Anda di halaman 1dari 8

PENDAPATAN NEGARA

Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih.

Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1 indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi;
2 kebijakan pendapatan negara;
3 kebijakan pembangunan ekonomi;
4 perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum;
5 kondisi dan kebijakan lainnya.

Contohnya, target penerimaan negara dari SDA migas turut dipengaruhi oleh
besaran asumsi lifting minyak bumi, lifting gas, ICP, dan asumsi nilai tukar. Target
penerimaan perpajakan ditentukan oleh target inflasi serta kebijakan pemerintah terkait
perpajakan seperti perubahan besaran pendapatan tidak kena pajak (PTKP), upaya
ekstensifikasi peningkatan jumlah wajib pajak dan lainnya.

Realisasi Pendapatan Negara dalam Rupiah

Tahun Penerimaan Pajak PNBP Penerimaan Hibah Jumlah Pendapatan


Negara
2011 873.873.892.399.381 331.471.821.098.730 5.253.939.861.304 1.210.599.653.359.415
2012 980.518.133.319.319 351.804.746.666.862 5.786.749.186.777 1.338.109.629.172.958

Sumber pendapatan negara:

A. Pajak sebagai sumber pendapatan utama

Yaitu sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak. Besaran tarif pajak sudah
ditentukan oleh undang–undang perpajakan yang berlaku. Umumnya pajak mulai
dikenakan saat seseorang sudah memiliki penghasilan dengan besaran tertentu.

1 Pendapatan Pajak Dalam Negeri


a) pendapatan pajak penghasilan (PPh)
b) pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang
mewah
c) pendapatan pajak bumi dan bangunan
d) pendapatan cukai
e) pendapatan pajak lainnya
2 Pendapatan Pajak Internasional
a) pendapatan bea masuk
b) pendapatan bea keluar

B. Sumber pendapatan negara non-pajak

Adapun sumber pendapatan negara non-pajak terdiri dari keuntungan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), pengelolaan sumber daya alam, pinjaman, barang sitaan,
percetakan uang atau sumbangan.

1 Penerimaan sumber daya alam


a) penerimaan sumber daya alam minyak bumi dan gas bumi (SDA migas)
b) penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA nonmigas)
2 Pendapatan bagian laba BUMN
a) pendapatan laba BUMN perbankan
b) pendapatan laba BUMN non perbankan
3 PNBP lainnya
a) pendapatan dari pengelolaan BMN
b) pendapatan jasa
c) pendapatan bunga
d) pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi
e) pendapatan pendidikan
f) pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi
g) pendapatan iuran dan denda
4 pendapatan BLU
a) pendapatan jasa layanan umum
b) pendapatan hibah badan layanan umum
c) pendapatan hasil kerja sama BLU
d) pendapatan BLU lainnya

Berikut beberapa contohnya:

1. Sumber penerimaan dari barang–barang yang dikuasai atau milik pemerintah.


Barang-barang yang dikuasai negara ini kemudian disewakan kepada pihak swasta.
Kemudian, biaya sewanya akan dimasukkan ke dalam kas negara sebagai salah satu
sumber pendapatan negara.

2. Perusahaan yang melakukan monopoli dan oligopoli ekonomi. Seperti disebutkan,


salah satu sumber pendapatan negara non-pajak adalah keuntungan Badan Usaha Milik
Negara. Perusahaan negara biasanya bersifat monopoli dan berskala besar. Keuntungan
dari BUMN ini menjadi pendapatan negara yang disisihkan untuk pembiayaan negara
itu sendiri.

3. Harta terlantar adalah harta peninggalan yang dianggap terlantar atau tidak ada
seorangpun yang mengajukan klaim atasnya. Maka dalam hal ini negara berhak
mengumumkan, jika tidak ada ahli waris yang mendatangi dan mengambil haknya
dalam kurun waktu yang ditentukan, harta tersebut menjadi milik negara.

4. Denda yang dijatuhkan untuk kepentingan umum. Denda yang dimaksud adalah
hukuman berupa sitaan atau pembayaran yang telah disepakati besarannya. Untuk
barang sitaan biasanya akan dilelang untuk kemudian hasilnya masuk dalam kas negara.

5. Retribusi dan iuran lainnya. Retribusi sendiri adalah pungutan yang berkaitan dengan
jasa Negara. Menurut Undang–Undang Nomor 19 Tahun 1997, yang disebut sebagai
objek retribusi adalah jasa umum atau jasa untuk kepentingan dan pemanfaatan umum,
jasa usaha dan perizinan tertentu.

C. Hibah

Dana Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada
pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,
bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan
untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
Hibah sifatnya sukarela dan diberikan tanpa ada kontrak khusus. Dana bantuan yang
didapat biasanya diperuntukkan bagi pembiayaan pembangunan. Di samping itu,
penerimaan yang berasal dari luar negeri juga bisa berupa pinjaman program atau
pinjaman proyek dengan jangka waktu tertentu.

Lembaga internasional yang pernah memberi bantuannya pada Indonesia antara lain
Bank Dunia (World Bank), ADB (Asean Development Bank), dan IMF (International
Monetary Fund).

Syarat Penerimaan Hibah

 Pemerintah; hibah kepada pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5


huruf a diberikan kepada satuan kerja dari kementerian/lembaga pemerintah non
kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam daerah yang bersangkutan.
 Pemerintah daerah lainnya; hibah kepada pemerintah daerah lainnya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b diberikan kepada daerah otonom
baru hasil pemekaran daerah sebagaimana diamanatkan peraturan perundang-
undangan.
 Perusahaan daerah; hibah kepada perusahaan daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf c diberikan kepada badan usaha milik Daerah dalam rangka
penerusan hibah yang diterima pemerintah daerah dari pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Masyarakat; hibah kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
huruf d diberikan kepada kelompok orang yang memiliki kegiatan tertentu
dalam bidang perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat
istiadat, dan keolahragaan non-profesional.
 Organisasi kemasyarakatan; hibah kepada organisasi kemasyarakatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf e diberikan kepada organisasi
kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Hibah kepada masyarakat diberikan dengan persyaratan paling sedikit:

 memiliki kepengurusan yang jelas; dan


 berkedudukan dalam wilayah administrasi pemerintah daerah yang
bersangkutan.

Hibah kepada organisasi kemasyarakatan diberikan dengan persyaratan paling sedikit:

1. telah terdaftar pada pemerintah daerah setempat sekurang-kurangnya 3 tahun,


kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
2. berkedudukan dalam wilayah administrasi pemerintah daerah yang
bersangkutan; dan
3. memiliki sekretariat tetap.

Pelaporan dan Pertanggungjawaban

 Penerima hibah berupa uang menyampaikan laporan penggunaan hibah kepada


kepala daerah melalui PPKD dengan tembusan SKPD terkait.
 Penerima hibah berupa barang atau jasa menyampaikan laporan penggunaan
hibah kepada kepala daerah melalui kepala SKPD terkait.

Target penerimaan pajak tahun 2016

Realisasi penerimaan perpajakan pada tahun 2016 tercatat sebesar Rp 1.283,5


triliun. Jumlah ini lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Perubahan (APBN-P) 2016, yang tercatat sebesar Rp 1.539,16 triliun. Bahkan, realisasi
ini juga lebih rendah dari proyeksi realistis yang dibuat oleh pemerintah. Seperti
diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan penerimaan
perpajakan akan lebih rendah (shortfall) 219 triliun dari target APBN-P.

Jika, mengacu pada proyeksi tersebut maka seharusnya realisasi penerimaan pajak
sebesar Rp 1.320 triliun. Salah satu faktor yang membuat proyeksi ini meleset adalah
penerimaan pajak dari kebijakan pengampunan pajak, alias tax amnesty yang hanya Rp
107 triliun. Padahal, pemerintah menargetkan penerimaan pajak dari tax amnesty bisa
mencapai Rp 165 triliun.

Menurut Sri, ada beberapa hal yang memengaruhi pencapaian perpajakan di tahun
2016. Antara lain, kebijakan pemerintah yang menaikan batas Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) dari Rp 3 juta menjadi 4,5 juta. "Kebijakan ini membuat mengurangi
penerimaan Rp 20 triliun," ujar Sri, Selasa (3/1). Hal lainnya, adalah kebijakan
pemerintah yang memebrikan relaksasi atau insentif fiskal bagi sejumlah sektor industri.
Sri Mulyani menilai, insentif ini tidak emnjadi masalah besar asalkan insentif yang
diberikan justru membuat perekonomian tumbuh.

Dia menegaskan, pencapaian perpajakan pada tahun 2016 lalu menjadi catatan
penting bagi pemerintah. Terutama, terkait komitmen untuk melakukan reformasi
perpajakan yang akan dilekukan melalui pembentukan tim reformasi perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Dana_Hibah

https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_Indo
nesia#Perencanaan_dan_penganggaran_APBN

https://www.online-pajak.com/sumber-pendapatan-negara

https://nasional.kontan.co.id/news/2016-penerimaan-pajak-hanya-rp-1283-triliun
TUGAS MATA KULIAH KEUANGAN NEGARA DAN

DAERAH

“PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT DI INDONESIA”

Dosen Pengampu: Suhairi, Dr, SE, M.Si, Ak, CA

Oleh:

Tanti Oktarianti

1910536023

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019

Anda mungkin juga menyukai