PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 56 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA AKSI NASIONAL PENGELOLAAN TERPADU TAMAN NASIONAL
DAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL
TAHUN 2018 ~ 2025
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan pembangunan_nasional
diperlukan dukungan sumber daya alam dan pengelolaan
kawasan konservasi yang fektif dengan orientasi
dukungan pertumbuhan wilayah;
b. bahwa terdapat masyarakat yang berada di dalam dan di
sekitar kawasan konservasi yang perlu diberdayakan
perekonomiannya dengan berpijak pada prinsip pelestarian
alam;
c. bahwa masih terdapat kawasan yang cukup luas dan
potensial untuk dikembangkan sebagai. kawasan
konservasi perairan yang bermanfaat bagi pembangunan
nasional sekaligus | memerlukan dukungan _—_upaya
pelestarian alam;
d. bahwa untuk pengembangan potensi dan peningkatan
efektivitas pengelolaan taman nasional dan kawasan
konservasi perairan nasional, perlu disusun Rencana Aksi
Nasional Pengelolaan Terpadu Taman Nasional dan
Kawasan Konservasi Perairan Nasional Tahun 2018-2025;
e. bahwa ...Mengingat
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
nae
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d_perlu
menetapkan Peraturan Presiden tentang Rencana Aksi
Nasional Pengelolaan Terpadu Taman Nasional dan
Kawasan Konservasi Perairan Nasional Tahun 2018-2025;
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073);
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau_ Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);
5. Undang ..10.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Ege
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
294, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5603);
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang
Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4779);
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5217) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 330, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5798);
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
MEMUTUSKAN ...Menetapkan :
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA AKSI
NASIONAL PENGELOLAAN TERPADU TAMAN NASIONAL
DAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL
TAHUN 2018-2025.
Pasal 1
(1) Menetapkan Rencana Aksi Nasional Pengelolaan
Terpadu Taman Nasional dan Kawasan Konservasi
Perairan Nasional Tahun 2018-2025 yang selanjutnya
disebut Rencana Aksi.
(2) Rencana Aksi menjadi pedoman bagi semua
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam
melakukan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi, serta menjadi acuan bagi masyarakat,
pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya
dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan
kegiatan untuk efektivitas dan efisiensi_pengelolaan
Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Perairan
Nasional.
Pasal 2
(1) Rencana Aksi memuat program dan kegiatan untuk
kementerian/lembaga, pemerintah_ daerah, dan
pemangku kepentingan untuk periode 8 (delapan)
tahun terhitung sejak tahun 2018 sampai dengan 2025,
termasuk kegiatan penyusunan rencana_ induk
mengenai pembangunan kawasan konservasi dalam
lingkup pembangunan nasional.
(2) Strategi ..PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
=5-
(2) Strategi dalam Rencana Aksi meliputi:
a. penguatan kinerja pengelolaan Taman Nasional dan
Kawasan Konservasi Perairan Nasional yang efektif;
b. pengembangan peran Taman Nasional dan Kawasan
Konservasi Perairan Nasional dalam mendukung
pariwisata;
c. peningkatan peran masyarakat dan para pihak di
sekitar Taman Nasional dan Kawasan Konservasi
Perairan Nasional;
d. pengembangan mekanisme pendanaan
berkelanjutan; dan
¢. pengembangan kawasan konservasi perairan baru.
(3) Rencana Aksi scbagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini
(4) Rencana Aksi Tahun 2018 telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Rencana induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun
dan dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman.
(6) Rencana induk ditetapkan paling lama 12 (dua belas)
bulan sejak Peraturan Presiden ini diundangkan.
Pasal 3
Rencana Aksi dilaksanakan di 17 (tujuh belas) lokasi yang
terdiri atas:
a. 7 (tujuh) Taman Nasional yang dikelola oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu:
1, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Provinsi DK!
Jakarta;
2. Taman ..PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Taman Nasional Karimunjawa, Provinsi Jawa
Tengah;
‘Taman Nasional Bunaken, Provinsi Sulawesi Utara;
Taman Nasional Kepulauan Wakatobi, Provinsi
Sulawesi Tenggara;
Taman Nasional Taka Bonerate, Provinsi Sulawesi
Selatan;
‘Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat; dan
Taman Nasional Kepulauan Togean, Provinsi
Sulawesi Tengah
10 (sepuluh) Kawasan Konservasi Perairan Nasional
yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan, yaitu:
1
Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas,
Provinsi Kepulauan Riau;
Taman Wisata Perairan Pulau Pieh, Provinsi
Sumatera Barat;
Taman Wisata Perairan Kepulauan Kapoposang,
Provinsi Sulawesi Selatan;
Taman Wisata Perairan Gili Matra, Provinsi Nusa
Tenggara Barat;
Taman Wisata Perairan Laut Banda, Provinsi Maluku;
Taman Wisata Perairan Kepulauan Padaido, Provinsi
Papua;
Taman Nasional Perairan Laut Sawu, Provinsi Nusa
Tenggara Timur;
Suaka Alam Perairan Kepulauan Waigeo Sebelah
Barat, Provinsi Papua Barat;
9. SuakaPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7-
9. Suaka Alam Perairan Kepulauan Raja Ampat,
Provinsi Papua Barat; dan
10.Suaka Alam Perairan Kepulauan Aru Bagian
Tenggara, Provinsi Maluku.
Pasal 4
(1) Menteri/pimpinan lembaga merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi Rencana
Aksi sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya
masing-masing.
(2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Rencana Aksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
(3) Pelaksanaan Rencana Aksi pada masing-masing
kementerian/lembaga diatur lebih lanjut oleh menteri
atau pimpinan lembaga, sesuai dengan tugas, fungsi,
dan kewenangannya masing-masing.
Pasal 5
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman menyampaikan
laporan pelaksanaan Rencana Aksi kepada Presiden paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-
waktu jika diperlukan.
Pasal 6
(1) Rencana Aksi diintegrasikan dengan dokumen
perencanaan pembangunan nasional yaitu Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-
2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional periode berikutnya.
(2) RencanaPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
(2) Rencana Aksi dapat ditinjau kembali secara berkala
atau sewaktu-waktu apabila diperlukan sesuai dengan
perkembangan.
(3) Peninjauan kembali Rencana Aksi dilakukan oleh
kementerian/lembaga dan dikoordinasikan oleh
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
(4) Hasil peninjauan kembali dapat dijadikan dasar
penyesuaian Rencana Aksi.
Pasal 7
Pendanaan pelaksanaan Rencana Aksi bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber dana lainnya
yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 8
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar ...a
rs
r, a
“tie
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
Agar setiap orang mengetahuinya, _memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini. dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Agustus 2019
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Agustus 2019
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 151
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI