Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA I – TL 2101


MODUL 04
KEHILANGAN ENERGI DALAM SISTEM PERPIPAAN

Nama Praktikan : Gemilang Evan Hadyanatha


NIM : 15318034
Shift : 5A (14.30 – 16.00)
Tanggal Praktikum : 24 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 31 Oktober 2019
PJ Modul : 1. Kadek Sri Anik Suci (15316001)
2. Rinaldy Jose Nathanael (15317063)
Asisten yang bertugas : 1. Irvan Affandi(15316026)
2. Fathiya Mufidah (15317072)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
I. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari modul ini antara lain:
1. Menentukan headloss pada sistem perpipaan.
2. Menentukan debit aktual yang melalui sistem perpipaan.
3. Menentukan koefisien percobaan pada system perpipaan
II. Data Awal
1. Data yang diketahui
a. Diameter pipa besar = 26.4 mm = 0.0264 m
Diameter pipa kecil = 13.7 mm = 0.0137 m
b. Jarak antar tapping
 1-2 (standard elbow) = 79  9-10 (penyempitan) =
cm 8.5 cm
 3-4 (pipa lurus biru tua) =  11-12 (bend 4”) = 81 cm
91.44 cm
 5-6 (90° sharp bend) = 81 cm  13-14 (bend 6”) = 93 cm
 7-8 (pelebaran) = 18.5 cm  15-16 (bend 2”) = 91 cm
 8-9 (pipa lurus biru muda) =
91.4 cm

2. Data yang diukur


Massa beban = 2.5 kg
Massa air = 7.5 kg
Massa jenis air = 999.431 kg/m3
Suhu awal = 23°C
Suhu akhir = 24°C

Tabel II.1 Data pengukuran waktu pada pipa biru tua dan biru muda
waktu (s)
Variasi
t1 t2 t3 trata-rata
1 39,68 38,43 40,34 39,48333333
2 41,91 42,24 40,19 41,44666667
3 46,79 45,85 44,94 45,395
4 48,81 50,54 48,52 49,29
5 58,25 57,7 55,49 57,14666667

Tabel II.2 Data pengukuran tinggi kolom air pada pipa biru tua
Perbedaan tinggi kolom air (m)
Variasi
Pipa lurus Gate valve std elbow 90 sharp bend
1 0,188 0,004 0,283 0,360
2 0,183 0,003 0,282 0,350
3 0,145 0,003 0,227 0,282
4 0,134 0.002 0,202 0,260
5 0,100 0.002 0,146 0,181

Tabel II.3 Data pengukuran tinggi kolom air pada pipa biru muda
Perbedaan tinggi kolom air (m)
Variasi Pipa Globe Bend
Bend 2 Bend4 Pelebaran Penyempitan
lurus valve 6
1 0,009 0,054 0,155 0,191 0,212 0,047 0,168
2 0,010 0,053 0,152 0,185 0,206 0,046 0,168
3 0,007 0,050 0,150 0,175 0,192 0,042 0,152
4 0,007 0,033 0,110 0,136 0,149 0,033 0,116
5 0,005 0,029 0,100 0,105 0,115 0,024 0,088

3. Data suhu dan densitas


Tabel II.4 Hubungan suhu dan densitas
Temperatur (oC) Densitas (kg/m3)
0 999,9
5 1000
10 999,7
15 999,1
20 998,2
30 995,7
40 992,2
50 988,1
60 983,2
70 977,8
80 971,8
4. Data suhu dan viskositas
Tabel II.5 Hubungan suhu dan viskositas
Temperatur Viskositas
0 0,001792
5 0,001519
10 0,001308
15 0,00114
20 0,001005
30 0,000801
40 0,000656
50 0,000549
60 0,000469
70 0,000406
80 0,000357
90 0,000317
100 0,000284

5. Data diagram moody

Gambar II.1 Diagram moody


Sumber: Finnemore,2002
6. Data-data koefisien yang digunakan
Tabel II.6 Tabel koefisien bahan perpipaan

Sumber : pipeflow

Tabel II.7 Tabel koefisien headloss minor

Sumber : Engineeringtoolbox
Gambar II.2 Grafik Koefisien Headloss Minor Bend 2”, Bend 4”, dan
Bend 6”
Sumber : Finnemore, E. John, Joseph B. Franzini, 2002.

III. Pengolahan Data


III.1 Menghitung massa jenis fluida

1010
Densitas (kg/m3)

1000 y = -0.0036x2 - 0.0695x + 1000.6


990 R² = 0.9993
980
970
960
950
0 50 100 150
Suhu (oC)

Gambar III.1 Grafik hubungan suhu dan densitas

Berdasarkan grafik hubungan suhu dan densitas fluida, diperoleh


persamaan y = -0.0036x2 - 0.0695x + 1000.5 dengan y merupakan massa
jenis (ρa) dan x merupakan suhu (T). Pada percobaan ini, suhu rata-rata yang
diperoleh adalah 23,5°C. Maka, massa jenis fluida yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah 996.9787 kg/m3, angka tersebut dapat diperoleh
dengan cara sebagai berikut
y = -0.0036(23,5)2 - 0.0695(23,5)+ 1000.5
y = 995,9787 kg/m3
III.2 Menghitung viskositas fluida

0.002
y = -3E-09x3 + 6E-07x2 - 5E-05x +
Viskositas dinamis (Ns/m2) 0.0015 0.0018
R² = 0.998
0.001

0.0005

0
0 50 100 150
Suhu (oC)

Gambar III.2 Grafik hubungan suhu dan viskositas

Berdasarkan grafik hubungan suhu dan viskositas fluida, diperoleh


persamaan y = -3E-09x3 + 6E-07x2 - 5E-05x + 0,0018 dengan y merupakan
viskositas fluida dan x merupakan suhu (T). Pada percobaan ini, suhu awal
dan akhir yang diperoleh adalah 23,5°C. Maka, viskositas diperoleh dengan
cara sebagai berikut :
3
y=-3E-09x + 6E-07x2 - 5E-05x + 0,0018
y=-3E-09(23,5)3 + 6E-07(23,5)2 - 5E-05x + 0,0018
y = 0,000917 Ns/m2

III.3 Menghitung trata-rata


Berdasarkan percobaan, pengukuran waktu (t) yang diperoleh pada
variasi pertama adalah 39,68 detik, 38,43 detik, dan 40,34 detik. Sehingga,
waktu rata-rata untuk variasi percobaan pertama diperoleh dengan cara
sebagai berikut :
t1+t2+t3
t rata-rata =
3
39,68+38,43+40,34
t rata-rata = =39,4833
3
waktu rata-rata yang diperoleh pada pipa biru tua dan biru muda akan
bernilai sama.

III.4 Menghitung volume fluida


Untuk pengolahan data dan perhitungan volume fluida pada percobaan
kali ini, mula-mula diketahui bahwa massa fluida (mair) yang digunakan
pada percobaan adalah 7.5 kg dan berdasarkan perhitungan sebelumnya,
telah diketahui pula bahwa massa jenis fluida (ρair) yang digunakan pada
percobaan adalah 996.9787 kg/m3. Sehingga, volume fluida (V) pada
percobaan kali dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
mair 7,5 kg
V= = = 0,007522729 m3
ρair 996,9787 kg⁄
m3
III.5 Menghitung Qaktual
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, debit aktual (Qaktual) untuk
variasi percobaan pertama dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
V 0,007522729 3
Qaktual = = = 0,000190536 m ⁄s
trata-rata 39,48333

III.6 Menghitung luas penampang pipa


Telah diketahui bahwa diameter pipa kecil (dkecil) dan pipa besar (dbesar)
yang digunakan pada percobaan kali ini secara berturut-turut adalah 0.0137
m dan 0.0264 m. Sehingga, luas penampang pipa kecil (Akecil) dan pipa
besar (Abesar) dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
III.6.1 Pipa kecil
1 1
Akecil = ×π×d2 = ×3,14×0,01372 = 0,000147337 m3
4 4
III.6.2 Pipa besar
1 1
Abesar = ×π×d2 = ×3,14×0,02642 = 0,000547114 m3
4 4
III.7 Menghitung kecepatan aliran fluida
Menggunakam data perhitungan sebelumnya,kecepatan aliran pada
pipa kecil (vkecil) dan pipa besar (vbesar) dapat diperoleh dengan cara sebagai
berikut:
III.7.1 Pipa kecil
Qaktual 0,000190536
vkecil = = = 1,293202276 m/s
Akecil 0,000147337
III.7.1 Pipa besar
Qaktual 0,000190536
vbesar = = = 0,348356909 m/s
Abesar 0,000547114

III.8 Menghitung kuadrat kecepatan aliran fluida


Berdasarkan perhitungan sebelumnya pada variasi pertama, telah
diketahui bahwa kecepatan aliran pada pipa kecil (vkecil) dan pipa besar
(vbesar) yang digunakan pada percobaan kali ini secara berturut-turut adalah
1,293202276 m/s dan 0,348356909 m/s. Sehingga, kuadrat kecepatan aliran
pada pipa kecil (vkecil)2 dan pipa besar (vbesar)2 secara berturut-turut adalah
1,672372128 m2/s2 dan 0,121282875 m2/s2.

III.9 Menghitung kuadrat selisih kecepatan aliran pipa kecil dan pipa besar
Pada sistem perpipaan biru muda,akan dihitung pula kuadrat selisih
kecepatan aliran pada pipa kecil dan pipa besar dengan cara sebagai berikut:
2
(vkecil -vbesar )2 = (1,293202276-0,348356909)2 = 0,892921747 m ⁄ 2
s

III.10 Menghitung koefisien friksi (f)


III.10.1 Menghitung bilangan Reynolds
Berdasarkan data-data yang telah dihitung sebelumnya,
Bilangan reynolds dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
III.10.1.1 Reynolds pipa kecil
ρ×d× v 996,9787×0,0137×1,293202276
Re= = =19253,35409
μ 0,000917416
III.10.1.2 Reynold pipa besar
ρ×d× v 996,9787×0,0264×0,348256909
Re= = =9991,323904
μ 0,000917416
𝜀
III.10.2 Menghitung 𝑑
𝜀
Selain bilangan Reynolds, diperlukan juga nilai untuk
𝑑

menentukan koefisien friksi menggunakan diagram moody.


Berdasarkan Tabel II.6 Tabel koefisien bahan pada perpipaan, nilai ɛ
untuk bahan yang digunakan pada sistem perpipaan pada percobaan
𝜀
kali ini, galvanized iron, adalah 0.00015 m. Sehingga, nilai untuk
𝑑

pipa kecil dan pipa besar secara berturut-turut adalah 0,010948905 dan
0,005681818.
III.10.3 Menghitung koefisien friksi
𝜀
Berdasarkan bilangan Reynolds dan nilai yang telah
𝑑

diperoleh, dapat ditentukan nilai koefisien friksi menggunakan


Diagram Moody sesuai dengan Gambar II.1. Menurut diagram
tersebut, dapat diketahui bahwa koefisien friksi untuk variasi pecobaan
pertama menurut literatur untuk pipa besar adalah
0.03844008807427511 dan pipa kecil adalah 0,041849666.
III.11 Menghitung headloss mayor
Headloss mayor merupakan kehilangan tekan akibat gesekan
fluida dengan dinding pipa sehingga pada pipa lurus biru tua ataupun
biru muda headloss mayor merupakan selisih ketinggian pada
piezometer/manometer itu sendiri. Untuk pengolahan data dan
perhitungan headloss mayor pada percobaan kali ini, akan digunakan
variasi percobaan yang pertama. Berdasarkan data yang diperoleh,
dapat dilihat pada Tabel II.2 dan Tabel II.3, dapat diketahui bahwa
headloss mayor pada pipa biru tua dan pipa biru muda secara burturut-
turut adalah 0.188 m dan 0.009 m.
III.12 Menghitung headloss minor
III.12.1 Menghitung headloss pada gate valve
Berdasarkan Tabel II.2, dapat diketahui bahwa
Δhpengukuran pada gate valve adalah 0.004 m. Sehingga,
headloss pada gate valve (Hlgate valve) untuk variasi percobaan
pertama dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
HlGate valve = 12,6×∆hpengukuran =12,6×0,004 = 0,0504
III.12.2 Menghitung headloss pada standard elbow
Telah diketahui bahwa panjang pipa lurus biru tua dan
pipa standard elbow secara berturut-turut adalah 0.88 m dan 0.79
m. Dan berdasarkan Tabel II.2, dapat diketahui pula bahwa
Δhpengukuran pada pipa lurus biru tua dan standard elbow
secara berturut-turut adalah 0.188 m dan 0.283 m. Sehingga,
headloss pada standard elbow (Hlstandard elbow) untuk variasi
percobaan pertama dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut
Lstd-elbow
Hlstd-elbow =∆hstd-elbow - [ ] ×∆hpipa biru
Lpipa biru
0,79
Hlstd-elbow = 0,283- [ ] × 0,188 =0,114227273 m
0,88
III.12.3 Menghitung headloss pada 90o sharp bend
Telah diketahui bahwa panjang pipa lurus biru tua dan
pipa 90° sharp bend secara berturut-turut adalah 0.88 m dan 0.81
m. Dan berdasarkan Tabel II.2, dapat diketahui pula bahwa
Δhpengukuran pada pipa lurus biru tua dan standard elbow secara
berturut-turut adalah 0.188 m dan 0.36 m. Sehingga, headloss
pada 90° sharp bend (Hl90° sharp bend) untuk variasi percobaan
pertama dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
L90°sharp bend
Hl90°sharp bend =∆h90°sharp bend - [ ] ×∆hpipa biru
Lpipa biru
0,81
Hl90°sharp bend = 0,36- [ ] × 0,188 = 0,186954545 m
0,88
III.12.4 Menghitung headloss pada globe valve
Berdasarkan Tabel II.3, dapat diketahui bahwa
Δhpengukuran pada globe valve adalah 0.054 m. Sehingga, headloss
pada globe valve (Hlglobe valve) untuk variasi percobaan
pertama dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
HlGlobe valve = 12,6×∆hpengukuran =12,6×0,054 = 0,6804
III.12.5 Menghitung headloss bend 2”
Untuk menghitung headloss aksesoris pada pipa biru
muda, dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:
faks × Laks × (Dpipa biru muda )5
Hlaks = ∆haks - [ ] ×∆hpipa
fpipa × Lpipa × (Daks )5
Dari persamaan diatas dapat diperoleh nilai headloss
sebagai berikut:
0,041849666×0,91×(0,0264)5
Hlbend 2" = 0,155- [ ] ×0,009
0,038440088×0,914×0,0137)5
= 0,104216191
III.12.6 Menghitung headloss bend 4”
0,041849666×0,81×(0,0264)5
Hlbend 4" = 0,191- [ ] ×0,009 = 0,039730895
0,038440088×0,914×0,0137)5
III.12.7 Menghitung headloss bend 6”
0,041849666×0,93×(0,0264)5
Hlbend 6" = 0,212- [ ] ×0,009 = 0,05291325
0,038440088×0,914×0,0137)5
III.12.8 Menghitung headloss penyempitan
0,041849666×0,085×(0,0264)5
Hlpenyempitan = 0,168- [ ] ×0,009 = 0,144
0,038440088×0,914×0,0137)5
III.12.9 Menghitung headloss pelebaran
0,041849666×0,185×(0,0264)5
Hlpelebaran = 0,047- [ ] ×0,009 = 0,045178337
0,038440088×0,914×0,0137)5
III.13 Menghitung slope0,54
Untuk menghitung slope dapat menggunakan rumus

0,54 HL 0,54
S = ( )
L
Dari data-data yang telah dihitung sebelumnya, maka nilai slope0,54
pada variasi 1 (berlaku untuk variasi lain) dapat dihitung sebagai berikut
III.13.1 Pipa biru tua

0,54 0,188 0,54


S = ( ) =0,434534833
0,88

III.13.2 Pipa biru muda


0,009 0,54
S0,54 = ( ) =0,082485955
0,914

IV. Data akhir

Tabel IV.1 Hasil perhitungan waktu rata-rata, Qaktual, A, dan v pada sistem
perpipaan biru tua
waktu (s) v pipa (m/s)
Variasi Q aktual (m3/s) A pipa kecil (m2) v^2 pipa (k)
t rata-rata (kecil)
1 39,48333333 0,000190536 0,000147337 1,293202276 1,672372128
2 41,44666667 0,00018151 0,000147337 1,231943137 1,517683893
3 45,395 0,000165723 0,000147337 1,124792082 1,265157227
4 49,29 0,000152627 0,000147337 1,035908634 1,073106697
5 57,14666667 0,000131644 0,000147337 0,893489324 0,798323171
Tabel IV.2 Hasil perhitungan headloss mayor, headloss minor, dan S0,54 pada sistem
perpipaan biru tua
Variasi hl mayor (m) hl minor (m)
pipa lurus gate valve std elbow 90 sharp bend s^0,54
1 0,188 0,0504 0,114227273 0,186954545 0,434534833
2 0,183 0,0378 0,117715909 0,181556818 0,428255496
3 0,145 0,0378 0,096829545 0,148534091 0,377674861
4 0,134 0,0252 0,081704545 0,136659091 0,361922804
5 0,1 0,0252 0,056227273 0,088954545 0,309014855

Tabel IV.3 Hasil perhitungan bilangan Reynolds dan koefisien friksi berdasarkan
literatur pada sistem perpipaan biru tua

Variasi 𝜀
𝐷
(kecil) Re (kecil) friksi (kecil)

1 19253,35409 0,041849666
2 18341,32051 0,041976281
3 0,010948905 16746,04246 0,042228376
4 15422,73478 0,042473855
5 13302,37863 0,042959784

Tabel IV.4 Hasil perhitungan tratarata, Qaktual dan A sistem perpipaan biru muda
waktu (s)
Variasi
rata-rata Q aktual (m3/s) A pipa kecil (m2) A pipa besar (m2)
1 39,48333333 0,000190536 0,000147337 0,000547114
2 41,44666667 0,00018151 0,000147337 0,000547114
3 45,395 0,000165723 0,000147337 0,000547114
4 49,29 0,000152627 0,000147337 0,000547114
5 57,14666667 0,000131644 0,000147337 0,000547114

Tabel IV.5 Hasil perhitungan v pada sistem perpipaan biru muda

v pipa (m/s)
Variasi v^2 pipa (k) v pipa (m/s) (besar) v^2 pipa (b) (vk-vb)^2
(kecil)
1 1,293202276 1,672372128 0,348256909 0,121282875 0,892921747
2 1,231943137 1,517683893 0,331759939 0,110064657 0,810329789
3 1,124792082 1,265157227 0,302904364 0,091751054 0,67549942
4 1,035908634 1,073106697 0,278968221 0,077823268 0,572958788
5 0,893489324 0,798323171 0,240614972 0,057895565 0,426244918
Tabel IV.6 Hasil perhitungan headloss mayor, headloss minor, dan S0,54 pada sistem
perpipaan biru muda
hl mayor
hl minor (m)
(m)
Variasi s^0,54
pipa globe
bend2 bend4 bend6 pelebaran Penyempitan
lurus valve
1 0,009 0,6804 0,10421619 0,039730895 0,05291325 0,04517834 0,144 0,082485955
2 0,01 0,6678 0,1348545 0,070332026 0,087158993 0,04397593 0,141 0,087315039
3 0,007 0,63 0,04924587 0,002350717 0,011624898 0,04058315 0,133 0,072018156
4 0,007 0,4158 0,08781616 0,040078119 0,053163766 0,03158315 0,098 0,072018156
5 0,005 0,3654 0,03942653 0,019104937 0,027490854 0,02298796 0,075 0,060052744

Tabel IV.7 Hasil perhitungan bilangan Reynolds dan koefisien friksi berdasarkan
literatur pada sistem perpipaan biru muda

𝜀
Variasi Re (besar) friksi (besar)
𝐷
1 9991,323904 0,03844009
2 0,005681818 9518,03375 0,03871277
3 8690,181124 0,03924868
4 8003,464641 0,03976216
5 6903,128304 0,04075667

V. Analisa A
V.1 Cara kerja
Percobaan modul ini, ditujukan untuk memperoleh besar kehilangan
energi pada suatu sistem perpipaan. Seperti beberapa modul sebelumnya,
percobaan ini juga dilakukan menggunakan hydraulic bench. Namun pada
percobaan ini, air mengalir melalui sebuah sistem perpipaan. Air dialirkan
dengan menghubungkan outlet hydraulic bench menuju alat dan outlet alat
menuju hydraulic bench.

Percobaan diawali dengan mengukur suhu terlebih dahulu


menggunakan termometer. Pengukuran suhu awal ini dimaksudkan untuk
mengetahui massa jenis fluida dan viskositas. Selanjutnya adalah
dilakukan kalibrasi terhadap manometer dengan mengeluarkan udara yang
terjebak di dalam manometer. Pengeluaran udara yang terjebak ini
dimaksudkan untuk memaksimalkan keakuratan data yang diperoleh ketika
melakukan percobaan.

Pada sistem perpipaan ini terdapat dua pipa dengan warna yang berbeda
yaitu biru tua dan biru muda. Dalam proses pengukuran ini, ketika
melakukan pengukuran pada satu jenis pipa (biru muda atau biru tua),
katup pipa yang lain harus ditutup. Hal ini dimaksudkan agar aliran dalam
pipa tidak terbagi dan tidak terjadi aliran balik sehingga pengukuran
menghasilkan data yang tepat.

Percobaan kali ini akan menentukan debit berbasis massa dengan


mengacu pada massa beban hydraulic bench. Pada percobaan ini,
dilakukan lima variasi debit secara triplo. Pengaturan debit diatur pada
hydraulic bench. Dilakukan dengan jumlah pengulangan dalam angka
ganjil dikarenakan data terbaik dapat diperoleh melalui pengambilan data
yang berjumlah ganjil. Perlakuan ini dimaksudkan untuk meminimalisasi
kesalahan yang terjadi dalam perolehan data. Namun apabila terdapat data
yang jauh dari data-data lainnya maka dilakukan pengulangan pengambilan
data hingga diperoleh data yang mendekati.

V.2 Analisis data dan grafik


V.2.1 Mencari koefisien headloss minor pada gate valve

0.06
Headloss gateevalve(m)

0.05 y = 0.0279x
0.04 R² = 0.8382
0.03
0.02
0.01
0
0 0.5 1 1.5 2
v2 (m2/s2)

Gambar V.1 Grafik hubungan v2 pipa kecil dan headloss gate valve
Gambar V.1 menunjukkan hubungan antara headloss gate valve
dan kecepatan kuadrat pada pipa kecil. Melalui persamaan grafik ini,
dapat diperoleh nilai dari koefisien k dengan menggunakan persamaan
headloss minor seperti berikut
𝑣2
ℎ𝐿 = 𝑘 2𝑔

Persamaan grafik di atas memiliki bentuk y=ax. Y pada


persamaan di grafik mewakili headloss sedangkan x mewakili v2 dan a
𝑘
mewakili .
2𝑔

Karena persamaan grafik adalah y = 0,0279x, maka.


k = 0,0279 × 2g = 0,0279 × 2 × 9,8 = 0,54684 .
Berdasarkan tabel II.7, nilai koefisien k literatur pada gate valve
adalah 0,15. Untuk memperoleh nilai dari galat, digunakan persamaan
berikut
koef. percobaan-koef. literatur
Galat= | | x 100
koef. literatur
Sehingga
0,54684 - 0,15
Galat= | | x 100 = 264,56 %
0,15

Melalui grafik ini juga dapat ditinjau keterhubungan antar


headloss dan kecepatan kuadrat melalui nilai koefisien determinasi
(R2). Berdasarkan grafik pada gambar V.1, nilai R2 adalah 0,8382,
mendekati angka satu. Dimana jika nilai koefisien determinasi bernilai
satu atau mendekati satu, menunjukan bahwa antar variabel memiliki
korelasi yang besar dan angka-angka yang diperoleh pada percobaan
benar. Gradien yang bernilai positif juga menunjukkan hubungan antar
variabel berbanding lurus.
V.2.2 Mencari koefisien headloss minor pada standard elbow

0.14
y = 0.0736x
0.12

HL std elbow(m)
R² = 0.9443
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2
v2(m2/s2)

Gambar V.2 Grafik hubungan v2 pipa kecil dan headloss standard


elbow
Gambar V.2 menunjukkan hubungan antara headloss standard
elbow dan kecepatan kuadrat pada pipa kecil (birutua). Melalui
persamaan grafik ini, dapat diperoleh nilai dari koefisien k dengan
menggunakan persamaan headloss minor seperti berikut
v2
hL = k
2g
Persamaan grafik di atas memiliki bentuk y=ax. Y pada
persamaan di grafik mewakili headloss sedangkan x mewakili v2 dan a
𝑘
mewakili .
2𝑔

Karena persamaan grafik adalah y = 0,0736x, maka.


k = 0,0736 × 2g=0,0736 × 2 × 9,8 = 1,44256 .
Berdasarkan tabel II.7, nilai dari koefisien literatur untuk
aksesoris standar elbow adalah 0,9. Perbedaan ini dapat dihitung
persentase error nya melalui persamaan galat berikut
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
Sehingga
1,44256 − 0,9
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = 60,284 %
0,9
Selain memperoleh nilai dari koefisien headloss minor, melalui
grafik ini juga dapat dilihat tingkat keterkaitan antar variabel dengan
melihat nilai dari R2. Pada grafik ini nilai dari R2 adalah
0,9943,mendekati satu sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi
antara headloss pada standard elbow dan v2 yang diperoleh pada
percobaan ini besar dan angka-angka yang diperoleh benar. Gradien
yang bernilai positif juga menunjukkan hubungan antar variabel
berbanding lurus.

V.2.3 Mencari koefisien headloss 90o sharp bend

0.25

0.2 y = 0.1171x
R² = 0.9624
Hl 90 sharp bend

0.15

0.1

0.05

0
0 0.5 1 1.5 2
v2 (m2/s2)

Gambar V.3 Grafik hubungan v2 pipa kecil dan headloss 90o sharp
bend

Gambar V.3 menunjukkan hubungan antara headloss 90o sharp


bend dan kecepatan kuadrat pada pipa biru tua. Melalui persamaan
grafik ini, dapat diperoleh nilai dari koefisien k dengan menggunakan
persamaan headloss minor seperti berikut
v2
hL = k
2g
Persamaan grafik di atas memiliki bentuk y = ax. Y pada
persamaan di grafik mewakili headloss sedangkan x mewakili v2 dan
𝑘
a mewakili .
2𝑔

Karena persamaan grafik adalah y = 0,1171x, maka.


k = 0,1171 × 2g = 0,1171 × 2 × 9,8 = 2,29516 .
Berdasarkan tabel II.7 , nilai dari literatur untuk aksesoris 90o
sharp bend adalah 2,2.
Perbedaan ini dapat dihitung persentase error nya melalui
persamaan galat berikut
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
Sehingga
2,29516 − 1,3
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = 76,55 %
1,3
Melalui grafik ini juga dapat dilihat tingkat keterkaitan antar
variabel dengan melihat nilai dari R2. Pada grafik ini nilai dari R2
adalah 0,9624 mendekati satu sehingga dapat disimpulkan bahwa
korelasi antara headloss pada 90o sharp bend dan v2 yang diperoleh
pada percobaan ini besar dan angka-angka yang diperoleh benar.
Gradien yang bernilai positif juga menunjukkan hubungan antar
variabel berbanding lurus.

V.2.4 Mencari koefisien headloss minor pada globe valve

0.8
0.6 y = 0.4342x
Hl globe valve(m)

R² = 0.8708
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2
v2(m2/s2)

Gambar V.4 Grafik hubungan v2 pipa kecil dan headloss globe valve
Gambar V.4 menunjukkan hubungan antara headloss globe valve dan
kecepatan kuadrat pada pipa biru muda. Melalui persamaan grafik ini, dapat
diperoleh nilai dari koefisien k dengan menggunakan persamaan headloss
minor seperti berikut
v2
hL =k
2g
Persamaan grafik di atas memiliki bentuk y=ax. Y pada
persamaan di grafik mewakili headloss sedangkan x mewakili v2 dan
𝑘
a mewakili .
2𝑔

Karena persamaan grafik adalah y = 0,4342x, maka


𝑘
0,4342 = .
2𝑔

𝑘 = 0,4342 × 2𝑔 = 0,4342 × 2 × 9,8 = 8,51032

Berdasarkan tabel II.7, nilai koefisien k literatur pada globe valve


adalah 10. Terdapat perbedaan antara nilai hasil percobaan dengan
literatur. Perbedaan ini disebut galat. Untuk memperoleh nilai dari
galat, digunakan persamaan berikut
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
Sehingga
8,51032 − 10
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = 14,8968%
10

Melalui grafik ini juga dapat ditinjau keterhubungan antar


headloss dan kecepatan kuadrat melalui nilai koefisien determinasi
(R2). Berdasarkan grafik pada Gambar V.4, nilai R2 adalah
0,8708,mendekati satu sehingga menunjukkan keterkaitan yang besar
dan angka-angka yang diperoleh pada percobaan benar. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa korelasi antara headloss pada globe valve
dan v2 yang diperoleh pada percobaan ini besar dan angka-angka yang
diperoleh benar. Gradien yang bernilai positif juga menunjukkan
hubungan antar variabel berbanding lurus.

V.2.5 Mencari koefisien headloss minor pada bend 2”

0.16
0.14
0.12 y = 0.0668x
HL Bend 2"

0.1 R² = 0.5365
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2
v2(m2/s2)

Gambar V.5 Grafik hubungan v2 pipa kecil dan headloss bend 2”

Berdasargan gambar V.5, terdapat persamaan grafik adalah y =


0,0668x, dengan y mewakili v2 dan x mewakili headloss pada
𝑣2
persamaan ℎ𝐿 = 𝑘 2𝑔
, maka
k
0,0668= .
2g

kpercobaan = 0,0668×2g=0,0668×2×9,8 = 1,30928

Sedangkan,koefisien headloss minor secara literatur pada bend


dapat dilihat pada grafik pada Gambar II.2. Karena bend 2” memiliki
𝜀
diameter pipa kecil, nilai ≈ 0,01 berdasarkan perhitungan
𝐷
𝑅
sebelumnya. Sedangkan nilai 𝐷dapat diperoleh dengan cara sebagai

berikut :
R 2" 5,08 cm
= = = 3,7
D 1,37 cm 1,37 cm
Berdasarkan gambar II.2, didapat kbend2” literatur adalah 0,39
sehingga besar galatnya sebagai berikut.
1,30928-0,39
Galat = | | x 100= 235,71%
0,39
Melalui grafik ini juga dapat ditinjau keterhubungan antar
headloss dan kecepatan kuadrat melalui nilai koefisien determinasi
(R2). Berdasarkan grafik pada Gambar V.4, nilai R2 adalah 0,5365
,kurang mendekati angka satu. Dimana seharusnya jika nilai koefisien
determinasi bernilai satu atau mendekati satu, menunjukan bahwa
antar variabel memiliki korelasi yang besar dan angka-angka yang
diperoleh pada percobaan bagus. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
korelasi antara headloss pada bend 2” dan v2 yang diperoleh pada
percobaan ini kurang besar dan angka-angka yang diperoleh tidak
bagus.

V.2.6 Mencari koefisien headloss minor pada bend 4”

0.08

0.06
Hl Bend 4"

y = 0.0276x
0.04 R² = 0.2234

0.02

0
0 0.5 1 1.5 2
v2(m2/s2)

Gambar V.6 Grafik hubungan v2 pipa kecil dan headloss bend 4”

Berdasargan gambar V.6, terdapat persamaan grafik adalah y =


0,0276x, dengan y mewakili v2 dan x mewakili headloss pada
𝑣2
persamaan ℎ𝐿 = 𝑘 2𝑔
, maka
k
0,0276 = .
2g

kpercobaan = 0,0276×2g = 0,0276×2×9,8 = 0,54096

Sedangkan,koefisien headloss minor secara literatur pada bend


dapat dilihat pada grafik pada Gambar II.2 Karena bend 4” memiliki
𝜀
diameter pipa kecil, nilai ≈ 0,01 berdasarkan perhitungan
𝐷
𝑅
sebelumnya. Sedangkan nilai 𝐷dapat diperoleh dengan cara sebagai

berikut :
𝑅 4" 10,16 𝑐𝑚
= = = 7,416
𝐷 1,37 𝑐𝑚 1,37 𝑐𝑚
Berdasarkan gambar II.2, didapat kbend4” literatur adalah 0,30
sehingga besar galatnya sebagai berikut.
0,54096 − 0,3
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = 80,32 %
0,3
Melalui grafik ini juga dapat ditinjau keterhubungan antar
headloss dan kecepatan kuadrat melalui nilai koefisien determinasi
(R2). Berdasarkan grafik pada Gambar V.4, nilai R2 adalah 0,2236
,jauh dari angka satu. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa korelasi
antara headloss pada bend 4” dan v2 yang diperoleh pada percobaan
ini kecil dan angka-angka yang diperoleh tidak bagus.

V.2.7 Mencari koefisien headloss minor pada bend 6”


0.1
0.08

Hl Bend 6"
y = 0.037x
0.06 R² = 0.2567
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2
v2(m2/s2)

Gambar V.7 Grafik hubungan v2 pipa kecil dan headloss bend 6”

Berdasargan gambar V.7, terdapat persamaan grafik adalah y =


0,037x, dengan y mewakili v2 dan x mewakili headloss pada
𝑣2
persamaan ℎ𝐿 = 𝑘 2𝑔
, maka
k
0,037 = .
2g

kpercobaan = 0,037×2g = 0,037×2×9,8 = 0,7252

Sedangkan,koefisien headloss minor secara literatur pada bend


dapat dilihat pada grafik pada Gambar II.2. Karena bend 6” memiliki
𝜀
diameter pipa kecil, nilai ≈ 0,01 berdasarkan perhitungan
𝐷
𝑅
sebelumnya. Sedangkan nilai 𝐷dapat diperoleh dengan cara sebagai

berikut :
R 6" 15,24 cm
= = =11,124
D 1,37 cm 1,37 cm
Berdasarkan gambar II.2, didapat kbend6” literatur adalah 0,35
sehingga besar galatnya sebagai berikut.
0,7252-0,35
Galat = | | x 100 = 107,2 %
0,35
Melalui grafik ini juga dapat ditinjau keterhubungan antar
headloss dan kecepatan kuadrat melalui nilai koefisien determinasi
(R2). Berdasarkan grafik pada Gambar V.5, nilai R2 adalah 0,2567,jauh
dari angka satu. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa korelasi antara
headloss pada bend 6” dan v2 yang diperoleh pada percobaan ini kecil
dan angka-angka yang diperoleh tidak bagus.

V.2.8 Mencari koefisien headloss minor pada pelebaran pipa


0.06
y = 0.0542x
0.05 R² = 0.9254
Hl pelebaran

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
(vk-vb)2

Gambar V.8 Grafik hubungan (vk-vb)2 dan headloss pelebaran

Gambar V.8 menunjukkan hubungan antara headloss pelebaran


mendadak (sudden expansion) dan selisih kecepatan kuadrat pada pipa
biru muda. Melalui persamaan grafik ini, dapat diperoleh nilai dari
koefisien k dengan menggunakan persamaan headloss minor seperti
berikut
(vk-vb) 2
hL = k
2g
Persamaan grafik di atas memiliki bentuk y=ax. Y pada
persamaan di grafik mewakili headloss sedangkan x mewakili (vk-
𝑘
vb)2 dan a mewakili .
2𝑔

Karena persamaan grafik adalah y = 0,0542x, maka


k
0,0542 = .
2g
k = 0,0542×2g = 0,0542×2×9,8 = 1,06232

Berdasarkan tabel II.7, nilai koefisien k literatur pada pelebaran


adalah 0,25. Terdapat perbedaan antara nilai hasil percobaan dengan
literatur. Perbedaan ini disebut galat. Untuk memperoleh nilai dari
galat, digunakan persamaan berikut
koef. percobaan-koef. literatur
Galat = | | x 100
koef. literatur
Sehingga
1,06232-0,25
Galat = | | x 100 = 324,928%
0,25
Melalui grafik ini juga dapat ditinjau keterhubungan antar
headloss dan kecepatan kuadrat melalui nilai koefisien determinasi
(R2). Berdasarkan grafik pada Gambar V.8, nilai R2 adalah
0,9524,mendekati satu sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi
antara headloss pada pelebaran mendadak dan (vk-vb)2 yang diperoleh
pada percobaan ini besar dan angka-angka yang diperoleh benar.
Gradien yang bernilai positif juga menunjukkan hubungan antar
variabel berbanding lurus.

V.2.9 Mencari koefisien headloss minor pada penyempitan pipa

0.200
y = 0.1739x
Hl penyempitan

0.150 R² = 0.8947

0.100

0.050

0.000
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
(vk-vb)2

Gambar V.9 Grafik hubungan (vk-vb)2 dan headloss penyempitan”


Gambar V.9 menunjukkan hubungan antara headloss
penyempitan dan selisih kecepatan kuadrat pada pipa biru muda.
Melalui persamaan grafik ini, dapat diperoleh nilai dari koefisien k
dengan menggunakan persamaan headloss minor seperti berikut
(vk-vb)2
hL = k
2g
Persamaan grafik di atas memiliki bentuk y=ax. Y pada persamaan di
grafik mewakili headloss sedangkan x mewakili (vk-vb)2 dan a
𝑘
mewakili .
2𝑔

Karena persamaan grafik adalah y =0,1739x, maka


k
0,1739 = .
2g

k= 0,1739×2g = 0,1739×2×9,8 = 3,40844 .

Berdasarkan tabel II.7, nilai koefisien kliteratur pada


penyempitan adalah 0,25. Terdapat perbedaan antara nilai hasil
percobaan dengan literatur. Perbedaan ini disebut galat. Untuk
memperoleh nilai dari galat, digunakan persamaan berikut
koef. percobaan-koef. literatur
Galat = | | x 100
koef. literatur
Sehingga
3,40844-0,25
Galat = | | × 100 = 1263,376%
0,25

Melalui grafik ini juga dapat ditinjau keterhubungan antar


headloss dan kecepatan kuadrat melalui nilai koefisien determinasi
(R2). Berdasarkan grafik pada Gambar V.9, nilai R2 adalah
0,8947,mendekati satu sehingga menunjukkan keterkaitan yang besar
dan angka-angka yang diperoleh pada percobaan benar. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa korelasi antara headloss pada penyempitan
mendadak dan (vk-vb)2 yang diperoleh pada percobaan ini besar dan
angka-angka yang diperoleh benar. Gradien yang bernilai positif juga
menunjukkan hubungan antar variabel berbanding lurus.

V.2.10 Mencari koefisien hazen williams pada perpipaan biru tua

0.00025
0.0002 y = 0.0004x
Qaktual (m3/s) R² = 0.9808
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
S0,54

Gambar V.10 Grafik hubungan Qaktual dan S0,54 perpipaan biru tua

Gambar V.10 menunjukkan hubungan antara debit aktual dan S0.54


pada pipa biru tua. Melalui persamaan grafik ini, dapat diperoleh nilai
dari koefisien C dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams
seperti berikut
Q = 0,2785 x c x d2,63 S0,54
Persamaan pada grafik memiliki bentuk y = ax. Dalam hal ini, y
mewakili debit aktual dan x mewakili s0,54 sehingga a mewakili
0,2785 × c × d2,63. Untuk persamaan grafik y = 0,0004x, maka untuk
memperoleh koefisien Hazen-Williams digunakan tahap berikut
y= 0,0004x
0,0004= 0,2785 × c × d2,63
0,0004
c= =114,198
0,2785 x 0,01372,63

Berdasarkan tabel II.6, nilai koefisien Cliteratur pada galvanized


iron adalah 120. Terdapat perbedaan antara nilai hasil percobaan
dengan literatur. Perbedaan ini disebut galat. Untuk memperoleh nilai
dari galat, digunakan persamaan berikut
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
Sehingga
114,198−120
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = 4,835%
120

Dengan grafik ini pula, dapat ditinjau keterkaitan antar variable di


atas yang ditunjukkan dengan nilai R2 = 0,9808. Nilai yang terlihat
sangat ideal ini menunjukkan keterkaitan yang sangat kuat antar
keduanya.

Nilai galat yang terbilang kecil dan R2 yang menunjukkan


kekerabatan yang dekat ini menunjukkan baiknya kualitas data yang
diperoleh.

V.2.11 Mencari koefisien hazen williams pada perpipaan biru muda

0.00025
Qaktual (m3/s)

0.0002 y = 0.0022x
R² = 0.8717
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
S0,54 pipa biru muda

Gambar V.11 Grafik hubungan Qaktual dan S0,54 perpipaan biru muda

Gambar V.11 menunjukkan hubungan antara debit aktual dan S0.54 pada
pipa biru muda. Melalui persamaan grafik ini, dapat diperoleh nilai dari
koefisien c dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams seperti berikut
𝑄 = 0,2785 𝑥 𝑐 𝑥 𝑑2,63 𝑠 0,54
Persamaan pada grafik memiliki bentuk y = ax. Dalam hal ini, y
mewakili debit aktual dan x mewakili s0,54 sehingga a mewakili
0,2785 𝑥 𝑐 𝑥 𝑑2,63 . Untuk persamaan grafik y = 0,0022x, maka untuk
memperoleh koefisien Hazen-Williams digunakan tahap berikut
y= 0,0022x
0,0022= 0,2785 × c × d2,63
0,0022
c= =111,887
0,2785 × 0,02642,63

Berdasarkan literatur, nilai koefisien c pada galvanized adalah 120.


Terdapat perbedaan antara nilai hasil percobaan dengan literatur. Perbedaan
ini disebut galat. Untuk memperoleh nilai dari galat, digunakan persamaan
berikut
koef. percobaan-koef. literatur
Galat= | | × 100
koef. literatur
111,887-120
Galat= | | × 100 = 6,76%
120

Sedangkan dapat dilihat pada grafik, untuk nilai koefisien determinasi


atau R2 yang diperoleh adalah 0.8717, mendekati angka satu. Dimana
jika nilai koefisien determinasi bernilai satu atau mendekati satu,
menunjukan bahwa antar variabel memiliki korelasi yang besar dan
angka-angka yang diperoleh pada percobaan benar. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa korelasi antara Qaktual dan S0.54 pada sistem
perpipaan biru muda yang diperoleh pada percobaan ini besar dan
angka-angka yang diperoleh benar. Gradien yang bernilai positif juga
menunjukkan hubungan antar variabel berbanding lurus.

V.2.12 Mencari koefisien friksi (f) pada pipa biru tua


0.25

Hl pipa lurus biru tua


y = 0.1177x
0.2 R² = 0.9608
0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2
v2(m2/s2)

Gambar V.12 Grafik hubungan v2 pipa kecil dan headloss pipa lurus biru tua

Gambar V.12 menunjukkan hubungan antara Headloss Mayor dan


Kecepatan Kuadrat pada pipa lurus biru tua. Melalui persamaan grafik ini,
dapat diperoleh nilai dari koefisien f dengan menggunakan persamaan Darcy
Weisbach seperti berikut
𝐿 𝑣2
𝐻𝐿 = 𝑓
𝐷 2𝑔
Persamaan pada grafik memiliki bentuk y = ax. Dalam hal ini, y
𝐿 1
mewakili debit aktual dan x mewakili v2 sehingga a mewakili 𝑓 . Untuk
𝐷 2𝑔

persamaan grafik y = 0,1177x, maka untuk memperoleh koefisien friksi


digunakan tahap berikut
𝐿 1
0,1177 = 𝑓 𝐷 2𝑔
.
𝐷
𝑓 = 0,1177 𝐿 2𝑔 .
0,0137
𝑓 = 0,1177 × 2 × 9,8 = 0,03591455
0,88
Berdasarkan tabel IV.3, koefisien friksi literatut adalah sebagai berikut

Variasi friksi (kecil)


1 0,041849666
2 0,041976281
3 0,042228376
4 0,042473855
5 0,042959784
Terdapat perbedaan antara nilai hasil percobaan dengan literatur.
Perbedaan ini disebut galat. Untuk memperoleh nilai dari galat, digunakan
persamaan berikut
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100
𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
Sehingga
 Variasi 1
0,03591455 − 0,0418497
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = %
0,0418497
 Variasi 2
0,03591455 − 0,041976
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = %
0,041976
 Variasi 3
0,03591455 − 0,042228
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = %
0,042228
 Variasi 4
0,03591455 − 0,04247
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = %
0,04247
 Variasi 5
0,03591455 − 0,04296
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100 = %
0,04296

Dengan grafik ini pula, dapat ditinjau keterkaitan antar variable di atas
yang ditunjukkan dengan nilai R2 = 0,9608. Nilai yang terlihat sangat ideal
ini menunjukkan keterkaitan yang sangat kuat antar keduanya.

V.2.13 Mencari koefisien friksi (f) pada pipa biru muda


0.012

Hl pipa lurus biru muda


0.01 y = 0.0822x
R² = 0.8314
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 0.05 0.1 0.15
v2(m2/s2)

Gambar V.13 Grafik hubungan v2 pipa kecil dan headloss pipa lurus biru muda

Gambar V.13 menunjukkan hubungan antara Headloss Mayor dan


Kecepatan Kuadrat pada pipa lurus biru muda. Melalui persamaan grafik ini,
dapat diperoleh nilai dari koefisien f dengan menggunakan persamaan Darcy
Weisbach seperti berikut
𝐿 𝑣2
𝐻𝐿 = 𝑓
𝐷 2𝑔
Persamaan pada grafik memiliki bentuk y = ax. Dalam hal ini, y
𝐿 1
mewakili debit aktual dan x mewakili v2 sehingga a mewakili 𝑓 . Untuk
𝐷 2𝑔

persamaan grafik y = 0,0822x, maka untuk memperoleh koefisien friksi


digunakan tahap berikut
L 1
0,0822 = f D .
2g
D
f = 0,0822 L 2g .
0,0264
f = 0,0822 ×2×9,8 = 0,046535
0,914

Berdasarkan tabel IV.7, nilai koefisien f literatur sebagai berikut

Variasi friksi (besar)


1 0,038440088
2 0,038712774
3 0,039248684
4 0,039762158
5 0,040756666

Terdapat perbedaan antara nilai hasil percobaan dengan literatur.


Perbedaan ini disebut galat. Untuk memperoleh nilai dari galat,
digunakan persamaan berikut
koef. percobaan-koef. literatur
Galat= | | x 100
koef. literatur
Sehingga
 Variasi 1
0,046535-0,038440088
Galat = | | × 100 = 5,56%
0,038440088

 Variasi 2
0,046535-0,038712774
Galat = | | × 100 = 1,15%
0,038712774

 Variasi 3
0,046535-0,039248684
Galat = | | × 100 = 0,02%
0,039248684

 Variasi 4
0,046535-0,039762158
Galat = | | × 100 = 1,23%
0,039762158

 Variasi 5
0,046535-0,040756666
Galat = | | × 100 = 2,25%
0,040756666

Dengan grafik ini pula, dapat ditinjau keterkaitan antar variable di


atas yang ditunjukkan dengan nilai R2 = 0,8314. Nilai yang terlihat
sangat ideal ini menunjukkan keterkaitan yang sangat kuat antar
keduanya. Nilai galat yang terbilang kecil dan R2 yang menunjukkan
kekerabatan yang dekat ini menunjukkan baiknya kualitas data yang
diperoleh.

V.3 Penurunan rumus


Untuk memperoleh nilai dari headloss minor, dilakukan penurunan
rumus sebagai berikut
HLtotal = HLmayor +HLminor
HLtotal = ∆h
Maka,

HLminor = HLtotal - HLmayor

HLaksesoris = ∆h - HLmayor pipa lurus sepanjang aksesoris

flmayor pipa lurus v2


HLmayor pipa lurus 2dg
=
HLmayor pipa sepanjang aksesoris flmayor pipa sepanjang aksesoris v2
2dg
Karena pada jenis yang sama. maka nilai f dan d akan sama, sehingga
HLmayor pipa lurus lmayor pipa lurus
=
HLmayor pipa sepanjang aksesoris lmayor pipa sepanjang aksesoris

lmayor pipa sepanjang aksesoris


HLmayor pipa sepanjang aksesoris = ×HLmayor pipa lurus
lmayor pipa lurus
HLmayor pipa lurus =∆hpipa lurus
Sehingga,
l aksesoris
HLaksesoris =∆h aksesoris - ×∆hpipa lurus
lmayor pipa lurus

V.4 Faktor kesalahan


Pada percobaan ini, masih diperoleh galat yang terjadi karena beberapa
kesalahan yang dilakukan praktikan pada saat praktikum, kesalahan-
kesalahan tersebut seperti :
1. Kurang tepatnya pengukuran suhu fluida yang dilakukan oleh
praktikan, baik karena kurang tepat saat melihat termometer atau karena
termometer menempel dasar weight tank atau gelas ukur yang dapat
mengakibatkan kesalahan perhitungan massa jenis fluida yang akan
digunakan pada percobaan dimana hal ini turut menentukan hasil
perhitungan debit aktual (Qaktual).
2. Kurang tepatnya perhitungan waktu dengan stopwatch dimana hal ini
turut berpengaruh pada kurang akuratannya pehitungan debit aktual
(Qaktual).
3. Kesalahan paralaks, yaitu kesalahan pengamat ketika pembacaan skala
pada saat praktikum. Kesalahan ini terjadi karena praktikan kurang teliti
dalam pembacaan skala pada piezometer dan manometer dimana hal ini
sangat berpengaruh pada perhitungan debit.

V.5 Perbedaan gate valve dan globe valve


Gate Valve merupakan valve yang digunakan pada sistem perpipaan biru
tua yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara mengangkat
gerbang penutupnya yang berbentuk persegi panjang. Gate valve sendiri
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Badan valve berbentuk pipa dengan lempengan atau baji vertical.
• Hanya dapat membuka dan menutup aliran, tidak memiliki fungsi untuk
mengatur besar kecilnya debit fluida yang mengalir.
• Saat vavle terbuka penuh, aliran dapat mengalir dengan maksimal
karena minimnya halangan.
• Gate dapat digunakan dengan mengangkat ke atas atau ke bawah.
• Hanya dapat digunakan jika posisi gate terbuka atau tertutup
sepenuhnya. Karena jika digunakan saat posisi gate setengah terbuka, dapat
mengakibatkan kerusakan pada badan valve.

Globe Valve merupakan valve yang digunakan pada sistem perpipaan biru
muda yang digunakan untuk mengatur besar debit aliran, dengan membuka
dan menutupnya. Globe valve sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Dapat mengatur besar kecilnya debit fluida yang mengalir. •
• Dapat digunakan walaupun posisi gate tidak tertutup penuh, sehingga
dapat ditutup dengan cepat.
• Desain dari globe valve memperbolehkan perubahan arah aliran fluida
pada valve, sehingga tekanan akan menurun drastic dan akan terjadi
turbulensi
• Badan valve berbentuk bulatan seperti bola yang berlubang.
• Dapat digunakan dengan cara memutar tuas.

VI. Analisa B
Pada praktikum ini, ditentukan headloss dari masing-masing variasi
debit. Pada keadaan nyata di bidang Teknik lingkungan, pengaplikasian
modul ini dapat terlihat melalui sistem perpipaan penyaluran air minum
menuju masyarakat. Dalam system perpipaan ini terdapat tipe-tipe aksesoris
seperti standard elbow, 90o sharp bend, dan sebagainya yang kemudian
akan menghasilka akumulasi dari nilai headloss. Nilai headloss ini
kemudian sebaiknya diperhitungkan agar yang sampai di masyarakat adalah
maksimal adanya. Selain itu juga diaplikasikan dalam sistem pengolahan
air limbah yang tidak jauh beda dari konsep perpipaan air minum.

Gambar VI.1 Sistem perpipaan


Sumber : tstatic

Sistem plumbing merupakan sistem yang berhubungan dengan


pelaksanaan, pemeliharaan, dan perawatan air di suatu bangunan. Terdapat
empat jenis instalasi pumbling yaitu instalasi pumbling untuk air bersih, air
bekas, air kotor, dan vent.

Gambar VI.2 Sistem pumbling dalam Gedung


Sumber : Rahmanu,2016
VII. Kesimpulan
 Nilai headloss pada system perpipaan diperoleh sebagai berikut
Pada pipa biru :
Tabel VII.1 Data akhir perhitungan headloss pada pipa biru tua
Variasi hl mayor (m) hl minor (m)
pipa lurus gate valve std elbow 90 sharp bend
1 0,188 0,0504 0,114227273 0,186954545
2 0,183 0,0378 0,117715909 0,181556818
3 0,145 0,0378 0,096829545 0,148534091
4 0,134 0,0252 0,081704545 0,136659091
5 0,1 0,0252 0,056227273 0,088954545

Pada pipa biru muda :


Tabel VII.2 Data akhir perhitungan headloss pada pipa biru muda
hl mayor
hl minor (m)
(m)
Variasi
pipa globe
bend2 bend4 bend6 pelebaran Penyempitan
lurus valve
1 0,009 0,6804 0,10421619 0,039730895 0,05291325 0,04517834 0,144
2 0,01 0,6678 0,1348545 0,070332026 0,087158993 0,04397593 0,141
3 0,007 0,63 0,04924587 0,002350717 0,011624898 0,04058315 0,133
4 0,007 0,4158 0,08781616 0,040078119 0,053163766 0,03158315 0,098
5 0,005 0,3654 0,03942653 0,019104937 0,027490854 0,02298796 0,075
 Nilai akhir perhitungan debit aktual adalah sebagai berikut
Tabel VII.3 Data akhir Qaktual pada sistem perpipaan biru tua dan biru muda

Variasi Q aktual (m3/s)

1 0,000190536
2 0,00018151
3 0,000165723
4 0,000152627
5 0,000131644

 Nilai koefisien headloss minor percobaan adalah sebagai berikut

Tabel VII.4 Data akhir koefisien headloss minor pada system perpipaan

Globe Valve 8,51032

Bend 2" 1,30928

Bend 4" 0,54096

Bend 6" 0,7252

Pelebaran 1,06232

Penyempitan 3,40844

Gate 0,54684

Standard Elbow 1,44256

90 Sharp Bend 2,29516


VIII. Daftar Pustaka

Finnemore, E. John and Joseph B. Franzini . 2002 . Fluid Mechanics with


Engineering Applications 10th Edition. New York : McGraw-Hill
Candra, Idul. 2017. Major dan Minor Losses pada Pipa.
https://www.scribd.com/document/344753451/Major-dan-Minor-losses-pada-
pipa. Diakses pada 29 Oktober 2019 pukul 10.00
Sanguri, Mohit. 2011. Gate Valves Used Aboard Ships - Operation, Design,
and Repair. https://www.brighthubengineering.com/marine-engines-
machinery/66641-gate-valves-used-aboard-ships-operation-design-and- repair/.
Diakses pada 29 Oktober 2018 pukul 20.29
Engineering ToolBox. 2003. Minor Loss Coefficients pipes.
https://www.engineeringtoolbox.com/minor-loss-coefficients-pipes-d_626.html.
Diakses pada 30 Oktober 2019 pukul 16:02
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai