Anda di halaman 1dari 7

NAMA : TYAS APRILIA

KELAS : 4C

NO ABS : 19
BUMN

BUMN atau Badan Usaha Milik Negara adalah salah satu bentuk dari badan usaha dalam
dunia perekonomian. Badan usaha yang bergerak dengan wujud BUMN biasanya merupakan
badan yang menguasai sektor potensial yang diolah untuk memenuhi hajat hidup orang
banyak.

Karena modalnya sebagian besar dikuasai oleh negara, maka keberadaan BUMN pun
dilindungi oleh negara. Dalam UU No. 19 Th 2003 disebutkan ada dua bentuk BUMN. Yaitu
perum dan persero. Dua bentuk tersebut merupakan hasil perkembangan ekonomi yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pada zaman sebelum reformasi, ada satu bentuk
lagi dari BUMN yang sekarang telah dihapuskan. Yaitu BUMN dengan jenis perusahaan
jawatan.

Pengolahan sektor utama dalam masyarakat menjadi fokus utama dari BUMN. Sekarang
BUMN tidak sepenuhnya dikuasai oleh negara. Beberapa jenis BUMN di negara kita telah
membuka diri bagi pihak swasta yang ingin berinvestasi demi pengembangan perusahaan.
Semua lapisan masyarakat mengharapkan adanya manfaat nyata dari BUMN yang dikuasai
negara. Bentuk badan usaha lain yang juga dikuasai oleh pemerintah adalah BUMD (Badan
Usaha Milik Daerah) yang notabenenya dikendalikan oleh pemerintah daerah.

Tujuan BUMN

Sebagai perusahan milik negara, tentu saja BUMN berdiri dan beroperasi dengan memegang
tujuan-tujuan penting. Tujuan ini termuat pada

Pasal 33 khususnya ayat (2) dan (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa cabang-cabang
produksi penting bagi Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
Negara. Kemudian bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Wujud dari bunyi peraturan tersebut adalah peran BUMN dalam perekonomian Indonesia
sebagai berikut :
1. Memberikan Sumbangan bagi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Pertumbuhan ekonomi yang baik ditentukan oleh pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang


menjadi topangan sendi-sendi ekonomi. Berbagai unit kegiatan mulai yang terkecil hingga
perusahaan multinasional, semuanya sama-sama menyumbang angka pertumbuhan ekonomi
nasional.

Agak berbeda dengan kondisi jika seluruh sektor dibuka lebar untuk perusahaan swasta. Laba
yang didapat akan masuk ke dalam kantong perusahaan swasta yang memiliki tujuan mencari
laba sebesar-besarnya. Apabila keadaan ini menimpa negara kita, tentu saja akan meningkat
jarak kesenjangan sosial akibat tidak meratanya pembangunan.

Di sinilah pemerintah mengambil peran sebagai pihak pengelola sesuai asas keadilan dan
kesejahteraan rakyat. Sektor-sektor potensial semacam listrik, air, bahan bakar minyak, dan
sumber daya lain yang menyangkut hajat hidup masyarakat luas akan ditangani oleh negara.
Bahkan seringkali negara memberikan subsidi bagi orang-orang yang tidak mampu agar
dapat turut menikmati hasil alam Indonesia yang bernilai besar.

2. Menjadi Perintis Kegiatan Usaha yang Belum dapat Digarap Swasta

Badan usaha yang berbasiskan swasta akan memerlukan modal yang besar untuk dapat
mengambil tender di bidang-bidang potensial. Sehingga tidak banyak perusahaan swasta
maupun koperasi yang dapat menggarap dengan cepat dan baik sektor-sektor tertentu.
Dengan kewenangan pemerintah, BUMN dapat mengupayakan perhatian bagi sektor-sektor
yang masih terabaikan padahal potensial.

Jika memang diperlukan, pemerintah dapat melakukan impor tenaga kerja, mesin-mesin dan
alat produksi lainnya sebagai faktor produksi dalam kegiatan usaha di sektor tertentu. Tentu
saja dengan pertimbangan neraca pembayaran.

3. Penyedia Lapangan Kerja

BUMN dapat menjadi penyedia lapangan kerja bagi banyak orang. Hal ini berkaitan erat
dengan dibutuhkannya tenaga kerja di berbagai sektor dan wilayah seluruh Indonesia.
Sehingga akan terjadi pembukaan lapangan kerja hijau yang merata di seluruh wilayah
nusantara. Gaji yang diberikan dan fasilitas penunjang seperti jaminan keselamatan dan
kecelakaan kerja yang diberikan oleh BUMN juga dapat menjadi bagian dari usaha
peningkatan taraf hidup rakyat.

4. Memberi Bimbingan Terhadap Golongan Ekonomi Lemah

Keberadaan BUMN sebagai pusat dari perekonomian potensial negara akan membuat banyak
pihak swasta belajar mengembangkan diri. BUMN dapat menginspirasi atau bahkan
membimbing pihak swasta agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan pasar.

Kita lihat saja PT Pos yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, pada zaman dahulu
perusahaan yang dulunya berjenis jawatan ini menjadi pilihan mutlak bagi masyarakat yang
ingin berkirim kabar atau barang dengan saudara.

Pada hari ini kita dapat menyaksikan pertumbuhan berbagai usaha swasta yang bergerak di
bidang jasa kurir dan telekomunikasi. Mulai dari Tiki hingga JNE saat ini sudah dapat
membantu meringankan kewajiban PT Pos melayani masyarakat di pelosok daerah. Belum
lagi perkembangannya yang hanya menerima pengiriman surat hingga detik ini sudah dapat
melayani pembayaran listrik.

5. Sumber Pendapatan Negara

Jika seluruh saham dari perusahaan negara dijual untuk swasta, maka besar kemungkinan
pembangunan di Indonesia tidak akan sebaik yang telah kita alami. Kejadian ini dikarenakan
perusahaan sudah beralih ke tangan swasta yang tidak berkewajiban memenuhi kebutuhan
hidup rakyat dengan merata dan adil. Lagi pula untung dari penjualannya pun hanya akan
berhenti satu kali.

Apabila perusahaan negara terus mengelola sektor-sektor strategis, besar kemungkinan


pembangunan di Indonesia akan semakin bertumbuh dengan cepat. Hasil dari BUMN akan
menyumbang pendapatan negara dari segi non pajak. Kebijakan ini pun dapat mencegah
monopoli suatu sektor oleh kelompok tertentu yang kemudian dapat menimbulkan
kecemburuan sosial.

Service ataupun produk yang dihasilkan oleh negara pun tidak kalah saing dengan produksi
luar negeri maupun swasta profesional. Contohnya PT Garuda Indonesia yang menjadi
bintang maskapai penerbangan di Indonesia. Keberadaan perusahaan-perusahaan BUMN
juga akan melapangkan beban masyarakat bawah yang berpotensi dalam bidang pendidikan
dengan kreativitas. Banyak beasiswa dan bantuan yang dikeluarkan oleh perusahaan-
perusahaan milik negara. Nominal dan penerimanya juga lebih besar dari umumnya beasiswa
yang diberikan oleh pihak swasta.

Badan Usaha Milik Daerah

Badan Usaha Milik daerah atau dikenal dengan BUMD merupakan bentuk lain perusahaan
yang dikuasai oleh pemerintah. Perbedaannya adalah eselon penguasanya. BUMN dikuasai
oleh pemerintah di tingkat satu atau pusat yang berarti menguasai sektor strategis dengan
cakupan wilayah nasional.

Sementara itu, BUMD hanya mencakup wilayah daerah tertentu. Kebijakan ekonomi ini
diberikan kepada daerah melalui wewenang otonomi daerah. BUMD ini memiliki beberapa
peran penting yang secara general sama dengan BUMN, akan tetapi BUMD memiliki
peranan yang lebih spesifik dan khusus.

Karena pemerintah pusat tidak dapat memonitor seluruh daerah secara utuh, maka otonomi
daerah dapat dijadikan alat pelaksana. Wewenang dari pusat telah dilimpahkan kepada
pemerintah daerah yang lebih memahami keadaan daerahnnya sendiri. Harapannya, BUMD
dapat mengembangkan industri kreatif yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Selain itu, pastinya dengan tujuan utama meningkatkan pertumbuhan dan kestabilan ekonomi
daerah.

Kendala bagi BUMN dan BUMD

Ternyata bukan karena badan usaha menjadi milik negara, lantas tidak mengalami kendala
dan hambatan dalam perjalanannya. Redaksi dalam undang-undang yang mengatur tentang
posisi BUMN dan BUMD perlu diperjelas sehingga tidak timbul multitafsir.

Selain itu juga perlu dilakukan kerjasama diantara berbagai sektor pemerintahan. Kebijakan
ini diperlukan mengingat masih banyaknya sektor penting negara yang diserahkan kepada
pihak asing. Keuntungan yang diperoleh negara memang lebih cepat dibandingkan
menyekolahkan putra-putri bangsa agar siap menjadi pengemban tugas negara. Akan tetapi
besar dan luasnya keuntungan tidak dapat diremehkan.
Freeport, Exxon Mobile dan perusahaan-perusahaan asing lainnya masih aman bertengger
menjadi penguasa sektor potensial di Indonesia yang seharusnya sudah dapat menuntaskan
kemiskinan di daerah sekitar. Pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang hidup di
sekitar perusahaan asing tersebut berada di ambang kemiskinan.

Dalam posisi rumit semacam paparan di atas, BUMN dan BUMD sangat menentukan
cepatnya pertumbuhan ekonomi. Kestabilan harga, tersedianya tenaga kerja dan lapangan
pekerjaan yang sesuai standar menjadi tanggungjawab dari para pengambil keputusan. Yang
jelas, BUMN dan BUMD terbukti efektif menambah kas negara sekaligus menggerakkan
roda perekonomian dan kesejahteraan suatu negara.

Performa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara keseluruhan dinilai cukup bagus. Salah
satu indikator ditunjukkan melalui kontribusi BUMN terhadap Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Dalam empat tahun terakhir, sumbangan BUMN terhadap
pendapatan negara meningkat dari Rp303 triliun menjadi Rp422 triliun atau meningkat
sebesar rata-rata sebesar 9,8 persen per tahun.

Pandangan ini disampaikan Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Revrisond Baswir
dan Ekonom Senior Core Indonesia, Hendri Saparini.

“Perlu digaris bawahi, semua itu berlangsung di tengah-tengah terjadinya gejolak moneter
dan harga komoditas dalam tiga tahun terakhir. Kinerja keuangan BUMN yang sangat
menggembirakan itu secara jelas mengungkapkan bahwa BUMN tidak hanya sehat secara
keuangan, tetapi juga tangguh dalam menghadapi gejolak perekonomian yang menerpa
Indonesia,” jelas Revrisond, Selasa (16/4/2019).

Menurutnya, sejumlah BUMN masih mengalami kerugian namun nilai kerugiannya telah
mengalami penurunan secara drastis dalam empat tahun terakhir. Pada akhir 2014, BUMN
yang merugi berjumlah sebanyak 24 perusahaan. Nilai kerugiannya mencapai Rp10,2 triliun.
Namun pada akhir 2017, jumlah BUMN merugi telah berhasil dikurangi menjadi 12 BUMN,
sedangkan nilai kerugiannya berhasil ditekan menjadi Rp5,2 triliun.

“Jumlah BUMN yang mengalami kerugian pada akhir 2018 diperkirakan lebih rendah
daripada akhir 2017. Penurunan drastis jumlah BUMN merugi serta penurunan nilai
kerugiannya tersebut, menurutnya secara jelas mengungkapkan keberhasilan
penyelenggaraan BUMN dalam empat tahun terakhir,” ungkapnya menjawab tudingan salah
kelola BUMN dalam debat capres beberapa waktu lalu

 CONTOH KASUS BUMN

Bank Mandiri: Sistem Error, Saldo Nasabah Berubah

Nasabah bertransaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Mandiri di Mal Pondok indah 2, Jakarta,
Sabtu (20/7/2019). Sejumlah nasabah Bank Mandiri mengeluhkan perubahan drastis saldo di
rekening yang mengalami pengurangan dan ada juga yang mengalami penambahan.
(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pada Sabtu, 20 Juli 2019, pria bernama Andik kaget karena saldo tabungannya berubah dari Rp 15
juta menjadi nol. Bersama sang istri, Ia pun datang ke kantor cabang Bank Mandiri di Pekanbaru
demi meminta kejelasan. Kejadian itu hanyalah satu dari sekian banyak nasabah yang mendatangi
kantor cabang Bank Mandiri karena kehilangan saldo akibat sistem error.

Bank Mandiri menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami nasabah terkait
dengan perubahan saldo rekening. Hal ini berkaitan dengan kejadian gangguan sistem Bank Mandiri.

"Saat ini kami informasikan dan tegaskan bahwa perubahan tersebut terjadi pada saat perpindahan
proses dari core system ke back up system yang rutin dilaksanakan di akhir hari. Namun pada kali ini,
terjadi error pada data saldo 10 persen nasabah Bank Mandiri," kata Corporate Secretary Bank
Mandiri, Rohan Nafas. Masalah ini akhirnya terkendali usai beberapa jam.

Anda mungkin juga menyukai