Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH

INQUIRY LEARNING SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN


ABAD 21

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah problematika pembelajaran kimia.

Oleh:

1. Elda Frediana Rety Kartika (S091902002)


2. Eva Nia Umi Cholifah (S091908002)

PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2019
INQUIRY SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21

A. PEMBELAJARAN ABAD 21
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang
memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative
and Innovative. Pembelajaran abad 21 memiliki 6 unsur utama yang harus dipenuhi yaitu : (1)
kecakapan hidup (life skill) yang meliputi interpersonal dan kemampuan direksional
(Interpersonal and self directional) skill, pengendalian diri (Self-direction), akuntabilitas dan
kemampuan beradaptasi (Accountability and adaptability), tanggung jawab sosial (Social
responsibility), dan perilaku etis (Ethical behaviors), (2) 21st century content yang meliputi
kesadaran global (global awareness), Kesadaran finansial, ekonomi, dan bisnis (financial,
economic, and business awareness), literasi sipil (civic literacy), dan Kesadaran kesehatan dan
kesejahteraan (health and wellness awareness), (3) penilaian yang sesuai abad 21 dimana
penilaian menggunakan standar kualitas yang tinggi untuk mengukur perfomence students, (4)
learning skill yang meliputi Critical thingking, System thingking, Problem solving, dan
Creating and innovating, (5) ICT literacy berupa teknologi dan informasi, (6) core subject yang
berisi muatan inti dari pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan diharapkan
disesuaikan dengan 6 unsur utama tersebut.
Model pembelajaran abad 21 merupakan cara/teknik yang digunakan guru untuk
memfasilitasi pengaman belajar terbaik anak sesuai dengan kondisi anak, lingkungan belajar
anak, dan daya dukung yang dimiliki. Karakteristik abad 21 ini menjadi penting untuk
diketahui oleh para guru dan orang tua supaya dapat mengetahui bagaimana cara/teknik
memfasilitasi pembelajarannya. Cara atau teknik pembelajaran yang digunakan untuk
memfasilitasi pembelajaran abad 21 ini meliputi: 1) pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik, 2) multi interaksi dalam proses pendidikan, 3) lingkungan belajar yang lebih luas, 4)
peserta didik aktif menyelidiki dalam proses belajar, 5) apa yang dipelajari kontekstual dengan
anak, 6) pembelajaran berbasis tim, 7) objek yang dipelajari relevan dengan kebutuhan anak,
8) semua indera anak didayagunakan dalam proses belajar, 9) menggunakan multimedia
(khususnya ICT), 10) hubungan guru dengan siswa adalah kerjasama untuk belajar bersama,
11) peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan individual, sehingga layanan pembelajaran
lebih individual juga, 12) kesadaran jamak (bukan individual), 13) multi displin, 14) otonomi
dan kepercayaan, 15) mengembangkan pemikiran kreatif dan kritis, 16) guru dan siswa sama-
sama saling belajar. (BSNP, 2010). Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk
pembelajaran abad 21 adalah inquiry learning.

B. INQUIRY LEARNING
1. Definisi
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa dan
kemampuan siswa untuk menyelidiki suatu permasalahan dengan kritis, logis, dan analisis
sehingga mereka dapat menemukan dan menyelesaikan jawaban dari permasalahan
tersebut. Pembelajaran inkuiri lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam mencari
dan menemukan sendiri suatu pengetahuan. Peran guru dalam hal ini yaitu sebagai
mediator dan siswa aktif menemukan dan mencari pembelajarann sehingga inkuiri
sehingga pembelajaran berpusat pada siswa (student center learning).
Model pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk
menyelesaikan masalah melalui kegiatan investigasi yang meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan secara mandiri (Trna, Trnova & Sibor, 2012). Sanjaya (2006) mengatakan
pembelajaran inkuiri menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan jawaban mereka sendiri untuk masalah yang dimaksud. Menurut Sanjaya
(2006: 194) "Metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.".
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat
bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan
suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada
hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di
dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta,
sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.
Berikut ini adalah beberapa karakter atau ciri khas dari pembelajaran inkuiri.
1. Menekankan pada proses mencari dan menemukan.
2. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.
3. Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar.
4. Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan.

2. Prinsip Pembelajaran Inkuiri


a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan
demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar.
b. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik inter-aksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri
c. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai
penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan guru untuk
bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukannya.

3. Sintak/ Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri


Langkah-langka Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri menurut Sanjaya (2006)
• Tahap 1 Orientasi
Guru mengkondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran,
menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta
didik. Selain itu, guru juga menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan
oleh peserta didik untuk mencapai tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan
belajar. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar
kepada peserta didik.
Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah
orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya
dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
• Tahap 2 Merumuskan masalah
Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan dan memahami
masalah nyata yang telah disajikan. Merumuskan masalah merupakan langkah
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-
teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang
tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh
sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat
berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
• Tahap 3 Merumuskan hipotesis
Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis
dengan cara menyampaikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik
untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan
sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir
yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman
wawasan yang dimiliki serta keluasan pengala-man. Dengan demikian, setiap individu
yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
• Tahap 4 Mengumpulkan data
Guru membimbing peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan
data merupakan proses mental yang sangat penting da-lam pengembangan intelektual.
Proses pengumpulan data bukan hanya me-merlukan motivasi yang kuat dalam belajar,
akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Karena itu, tu-gas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-perta-nyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi
yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak
apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditun-jukkan
oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar. Manakala guru me-nemukan gejala-
gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-me-nerus memberikan
dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan
secara merata kepada seluruh siswa sehingga mere-ka terangsang untuk berpikir.
• Tahap 5 Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam
menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data
yang ditemukan dan dapat dipertang-gungjawabkan.
• Tahap 6 Merumuskan kesimpulan
Guru membimbing peserta didik dalam proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Di dalam mencapai kesimpulan yang akurat,
guru sebaiknya mampu menujukkan kepada peserta didik data-data yang relevan.
4. Peran Guru Dalam Pembelajaran Inkuiri
Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai berikut.
1) Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.
2) Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir
siswa.
3) Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi
keyakinan pada diri sendiri.
4) Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas.
5) Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan.
6) Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7) Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka
peningkatan semangat heuristik pada siswa.
8) Supaya guru dapat melakukan peranannya secara efektif, maka pengenalan
kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka
menanggapi, dan sebagainya (Gulo, 2004:86).

5. Kelebihan
Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan,
karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
a. Startegi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b. Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
c. Startegi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembang-an psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuh-an siswa
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar
6. Kekurangan
1) Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, di
antaranya:
2) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
3) Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa
dalam belajar.
4) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
5) Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.

C. KESESUAIAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN ABAD 21


Model pembelajaran yang digunakan diharapkan mampu mendorong perserta didik
untuk memiliki kecakapan abad 21 tersebut, sehingga guru harus dapat menentukan model
yang sesuai. Model tersebut melibatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (Student center
learning), sehingga siswa dapat berkreasi dan berkolaborasi untuk menumbuhkan kecakapan
yang ia miliki serta merupakan pembelajaran yang interaktif dan memanfaatkan
perkembangan teknologi. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran
abad 21 adalah inquiry learning.
Inkuiri dirasa sesuai untuk pembelajaran abad 21 karena melatih kolaborasi antar
individu siswa untuk menemukan secara kreatif permasalahan dan merumuskan hipotesis,
serta menganalisis hasil yang telah diperoleh dan melatih siswa untuk berkomunikasi baik
dalam kelompok maupun antar kelompok.
Model inquiry sesuai dengan 6 unsur utama dalam pembelajaran abad 21 yaitu:
(1) Kecakapan hidup (life skill)
Model pembelajaran inquiry memiliki kesesuaian dengan unsur utama life skill
dikarenakan dalam inquiry memerlukan kemampuan interpersonal dan self directional
skill yang digunakan pada tahap merumuskan masalah, merumuskan hipotesis dan
menarik kesimpulan. Pada tahap ini siswa harus mampu mendeskripsikan permasalahan
dan menemukan solusi yang tepat serta mampu membuat kesimpulan dari hasil belajar
mereka. Siswa harus mampu mengkonstruk ide yang mereka punya untuk merumuskan
solusi dan kesimpulan dari pembelajaran tersebut. Pada inquiry siswa juga dituntut untuk
memiliki kemampuan accountability and adaptability, social responsibility,and ethical
behavioral khususnya pada tahap mengumpulkan data dan melakukan eksperimen.
Melalui inquiry learning selain siswa diharapkan akan lebih memahami suatu
pembahasan, diharapkan pula memiliki kecakapan hidup sesuai yang disebutkan di atas.
(2) 21st century content
Model inquiry memiliki kesesuaian dengan dengan content pada abad 21 yang meliputi
global awareness, financial,economic, and business awareness, civic literacy, helth and
wellness awareness. Melalui pembelajaran inquiry siswa diajak untuk mengintegrasikan
materi kedalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan siswa memiliki kesadaran
global yang tinggi seperti menjaga alam dan tidak merusaknya. Inquiry melatih siswa
untuk belajar memanajemen financial dan ekonomi melalui eksperimen yang mereka
lakukan, serta inquiry juga dapat meningkatkan literasi kebangsaan siswa melalui
pengumpulan data yang mereka lakukan. Siswa akan lebih mengenal kondisi lingkungan
serta negara Indonesia.
(3) Penilaian yang sesuai abad 21
Penilaian yang dilakukan menggunakan penilaian dengan standar yang tinggi untuk
mengukur perfomence siswa. Model inquiry sudah dapat dikatakan memiliki peniliain
yang tinggi karena siswa dituntut untuk mampu menemukan msalah, mencari solusi
melalui penyusunan hipotesis dan eksperimen serta menarik kesimpulan dari apa yang
mereka pelajari.
(4) learning skill
Learning skill adalah kemampuan seseorang untuk menangkap semua hal yang ia pelajari.
Secara garis besar, learning skill berhubungan dengan kemampuan dalam belajar.
Seseorang yang memiliki learning skill yang baik akan lebih cepat memahami pelajaran
yang ia dapatkan.
Dalam inkuiri, learning skill diasah dan dikembangkan dalam proses pembelajaran. Siswa
dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena harus mencari dan
menemukan sendiri permasalahan dalam pembelajaran dan menemukan solusi atau
jawaban atas permasalahan tersebut. Siswa diharapkan mampu untuk berinovasi untuk
Merumuskan masalah, hipotesis, menggumpulkan data, menguji hipotesis dan
merumuskan kesimpulan. Harapannya dengan proses pembelajaran inkuiri, learning skill
dalam setiap siswa dapat berkembang dan siswa secara individu dapat memahami materi
yang ia pelajari karena proses pembelajaran semuanya melibatkan siswa aktif.
(5) ICT literacy berupa teknologi dan informasi,
Dalam pembelajaran inkuiri, memungkinkan untuk mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran, hal tersebut dikarenakan siswa dibebaskan/ diberikan kesempatan untuk
menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Baik dengan computer, gadget, internet, dan
teknologi lain yang dapat menunjang proses pembelajaran. Sehingga siswa dapat dengan
mudah mendapatkan informasi untuk mendukung proses pembelajarannya.
(6) Core subject.
Dalam pembelajaran abad 21 diharapkan terdapat kesesuaian materi dengan aplikasi
kehidupan dan dapat menunjang siswa untuk hidup dimasyarakat. Dalam pembelajarn
inkuiri, siswa diharapkan mengemukakan sendiri suatu permasalahan pada suatu materi
dan menemukan penyelesaiannya. Hal tersebut diharapkan materi inti dari pembelajaran
tersebut dapat tersampaikan kepada peserta didik sehingga menciptakan pembelajaran
yang bermakna. Selain itu siswa diharapkan dapat memahami pentingnya mempelajari
suatu materi pelajaran.

Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang


memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4)
Creative and Innovative. Kesesuaian antara sintak pembelajaran inkuiri dengan kecakapan
abad 21 dapat dilihat pada table berikut:
Kemampuan Abad 21 Sintak
(1) Communication Tahap 6 Merumuskan kesimpulan
(2) Collaboration Tahap 2 Merumuskan masalah
Tahap 3 Merumuskan hipotesis
Tahap 4 Mengumpulkan data
Tahap 5 Menguji hipotesis
Tahap 6 Merumuskan kesimpulan
(3) Critical Thinking and problem solving Tahap 5 Menguji hipotesis
(4) Creative and Innovative. Tahap 2 Merumuskan masalah
Tahap 3 Merumuskan hipotesis
Tahap 4 Mengumpulkan data
Tahap 5 Menguji hipotesis

Berdasarkan sintak pembelajaran inkuiri learning dapat mendukung pembelajaran


abad 21 karena pada pembelajaran inkuiri siswa diharapkan mampu berkolaborasi dalam tim
untuk merumuskan, masalah, hipotesis, mengumpulkan data dengan kreatif dan inovatif dan
menguji hipotesis dengan kritis untuk memecahkan permasalahan, serta dapat
mnegkomunikasikan hasil temuannya dengan teman yang lain.
Selain itu dalam inkuiri, siswa sudah mengaplikasikan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran, baik menggunakan gadget ataupun teknologi lain yang dapat mendukung
proses pembelajaran untuk mendapatkan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2010). Paradigma Pendidian Nasonal Abad 21. Indonesia:BSNP
Gulo, Joyce. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo
Trna, Josef., Trnova, Eva., Sibor, Jiri. (2012). Implementation of Inquiry-Based Science Education
in Science Teacher Training. Journal of Educational and Instructional Studies In The World
November 2012, Volume: 2 199-209
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai