Anda di halaman 1dari 2

DESKRIPSI DAN PRINSIP KERJA ALAT SETRIKA

Setrika listrik adalah alat yang digunakan untuk melicinkan atau menghaluskan pakaian
agar terlihat lebih rapi setelah dicuci dan dikeringkan. Terkadang lipatan-lipatan pakaian
cukup sulit dihilangkan akibat dari proses pencucian maupun ketika pakaian diperas,
sehingga pakaian yang sudah dikeringkan akan kusut. Dengan menggunakan setrika, maka
lipatan pada pakaian tersebut dapat dihaluskan secara mudah dan praktis.
Setrika listrik pada dasarnya memanfaatkan perubahan energi dari listrik menjadi
panas. Energi panas itulah yang kemudian kita manfaatkan untuk menghaluskan permukaan
pakaian yang kusut. Setrika memerlukan adanya panas untuk memudahkan dalam
menghaluskan permukaan pakaian. Energi panas diperoleh dari konversi energi listrik.
Prinsip kerja alat tersebut bermula dari penutupan saklar bimetal pada rangkaian, sehingga
arus mengalir dari sumber tegangan menuju lampu, kemudian melalui saklar, dan melalui
hambatan lilitan kawat nichrome pada elemen pemanas. Akibat besarnya nilai resistansi pada
hambatan tersebut, maka akan menimbulkan panas yang besar. Panas tersebut akan ditransfer
secara konduksi dari elemen pemanas menuju alas setrika, sehingga alas setrika mulai
memanas dan siap digunakan. Ketika panas pada pengatur suhu tingkatan tertentu telah
mencapai puncaknya, maka arus akan otomatis terputus akibat prinsip pemuaian bimetal yang
mengakibatkan saklar terbuka. Hal tersebut digunakan agar tidak
menimbulkan overheat (panas berlebih) pada elemen pemanas, sehingga tidak mengalami
kerusakan maupun terbakar.
Mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada alat setrika listrik ini terdapat pada
kontak langsung antara elemen pemanas dengan alas setrika. Panas akan merambat dari
elemen pemanas secara konduksi menuju ke alas setrika karena panas ditransfer tanpa adanya
perpindahan massa di antara kedua logam tersebut.

PENGERINGAN

Proses pengeringan adalah sebuah proses untuk menghabiskan air/uap air dari objek yang
dikeringkan. Udara pada atmosfer bumi terdiri dari berbagai jenis gas, seperti nitrogen,
oksigen, argon, termasuk juga uap air. Semakin tinggi kandungan uap air pada udara, maka
semakin lembab udara tersebut. Setidaknya ada dua hal utama yang mempengaruhi
banyaknya uap air yang dapat ditangkap oleh udara, yaitu: kelembaban dan temperatur.

1. Kelembaban

Kelembaban menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Sedangkan
kemampuan udara untuk menampung uap air terbatas. Jika udara sudah menampung uap air
hingga titik maksimumnya, udara tersebut dikatakan sudah jenuh dan tidak dapat menampung
uap air lagi.

2. Temperatur
Temperatur sangat erat kaitannya dengan volume. Semakin tinggi temperatur maka volume udara juga akan
memuai. Pada saat volume udara memuai maka ruang untuk menangkap uap air juga semakin besar.
3. Aliran Udara

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa udara memiliki kapasitas terbatas untuk
menampung uap air. Semakin banyak udara yang dialirkan maka uap air yang ditangkap akan
semakin banyak

Dengan mengaliri udara ke sesuatu yang basah, maka udara tersebut akan menangkap uap air
sehingga jika dialiri terus menerus objek yang basah tersebut akan kering. Contohnya adalah
Hair Dryer, alat ini sangat efektif untuk mengeringkan karena dengan alat ini udara hangat
akan terus dialiri ke rambut yang basah.

Pada dasarnya energi solar thermal (panas surya) sudah digunakan sejak lama untuk berbagai
kebutuhan, yang salah satunya adalah pengeringan. Sejak dahulu orang menjemur pakaian
yang basah dengan cara membiarkan pakaian tersebut terkena panas matahari. Dengan cara
seperti itu, pakaian yang basah menerima kalor dari radiasi matahari sehingga pakaian
menjadi panas. Udara yang berdekatan dengan baju pun menjadi lebih hangat sekaligus
menangkap uap air yang terevaporasi dari pakaian yang basah. Udara yang lebih tinggi
temperaturnya dan mengandung banyak uap air akan menjadi lebih ringan sehingga bergerak
ke atas. Daerah yang ditinggalkan udara hangat tersebut akan digantikan dengan udara yang
kurang mengandung uap air dan temperaturnya lebih rendah. Udara ini akan menangkap uap
air dari pakaian yang basah. Hal ini terus menerus terjadi hingga air yang terdapat pada
pakaian basah habis atau kering.

Anda mungkin juga menyukai