Anda di halaman 1dari 42

PERPAJAKAN

•1
Dr. H. Vitra Yozie Chaniago, SE., ME., Ak., CA.

•Mobile : 0813-2273-1041 (WA)


•Email : lenggangvitra@gmail.com

•Education :
- STAN Prodip Keuangan – Jakarta.
- Magister Ekonomi Terapan (MET) Unpad – Bandung.
- Doktor Ilmu Akuntansi (DIA) Unpad - Bandung.

•Non Formal Education :


- Diklat Juru Sita Pajak Negara.
- Diklat Pemeriksa Pajak.
- Diklat Forensik Digital.
- Diklat Penyidik Pajak (Pusdik Reskrim Polri).
- Diklat Exim (Pusdik Exim Indonesia).
- Diklat Tindak Pidana Pencucian Uang (PPATK).
- Diklat Transfer Pricing – OECD.

•Occupation :
•Tax Investigator

•Teaching Experience :
- Sekolah Tinggi Akuntansi Negara - Jakarta
- Universitas Hasanuddin – Makassar
- Univ. Muslim Indonesia – Makassar
- Univ. 45 (Bosowa) – Makassar
- Univ. Padjadjaran - Bandung
DANI RAHMAT
Kelahiran Garut (40 tahun)

Pendidikan dan Latihan :


• Diklat TPP bagi PPNS, Jaksa, Hakim dan Polri-
Pusdiklat Mahkamah Agung (2018)
• Gashuku & Ujian Kenaikan Tingkat Sabuk Hitam
Tingkatan DAN II Institut Karate-do Nasional: Mako
Brimob Kelapa Dua (2015)
• Diklat Penyidikan Bukti Digital Forensik Tingkat
Dasar Angkatan I (2015)
• Short Course On Fraud Accounting Yokohama
National University (2014)
• Diktuk PPNS Pusdik Reskrim
Megamendung (2013)
• Gashuku & Ujian Kenaikan Tingkat Sabuk Hitam
Tingkatan DAN I Institut Karate-do Nasional: Yonif Pendidikan Formal :
300/Raider (2013)
• Prodip Pajak STAN
• Dikbang Spesialis Intelijen Pusdik Intelkam
POLRI (2010) • S-1 Akuntansi
• Dikdas Intelijen Pusdik Intelkam POLRI (2009) • S-1 Hukum
• Diklat Fungsional Pemeriksa Pajak Dasar (2007) • S-2 Kebijakan Publik
DEFINISI PAJAK
Pasal 1 (1) UU KUP

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara


yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang.
Dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

01/11/2019 •4
UNSUR PAJAK

1.Iuran / Kontribusi Rakyat


Kepada Negara
2.Tanpa Kontra Prestasi Secara
Langsung
3.Diatur UU / Dapat Dipaksakan
4.Membiayai Pengeluaran Umum

•5
FUNGSI PAJAK

Fungsi Budgetter
Sumber utama Penerimaan Negara

Fungsi Regulerend
Mengatur Praktek Sosial Ekonomi

01/11/2019 •6
POSISI HUKUM PAJAK

HUKUM PERDATA
HUKUM PERDATA UMUM
(hukum privat)
HUKUM PERDATA
KHUSUS
(hukum dagang)
HUKUM

HUKUM PIDANA

HUKUM PUBLIK HUKUM TATA NEGARA


(hukum umum) HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA
HUKUM PAJAK
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

◼ Asas Domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan WP yang bertempat tinggal di
wilayahnya (DN / LN).

◼ Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan
suatu negara

◼ Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas
penghasilan yang bersumber dari wilayahnya
tanpa memperhatikan tempat tinggal WP.
01/11/2019 •8
TEORI PEMUNGUTAN PAJAK

Teori Asuransi
Mempersamakan pembayaran pajak oleh rakyat
kepada negara sama dengan pembayaran premi
oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi.

Teori Kepentingan
Beban pajak dipungut berdasarkan tingkat
kepentingan masyarakat dalam suatu negara.

Teori Bakti
Rakyat wajar/baik/seharusnya bayar pajak
sebagai tanda baktinya kepada negara.

01/11/2019 •9
Teori Daya Pikul
Pembebanan pajak harus sama besarnya sesuai
dengan daya pikulnya masing-masing.

Teori Daya Beli


Daya beli masyarakat disebut pajak, yang
kemudian disalurkan kembali kepada
masyarakat melalui pembangunan.

Pasal 23 A UUD 1945.


Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU.
Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan
negara.
01/11/2019 10•10
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
a.Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang


memberi wewenang kepada pemerintah
(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang.

Ciri - ciri :
1. Besarnya PT ditentukan oleh Fiskus.
2. Wajib Pajak bersifat pasif.
3. Utang pajak timbul setelah diterbitkan SKP(Surat
Ketetapan Pajak).

01/11/2019 •11
b. Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang


memberi wewenang kepada WP untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang.

Ciri-cirinya :
1. Besarnya PT ada pada WP sendiri.
2. WP aktif, mulai dari menghitung,
memperhitungkan, menyetor dan melaporkan
PT.
3. Fiskus hanya mengawasi.

01/11/2019 •12
c. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang


memberi wewenang kepada pihak ketiga
(bukan fiskus dan bukan WP yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh WP.

Ciri-cirinya:
Wewenang menentukan besarnya pajak yang
terutang ada pada pihak ketiga (bukan Fiskus dan
WP).

01/11/2019 •13
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMUNGUT PAJAK
(THE FOUR MAXIM OF ADAM SMITH)

EQUALITY CERTAINTY CONVENIENCE ECONOMY

➢ Bersifat Adil ➢ Tidak ➢ Pada saat yang ➢ Biaya


➢ Ability to pay sewenang- tepat yang pemungutan
wenang tidak dan biaya
➢ Harus jelas dan menyulit-kan pemenuhan
pasti WP kewajiban
➢ Ketika WP pajak
ber- seminimal
Penghasilan mungkin

•14
KLASIFIKASI PAJAK

Menurut Sifat
Menurut Golongan
Menurut Pemungutnya

•15
MENURUT SIFATNYA

PAJAK SUBJEKTIF PAJAK OBJEKTIF

Berdasarkan pada Berdasarkan pada objek


subjek pajak kemudian pajak tanpa
dicari syarat obyek memperhatikan
pajaknya keadaan diri WP/
subjek pajaknya

•16
MENURUT GOLONGANNYA

PAJAK LANGSUNG PAJAK TIDAK


LANGSUNG

Pembebanannya Pajak yang


tidak dapat pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada dilimpahkan kepada
pihak lain dan harus pihak lain.
menjadi bebannya.
Contoh : PPh Contoh : PPN

•17
MENURUT PEMUNGUTNYA

PAJAK PUSAT PAJAK DAERAH

Pajak yang dipungut Pajak yang dipungut


oleh pemerintah oleh pemrintah
pusat daerah
Contoh : PPh, PPN, Contoh : PKB, Pajak
PPnBM, Bea Materai Hotel dan Restoran

•18
PAJAK DAERAH
Kabupaten /Kota Propinsi
• Pajak Hotel • Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB)
• Pajak Restoran
• Bea Balik Nama
• Pajak Hiburan Kendaraan Bermotor
• Pajak Reklame (BBNKB)
• Pajak Penerangan Jalan • Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor
• Pajak Mineral bukan Logam • Pajak Pengambilan &
dan Batuan Pemanfaatan Air Bawah
• Pajak Parkir Tanah
• Pajak Air Tanah • Pajak Rokok
• Pajak Sarang Burung Walet
• PBB Kota dan Pedesaan
• BPHTB
01/11/2019 •19
PAJAK PUSAT

1. Pajak Penghasilan (PPh)


2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM)
4. Pajak Bumi & Bangunan (PBB)
5. Bea Perolehan Hak atas Tanah &
Bangunan (BPHTB)
6. Bea Materai

01/11/2019 •20
Menghitung Pajak Terutang

0.5 % → jika omsetnya Rp 4.8 M Kebawah


Laporan Laba Rugi --→ jika Omset diatas 4.8 M
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
PMK Nomor : 101/PMK.010/2016

Rp 54.000.000,- Untuk diri Wajib Pajak

Rp. 4.500.000,- Tambahan untuk WP Kawin

Tambahan untuk setiap anggota


keluarga sedarah semenda
dalam garis keturunan lurus
Rp. 4.500.000,-
serta anak angkat yg menjadi
tanggungan sepenuhnya
maksimal 3 orang

Penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun kalender


atau awal bulan dari bagian tahun kalender
Tarif Pajak
Pasal 17 ayat (1)
Sampai dengan Rp. 50 juta 5% huruf a dan b

Diatas Rp. 50 juta s.d. Rp. 250 juta 15%

Diatas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 juta 25%

Di atas Rp. 500 juta 30%

25% Bagi Wajib Pajak Badan


Kredit Pajak
Merupakan pembayaran pajak yang telah dilakukan selama
periode tertentu;
Pengurang PPh terutang.
Berasal dari :
• PPh yang dipotong/ dipungut pihak lain (PPh Psl. 21/22/23/24)
• PPh yang dibayar/ diangsur sendiri (PPh Psl. 25)
SURAT PEMBERITAHUAN
(SPT)
•Audit investigatif
•dalam perpajakan

•Motif & modus


•Menghindar dari PAJAK
Administrasi Pemungutan Pajak

Penyidikan
Penyidik Pajak
Bukti Permulaan
Penyidik Pajak
Penagihan
Juru Sita Pajak Negara
Pemeriksaan
Fungsional Pemeriksa
Pajak
Pengawasan
Account Representative
KONSEKWENSI KEPATUHAN SUKARELA

Self Registration
Mendaftarkan sendiri NPWP/PKP; Lapor SPT

Self Correction
Pembetulan sendiri SPT:
Administratif KUP Pasal 8(1), (1a), (2a), (4), (6)
Pidana KUP Pasal 8(3)

Self Disclosure
Koreksi sendiri SKPKB KUP Pasal 15(3)

Self Termination of Investigation


KUP Pasal 44(b)
Pidana atau Administrasi

No Modus %
1. FP Tidak Berdasarkan Transaksi Sebenarnya 69
2. SPT tidak benar 17
3. Pemungutan tidak setor 8
4. Tidak menyampaikan SPT 3
5. Tindak Pidana Pencucian Uang terkait Pidana Pajak 3
Ruang Lingkup
Penegakan Hukum
IDLP

DIRJEN PAJAK

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS


IDLP

Intelijen Bagian Tahun Tahun Pengamatan


Masa Pajak
Pajak Pajak

TIDAK YA
Apakah ada
dugaan tindak
PIDANA

Pemeriksaan
Verifikasi Pemeriksaan Penyidikan
Bukper

31
Pemeriksaan bukti permulaan
Penyidik (PPNS DJP) dapat
meminta bantuan Penegak
Hukum Lain

▪ Bantuan Teknis
▪ Bantuan Taktis
▪ Bantuan Upaya Paksa
▪ Bantuan Konsultasi dalam rangka Penyidikan
Kap - han
Pasal 44 (2) KUP Wewenang Penyidik : Pasal 12 KUHAP

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti ket atau lap berkenaan dengan
tinpid di bidang perpajakan agar keterangan atau lap tersebut menjadi lebih lengkap
dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan ket mengenai OP atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tinpid di bidang
perpajakan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari OP atau badan sehubungan dengan tinpid
di bidang perpajakan;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tinpid di bidang
perpajakan;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,
dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tinpid
dibidang perpajakan;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang,
benda, dan/atau dokumen yangdibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tinpid di bidang perpajakan;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau ;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tinpid di bidang
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Pasal 44A
Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1)
menghentikan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat
(2) huruf j dalam hal tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa
tersebut bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan, atau
penyidikan dihentikan karena peristiwanya telah kadaluwarsa, atau
tersangka meninggal dunia.

Pasal 44B
(1) Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri
Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana
di bidang perpajakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
sejak tanggal surat permintaan.

(2) Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan setelah Wajib
Pajak melunasi utang pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang
tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi
administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak yang
tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan.
PENGHENTIAN PENYIDIKAN

Meminta
Penghentian
WP melunasi jumlah kerugian Menteri Penyidikan
Jaksa
pada Pendapatan Negara
sebesar: Keuangan Agung
a.Pajak yang tidak / kurang
Menghentikan
dibayar / seharusnya tidak dihitung berdasarkan BA
penyidikan
dikembalikan Pemeriksaan Ahli
paling lama 6
b.Jumlah pajak dalam faktur sebelum dilakukan
bulan sejak
pajak / bukti potput/bukti pelunasan
surat
setoran pajak permintaan
c.Ditambah denda 4 kali Menkeu
Terima kasih

•Tax specialist…….?

Anda mungkin juga menyukai