Lapsus CVA ICH BAYU
Lapsus CVA ICH BAYU
STATUS PASIEN
1.1 Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Alamat : Sukarejo-Blitar
Suku : Jawa
NO. DMK : -
1.2 Anamnesis
1. Keluhan Utama : Tangan dan kaki kiri lemas tidak bisa digerakkan
mendadak
1
3. Perjalanan Penyakit : Pasien datang ke IGD RSD Mardi Waluyo Blitar
hari minggu tanggal 8 Juli 2012 jam 22.00 WIB dengan keluhan
tangan dan kaki kiri lemas tidak bisa digerakkan sejak 4 hari yang lalu.
Pasien sempat tidak sadar hingga di bawa ke rumah sakit. BAB dan
Hipertensi (+)
6. Riwayat Kebiasaan
2
- Keadaan Umum
kesan cukup.
- Tanda Vital
Suhu : 36 oC
BB : tidak dilakukan
TB : tidak dilakukan
- Kulit
Turgor kulit lambat/menurun (-) , ikterik (-), sianosis (-), venektasi (-),
- Kepala
Bentuk mesocephal, luka (-), rambut tidak mudah dicabut, keriput (-),
atrofi m. temporalis (-), makula (-), papula (-), nodula (-), kelainan
- Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata terlihat agak cekung.
- Hidung
3
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-).
- Mulut
Bibir pucat (-), mukosa bibir kering (-), bibir cianosis (-), gusi berdarah
- Telinga
- Tenggorokan
- Leher
- Thoraks
spider nevi (-), pulsasi infrasternalis (-), sela iga melebar (-).
Cor :
4
batas kiri bawah : SIC V 1 cm medial Linea Medio
Clavicularis Sinistra
Pulmo :
Perkusi : sonor/sonor
Perkusi : sonor/sonor
5
- Abdomen
- Ektremitas
6
(- Monoton :
(- Scanning : (- Motorik :
(- Afasi (- Sensorik :
(- Amnesik (Anomik) :
B. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. RANGSANGAN SELAPUT OTAK :
− Kaku Tengkuk : (+) − Brudzinski : (-)
I
− Laseque : (-) − Brudzinski : (-)
II
− Kernig : (-)
2. SARAF OTAK :
7
Celah mata (Ptosis) : (-) (-)
PUPIL
Bentuk : Bundar Bundar
Lebarnya : 2mm 2mm
Perbedaan lebar : Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Reaksi cahaya langsung : (+) (-)
Reaksi cahaya : Tidak Tidak
konsensuil dilakukan dilakukan
8
Reaksi akomodasi : (+) (-)
Reaksi konvergensi : Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
N V. KANAN KIRI
Cabang Motorik : (+) (+)
Otot Masseter : (+) (+)
Otot temporal : (+) (+)
Otot pterygoideus int/ext : (+) (+)
Cabang Sensorik : ( I : (+) (+)
( II : (+) (+)
( III : (+) (+)
Refleks kornea langsung : Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Refleks kornea konsensuil : Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
−Lipatan −Memperlihatka
Naso- n
labial : …………... ………….. gigi : (+) (+)
9
.
Pengecapan
2/3-
Depan lidah : Tidak
dilakukan
NVIII
Vestibular Cochlear KANAN KIRI
(- Vertigo : Tidak dilakukan − Weber : Tidak Tidak
dilakukan dilakuka
n
(- Nystagmus ke − Rinne : Tidak Tidak
dilakukan dilakuka
n
(-Tinnitus : KA (-) KI (-) − Schwabach : Tidak Tidak
Aureum dilakukan dilakuka
n
(- Test Kalori : Tidak dilakukan − Tuli : Tidak Tidak
konduktip dilakukan dilakuka
n
N IX, X
Bagian Motorik :
10
pharynx dilakukan dilakukan
11
NXII − Kedudukan lidah waktu istirahat kesan ke kiri
− Kedudukan lidah waktu gerak : kesan ke kiri
3 SISTEM MOTORIK
(N.B. : 0 = normal, - 1 = Parase ringan sekali, (25%) -2 = Parase
moderat (50%)
-3 = Parase hebat (75%), -4 = Paralysis).
Kekuatan Otot:
−Tubuh : Otot perut: Tidak dilakukan
Otot pinggang : Tidak dilakukan
Kedudukan diagfragma:- Gerak : Tidak dilakukan
- Istirahat : Tidak dilakukan
12
- Nyeri : (-) Ka. Ki. Ka. Ki.
- Chorea (-)
- Athetose (-)
- Myokloni
Tidak
dilakukan
Gait: Station
Gait : - Jalan diatas tumit : Tidak -
dilakukan
4. SISTEM SENSORIK
13
Rasa eksteroceptik Kanan Kiri
(N.B. : 0 = tidak ada gerakan, +1 = ada kontraksi tidak ada gerakan sendi, +2
=normal, +3 = meningkat berlebihan, +4 = clonus )
Refleks Patologik
- Babinski : - + - Hoffmann
Tromner
- Chaddock : - - -/-
14
- Oppenhein : - -
- Rossolimo : Tidak
dilakukan
- Gordon : - -
- Schaefer : - -
- Mendel – : Tidak
Bechterew dilakukan
- Stransky : Tidak
dilakukan
- Gonda : - -
Siriraj Score :
Rumus
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x muntah)
+ (0.1 x tekanan diastolic ) – (3 x atheroma ) - 12
Keterangan :
Derajat kesadaran : Compos Mentis =0
Somnolen =1
Koma =2
Nyeri Kepala : Tidak ada =0
Ada =1
Muntah : Tidak ada =0
Ada =1
Atheroma : Tidak ada =0
Ada =1
15
Intepretasi hasil :
< - 1 = Infark
> + 1 = Hemoragik
Siriraj Score Tn. S :
( 2.5 x 0 ) + ( 2 x 1 ) + (2 x 0) + ( 0.1 x 150 ) – ( 3 x 1 ) -12 = 2
Kesimpulan : >+ 1 = Hemoragik
Diagnosa
Differential Diagnosa
CVA ICH
CVA SAH
1.6 Pemeriksaan Penunjang
CT scan
16
tampak gambaran hiperden, dengan volume sekitar 86,7 ml, dengan mid
line sift tergerser 7,3 mm
1.7 Working Diagnosa
Diagnosa:
Klinis : Akut hemiparese kiri tipe UMN sejak 4 hari dengan hipertensi stage 2
1.8 Penatalaksanaan
Medikamentosa :
- O2 nasal 2 lt/mnt
- Ranitidin 2 x 25 mg IV
- Neurosanbe 1x1 IV
- Citicolin 2 x 250 mg IV
Nonmedikamentosa :
17
- Monitoring GCS ,vital sign dan keluhan pasien
- Fisioterapi
skin )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Klasifikasi
Stroke atau Gangguan Peredaran Darah Otak (GPOD) adalah gangguan
fungsi otak, fokal (atau global), timbul mendadak (akut), berlangsung lebih dari
hemoragik. Subtipe dari stroke iskemik berupa stroke trombotik disebabkan oleh
agregasi dari factor-faktor darah pada tempat dimana pembuluh darah menyempit.
Jenis lain stroke embolik, disebabkan tersumbatnya secara mendadak arteri di otak
akibat jendalan darah benda asing yang terbawa aliran darah. Subtipe stroke
hemoragik adalah perdarahan intaserebral yang disebabkan oleh banyak factor dan
Stroke ditemukan pada semua golongan usia, namun sebagian besar akan
dijumpai pada usia di atas 55 tahun. Ditemukan kesan bahwa insiden stroke
18
meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya usia, dimana akan terjadi
peningkatan 100 kali lipat pada mereka yang berusia 80-90 tahun. Insiden usia 80-
30-40 tahun. Stroke banyak ditemukan pada pria dibandingkan pada wanita.
Variasi gender ini bertahan tanpa pengaruh umur. Tetapi perempuan, khususnya
perempuan yang pada menopause (usia 40-55 tahun) lebih beresiko terserang
serangan stroke, sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat
ringan maupun berat. Stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan
setelah jantung dan kanker. Bahkan menurut survey tahun 2004, stroke merupakan
adalah penyebab tersering stroke dan transient ischemic attack (TIA). Timbunan
lemak dengan variasi ketebalan kapsul sering ditemukan pada aterosklerosis arteri
19
a. Infark
Bentuk klinis :
1. TIA
20
3. STROKE PROGRESIP
4. STROKE KOMPLIT
Penyebab :
1. Hemodinamik
21
- 10 % di hemisfer diluar kapsul internal
c. Perdarahan subarachnoidal
Manifestasi klinis :
parestesi (6%)
kejang (4%)
ptosis (3%)
bruit (3%)
22
Ditemukan faktor pencetus pada 60-70% pendarahan
2.5 Patofisiologi
Banyak factor yang menyebabkan terjadinya stroke iskemik salah satunya
otak/menit. Jika CBF <30 ml/100 mg/menit àiskemik.Jika CBF < 10 ml/100
23
eksitotoksik àkematian sel saraf (nekrosis maupun apotosis)àgejala yang timbul
24
Perbedaan klinis stroke iskemik ( trombotik dan emboli ) maupun
Peringatan Sebelumnya ++ -
Nyeri Kepala ± ++
Muntah - ++
Kejang - ++
Kesadaran Menurun + ++
Ptosis - +
Rangsang Meningeal - ++
Papil Edem - ++
Serangan Saat istirahat/tidur Saat aktivitas sehari- Saat melakukan Nyeri kepala sangat
malam, hari, tidak saat tidur aktivitas hebat, mendadak,
Sering didahului TIA biasanya saat
aktivitas
Defisit Neurologik Fokal, sering memberat Fokal, seringkali Fokal, sangat akut Defisit neurologic
secara gradual maksimal saat serangan disertai tanda jarang dijumpai
peningkatan TIK Tanda rangsangan
(nyeri kepala, selaput otak
muntah,
kesadaarn
menurun,
kejang,dll)
Tekanan darah Hipertensi (sering) Normotensi Hipertensi berat Hipertensi (jarang)
(sering)
Temuan khusus Penyakit Aritmia jantung, Penyakit jantung Perdarahan
lainnya jantung/pembuluh darah fibrilasi atrial, kelainan hipertensif, subhialoid/preretinal
arterosklerotik katup jantung, bising retinopati likwor berdarah
karotis/tanda sumber hipertensif
embolik lain
25
CT Scan Kepala Area Hipodens Area hipodens pada Area hiperdens Area hiperdens di
infark hemoragik, intraserebral / sisterna basalis
tampak pula area intraventikular
hiperdens
2.8 Pemeriksaan
CT scan kepala: hiperdens pada 90-92% dalam 24 jam I, 80% setelah 3
PSA.
MRI: bila Angiografi (-), bisa tampak AVM
TCD untuk memonitor vasospasme
Pemeriksaan laboratorium :
Complete blood count, masa protrombin
PTT, APTT, fibrinogen, agregasi trombosit, D-dimer, protein C dan
S.
Blood typing dan screening.
2.9 Diagnosis
Diagnosis klinis stroke dibuat berdasarkan batasan stroke. Adanya deficit
neurologic fokal (atau global) yang timbul mendadak, berlangsung lebih 24 jam,
primer pada otak, merupakan petunjuk bahwa yang sedang kita hadapi adalah
primer), dapat memberikan gejala dan tanda klinik yang menyerupai stroke.
Dibawah ini merupakan langkah diagnosis stroke :
Tumor
Trauma
(2) Iskemik Perdarahan Infeksi
Fenomena Todd
Lain-lain
Trombotik - Intraserebral
Embolik - Subaraknoid
Terapi Umum
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu bidang;
ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik
sampai didapatkan hasilanalisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi. Demam
dan elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin
isotonik. Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika
nasogastrik. Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah
sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama.
Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi
segera dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal dan harus dicari
penyebabnya. Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-
obatan sesuai gejala. Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila
tekanan sistolik ≥220 mmHg, diastolik ≥120 mmHg, Mean Arterial Blood
Pressure (MAP) ≥ 130 mmHg (pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 30
menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal
ginjal. Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20%, dan obat yang
27
direkomendasikan: natrium nitroprusid, penyekat reseptor alfa-beta, penyekat
ACE, atau antagonis kalsium. Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik ≤ 90
mm Hg, diastolik ≤70 mmHg, diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam,
dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi
dapat diatasi. Jika belum terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik masih < 90
mmHg, dapat diberi dopamin 2-20 μg/kg/menit sampai tekanan darah sistolik ≥
110 mmHg. Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3 menit,
meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25 sampai 1 g/ kgBB per 30 menit,
dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum memburuk, dilanjutkan
0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan
Terapi Khusus
dan anti koagulan, atau yang dianjurkan dengan trombolitik rt-PA (recombinant
28
b. Stroke Hemoragik
Terapi umum
Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30
premorbid atau 15-20% bila tekanan sistolik >180 mmHg, diastolik >120 mmHg,
MAP >130 mmHg, dan volume hematoma bertambah. Bila terdapat gagal
300 mg; enalapril iv 0,625-1.25 mg per 6 jam; kaptopril 3 kali 6,25-25 mg per
dinaikkan 300, posisi kepala dan dada di satu bidang, pemberian manitol (lihat
Penatalaksanaan umum sama dengan pada stroke iskemik, tukak lambung diatasi
komplikasi saluran napas dicegah dengan fisioterapi dan diobati dengan antibiotik
spektrum luas.
Terapi khusus
bedah mempertimbangkan usia dan letak perdarahan yaitu pada pasien yang
29
shunting, dan perdarahan lebar >60 mL dengan tanda peningkatan tekanan
2.11 Prognosis
Indikator prognosis adalah : tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan
tingkat kesadaran. Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke
iskemik. Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami kecacatan
jangka panjang. Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam
setelah serangan, 33% diantaranya mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala,
besar, hematoma yang massive biasanya bersifat lethal.Jika infark terjadi pada
30
spinal cord, prognosis bervariasi tergantung keparahan gangguan neurologis. Jika
2.12 Komplikasi
lebih awal, yaitu: Pneumonia, septicemia (akibat ulkus dekubitus atau infeksi
saluran kemih), trombosis vena dalam dan emboli paru, infark miokard, aritmia
jantung, dan gagal jantung, ketidakseimbangan cairan. Sekitar 10% pasien dengan
infark serebri meninggal pada 30 hari pertama. Hingga 50% pasien yang bertahan
faktor yang mempunyai kontribusi pada disabilitas jangka panjang meliputi ulkus
BAB III
PENUTUP
31
3.1 Kesimpulan
Stroke atau Gangguan Peredaran Darah Otak (GPOD) adalah gangguan
fungsi otak, fokal (atau global), timbul mendadak (akut), berlangsung lebih dari
hemoragik. stroke iskemik terjadi karena trombotik disebabkan oleh agregasi dari
arteri di otak akibat jendalan darah benda asing yang terbawa aliran darah. Subtipe
dapatkan ciri dan gejala yang menunjang diagnose dari gangguan peredaran darah
DAFTAR PUSTAKA
Cohen SN. 2000. The subacute stroke patient: Preventing recurrent stroke. In Cohen SN.
32
PERDOSSI. 2007. Pedoman Penatalaksanaan Stroke. Perhimpunan Dokter Spesialis
33