BAB 4 - PTSB REVISI 4 Fix
BAB 4 - PTSB REVISI 4 Fix
34 Universitas Sriwijaya
35
Dari beberapa jenis semen yang ada, pabrik PT. Semen Baturaja
(Persero) saat ini memproduksi semen Portland tipe I, dengan merek dagang
cap Tiga Gajah. Produksi perdananya dimulai pada sekitar tahun 1980
sampai dengan bulan April 1981. Sedangkan produksi komersialnya baru
dimulai pada tanggal 29 April 1981 dengan target produksi awal pada saat
itu adalah 750.000 ton semen pertahun. Seiring dengan semakin pesatnya
pembangunan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan semen di
daerah Sumbagsel khususnya, maka PT. Semen Baturaja (Persero) berusaha
meningkatkan kapasitas terpasang pabriknya melalui dua tahap Optimalisasi
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
37
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
Gambar 4.4. Peta Admistratif Kabupaten Ogan Komering Ulu (Buku Putih
Sanitasi Ogan Komering Ulu)
Universitas Sriwijaya
40
Gambar 4.5. Peta Topografi Lokasi IUP (PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.,
2019)
Universitas Sriwijaya
41
antara 26,1 0C - 28,4 0C. Suhu udara maksimum berkisar antara 31,5 0C -
33,8 0C dan suhu udara minimum berkisar antara 23,0 0 C - 25,40 C. Untuk
daerah tropis, curah hujan juga cukup tinggi. Iklim tropis memiliki
karakteristik dimana daerahnya memiliki tingkat keanekaragaman hayati
yang sangat melimpah. Hal ini juga ditandai dengan banyaknya hutan hujan
tropis di Indonesia, khususnya di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Daerah
ekuator menerima cahaya matahari yang lebih intensif sehingga banyak
tumbuhan yang tumbuh lebih baik serta beranekaragam. Hutan hujan tropis
sendiri juga dapat mempengaruhi jumlah tangkapan air hujan. Semakin
tinggi curah hujan daerah tersebut maka akan dibutuhkan sejumlah areal
hutan yang luas. Dengan semakin luas area hutan tersebut maka kesempatan
unutk menjadi daerah tangkapan hujan akan semakin baik.
Aktivitas penambangan di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk
menggunakan sistem penambangan terbuka quarry dan surface miner yang
dipengaruhi oleh kondisi iklim dan cuaca. Pada musim hujan, kegiatan
penambangan akan mengalami hambatan berupa jalanan yang berlumpur
dan lubang-lubang ledak yang terisi oleh air. Sebaliknya pada musim
kemarau akan membawa udara yang panas terik dan berdebu. Faktor iklim
ini berpengaruh pada efisiensi waktu dan biaya produksi penambangan.
Universitas Sriwijaya
42
napal. Batuan Formasi Baturaja berwarna putih sampai kuning pucat dan
berangsur gelap menjadi abu-abu ke arah dalam.
Formasi Gumai merupakan bagian lapisan batu kapur tipis dan napal.
Napal berwarna kecokelatan menempati bagian bawah formasi ini. Semakin
ke atas, terdapat lapisan-lapisan batupasir berwarna putih sampai abu-abu.
Memiliki ketebalan kurang lebih 365 meter. Formasi Gumai disusun oleh
serpih kapuran, napal, batu lempung dengan sisipan batupasir lempungan
dan batupasir tufaan. Batu kapur berkualitas tinggi terdapat di daerah Pusar,
juga ditemukan material-material pelengkap seperti alumina, silika yang
juga berdekatan dengan Formasi Baturaja. Kedua material tersebut berada di
clay yang dinamakan residual atau laterite clay dan clay shale dari Formasi
Gumai.
Struktur geologi yang terdapat di daerah ini termasuk ke dalam
cekungan Sumatera Selatan (Lampiran A). Cekungan ini merupakan hasil
dari kegiatan tektonik yang berkaitan erat dengan penunjaman lempeng
Indo-Australia, sehingga terjadi penurunan (depression), pengangkatan dan
perlipatan yang membentuk suatu struktur lipatan dan patahan. Struktur
geologi yang mendominasi daerah ini adalah lipatan berupa sinklin dan
antiklin diamati melalui peta geologi.
Sinklin lebih mendominasi dibandingkan antiklin, sinklin berupa
cekungan yang memperlihatkan batuan pada formasi baturaja yang
didominasi oleh batu gamping terumbu, kalkarenit dengan sisipan serpih
gampingan dan napal yang merupakan formasi batuan sedimen berumur
miosen awal hingga tengah.
Universitas Sriwijaya
43
Land Clearing
Development
Pengeboran dan
Peledakan Batukapur
Dumping OB
Dumping
Batukapur
Universitas Sriwijaya
44
Universitas Sriwijaya
45
Universitas Sriwijaya
46
Universitas Sriwijaya
47
Universitas Sriwijaya
48
(a) (b)
4.2.5 Pemberaian
Mekanisme pengalian batu kapur pada PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk. terbagi melalui dua tahapan yaitu
pemboran dan peledakan (Drill dan Blast).
4.2.5.1. Kegiatan Pengeboran
Kegiatan pengeboran bertujuan untuk
mempersiapkan lubang yang akan digunakan sebagai
tempat bahan peledak. Pada kegiatan pengeboran (drilling)
(Gambar 4.13) digunakan 1 unit Furukawa Rock Drill PCR100
dan Compressor screw PDS750S. Kedalaman lubang bor
Universitas Sriwijaya
49
Universitas Sriwijaya
50
(a) (b)
(c)
Gambar 4.14. a.PANFO,b. Dynamite, dan c. Electric
Detonator
Universitas Sriwijaya
51
Universitas Sriwijaya
52
Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
54
Universitas Sriwijaya
55
Kedalaman Lubang L 3m 6m 3m 6m
Stemming T 2,2 m 3,2 m 2,1 m 3,2 m
Kolom Isian PC 0,8 m 2,8 m 0,9 m 2,8 m
Jumlah Lubang N 13 30 14 30
Universitas Sriwijaya
56
Universitas Sriwijaya
57
Kedalamanrata−rata(m)
Produktivitas pemboran=
Cycle time rata−rata(menit)
3m
=
3,47 menit
= 0,8634 m/menit
Kedalamanrata−rata(m)
Produktivitas pemboran=
Cycle time rata−rata(menit)
6m
=
10,089 menit
= 0,5947 m/menit
Universitas Sriwijaya
58
4.4.1 Perhitungan Produktivitas Alat Gali Muat di Blok 2A/40 dan Blok
48/49
Untuk produktivitas alat muat yang digunakan pada
tambang batu kapur PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
adalah jenis Excavator Backhoe Komatsu PC 300.
Pengambilan data dilakukan dengan mengambil data
sebanyak 40 data untuk cycle time (Tabel4.4). Pengambilan
data dilakukan di 2 blok nilai cycle time yang berbeda yaitu
blok 2A/40 dengan cycle time 0,53 dan blok 48/49 sebesar
0,54 , dengan pengambilan data sebanyak 40 buah disetiap
bloknya pada 12-13 maret 2019. Perhitungan cycle time alat
muat terdiri dari jumlah waktu gali, waktu swing isi, waktu
dumping, waktu swing kosong dan waktu piling. (Lampiran
D)
Universitas Sriwijaya
59
Jadi produktivitas batu kapur pada blok 40/2A untuk satu hari dengan
3 Fleet yakni 3 unit alat Excavator Backhoe KOMATSU PC300 adalah
sebesar:
Produktivitas total/hari = 3031,293 ton/hari x 3 unit excavator
Produktivitas total/hari= 9093,878 ton/hari
Dengan target produksi 10000 ton/hari, dan produktivitas total sebesar
9093,878 ton/hari untuk 3 fleet, maka target produksi tidaka tercapai.
Kebutuhan alat = 10000 ton/hari / 3031,293 ton/hari
= 3,2
= 4 unit
Dengan target produksi 10000 ton/hari dan produktivitas sebesar 3031,293
ton/hari diperlukan excavator sebanyak 4 unit sehingga jumlah unit
excavator tidak sesuai dengan kebutuhan
Universitas Sriwijaya
60
Effisiensi kerja = 83 %
Kapasitas bucket = 2,1 m3
Jumlah pengisian (n) = 8 kali
Bucket fill factor = 80 %
Cycle time rata-rata = 0,54 menit
Jam 1 shift kerja = 16 jam
Jam kerja efisien = 13,28 jam
2,1 m3 x 0,83 x 0,8 x 0,6 x 60 menit/ jam
Produktivitas=
0,54 menit
Produktivitas = 92,96 BCM/jam
Produktivitas/hari = 92,96 BCM/jam x 13,28 jam/hari
Produktivitas/hari = 1234,5 BCM/hari
Untuk permitaan perusahaan dalam ssatuan (ton/hari)
Produktivitas ton/hari = 1234,5 BCM/hari x density batuan
Produktivitas ton/hari = 1234,5 BCM/hari x 2,41 ton/m3
Produktivitas ton/hari = 2975,118 ton/hari
Jadi produktivitas batu kapur pada blok 49/48 untuk satu hari dengan
3 Fleet yakni 3 unit alat Excavator Backhoe KOMATSU PC300 adalah
sebesar:
Produktivitas total/hari = 2975,118 ton/hari x 3unit excavator
Produktivitas total/hari = 8925,355 ton/hari
Universitas Sriwijaya
61
Universitas Sriwijaya
62
Universitas Sriwijaya
63
Jadi produktivitas batu kapur pada blok 49/48 untuk satu hari dengan
3 Fleet yakni 3 unit alat Excavator Backhoe KOMATSU PC300, serta Dump
truck NISSAN UD CWE 370 sebanyak 9 buah adalah sebesar:
Produktivitas total/hari = 1037,168 ton/hari x 9 buah dump truck
Produktivitas total/hari = 9334,512 ton/hari
Universitas Sriwijaya
64
Universitas Sriwijaya
65
(a) (b)
Universitas Sriwijaya
66
Universitas Sriwijaya
67
3 x 0,53 menit x 8
Match Factor :
1 x 19,08 menit
: 0,66
b. Macth factor Limestone Lokasi L49/B48
Excavator yang beroperasi : Komatsu PC 300
Dump Truck yang beroperasi : Dump Truck Nissan CWE 370
Jumlah Dump Truck : 3 Unit
Total Cycle Time DT : 20.68Menit
Jumlah PC300 : 1 Unit
Total Cycle Time PC300 : 0,54 Menit
3 x 0,54 menit x 8
Match Factor : 1 x 20,68 menit
: 0,63
Berdasarkan match factor yang didapat dari lokasi blok 40/2A sebesar
0,66 dan blok 49/48 sebesar 0,63, didapatkan nilai match factor rata-rata
sebesar 0,64 (< 1). Sehingga alat muat akan menunggu dumptruck di lokasi
penambangan.
Universitas Sriwijaya
68
Match Factor :
1 x 19,08 menit x 1
:
0,53 menit x 8
:4,5 ≈ 5
Jumlah DT yang dikoreksi : 5 Unit
Match Factor :
1 x 20.68 menit x 1
Jumlah DT :
0,54 menit x 8
:4,78 ≈ 5
Jumlah DT yang dikoreksi : 5 Unit
Universitas Sriwijaya
69
Jadi, Agar alat muat tidak sering menganggur maka diperlukan 5 Unit
dumptruck masing-masing blok sehingga dapat menghasilkan keserasian
match factor antara alat muat dan alat angkut pada lokasi (40/2A dan 49/48).
Dari koreksi jumlah alat dari kedua lokasi diatas (40/2A dan 49/48)
dibutuhkan penambahan rata-rata 2 unit dumptruck agar nilai match factor
≈ 1.
Universitas Sriwijaya