Anda di halaman 1dari 4

Sistem Politik dan Pemerintahan

Mesir

Kekuasaan di Mesir diatur dengan sistem semipresidensial multipartai. Secara teoritis,


kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya kekuasaan
terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dengan kandidat tunggal. Mesir juga
mengadakan pemilu parlemen multipartai.

Dalam praktek pemerintahan memang Perdana Menteri Mesir seringkali tidak


terdengar namanya. Perdana menteri ditunjuk langsung oleh presiden, berbeda dengan sistem
parlementer yang perdana menterinya dipilih oleh parlemen. Sehingga perdana menteri disini
tidak merepresentasikan kepentingan parlemen dan tidak bertanggung jawab pada parlemen.

Presiden pada esensinya adalah kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden
mengangkat dan memberhentikan Perdana Menteri dan Menteri-menteri. Menteri-menteri
bertanggungjawab kepada People's Assembly baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemerintahan Mesir berbentuk republik dengan Ketua Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata
Mesir Mohamed Hussein Tantawi, Perdana Menteri Essam Sharaf

Sistem demokrasi

Sepanjang tahun 1970-an hingga 1980-an, lebih dari 30 negara mengalami pergeseran
dari sistem otoritarian menuju sistem demokrasi. Beberapa sebab disinyalir mengakibatkan
kondisi transisi ini, pertama: Perkembangan ekonomi bisa jadi merupakan faktor utama
terjadinya perubahan-perubahan politis tersebut. Kedua: kebijakan-kebijakan dan peran-peran
yang dimainkan oleh Barat, dalam hal ini, Amerika Serikat, kekuatan-kekuatan Eropa dan
lembaga-lembaga internasional membantu mempercepat proses demokratisasi di beberapa
Negara Eropa, Amerika Latin, negara-negara Asia. dan tidak terkecuali Mesir yang
mengalami hal-hal tersebut.

Langkah lainya mereferendum kontitusi 11 September 1971, antara lain yaitu: "Mesir
adalah negara republik dengan multi partai (pasal 5). Kekuasaan berada ditangan rakyat
(pasal 3). Islam adalah agama resmi negara dan syariat Islam adalah sumber perundang-
undangan dan bahasa Arab adalah bahasa resmi negara (pasal 2). Di samping itu, secara tegas
dijelaskan, bahwa republik Arab Mesir adalah sebuah negara demokrasi dan sosialis yang
berdasarkan pada aliansi kekuatan pekerja rakyat (pasal 1)." Pasal 4 Melanjutkan " Dasar
ekonomi dari republik Arab Mesir adalah sistem demokrasi sosialis yang didasarkan pada
kecukupan dan keadilan dengan cara mencegah ekploitasi, yang mengakibatkan penghapusan
perbedaan-perbedaan pendapatan melindungi pendapatan yang sah, dan menjamin persamaan
distribusi kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab masyarakat"

Kontitusi 1971 telah menggambarkan kehidupan demokratisasi di Mesir. Dimulai


dengan dibukanya politik multi partai yang tertera pada pasal 5, yang sebelumnya pada era
Nasser dilakukan pemusatan yang bertumpu pada satu partai. Kemudian dalam pasal lain
menerangkan tentang terpusatnya kekuasaan yang mutlak berada ditangan rakyat, tercantum
pada pasal 3. Pada pasal 1 pun memperkuat argumen yang di keluarkan Sadat yaitu, republik
Arab Mesir adalah sebuah negara demokrasi dan sosialis yang berdasar pada aliansi kekuatan
pekerja rakyat. yang terpenting dari pasal ini ialah pelaksanaanya dalam menjalankan roda
perpolitikan.

Seharusnya pemusatan kekuasaan yang menjadi ciri negara Mesir itu sudah berkurang
pada era presiden Anwar Sadat. Tetapi ini malah sebaliknya dengan semangkin terpusatnya
kekuasaan di tangan presiden. Khususnya setelah presiden menjadi ketua partai terkuat tahun
1978, Ditambah lemahnya partai oposisi pada saat itu, yang membuka peluang sang penguasa
untuk berbuat diktator.

Tumbuhnya polarisasi antara tokoh Islam dan pejabat-pejabat pemerintahan,


belakangan disesali, pada komitmen demokrasi, yang dijustifikasi dengan tuduhan bahwa
kaum fundamentalis hendak membajak demokrasi, dan akhirnya meluasnya konfrontasi
antara pasukan keamanan negara dan kaum extrimis muslim yang akhirnya menyulut refolusi
moderat dan juga refolusi kekerasan.

Presiden Anwar Sadat baru diganti oleh wakilnya Hosni Mubarak setelah tewas
ditembak oleh kaum extremis yang radikal pada 6 oktober 1981. Dengan tampilnya Hosni
Mubarok sebagai presiden, ia mencoba menjalankan apa-apa yang telah menjadi kebijakan-
kebijakan atas pemerintahan. Mubarak dikenal wakil yang setia akan kebijakan-kebijakan
yang diambil Anwar Sadat. Ia pun memulai program pemerintahanya dengan memperbaiki
bidang ekonomi dan hubungan luar negri. Dalam perpolitikannya sebelum merubah pola
politik yang di wariskan Sadat, atas nama demokrasi Mubarak berhasil memperkokoh
kekuasaanya.

Jepang

Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan
Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam
konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di
tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan
sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang. Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara
dalam urusan diplomatik.

Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris.
Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang
terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat
setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri
dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh
rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.[9]

Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah
salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat
Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu
terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai
oposisi terbesar di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.

Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui
pemilihan di antara anggota Parlemen. Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi masing-
masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis Rendah yang diutamakan.
Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri
kabinet diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri
berdasarkan keputusan Parlemen Jepang, dan memberi persetujuan atas pengangkatan
menteri-menteri kabinet. Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari
anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.

Sistem Demokrasi

Demokrasi di Jepang menganut sistem monarki parlementer yang multipartai dimana kaisar
adalah simbol negara dan perdana menteri adalah kepala kabinet legislatif dan kepala negara
atau eksekutif.

Perdana menteri biasanya adalah kepala partai yang memenangkan pemilu di parlemen.
Kemudian kabinet menteri ditunjuk oleh perdana menteri seusai dilantik oleh kaisar.

Partai yang paling lama berkuasa di Jepang adalah partai liberal democratic party (LDP)
dengan democratic party (DPJ) sebagai oposisi terkuatnya.

Lalu bagaimana proses seseorang menjadi anggota parlemen atau perdana menteri di Jepang?

Anggota kabinet dijepang dipilih dari kombinasi perwakilan dari berbagai distrik. Ada 43
divisi administratif di Jepang dan masing masing memiliki jumlah anggota parlemen yang
berbeda beda untuk merepresentasikan keinginan konstituen di wilayahnya.

Yang jarang diketahui publik adalah sebenarnya anggota senat di jepang adalah anggota
faksi yang ada dididalam partai LDP atau DPJ, faksi atau club ini sebenarnya adalah sebuah
yayasan yang didanai oleh pemegang saham diyayasan tersebut. Pemegang saham tersebut
mayoritas adalah korporasi besar atau individu kaya dan anggota senat tersebut bertugas
untuk mewakili pemegang saham diyayasannya bukan konstituennya.

Hal ini terutama disebabkan mahalnya biaya untuk menjadi anggota senat di Jepang. Jauh
sebelum pemilu biasanya seorang calon anggota parlemen harus aktif di beberapa private
club yang ada di kotanya untuk mengamankan suara pemilih.

Selain itu calon anggota parlemen ini harus memiliki tim kampenye yang solid dipimpin oleh
seorang campaign planner yang memiliki banyak channel artis dan media.

Dua minggu sebelum musin kampanye adalah masa sibuk, dimulai dari perekrutan anggota
tim kampanye, dan pelatihan visi calon anggota parlemen dalan politik. Memulai fondasi dan
membuat iklan.

Dalam satu hari calon anggota parlemen akan disibukkan dengan memberikan pidato ringkas
dibeberapa tempat 10 kali, mengunjungi berbagai klub sosial di kotanya, pidato di jalan jalan
dan syuting iklan untuk ditampilkan di tv. Tren terbaru di Jepang biasanya seorang politisi
melakukan kampanye di tv nasional agar visinya bisa didukung oleh khalayak luas walaupun
bukan dari daerah konstituennya.
Secara keseluruhan seorang calon anggota parlemen membutuhkan biaya minimal 500 juta
yen untuk kampanye. Tak heran jika jarang sekali calon independent berhasil maju menjadi
anggota parlemen.

Setelah berhasil menjadi anggota parlemen, anggota parlemen biasanya akan berkumpul
untuk memilih ketua partai mana yang akan menjadi perdana menteri. Di parlemen jepang
terkenal istilah 3 ban dalam pengambilan keputusan di parlemen. Jiban (kekuatan konstituen),
kaban (koper penuh uang), dan kanban (pertemuan di tempat mewah)

Sumber :
http://sman1dramaga1706.blogspot.co.id/2011/11/sistem-politik-dan-pemerintahan-
negara.html
https://perpusmuslimind.blogspot.co.id/2014/11/sejarah-masuknya-demokrasi-di-mesir.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Jepang#Politik
https://www.kompasiana.com/matondang/proses-demokrasi-di-
jepang_5644373f3b7b616c073cf747

Anda mungkin juga menyukai