

3. Dalam system pendidikan nasional, kita mengenal jalur pendidikan formal dan
nonformal.
a. Kemukakan esensi dan karakteristik dari masing-masing jalur pendidikan tersebut.
Jawab:
Pendidikan formal adalah rangkaian jenjang pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah pada umumnya yang telah baku. Karakteristik pendidikan formal
diantaranya berlangsung dalam jangka waktu lama dan berjenjang serta hanya
berlangsung di lingkungan sekolah saja yang disertai dengan ujian yang bersifat
formal.
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang
tujuannya untuk mengganti, menambah, dan melengkapi pendidikan formal.
Karakteristik pendidikan nonformal adalah berlangsung dalam jangka waktu bersifat
singkat dan tidak berjenjang serta bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang
akan segera dipergunakan.

b.Jelaskan perbedaan dalam penyelenggaraan pendidikan antara jalur pendidikan formal


dan nonformal, kemukakan pula manfaat dari penjaluran pendidikan tersebut.
Jawab:
1. Pendidikan formal saling berkesinambungan dan berjenjang, sedangkan pada
pendidikan nonformal tidak berjenjang dan berkesinambungan.
2. Pendidikan formal berlangsung di sekolah, sedangkan pendidikan nonformal
tidak.
3. Pendidikan formal berpedoman pada kurikulum yang ditetapkan pemerintah,
sedangkan pendidikan nonformal hanya berpedoman pada pedoman yang
ditetapkan pendidik.
4. Pada pendidikan formal usia peserta didik bersifat homogen, sedangkan
pendidikan nonformal tidak.
5. Materi pendidikan pada pendidikan formal bersifat akademis dan umum,
sedangkan pendidikan nonformal materi pendidikan bersifat khusus.

4. Mengapa aliran nativisme dan naturalism disebut sebagai aliran yang menolak
pendidikan?
Jawab:
Menurut aliran nativisme, pendidikan adalah suatu usaha yang tidak berdaya
menghadapi perkembangan manusia. Pendidikan dianggap tidak dapat mengubah
kepribadian individu dan hanya menganggap kepribadian individu harus diterima apa
adanya. Jadi, untuk menjadi manusia bermutu maka yang dilakukan adalah memperbaiki
orang tuanya karena merekalah yang mewariskan “factor pembawaan” kepada anak-
anaknya.
Sedangkan menurut aliran naturalism, semua anak dilahirkan dengan pembawaan
yang baik dan tak ada seorangpun dengan pembawaan jelek yang sesuai dengan kodrat
alam, sehingga tidak diperlukan lagi pendidikan untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan anak. Seorang anak hanya harus menyerahkannya pada alam agar
pembawaan yang baik itu tidak dirusak oleh manusia melalui kegiatan pendidikan serta
untuk mempertahankan segala yang baik yang diberikan oleh Tuhan.

5. Jelaskan landasan empiris dan konvergensi tentang “factor pembawaan” terhadap


perkembangan individu
Jawab:
Pada landasan empiris lebih mementingkan pengalaman yang diperoleh dari
lingkungan, sedangkan kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir dianggap tidak
menentukan. Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh factor-faktor pengalaman
yang berada diluar diri manusia, baik yang didapatkan melalui pendidikan formal,
pendidikan nonformal, maupun pendidikan informal. Jika seorang individu memperoleh
pendidikan yang baik, maka ia akan tumbuh menjadi manusia yang bermutu. Sebaliknya,
jika seseorang memperoleh pendidikan yang tidak baik, maka ia akan tumbuh menjadi
manusia yang tidak bermutu.
Sedangkan menurut konvergensi factor pembawaan dan factor lingkungan sama-
sama berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Dengan adanya factor pembawaan
seorang individu yang dibantu dengan factor lingkungan yang baik, maka individu
tersebut akan menjadi manusia yang bermutu sehingga mencegah berkembangnya
potensi yang kurang baik.

Anda mungkin juga menyukai