Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
A. Hakikat Pancasila
1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pandangan Hidup Bangsa Berisikan
a. Konsep Dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan .
b. Pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang mendalam mengenai
wujud kehidupan yang dianggap baik oleh bangsa itu .
Pandangan hidup bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang
dimiliki bangsa itu :
a. Merupakan pedoman , pegangan dalam menhadapi setiap
masalah .
b. Diyakini kebenarannya
c. Menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya .
Suatu bangsa memerlukan pandangan hidup karena :
a. Untuk mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin dicapai
oleh bangsa itu .
b. Untuk memandang setiap masalah yang dihadapi bangsa itu
c. Untuk dipakai sebagai pedoman menentukan arah serta
bagaimana bangsa itu memecahkan masalah-masalah yang
timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju meliputi “
(1) Masalah politik
(2) Masalah ekonomi
(3) Masalah social budaya
(4) Masalah pertahanan keamanan
d. Untuk dipakai sebagai pedoman dalam membangun dirinya .
Apabila suatu bangsa tidak mempunyai pandangan hidup
akibatnya bangsa itu akan terombang –ambing dalam
menghadapi persoalan-persoalan yang akan timbul .
Persoalan-persoalan itu adalah :
a. Persoalan-persoalan dalam masyarakat sendiri ,
b. Persoalan-persoalan besar umat manusia dalam
pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia .
Pedoman hidup bnagsa Indonesi adalah Pancasila .
Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh
dari kelima sila-silanya , dalam pengertian :
(1) Masing-masing sila dari Pancasila tidak dapat
dipahami dan diberi arti secara terpisah dari
keseluruhan sila lainnya .
(2) Memahami secara terpisah dari sila lainnya akan
memperoleh pengertian yang keliru tentang
Pancasila .
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945 ,
melainkan melalui proses yang panjang didasari oleh sejarah
perjuangan bangsa dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa
lain dengan diilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia , dengan
tetap berakar pada kepribadian dan gagasan-gagasan besar
bangsa sendiri .
Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam
kepribadian bangsa , maka ia diterima sebagai Dasar Negara
yang mengatur hidup kenegaraan . Hal ini tampak dalam sejarah
bahwa meskipun dituangakn dalam rumusan yang agak berbeda
, namun dalam tiga buah Undang-Undang Dasar yang pernah
kita miliki yaitu pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 .
Dalam Mukadimah konstitusi RIS 1949 dan Mukadimah
Undang-undang Dasar Sementara 1950 , Pancasila tetap
tercantum didalamnya .
Pancasila selalu dikukuhkan dalam kehidupan
konstitusional , Pancasila yang menjadi pegangan bersama pada
saat-saat terjadinya krisis nasional dan ancaman terhadap
eksistensinya bangsa kita , merupakan bukti sejarah bahwa
Pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia
sebagai dasar kerohanian Negara , dan Sebagai Dasar Negara .
Dasar Negara ini jelas dikehendaki oleh seluruh rakyat
indonesia karena ia sebenarnya telah tertanam dalam kalbu
rakyat . Oleh karena itu ia juga merupakan seluruh rakyat
Indonesia .

Oleh karenanya yang penting adalah bagaimana kita memahami


menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi
kehidupan tanpa ini , maka Pancasila hanya merupakan
rangkaian kata-kata yang indah saja yang tertulis didalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 . Apabila Pancasila
tidak menyentuh kehidupan negara , tidak dirasakan wujudnya
dalam kehidupan sehari-hari , lambat laun pengertiannya akan
kabur dan kesetiaan kita kepada pancasila akan luntur .
Mungkin Pancasila akan tinggal dalam buku-buku sejarah
Indonesia . Apabila ini terjadi , maka segala kesalahan akan
melekat pada kita yang hidup dimasa ini , pada generasi yaang
telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela
Pancasila .
Perlu ditetapkan apabila kita membicarakan Pancasila maka
yang kita maksud adalah Pancasila yang tercantum didalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan .
5. Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia .
Rumusan Pancasila yang terdapat didalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 itulah yang kita gunakan sebab
rumusan yang demikian ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam siding
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia .
Seperti yang ditunjukan didalam ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1978, Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat
dan utuh karena masing-masing sila dari Pancasila tidak
dapat dipahami dan diberi arti secara terpisah dari
keseluruhan sila-sila lainnya . Memahami atau member arti
setiap sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan
menimbulkan pengertian yang keliru dan salah tentang
Pancasila .
3. Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum .
Pancasila merupakan sumber tertib hokum dan dasar Negara .
Segala peraturan yang ada , harus bersumber dan tidak boleh
menyimpang dan bertentangan dengan Pancasila . Dalam
ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 dijelaskan bahwa
sumber tertib hokum Republik Indonesia adalah pandangan
hidup , kesadaran , dan cita-cita hokum serta cita-cita moral
hokum yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa
Indonesia , yang sekarang menjadi dasar negara Indonesia yakni
Pancasila . Bahwa cita-cita tersebut meliputi cita-cita mengenai
kemerdekaan individu , kemerdekaan bangsa , perikemanusiaan
, keadilan social perdamaian nasional dan mondial . Cita-cita
moral mengenai masyarakat dan keagamaan sebagai
pengejawantahan dari hati nurani manusia .
Jelaskan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala
peraturan perundangan yang ada maupun yang akan dikeluarkan
didalam Negara Indonesia , apakah Undang Undang Dasar ,
undang-undang dan/atau peraturan pelaksanaannya .
Adapun tata urutan perundangan yang dimaksud menurut
Undang Undang Dasar 1945 sebagai berikut :
a. Bentuk peraturan perundangan
(1) Undang Undang Dasar (UUD)
(2) Ketetapan Majelis permudyawaran rakyat (TAP MPR)
(3) Undang-undang dan peraturan pemerintah pengganti
undang-undang (UU dan PERPERU)
(4) Peraturan Pemerintah (PP)
(5) Keputusan Presiden (KEPRES)
(6) Peraturan Pelaksana yang lebih rendah .
b. Ditinjau dari system konstitusi maka UUD 1945 merupakan
bentuk peraturan yang lebih tinggi , yang menjadin dasar
dan sumber bagi peraturan perundangan yang lebih tinggi
tingkatannya .
c. Undang Undang Dasar , ketentuan dalam pasal UUD adalah
ketentuan yang tertinggi tingkatannya , dan dilaksanakan
dengan :
(1) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat .
(2) Undang Undang
(3) Keputusan Presiden
d. Ketetapan Majelis Permusyawaran Rakyat (MPR) di bidang:
(1) Legislatif dilaksanakan dengan Undang Undang
(2) Eksekutif dilksanakan dengan keputusan presiden
e. Undang Undang untuk melaksanakan Undang Undang
Dasar dan ketetapan Majelis Permusyawaran Rakyat .
Peperpu dibuat dalam keadaan terpaksa (darurat)
f. Peraturan Pemerintah memuat ketentuan umum untuk
melaksanakan Undang Undang
g. Keputusan Presiden , keputusan yang bersifat khusus untuk
melaksanakan ketentuan :
(1) Undang Undang Dasar
(2) Ketetapan MPR di bidang eksekutif
(3) Peraturan Pemerintah
h. Peraturan lainnya yang lebih rendah .
B. Landasan Pendidikan Pancasila
Landasan pendidikan pancasila membicarakan adakah dasar-dasar
pembenar yang dapat diterima dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah
akademik bahwa Pendidikan Pancasila memang layak diberikan di jenjang
pendidikikan tinggi di Indonesia karena memiliki dasar atau landasan historis,
kultural, yuridis dan filosofis sebagai berikut.
1. Landasan Historis
Secara historis, nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila
pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara
Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri. Oleh karena itu berdasarkan fakta objektif secara historis
kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai
pancasila. Atas dasar pengertian dan alasan historis inilah maka sangat
penting bagi para generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual
kampus untuk mengkaji, memahami dan mengembangkan berdasarkan
pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki suatu kesadaran
serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai yang
dimilikinya sendiri. Konsekuensinya secara historis pancasila dalam
kedudukannya sebagai dasar filsafat negara serta ideologi bangsa dan
negara bukannya suatu ideologi yang menguasai bangsa. Namun justru
nilai-nilai dari sila-sila pancasila itu melekat dan berasal dari bangsa
Indonesia itu sendiri.1

1
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2003), hlm. 12.
2. Landasan Kultural
Pendidikan pancasila adalah proses pembudayaan atau pewarisan
budaya luhur bangsa dari generasi tua kepada generasi muda. Dalam
kebijakan pendidikan budaya dan karakter bangsa, pancasila merupakan
salah satu sumber nilai-nilai karakter bangsa. Dalam pendidikan karakter
diharapkan terjadi proses pewarisan budaya sekaligus pengembangan
nilai-nilai budaya bangsa sehingga tetap kontekstual dengan
perkembangan zaman.
Meskipun secara formal pancasila baru menjadi Dasar Negara
Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, tetapi jauh sebelum
itu bangsa Indonesia telah memiliki unsur-unsur pancasila dan bahkan
melaksanakannya di dalam kehidupan mereka. Secara Kultural, unsur-
unsur pancasila terdapat pada adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan,
kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan pada umumnya. Menurut
Notonegoro, bangsa Indonesia telah ber-pancasila sebelum bernegara,
yakni pancasila dalam kehidupan keagamaan dan kehidupan budaya.2
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan
tinggi tertuang dalam Pasal 35 Undang-Undang No. 12 Tahun 2012
disebutkan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata
kuliah Agama, Kewarganegaraan, Pancasila, dan Bahasa. Mata kuliah
pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan kepada mahasiwa mengenai ideologi bangsa Indonesia.
Dengan mengacu pada ketentuan perundangan tersebut maka pendidikan
pancasila memiliki pembenaran secara yuridis dan menjadi hal yang
wajib diberikan di perguruan tinggi.3

2
Winarno, Paradigma baru pendidikan pancasila, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 12-13.
3
Ibid., hlm. 14.
4. Landasan Filosofis
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan
filosofis bangsa Indonesia. Oleh karena itu sudah merupakan suatu
keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini
berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa
bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara
mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila pancasila yang
secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan
negara.
Secara Filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara
adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini
berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan
yang Maha Esa. Setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber
pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem peraturan perundang-undangan
di Indonesia. Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan termasuk dalam
proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan bahwa pancasila
merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, baik dalam
pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun
pertahanan dan keamanan.4

4
Kaelan, Op.Cit. hlm. 14.

Anda mungkin juga menyukai