BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
lainnya yang sejenis dari segala arah, sehingga gaya tarik menarik
sesama molekul (gaya kohesi) adalah sama. Pada permukaan zat cair
terjadi gaya tarik menarik antara molekul zat cair dengan molekul udara
(gaya adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila dibandingkan dengan gaya
(gaya adhesi) cenderung untuk masuk ke dalam. Tetapi hal ini tidak terjadi
karena gaya adhesi antara dua zat cair yang tidak bercampur selalu lebih
yang mengikuti gerakan brown dan daya alirnya (fluitasinya). Selain itu
cucian menjadi bersih. Demikian pula alkohol dan jenis obat antiseptik
lainnya, selain dibuat agar memiliki daya bunuh kuman yang baik juga
1. Maksud Percobaan
2. Tujuan percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
pada cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi
(antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul
terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan
antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya
adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi
Pada permukaan temu antara cairan dan gas, atau dua cairan yang
untuk meletakkan sebuah jarum kecil pada permukaan air yang tenang
dan mengamati bahwa jarum itu didukung di sana oleh selaput tersebut
(Wyle, 1988).
tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan,
atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut
permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini
molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala
arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada
2004).
lebih besar daripada gaya tarik-menarik oleh molekul uap yang diatas
nilai relatif adhesi antara cairan dan benda padat terhadap kohesi cairan.
Cairan yang membasahi benda padat mempunyai adhesi yang lebih besar
sebagian dalam cairan itu. Bagi cairan yang tidak membasahi benda
tabung vertikel kecil. Bila sudut kontak antara cairan dan zat padat
pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air
hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan
(Suminar, 2001).
yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut
(Douglas,2001)
tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang
B. Uraian Bahan
Rumus Struktur : H – O – H
mempunyai rasa.
mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etnol (95%)
konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0; 2,0; 4,0; 6,0; 8,0 dan 10,0 mg/100
BAB III
METODE KERJA
C. Cara kerja
Disiapkan alat dan bahan air, parafin cair, larutan tween dengan
diletakkan pipa kapiler di atas cairan tersebut dan ditekan ujung pipa
kapiler, ketika sudah pada dasar cawan lepaskan tangan pada ujung pipa,
besar tegangan antar permukaan pada skala dalam dyne/cm dan dihitung
BAB IV
A. Hasil
Tween 80 (1,68)
5
0
0 2 4 6 8 10 12
konsentrasi
B. Pembahasan
pada cairan. Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang
1. Temperatur
2. Zat Terlarut
gaya tarik –menarik antara molekul zat terlarut dan pelarut lebih
besar dari pada gaya tarik menarik antara sesama molekul pelarut
lain-lain.
tegangan muka.
mukanya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tegangan namun hasil yang didapatkan dalam percobaan ini karena pada
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P., 1994, Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
Douglas, Giancoli, 2001, Fisika Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Halliday, 1991, Fisika Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Herinaldi, 2004, Mekanika Fluida, terjemahan dari Fundamental of Fluids
Mechanic oleh Donald F. Young, Erlangga, Jakarta.
LAMPIRAN
A. Skema kerja
Diambil pipa kapiler tutup lubang atasnya dengan jari tangan kemudian
masukkan ujung satunya kedalam larutan yang ada di cawan petri
lepas jari tangan yang menutup lubang dan tunggu kenaikan larutan pada
pipa kapiler berhenti
Angkat pipa kapiler dan ukur tinggi larutan dalam pipa kapiler
B. Perhitungan
a. Parafin cair
1
γ = 2𝑟 𝑥 ℎ 𝑥 𝜌 𝑥 𝑔
1
= 2 𝑥 0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,3 𝑥 0,890
= 4,05 dyne / cm 2
b. Aquadest
1
γ = 2𝑟 𝑥 ℎ 𝑥 𝜌 𝑥 𝑔
1
= 2 𝑥 0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,5 𝑥 1
= 4,67 dyne / cm 2
1
= 2 𝑥0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,6 𝑥 1,06
= 4,98 dyne / cm 2
1
= 2 𝑥0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,5 𝑥1,06
= 4,67 dyne / cm 2
1
= 2 𝑥0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,3 𝑥 1,06
= 4,05 dyne / cm 2
1
= 2 𝑥 0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,4 𝑥 1,06
= 4,36 dyne / cm 2
= 4,67 dyne / cm 2
1
= 2 𝑥 0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,6 𝑥 1,06
= 4,98 dyne / cm 2
1
= 2 𝑥 0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,7 𝑥 1,06
= 5,29 dyne / cm 2
1
= 2 𝑥 0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,3 𝑥 1,06
= 4,05 dyne / cm 2
1
= 2 𝑥 0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,4 𝑥 1,06
= 4,36 dyne / cm 2
1
= 2 𝑥 0,6 𝑥 9,8 𝑥 1,2 𝑥 1,06
= 3,73 dyne / cm 2