FAKULTAS FARMASI
LAPORAN PRAKTIKUM
KELARUTAN
OLEH :
KELOMPOK : I (SATU)
KELAS : 34
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
molekul, atom ataupun ion dimana zat yang dimaksud disini adalah
interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi
molekuler homogen.
tidak larut, keadaan lewat jenuh mungkin terjadi apabila inti kecil zat
terlarut yang dibutuhkan untuk pembentukan kristal permulaan lebih
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat
terlarut dan pelarut, selain itu dipengaruhi pula oleh faktor temperatur,
sedikit kotoran mekanik seperti bagian kertas saring, serat dan butiran
debu. Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat
farmakologi yang akan diberikan oleh suatu obat. Oleh karena itu,
TINJAUAN PUSTAKA
zat atau lebih yaitu pelarut (solven) dan zat terlarut (solute). Larutan
tidak larut, keadaan lewat jenuh mungkin terjadi apabila inti kecil zat
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat
(Rosenberg, 1992).
1. Konsentrasi molar
Yaitu jumlah mol zat terlarut yang terkandung didalam satu liter
larutan.
2. Normalitas
3. Molalitas
4. Fraksi mol
banyaknya mol (n) kompone itu sendiri dibagi denan jumlah mol
homogen bahan yang berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas,
cairan dan bahan padat dalam cairan. Disamping itu terdapat larutan
(Voight, 1994).
selalu terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat
terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu
konsentrasi maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut
tersebut. Bila suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat
terlarut sampai batas daya melarutnya, larutan ini disebut larutan jenuh.
resmi larutan jenuh dalam air, yaitu larutan Topical Kalsium HIdroksida,
USP (Calcium Hydroxide Topical Solution, USP), dan larutan oral Kalium
tepat dengan air murni, mengandung hanya 140 mg zat terlarut yang
larut per 100 ml. Lrutan pada suhu 250 C, sedangkan larutan yang
lebih dari 700 kali sebanyak zat terlarut yang terdapat dalam larutan
Suatu sifat fisika dan kimia yang penting dari suatu zat obat
adalah kelarutan, terutama kelarutan sistem dalam air. Suatu obat harus
mempunyai kelarutan dalam air agar manjur secara terapi, agar suatu
atau tidak menentu. Jika kelarutan dari zat obat kurang dari yang
diinginkan, pertimbangan harus diberikan untuk memperbaiki
Metode untuk membantu ini tergantung pada sifat kimia dari obat
jika zat obat adalah asam atau basa, kelarutan dapat dipengaruhi oleh
pelarut dan diaduk pada suatu temperatur konstan selama periode waktu
seperti bagian kertas saring , serat dan butiran debu. Pernyataan bagian
dalam kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1ml zat cair dalam
Larut 10 sampai 30
- pH
Suatu zat asam lemah atau basa lemah akan sukar terlarut, karena
- Suhu
(Lund, 1994).
- Bahan tambahan
sifat-sifat fisika lainnya dari zat terlarut dan pelarut, faktor tekanan,
keasaman atau kebasaan dari larutan, keadaan bagian dari zat terlarut,
suhu dan tekanan tertentu adalah tetap; tetapi, laju larutnya yaitu
kecepatan zat itu melarut, tergantung pada ukuran partikel dari zat dan
supernatan dalam porsi yang cukup diambil dan dianalisis (Martin, 1993).
Hasil diplot seperti pada gamar dimana titik A garis memotong sumbu
tegak adalah kelarutan obat dalam air. Dengan penambahan kafeina,
obat itu sendiri. Kompleks terus terbentuk dan mengendap dari sistem
kelebihan zat padat PABA telah masuk dalam larutan dan telah diubah
manis, tajam
Rumus bangun :
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5 %
C7H6O3
RM/BM : C3H8O2/76,10
Rumus struktur :
Higroskopik.
rasa.
karbondioksida.
etanol (95%) P
1,5 jam dengan stirer, jika ada endapan yang larut selama
masing-masing larutan.
3. Kocok larutan dengan stirrer selama 1,5 jam. Jika ada endapan
kembali.
dieletrik
kembali.
METODE KERJA
Alat
kimia 50 ml, Kertas timbang, Pipet volum 10 ml, Pipet pendek dan
panjang.
Bahan
selama 1,5 jam dengan stirer, jika ada endapan yang larut
masing-masing larutan.
jenuh kembali.
dieletrik
larutan
jenuh kembali.
Ket: residu sampel = sampel dan kertas saring – berat kertas saring
= 0,72 g
= 0,28 g
50
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
0,28
Pelarut A = 60 : 0: 40
60
𝐴𝑖𝑟 = x 80,4 = 48,24
100
0
𝐴𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = x 24,3 = 0
100
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑜𝑙 = 40 x 32 = 12,8
100
Pelarut B = 60 : 5: 35
60
𝐴𝑖𝑟 = x 80,4 = 48,24
100
5
𝐴𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = x 24,3 = 1,125
100
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑜𝑙 = 35 x 32 = 11,2
100
Pelarut C = 60 : 10: 30
60
𝐴𝑖𝑟 = x 80,4 = 48,24
100
10
𝐴𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = x 24,3 = 2,43
100
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑜𝑙 = 30 x 32 = 9,6
100
Pelarut D = 60 : 15: 25
60
𝐴𝑖𝑟 = x 80,4 = 48,24
100
15
𝐴𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = x 24,3 = 3,645
100
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑜𝑙 = 25 x 32 = 8
100
Pelarut E = 60 : 20: 20
60
𝐴𝑖𝑟 = x 80,4 = 48,24
100
20
𝐴𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = x 24,3 = 4,84
100
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑜𝑙 = 20 x 32 = 6,4
100
60
𝐴𝑖𝑟 = x 80,4 = 48,24
100
30
𝐴𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = x 24,3 = 7,29
100
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑜𝑙 = 10 x 32 = 3,2
100
Pelarut G = 60 : 35: 5
60
𝐴𝑖𝑟 = x 80,4 = 48,24
100
35
𝐴𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = x 24,3 = 8,505
100
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑜𝑙 = 5 x 32 = 1,60
100
Pelarut H = 60 : 40: 0
60
𝐴𝑖𝑟 = x 80,4 = 48,24
100
40
𝐴𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = x 24,3 = 9,72
100
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛𝑔𝑙𝑖𝑘𝑜𝑙 = 0 x 32 = 0
100
Pelarut A
= 0,8412 g
= 0,6588 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
0,6588
Pelarut B
= 0,6 g
= 1,4 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
1,4
Pelarut C
= 0,1646 g
= 1,3354 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
1,3354
= 74,88 (𝑎𝑔𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡)
Pelarut D
= 0,152 g
= 1,848 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
1,848
Pelarut E
= 1,483 g
= 1, 8517 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
1,8517
Pelarut F
= 1,06 g
= 0,94 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
0,94
Pelarut G
= 1,05 g
= 0,95 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
0,95
Pelarut H
= 0,79 g
= 1,21 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
1,21
Tween 1 %
= 2,12 g
Kelarutan = 100 ml
0,38 g
Tween 2 %
= 2,14 g
Kelarutan = 100 ml
0,36 g
Tween 3 %
= 1,81 g
= 0,69 g
Kelarutan = 100 ml
0,69 g
= 0,4542 g
= 1,0458 g
Kelarutan = 100 ml
1,0458 g
Tween 5 %
= 0,9 g
= 1,1 g
Kelarutan = 100 ml
1,1 g
Tween 6 %
= 0,713 g
= 2,327 g
Kelarutan = 100 ml
2,327 g
Tween 7 %
= 1,43 g
=1,07 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
1,07
Tween 8 %
= 1,56 g
= 0,44 g
100
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
0,44
pH 5
= 0,62 g
= 0,38 g
50
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 0,38
pH 6
= 0,95 g
= 0,55 g
50
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 0,55
pH 7
= 1,27 g
= 0,73 g
50
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
0,73
= 68,49 (𝑎𝑔𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡)
pH 8
= 0,74 g
= 0,76 g
50
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
0,76
1.5
1
jumlah yang
0.5 larut
0
57 58 59 60 61 62
konstanta Dielektrik
1.5
1
jumlah yang
larut (g)
0.5
0
0 5 10 15
KONSENTRASI TWEEN 80
seperti sirup, eliksir, obat tetes mata, injeksi dan lain-lain dibuat
secara oral, data ini tetap diperlukan karena dalam saluran cerna
lewat jenuh terjadi pada saat zat terlarut sudah melewati batas
melarutkannya.
105,26 (sukar larut) dan pelarut H adalah 82,64 (agak sukar larut).
kurang.
Penentuan pengaruh penambahan surfaktan terhadap
saring.
agak sukar larut), Tween 6 % yaitu 42,97 (agak sukar larut), Tween 7
dalam oven pada suhu 50o C lalu ditimbang dan diperoleh hasil pH 5
larut), pH 7 yaitu 68,49 (agak sukar larut), dan pH 8 yaitu 65,78 (agak
sukar larut).
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
tidak diperoleh.
hal ini dapat ditunjukan pada grafik yang tidak konstan/tetap. Hal
V.2 Saran