Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HIPERTENSI


NY. “Z”

Disusun Oleh :
SRI YENI LESETYOWATI
A / KP / VI
04.03.0047

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2006
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Definisi yang tepat mengenai hipertensi maasih merupakan persoalan, inti
persoalannya adalah mengenai tiik normal dari tekanan darah. Sebagai pengangan
WHO telah membuat kriteria bahwa seseorang di anggap menderita hipertensi
bila tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg. Sedangkan tekanan darah kurang
dari 140/90 mmHg adalah normal (Purnawan 1998).

B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Hipereensi primer atau hipertensi esensial yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Faktor yang mempengaruhi
seperti genetik lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatik, sistem renin
angiotensin, defek dan ekresi Na. Peningkatan Na dan Ca, intraseluler dan
faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok
serta polusi kimia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, terdapat selitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan ekstrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperadosteronisme primer dan sindrom
laushing, feokromasitomia, koartasia aorta, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan.

C. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Sistem cardiovaskuler terdiri dari 5 bagian yang saling mempengaruhi
yaitu jantung, , pembuluh darah (mengedarkan / mengalirkan) darah dan darah
menyimpan dan mengatur dinams oksigen dalam sel-sel. Sisrem jantung adalah
organ yang mensirkulasi darah terorganisasi ke paru-paru untuk pertukaran gas-
gas terpisah dalam jantung mencegah percampuran antara daerah yang menerima
darah yang terorganisasi dan vena cava superior, inferior dan sistem koroner.
Darah ini melalui katub inkus pidalis ventrikel kanan di pompakan ke aorta kanan
untuk mensirku;asi koroner dan sistemik. Gagguan aliran dalam jantung
mengakibatkan perfusi sel-sel berkurang. Myocardium menerima darah ketika
distolik dari arteri koronia, arteri siskoplek, arteri koronaria kanan memberi darah
antara lain ke SA nocle ventrikel kanan permukaan diafragma, ventrikel kanan,
vena koronaria, membalikkan darah ke sinus kemudian bersikulasi langsung ke
paru-paru.
Daya pompa jantung sebagai jumlah darah yang dipompa oleh setiap
ventrikel tiap satu menit dan yang diukur biasanya adalah ventrikel kiri.
Sedangkan jumlah darah yang dikeluarkan setiap ventrikel berkontraksi disebut
volume sekuncup. Daya pompa jantung akan berubah sesuai dengan frekwensi
jantung. Ternyata merupakan faktor yang sangat dominan karena frekwensi darah
meningkat lebih dari 3 kali, sedangkan volume sekuncup hanya dapat meningkat
separuhnya.

D. PATOFISIOLOGI
Tekanan darah di pengaruhi curah jantung dan tahanan perifer, sehingga
semua faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan
mempengaruhi tekanan darah. Curah jantung pada penderita hipertensi biasanya
normal. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan
struktural pada pembuluh darah berupa penebalan tunika interna dan tunika
media. Kerja jantung meningkat karena naiknya tekanan perifer dapat dibuktikan
bahwa sel otot jantung tidak hanya bertambah ukurannya tetapi juga bertambah
jumlahnya.
E. TANDAN DAN GEJALA
1. Sering sakit kapala
2. Merasa pegal pada tumit
3. jantung berdear-debar
4. Mudah marah
5. Gelisah

F. PENATALAKSANAAN
Penderita hipertensi bukan hanya memberikan resep saja tetapi memilih
obat yang sesuai dengan memikirkan efek samping komplikasi.
Pengobatan Medis :
1. Diuretik
Diuretik mempunyai efek anti hipertensi dengan cara menurunkan volume
ekstraseluler dn plasma saling terjadi penurunan curah jantung. Contoh
obatnya kiortak, furesemia, aldakton, trianteren, dosis 25-50 mg, 1-2 x/hari.
2. Golongan penghamat simpatetik
Penghambat aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat pasometer atau seperti
metildopa klamida / ada akhir syaraf perifer seperti golongan reserfin dan
guanitidin metildopa mempunyai efek anti hipertensi dengan meneruskan
tonus simpatis secara sentral.
3. Betablocer
Mekanisme kerja anti hipertensi obat ini adalah penurunan curah jantung dan
efek penekanan sekresi renin. Contoh obatnya proponatal aprenacot.
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah yang relaksasi otot
olos dan akan menurunkan resistensi vaskuler contohnya obat tidralasin,
diaksozid, prasocin dan minoksidil.
5. Penghambat enzim konversi angosfenzin
Kaptropril dan enoloril menurunkan tekanan darah baik pada harmotensi
maupun hipertensi.

Tindakan Keperawatan
1. Memonitor VS
2. Menganjurkan pasien untuk megurangi aktivtas
3. Menganjurkan pasien untuk bed rest
4. Menganjurkan pasien untuk menyeleksi makanan
5. Membatasi aktivitas pasien
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny P
Umur : 58 tahun
Alamat : Bangoan Rt 16 RW 05. Toyogo, Sambungmacan, Sragen
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status : Kawin
Dx. Medis : Hipertensi
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Alamat : Bangoan Rt 16 RW 05. Toyogo, Sambungmacan,
Sragen
Hubungan dengan pasien : Anak
3. Data Umum
Riwayat Kesehatan Sekarang : Nyeri
Keluhan Utama : Pasien merasa pusing, badan terasa sakit dan
juga mudah marah bila ada sedikit masalah
Riwayat Kesehatan dahulu : Tekanan darah pasien sering naik turun
sebelumya dan tensi selalu naik tetapi tidak
sampai di rawat di RS. Pasien pernah
menderita penyakit ringan seperti flu, batuk
dan hanya di obati dengan obat yang di jual di
warung. Setelah minum obat, flu dan batuk
yang diderita sembuh atau lebih baik dari
sebelumnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga pasien tidak ada yang mempunyai
penyakit menular tetapi ada anggota keluarga
yang mempunyai penyakit yang sama dengan
penyakit pasien yaitu bapak dari pasien.
Genogram :

4. Pola Fungsi Kesehatan


 Pola Aktivitas dan Latihan
 Sebelum Sakit : Kadang pasien pergi ke
sawah dan juga setiap hari mengerjakan pekerjaan
rumah sendiri, seperti memasak, menyapu,, mencuci
dan lain-lain.
 Saat Sakit : Semua pekerjaan rumah
tidak dapat dikerjakan, dan dibantu oleh suaminya
 Pola Istirahat
 Sebelum Sakit : pasien cukup istirahat,
setiap hari pasien tidur mulai pukul 21.00 – 05.00
WIB, sekitar 7-8 jam / hari.
 Saat Sakit : Pasien mengeluh susah
tidur karena merasakan sakit kepala, pasien hanya
bisa tidur 4-5 jam / hari dan pasien kelihatan gelisah.

 Pola Nutrisi
 Sebelum Sakit : Makan sehari 3x, jenis
makanan yang dimakan yaitu nasi, sayur, dan lauk
pauk dan makan habis satu porsi
 Saat Sakit : Pasien makan 3 x/hari,
habis ½ porsi, itu pun harus dibujuk terlebih dahulu
untuk makan karena pasien susah makan.
 Pola Eliminasi
 Sebelum Sakit : BAB 1 sehari biasanya
pada pagi hari warna kuning dan lembek, BAK 2-4
x/hari warna kuning
 Saat Sakit : BAB 1 x/hari warna
kuning
BAK 1-2 x/hari warna kuning

 Pola Kognitif
 Sebelum Sakit : pasien dapat merespon
dengan baik, masih dapat mendengar dengan baik
(penglihatan tajam)
 Saat Sakit : Kurang dapat merespon
dengan baik
 Pola Konsep Diri
 Sebelum Sakit : Memandang diri berguna
bagi keluarga, karena membantu memenuhi
kebutuhan keluarga.
 Saat Sakit : Merasa diri lemah,
kurang berguna karena selalu bergantung ada
keluarga (suami)
 Pola Koping
 Sebelum Sakit : Pasien suka bercerita
pada anaknya dan kerabat lainnya apabila punya
masalah
 Saat Sakit : Kadang pasien bercerita
pada anaknya tapi lebih banyak berdiam diri
 Pola Sexsual Reproduksi
→ Pasien sudah tidak megalami menstruasi
 Pola Peran Berhubungan
→ pasien ramah ada orang lain, tetangga dan masyarakat sekitar saling
membantu apabila ada kesusahan dengan para tetangga, sosialisasi
tinggi
 Pola Nilai dan Kepercayaan
→ Meskipun pasien beragama Islam tetapi pasien jarang beribadah /sholat
dan pasien juga percaya dengan mitos-mitos orang jawa

5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran (GCS) : Mata : 3, Motorik : 6,
Verbal : 5, Jumlah : 14
c. Tanda-Tanda Vital
TD : 200/100 mmHg
N : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 370 C
d. Kepala
Bentuk : Mesosopal
Rambut : Hitam keputihan (tumbuh uban), rambut kusut lurus
berketombe dan kotor
Mata : Bentuk simetris, tidak memakai alat bantu penglihatan,
konjungtiva tidak anemis
Hidun : Bersih, penciuman baik, tidak ada pembesaran polip
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak
memakai alat bantu pendengaran.
e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjartiroid, bentuk simetris tidak ada nyeri tekan

f. Dada
 Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi : terdengar suara le-dup
 Paru-paru
Inspeksi : tidak ada tarikan intercosta
Palpasi :-
Perkusi : adanya bunyi sonor
Auskultasi : tidak ada bunyi whezing
g. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris dan tidak ada bekas jahitan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi timpani
Auskultasi : peristaltic usus normal 20 x/menit
h. Ekstremitas
Superior : tangan kanan-kiri simetris, tidak ada edema kuku pendek dan
terlihat kotor
Inferior : tidak terjadi edema dan dapat bergerak dengan bebas
i. Kulit
Sawo matang, tidak ada lesi, keriput, turgor cukup baik
j. Genetalia
Bersih tidak ada bekas luka, tidak ada keluhan miksi
k. Anus
Tidak ada hemorroid

B. ANALISA DATA
Data Subyektif : - pasien mengatakan kepalanya pusing dan berat sekali
- pasien mengatakan tidak mau / tidak nafsu makan
- pasien mengatakan belum memahami tentang proses
penyakit dan pengobatan
Data Obyektif : - Pasien kelihatan kesakitan sambil memegang kepalanya TD :
200/100 mmHg
- Pasien tidak nafsu makan, pasien makan ½ porsi
BB sebelum sakit : 60 kg
BB selama sakit : 58 kg
- Pasien tidak kooperatif, kelihatan binggung dan cemas

Diagnosa Keperawatan :
a) Pusing b/d meningkatnya tekanan serebral vaskuler
b) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d kurang nafsu makan
c) Cemas b/d kurang pengetahuan
D. IMPLEMENTASI

No. DK Tindakan TTD


Tanggal Jam
17-12-2005 08.00 01 - Menganjurkan pasien untuk
mengurangi aktifitas
- Memberi kompres dingin
- Memberi makan lunak dan cair

17-12-2005 08.00 02 - Mengkaji pola makan dan diit


- Memberikan informasi tentang
pentingnya makan bagi tubuh
- Memberi makanan selingan

17-12-2005 08.00 - mengkaji tingkat pengetahuan


pasien tentang proses penyakit dan
penyebabnya
- memberi informasi tentang
penyakitnya
- memberi penjelasan pada keluarga
tentang penyekitnya
E. EVALUASI

No
Tanggal Catatan Perkembangan
DK
20-12-2005 01 S : pasien kelihatan senang dan nyaman
O : Tekanan darah 130/100 mmHg. Nyeri pada kepala
berkurang
skala nyri 3
A : masalah teratasi
P : pertahankan kondisi pasien dan lanjutkan intervensi

20-12-2005 02 S : pasien mengatkan nafsu makan bertambah


O : Berat badan 59 Kg
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

20-12-2005 03 S : pasien mengatakan sudah mengerti penyuakitnya


O : Pasien melakukan njuran pencegahan
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai