Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN

PRODUKSI, KEUANGAN,
PENGETAHUAN DAN LINGKUNGAN







NAMA : ALVIN SENJAYA
NPM : 12.2018.1.00363






A. MANAJEMEN PRODUKSI

Apa itu manajemen produksi? Pengertian Manajemen Produksi adalah sebagai
penataan proses pengubahan bahan mentah menjadi produk atau jasa yang
diinginkan sehingga memiliki nilai jual. Menurut situs UK Esays, produksi ini
dikategorikan menjadi beberapa bagian berdasarkan teknik:

Produksi yang diambil dari bahan mentah langsung kemudian diekstrak menjadi
produk yang diinginkan. Misalnya ekstraksi minyak untuk dibuat menjadi berbagai
macam produk.
Produk yang didapatkan dengan cara memodifikasi bahan baik secara kimiawi atau
parameter mekanis tanpa mengubah atribut fisiknya. Misalnya dilakukan dengan
memanaskan bahan baku di suhu yang tinggi.
Produksi dengan cara perakitan, misalnya komputer atau mobil.
Pemahaman pengertian manajemen produksi ini kerap dikesampingkan. Padahal
dari sini sebuah bisnis bisa melakukan efisiensi karena bagian ini memerlukan dana
yang tidak sedikit. Idealnya, bidang produksi harus melakukan beberapa hal seperti:

Peningkatan produktivitas
Menggunakan simbiosis industri
Perlindungan karyawan dari bahaya fisik
Penghilangan material yang berbahaya
Hal-hal di atas merupakan bagian yang paling banyak menguras kantong. Belum lagi
hukum yang berlaku, peraturan buruh dan juga hambatan lain yang berefek besar
pada budgeting produksi. Karena itu, penataan bagian produksi tidak hanya terbatas
pada membeli bahan baku murah saja, tapi pembetukan sistem dan pemanfaatan
teknologi supaya bisa bertahan dalam keadaan sulit.

Baca juga: Pengertian Logistik

Manajemen Produksi Menurut Para Ahli

Manajemen produksi merupakan bagian dari bidang manajemen (baca: Pengertian
Manajemen) yang berperan dalam mengkoordinasikan beberapa kegiatan untuk
mencapai tujuan. Beberapa ahli menjelaskan pengertian Manajemen Produksi,
diantaranya adalah:



1. Handoko (1999: 3)

Menurut Handoko, pengertian manajemen produksi dan operasional adalah
berbagai usaha pengelolaan secara optimal penggunaan semua sumberdaya (faktor-
faktor produksi); tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan lain
sebagainya, didalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi
berbagai produk atau jasa.

2. Sofyan Assauri (2008: 19)

Menurut Sofyan Assauri, pengertian manajemen produksi adalah kegiatan untuk
mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan berbagai sumber daya; sumber daya
manusia, sumber daya alat, sumber daya dana, dan bahan, secara efektif dan efisien
untuk menciptakan dan menambah kegunaan sebuah barang atau jasa.

3. Heizer dan Reider (2011:4)

Menurut Heiser dan Reider, Manajemen Produksi adalah rangkaian kegiatan yang
menghasilakn nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
output.

4. Irham Fahmi (2012:3)

Menurut Irham Fahmi, pengertian manajemen produksi adalah sebuah ilmu
manajemen yang membahas secara menyeluruh bagaimana pihak manajemen
produksi perusahaan menggunakan ilmu dan seni yang dimiliki dengan mengarahkan
dan mengatur orang-orang untuk mencapai hasil produksi yang diinginkan.

Artikel Terkait: Manajemen Operasional

Fungsi Manajemen Produksi

Seperti yang kita ketahui pada pengertian manajemen produksi, mereka tidak hanya
melakukan proses produksi, tapi juga melakukan berbagai hal lainnya. Menurut
Sofian Assauri (2004: 22), ada empat fungsi terpenting pada manajemen produksi,
diantaranya:

1. Perencanaan

Ini adalah keterkaitan dan pengorganisasian kegiatan produksi yang akan dilakukan
dengan dasar waktu atau periode tertentu. Dengan perencanaan yang baik maka
akan meminimalisir biaya produksi sehingga perusahaan bisa menentukan harga
yang sehat dan meraih untung yang besar.

2. Proses Pengolahan

Ini adalah metode atau teknik yang digunakan untuk mengolah masukan (input).
Proses ini sangat penting untuk pemanfaatan sumber daya secara maksimal dan
efisien.

3. Jasa Penunjang

Sarana yang diperlukan untuk penetapan dan metode yang digunakan agar proses
pengolahan bisa dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini seringkali diperlukan
guna membantu perusahaan bersaing secara sehat dengan meningkatkan produksi
dan hasil yang berkualitas.

4. Pengendalian/ Pengawasan

Ini merupakan fungsi untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
perencanaan, dengan begitu maksud dan tujuan dalam menggunakan dan
pengolahan masukan (input) dapat dilaksanakan.

Proses ini akan membantu perusahaan mencapai visi dan misi, meningkatkan
reputasi perusahaan, serta mempermudah pekerjaan departemen lain seperti
marketing, finansial atau pun personalia. Mereka memiliki tanggung jawab untuk
memproduksi barang yang sesuai standar pasar sehingga penjualan bisa meningkat.



Peran manajemen produksi ini tentu saja sangat besar meskipun pada bisnis skala
kecil. Ketika menejemen produksi dilakukan dengan tepat, bukan tidak mungkin
biaya produksi mampu ditekan.

Di samping itu, hal ini juga penting untuk melihat apakah sumber daya yang dimiliki
benar-benar efektif. Selain itu, kerjasama antara beberpaa bidang juga sangat
diperlukan, khususnya bidang operasional yang nanti bersentuhan dengan
konsumen secara langsung.

Baca juga: Manajemen Pemasaran

Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Dilihat dari cara mengambil kebijakan utama dan keputusan, ada tiga kategori di
dalam ruang lingkup manajemen produksi:

1. Keputusan/ Kebijakan Mengenai Desain

Keputusan ini termasuk dalam keputusan jangka panjang, dimana di dalamnya
meliputi; penentuan desain produk yang akan dibuat, lokasi dan tata letak pabrik,
desain kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan, desain metode dan teknologi
pengolahan, desain organisasi perusahaan, dan desain job description dan job
specification.

2. Kebijakan/ Keputusan Mengenai Transformasi

Keputusan operasi ini sifatnya jangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis dan
operasional. Kebijakan ini mencakup jadwal produksi, gilir kerja (Shift), anggaran
produksi, jadwal penyerahan masukan ke sub-sistem pengolahan, dan jadwal
penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.

3. Keputusan/ Kebijakan Mengenai Perbaikan

Kebijakan ini sifatnya berkesinambungan, maka kebijakan ini dilakukan secara rutin.
Beberapa kegiatan yang ada di dalamnya meliputi perbaikan secara kontinu
terhadap mutu keluaran, keefektifan dan keefisienan sistem, kapasitas dan
kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan
terus-menerus atas metode penyelesaian atau pengerjaan produk.

Baca juga: Pengertian Efektivitas

Aspek-Aspek Manajemen Produksi

Untuk mendapatkan hasil produksi yang sesuai harapan, perlu dilakukan beberapa
tahapan penting dalam proses produksi. Berikut ini tahapan dan aspek di dalam
Manajemen Produksi:

1. Perencanaan Produksi

Tujuan perencanaan produksi adalah agar proses produksi yang dilaksanakan
berjalan secara sistematis. Beberapa keputusan yang berhubungan dengan
perencanaan produksi diantaranya;

Jenis barang
Bahan baku yang digunakan
Kualitas barang
Kuantitas barang
Pengendalian produksi
2. Pengendalian Produksi

Pengendalian atau kontrol produksi sangat diperlukan agar proses produksi berjalan
sesuai dengan perencanaan yang ditentukan dengan biaya yang optimal. Beberapa
kegiatan dalam pengendalian produksi;

Membuat perencanaan
Menyusun jadwal kerja
Menentukan target market produk
3. Pengawasan Produksi

Tujuan pengawasan produksi adalah agar hasil produksi sesuai dengan apa yang
diharapkan, tepat waktu, dan dengan biaya yang optimal. Beberapa kegaitan
pengawasan produksi adalah:

Menetapkan kualitas barang
Membuat standar barang
Pelaksanaan produksi sesui jadwal
Bagaimana Agar Produksi Berjalan Efektif?

Mengutip dari Valleysierrasbdc.com, setelah kita memahami pengertian manajemen
produksi, langkah selanjutnya adalah melakukan planning produksi. Prosesnya
meliputi pengaturan, pengendalian, dan optimasi pekerjaan serta beban kerja.

Penjadwalan digunakan untuk mengoperasikan mesin, pendanaan, sumber daya,
proses produksi dan pembelian material. Nah, penjadwalan atau scheduling ini
terbagi menjadi dua macam:

Forward scheduling
Backward scheduling

B. MANAJEMEN KEUANGAN

Apa yang dimaksud dengan manajemen keuangan (financial management)?
Pengertian Manajemen Keuangan adalah semua aktivitas atau kegiatan perusahaan
yang berkaitan dengan bagaimana cara mendapatkan, menggunakan, dan mengelola
keuangan perusahaan.

Financial management adalah kegiatan manajemen yang bertujuan untuk mengelola
dana maupun aset-aset yang dimiliki perusahaan untuk dimanfaatkan pada hal-hal
atau kegiatan yang membantu tercapainya tujuan utama perusahaan tersebut, yaitu
profit.

Dalam perusahaan atau bisnis, manajemen keuangan memiliki 3 aktivitas utama
yang dilakukan oleh manajer keuangan yaitu:

Perolehan dana
Aktivitas penggunaan dana
Pengelolaan aktiva
Ketiga hal tersebut berkaitan dengan sumber dana internal maupun eksternal
perusahaan. Modal kerja dan kepemilikan saham juga termasuk tugas dalam
manajemen keuangan. Lebih dalam tentang tujuan dan peran financial management
dalam bisnis akan dibahas secara lengkap dalam artikel ini.


Manajemen Keuangan Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah penjelasan mengenai manajemen keuangan berdasarkan
penjelasan dari para ahli:

1. Bambang Riyanto

Menurut Bambang Riyanto, pengertian manajemen keuangan adalah semua
aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan pendanaan
yang diperlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paling
menguntungkan, serta usaha untuk menggunakan dana tersebut se-efisien mungkin.

2. J. L. Massie

Menurut J. L. Massie, pengertian manajemen keuangan adalah aktivitas operasional
bisnis yang bertanggung jawab untuk mendapatkan dan menggunakan dana yang
diperlukan untuk kegiatan operasional yang efektif dan efisien.

3. Agus Sartono

Menurut Agus Sartono, pengertian manajemen keuangan adalah semua yang
berhubungan dengan pengalokasian dana dalam bermacam bentuk investasi secara
efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau untuk
pembelanjaan secara efisien.

4. J. F. Bradley

Menurut J. F. Bradley, manajemen keuangan adalah bidang manajemen bisnis yang
ditujukan untuk mengelola penggunaan modal secara bijaksana, selektif, dan
seksama dari sumber modal untuk memungkinkan unit pengeluaran untuk bergerak
ke arah mencapai tujuannya.

5. Sonny S.

Menurut Sonny S, pengertian manajemen keuangan adalah kegiatan perusahaan
yang berhubungan dengan bagaimana cara mendapatkan dana, menggunakan dana,
dan mengelola asset sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh.

6. Grestenberg

Menurut Grestenberg, pengertian manajemen keuangan adalah bagaimana suatu
bisnis diselenggarakan untuk mendapatkan dana, cara memperoleh dana,
penggunaan dana tersebut, dan bagaimana bisnis didistribusikan.

7. Sutrisno

Menurut Sutrisno, arti manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan
dengan usaha-usaha untuk memperoleh dana perusahaan dengan biaya yang murah
serta usaha untuk memakai dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.

8. James VanHorne

Menurut James VanHorne, pengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas
yang berhubungan dengan perolehan dana dan pengelolaan pendanaan, serta untuk
pengelolaan aktiva dengan tujuan semua aktivitas perusahaan.

9. Weston dan Copeland

Menurut Weston dan Copeland, pengertian manajemen keuangan adalah suatu
fungsi dan tanggung jawab para manajer keuangan. Fungsi pokok manajemen
keuangan yaitu menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan
kegiatan usaha, dan pembagian dividen (baca: Pengertian Dividen) pada suatu
perusahaan.

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Ruang lingkup manajemen keuangan
Seperti yang sudah dijelaskan dalam pengertian manajemen keuangan diatas sebagai
upaya untuk mengelola aset-aset perusahaan, sehingga manajemen ini memiliki
ruang lingkup khusus yang harus dipahami seorang manajer diantaranya:

1. Keputusan Pendanaan

Ini mencakup segala kebijakan yang berkaitan dengan cara memperoleh dana seperti
kebijakan untuk menerbitkan obligasi atau kebijakan untuk mencari hutang jangka
pendek maupun jangka panjang. Dana yang dimaksud bisa bersumber dari internal
perusahaan sendiri maupun dari eksternal.

2. Keputusan Investasi

Semua yang berkaitan dengan pembentukan kebijakan untuk penanaman modal
seperti aktiva tetap atau fixed assets. Modal bisa berupa tanah, gedung maupun
sarana prasarana perusahaan termasuk mesin produksi. Investasi (baca: Pengertian
Investasi) bisa juga dalam bentuk aktiva finansial seperti surat-surat berharga, saham
dan obligasi.



3. Keputusan Pengelolaan Aset

Kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan aset secara efisien untuk mencapai
tujuan perusahaan.

Tujuan Manajemen Keuangan

Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan manajemen keuangan
Di atas telah dijelaskan bahwa financial management dilakukan sebagai proses untuk
mengendalikan aset-aset perusahaan terutama dalam bentuk dana. Sehingga
manajemen keuangan memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai, diantaranya:

1. Memaksimalkan Keuntungan

Melalui kebijakan yang tepat, financial management bisa memaksimalkan
keuntungan perusahaan dalam jangka panjang.

2. Menjaga Arus Kas

Manajer keuangan berperan untuk menjaga arus kas (cash flow). Setiap hari
perusahaan sudah pasti akan mengeluarkan dana misalnya untuk pembelian bahan
baku, pembayaran gaji anggota, sewa dan pembayaran lainnya. Sehingga jika tidak
diawasi dan dikendalikan bisa menyebabkan overbudget yang merugikan
perusahaan.

3. Mempersiapkan Struktur Modal

Menyeimbangkan antara pembiayaan yang dimiliki dengan dana yang dipinjam.
Tujuannya untuk mempersiapkan struktur modal.

4. Memaksimalkan Pemanfaatan Keuangan Perusahaan

Manajer keuangan bertindak untuk mengawasi penggunaan uang perusahaan.
Anggaran yang digunakan untuk kegiatan yang tidak menguntungkan perusahaan
dapat di pangkas dan di alokasi untuk kegiatan lain.

5. Mengoptimalkan Kekayaan Perusahaan

Manajer keuangan berupaya untuk memberikan dividen semaksimal mungkin
kepada pemegang saham dan berusaha untuk meningkatkan pasar saham karena
berkaitan dengan kinerja perusahaan.

6. Meningkatkan Efisiensi

Manajer keuangan berupaya untuk meningkatkan efisiensi semua departemen
dalam organisasi. Penyaluran dana yang tepat dalam semua aspek akan berdampak
dalam peningkatan efisiensi perusahaan.

7. Memastikan Kelangsungan Hidup Perusahaan

Perusahaan bisa bertahan dalam persaingan bisnis yang kompetitif merupakan
peranan dari bagian keuangan. Keputusan yang berhubungan dengan keuangan
harus dilakukan secara hati-hati karena kesalahan penggunaan keuangan bisa
mengakibatkan kebangkrutan.

8. Mengurangi Resiko Operasional

Dengan manajemen keuangan yang baik maka resiko operasional akan dapat
diminimalisir. Resiko ketidakpastian dalam bisnis harus disikapi dengan keputusan
yang tepat oleh manajer keuangan.

9. Mengurangi Biaya Modal

Perencanaan struktur modal harus dibuat sedemikian rupa oleh manajer keuangan
agar penggunaa biaya modal dapat diminimalisir.

Fungsi Manajemen Keuangan

Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan
Keuangan merupakan komponen yang paling riskan bagi suatu bisnis atau
perusahaan. Keuangan perlu dikelola dan dikendalikan dengan baik oleh seorang
manajer keuangan. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
bertahan dalam bidang finansial.

Berikut ini beberapa fungsi manajemen keuangan:

1. Perencanaan Keuangan dan Anggaran (Budgeting)

Segala kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan penggunaan anggaran dana
perusahaan maka perlu di rencanakan dengan baik. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
tidak menguntungkan, anggarannya dapat dipotong atau dipangkas. Alokasi dana
perlu dipertimbangkan untuk hal-hal yang dapat memaksimalkan keuntungan
perusahaan.

2. Pengendalian (Controlling)

Setiap kegiatan yang sudah dijalankan perlu dilakukan evaluasi keuangan. Sehingga
bisa menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.

3. Pemeriksaan (Auditing)

Audit internal terkait keuangan perlu dilakukan agar sesuai dengan kaidah standar
akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.

4. Pelaporan (Reporting)

Dengan adanya manajamen keuangan, maka setiap tahunnya akan ada pelaporan
keuangan yang berguna untuk menganalisis rasio laporan laba dan rugi perusahaan.

C. MANAJEMEN PENGETAHUAN

Manajemen Pengetahuan (bahasa Inggris: Knowledge management) adalah
kumpulan perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis,
mengorganisasi, meningkatkan, dan membagikan pengertian dan pengalaman.
Pengertian dan pengalaman semacam itu terbangun atas pengetahuan, baik yang
terwujudkan dalam seorang individu atau yang melekat di dalam proses dan aplikasi
nyata suatu organisasi. Fokus dari MP adalah untuk menemukan cara-cara baru
untuk menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang bermanfaat, hingga
akhirnya menjadi pengetahuan.

Cut Zurnali[siapa?] (2008) mengemukakan istilah knowledge management pertama
sekali digunakan oleh Wiig pada tahun 1986, saat menulis buku pertamanya
mengenai topik Knowledge Management Foundations yang dipublikasikan pada
tahun 1993. Akhir-akhir ini, konsep knowledge management mendapat perhatian
yang luas. Hal ini menyatakan secara tidak langsung proses pentransformasian
informasi dan intellectual assets ke dalam enduring value. Knowledge management
merupakan kekhususan organisasi (organization-specific), ketika perhatian dasarnya
adalah ekploitasi dan pengembangan organizational knowledge assets kepada
tujuan-tujuan organisasi selanjutnya. Knowledge management bukan merupakan
sesuatu yang lebih baik (better things), tapi untuk mengetahui bagaimana
mengerjakan sesuatu dengan lebih baik (things better).

Kegiatan manajemen pengetahuan (MP) ini biasanya dikaitkan dengan tujuan
organisasi semisal untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan
bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih
tinggi. Pada umumnya, motivasi organisasi untuk menerapkan MP antara lain:

Membuat pengetahuan terkait pengembangan produk dan jasa menjadi tersedia
dalam bentuk eksplisit
Mencapai siklus pengembangan produk baru yang lebih cepat
Memfasilitasi dan mengelola inovasi dan pembelajaran organisasi
Mendaya-ungkit keahlian orang-orang di seluruh penjuru organisasi
Meningkatkan keterhubungan jejaring antara pribadi internal dan juga eksternal
Mengelola lingkungan bisnis dan memungkinkan para karyawan untuk mendapatkan
pengertian dan gagasan yang relevan terkait pekerjaan mereka
Mengelola modal intelektual dan aset intelektual di tempat kerja
Pengetahuan bukanlah sekadar informasi. Pengetahuan bersarang bukan di wadah
tempat disimpannya informasi (semisal basis data), melainkan berada di pengguna
informasi bersangkutan. Terdapat beberapa hal yang membedakan antara
pengetahuan, informasi, dan data. Memahami beda antara ketiganya sangatlah
penting dalam memahami MP.

Transfer pengetahuan (salah satu aspek dari manajemen pengetahuan) dalam
berbagai bentuk, telah sejak lama dilakukan. Contohnya adalah melalui diskusi
sepadan dalam kerja, magang, perpustakaan perusahaan, pelatihan profesional, dan
program mentoring. Walaupun demikian sejak akhir abad ke-20, teknologi tambahan
telah diterapkan untuk melakukan tugas ini, seperti basis pengetahuan, sistem
pakar, dan repositori pengetahuan.

D. MANAJEMEN LINGKUNGAN

Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kebutuhan manusia juga semakin
berkembang. Hal ini disebabkan oleh keingintahuan manusia yang semakin maju.
Oleh karena itu ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.

Hal ini menyebabkan manusia bertindak semaunya meskipun sudah ada peraturan-
peraturan atau hukum yang disahkan oleh pemerintah dalam pengendalian proses
produksi kebutuhan manusia terutama kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal
ini akan menyebabkan SDA semakin lama semakin berkurang jika tidak ada
pengendaliannya dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu,
sebagai pemerintah yang bijak harus mengoptimalkan peraturan mengenai
lingkungan yang biasa disebut dengan manajemen lingkungan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen
(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi
kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998). Pengertian
lainnya yaitu Manajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja yang dapat
diintegrasikan ke dalam proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur,
mengelola dan mengontrol dampak-dampak lingkungan secara efektif, dan oleh
karenanya merupakan risiko-risiko lingkungan.

Untuk lebih memperjelas mengenai manajemen lingkungan, sebaiknya pembaca
memahami isi dalam makalah ini agar lebih memudahakn para pembaca dalam
menangani masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia pada umumnya dan yang
terjadi di lingkungan sehari-hari.
A. Pengertian
Untuk menjelaskan definisi manajemen lingkungan, kita lihat definisi manajemen
secara umum sebagai berikut :

Manajemen menurut pengertian Stoner & Wankel (1986) adalah proses
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha
anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. Sedangkan menurut Terry (1982)
manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dan banyak definisi lain, namun pada intinya manajemen adalah sekumpulan
aktifitas yang disengaja (merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan) yang
terkait dengan tujuan tertentu. Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala
sesuatu disekitar subyek manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen
lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan: tanah, udara, air, sumberdaya alam,
flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik sentral isu
lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan sekumpulan
aktifitas merencanakan, mengorganisasikan, dan menggerakkan sumber daya
manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang
telah ditetapkan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen
(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi
kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998). Pengertian
lainnya yaitu Manajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja yang dapat
diintegrasikan ke dalam proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur,
mengelola dan mengontrol dampak-dampak lingkungan secara efektif, dan oleh
karenanya merupakan risiko-risiko lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini
sebelum adanya ISO 14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki
standar tertentu dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional
berbeda penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen
lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut
dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).

Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS) adalah
'that part of the overall management system which includes organizational structure
planning, activities, responsibilities, practices, procedures, processes, and resources
for developing, implementing, achieving, reviewing, and maintaining the
environmental policy'.

Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan
lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen kunci yaitu pernyataan kebijakan
lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang lebih
luas. Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen
lingkungan dalam 2 macam yaitu:
lingkungan internal yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi. Yaitu
yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang diterima oleh
karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD, asuransi pegawai, dll.
lingkungan eksternal yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi. Yaitu
segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk
masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang mewakilinya (Pemerintah,
pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait yaitu komunikasi dan hubungan
dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke saluran
umum, perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.

Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup dalam sistem
manajemen lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan internal
dan eksternal. Elemen pokok manajemen lingkungan sesuai dengan definisi diatas
terkait dengan aspek lingkungan dan dampak lingkungan.

B. Kebijakan-Kebijakan Mengenai Manajemen Lingkungan Di Dunia

Wawasan pengetahuan terhadap lingkungan memberikan polarisasi dalam cara
pandang di negara-negara maju dan di negara-negara berkembang. Cara pandang ini
menjadi berbed, dipengaruhi oleh tingkat kemajuan teknologi, kesejahteraan,
keamanan, dan kepedulian masing-masing negara tersebut.
Pada negara maju, kerusakan lingkungan dipandang sebagai ancaman terhadap
kehidupan. Sebaliknya, pada negara berkembangyang masih bergulat dengan
pemenuhan kebutuhan dasar hidup, kepedulian terhadap lingkungan masih rendah
dan mereka belum mempunyai sistem penanganan lingkungan yang memadai.
Beberapa kerusakan lingkungan mencuat ke permukaan disebabkan kelalaian
manusia, penguasaan pengetahuan tentatang lingkungan yang rendah, serta
bencana alam.
Dalam kaitannya dengan lingkungan, biasanya suatu negara telah mempunyai sistem
pencegahan dan penanganan kerusakan lingkungan dengan membuat aturan hukum
yang mengikat untuk proyek yang akan dilaksanakan. Beberapa kebijakan yang telah
dibuat dapat dijelaskan sebagai berikut ( Kementrian Lingkungan Hidup, 2005 ):
1. Amerika Serikat memberlakukan undang-undang mengenai penyertaan laporan
Analisis Dampak Lingkungan untuk proyek-proyek besar berlaku 1 Januari 1969, yaitu
National Environtmental Policy Act ( NEPA ), yang merupakan reaksi atas kerusakan
lingkungan akibat pencemaran pestisida, limbah industri, rusaknya habitat
tumbuhan dan hewan langkah.
2. Indonesia memberlakukan undang-undang No. 4 Tahun 182 tetang Ketentuan-
Ketentuan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pelaksanaannya diatur Peraturan
pemerintah No. 29 Tahun 1986 yang berlaku 5 Juni 1987.
3. Tahun 1994 diterbitkan keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup, yaitu KEP-
12/MENLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
( UKL ) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ). Kemudian terbit lagi
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dilanjutkan dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tetang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ). Jenis rencana usaha dan kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan AMDAL diputuskan oleh Mntri Lingkungan Hidup pada PP
No. 17 Tahun 2001.
4. Masyarakat dunia telah memikirkan secara bersamaan mengenai isu kerusakan
lingkungan hidup pada Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT ) Manusia dan Lingkungan di
Stockholm tahun 1972. Pada tahun 1992 di Rio de Janeiro dilakukan KTT Bumi yang
berisi tentang lingkungan dan pembangunan, dimana kerusakan lingkungan
disebabkan pembangunan yang tidak berkelanjutan. Kemudian pada tahun 2002
dilakukan KTT Pembangunan Berkelanjutan [ World Summit on Sustainable
Dvelopment ( WSSD ) ] di Johannesburg yang menghasilkan Agenda 21, yang
kemudian menghasilkan kesepakatan rencana tindak kegiatan yang disepakati dunia
untuk memecahkan masalah lingkungan dan pembanguna dengan fokusnya yaitu air,
energi, kesehatan, pertanian, dan keanekaragaman hayati harus peduli terhadap
lingkungannya.
C. Rencana Kerja Pemerintah Indonesia Mengenai Manajemen Lingkungan ( RKP,
2005 )

Indonesia yang mempunyai potensi SDA yang besar sebagai penghasil devisa negara,
mempunyai banyak masalah dalam hal lingkungan hidup sebagai akibat dari
eksplorasi SDA yang tidak terencana dengan baik. Dikaitkan dengan KTT
Pembangunan Berkelanjutan 2002, sangat relevan bila Indonesia harus memiliki
agenda pembangunan khususnya SDA dan Lingkungan Hidup. Hal ini telah tercantum
dalam Rencana Kerja Pemerintah ( RKP 2005 ), yang isinya sebagai berikut :
1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Sasaran yang hendak dicapai adalah terlindungnya kawasan konversi dan kawasan
lindung dari kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak terkendali dan eksploatif.
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain : pengkajian kembali kebijakan
konversi dan perlindungan SDA, pengembangan insentif, pemanfaatan jasa
lingkungan, penanggulangan konversi lahan pertanian produktif, pengakuan hak
adat dan ulayat serta pengenmbangan masyarakat setempat, pengembangan
kemitraan, penegakan hukum, pengembangan kawasan konversi laut, dan suaka
perikanan.
2. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Sasaran yang akan dicapai adalah berkurangnya laju kerusakan SDA dan pemulihan
kondisi sumber daya hutan, lahan, laut dan pesisir, perairan tawar serta sumber daya
mineral agar optimal dalam fungsinya sebagai faktor produksi maupun penyeimbang
lingkungan. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan antara lain evaluasi dan
perencanaan DAS, reboisasi dan penghijauan , pembanguna hutan tanam industri,
rehabilitasiekosistem, restocking sumber daya perikanan, rehabilitasi areal bekas
tambang terbuka.


3. Program Pengembangan Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatkan pengelolaan SDA dan lingkungan
hidup melalui tata kelola yang baik berdasarkan prinsip transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain s: Pengembangan
kapasitas institusi dan aparatur, penguatan kapasitas kelembagaan pusat dan aerah,
pengembangan tata nilai sosial berwawasan lingkungan, penetapan standar
pelayanan minimal bidang lingkungan, pengembangan produksi bersih lingkungan
dan pelaksanaan perjanjian internasional yang telah disepakati.

4. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Sasaran yang akan dicapai adalah menurunkan tingkat pencemaran lingkungan dan
menuju terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Kegiatan pokok yang
akan dilaksanakan, antara lain : Penyusunan kebijakan di bidang pengendalian
lingkungan, penetapan indeks baku mutu lingkungan dan limbah, pengendalian
pencemaran lingkungan, pengembangan teknologi berwawasan lingkungan dan
pengembangan sistem penilain kinerja lingkungan.

5. Program Peningkatan Kualitas, Akses Informasi SDA dan Lingkunganara, dan
mudah
Sasaran yang akan dicapai adalah tersedianya data dan informasi yan lengkap,
akudiakses oleh pelaku kepentingan dan masyarakat luas. Kegiatan pokok yang akan
dilaksanakan, antara lain : Penysusnan data dasar potensi dan daya dukung kawasan
ekosistem, penyusunan statistik bidang lingkungan hidup baik tingkat nasional
maupun daerah, pengembangan sistem jaringan laboratorium nasional bidang
lingkungan, pengembangan SDA, penerapan PDB Hijau.

Dari beberapa kebijakan tersebut, dapat dipastikan bahwa isu lingkungan menjadi
menarik perhatian seluruh dunia karena timbulnya dampak akibat kegiatan yang
dilakukan manusia yang biasanya dalam bentuk tak terorganisasi, seperti proyek-
proyek kecil dan besar dengan tingkat kerusakan cukup besar.

Dalam perkembangan selanjutnya dilakukan usaha-usaha mengelola dan menata
lingkungan akibat dari dampak kegiatan berupa proyek pembangunan. Gerakan
manajemen lingkungan dan penetapan standarnya dimulai pada awal tahun 1990
dengan kerja sama Internasional Standar Organizatio ( ISO ) sera badan standar dari
beberapa negara dengan membentuk Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001
pada tahun 1996. Sistem ini bertujuan memberi cara kepada pelanggan/perusahaan
dalam penerapan dan penyempurnaan sistem manajemen lingkungan sera
membantu meningkatkan sistem manajemen lingkungan dalam memenuhi
kinerjanya. Struktur isinya berupa tindakan perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan
dan tindakan koreksi serta standar panduan terpisah.

Isi sistem manajemen ISO 14001 mencakup beberapa unsur ter-integrasi dengan ISO
9000 untuk manajemen mutu. Ruang ISO 14001 mempunyai elemen-elemen kunci di
dalamnya terdapat sub-sub elemen, terdiri atas : Umum, Kebijakan Lingkungan,
Perencanaan, Penerapan dan Operasi, Pemeriksaan danTindakan Koreksi.

D. Pengendalian Manajemen Lingkungan

Pengendalian lingkungan adalah fase terakhir dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pemeriksaan sistem manajemen lingkungan. Hal pertama yang dilakukan dalam
pengendalian adalah melakukan pengendalian terhadap dokumen sehingga
perusahaan dapat menyusun dan memelihara dokumen, memenuhi persyaratan
elemen-elemen yang memadai dalam menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan.
Pengendalian dokumen mempunyai sasaran sebagai berikut:
· Menjamin bahwa dokumen yang diterbitkan telah diperiksakebenarann
materinya dan disahkan olehpetugas yang berwenang
· Distribusi dokumen hanya kepada yang berwenang
· Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh yang berwenang

Setelah dilakukan identifikasi terhadap aspek lingkungan, selanjutnya adalah
melakukan analisis dengan cara menilai dampak lingkungan yang terkait. Beberapa
aspek lingkungan yang memengaruhi adalah sebagai berikut:
· Dampak pada pencemaran, terdiri atas: Air, udara, Radiasi,Kontakminasi
tanah,Produksi Limbah
· Dampak pada ekologi terdiri atas : Tumbuhan dan binatang, keanekaragaman
hayati, habitat, Alam.
· Dampak pada sumber Daya Alam terdiri atas: Tanah pertanian, sumber daya
hutan, kesedian air tanah, mineral dan tambang, sumber daya laut, sumber daya
energi, kehidupan satwa liar, kehidupan hutan tropis,Kehidupan tumbuhan langka.

E. Audit Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management System)

Dalam ISO 14001, organisasi perusahaan diwajibkan melakukan audit agar sistem
manajemen lingkungan yang direncanakan dapat dilaksanakan, diperiksa dan
dilakukan tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan. Jadwal waktu program audit
dilakukan atas dasar pentingnya aspek-aspek lingkungan yang terdokumentasi dalam
penilaian. Perencanaan yang termasuk dalam program sistem manajemen
lingkungan dapat dievaluasi dengan kegiatan-kegiatan terkait dan dengan hasil audit
sebelumnya. Prosedur audit meliputi : Lingkup Audit, Metodologi, Penanggung
Jawab, Persyaratan Pelaksanaan Pelaporan, dan Dokumentasi.

EMS adalah siklus berkelanjutan dari kegiatan perencanaan, implementasi, evaluasi
dan peningkatan proses, yang diorganisasi sedemikian sehingga tujuan bisnis
perusahaan/pemerintah dan tujuan lingkungan padu dan bersinergi.
EMS yang efektif, dibangun pada konsep TQM (Total Quality Management), misalnya
pada ISO 9000. Untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan, organisasi tidak hanya
tahu apa yang terjadi, tetapi juga harus tahu mengapa terjadi.
· Manfaat EMS
Meningkatkan kinerja lingkungan.
Mengurangi/menghilangkan keluhan masyarakat terhadap dampak lingkungan.
Mencegah polusi dan melindungi sumber daya alam.
Mengurangi resiko.
Menarik pelanggan dan pasar baru (yang mensyaratkan EMS).
Menaikkan efisiensi/mengurangi biaya.
Meningkatkan moral karyawan.
Meningkatkan kesan baik di masyarakat, pemerintah dan investor.
Meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian karyawan terhadap lingkungan.


F. Rusaknya Manajemen Lingkungan di Indonesia
Rusaknya manajemen lingkungan kita! Itulah kalimat yang terlintas dalam benak
saya. Tampaknya kita sepele mendengar, dan melihat kata, seperti kata lingkungan.
Namun di balik kata lingkungan itu, mengandung sejuta makna yang sangat erat
kaitannya dengan kehidupan dan keberlangsungan hidup umat manusia. Segala
sesuatunya sangat erat kaitannya dengan lingkungan..

Bahkan menurut Bloom, derajat kesehatan terdiri dari empat faktor yakni
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Jadi semua tindak dan
tanduk manusia berawal dari lingkungan.

Dewasa ini, beberapa media menayangkan banjir yang ada di Kota Jakarta,
Semarang dan tragedi yang tidak diinginkan yang terjadi di Situ Gintung, di wilayah
Tangerang, Banten. Betapa sedihnya melihat saudara kita yang terkena musibah ini.
Mereka yang ditanyai komentar, hanya menjawab dan meminta
pertanggungjawaban pemerintah. Seolah–olah pemerintah yang harus menjaga
kebersihan dan harus memadai dan membenahi lingkungan mereka. Dari segi
bantuan, baiklah pemerintah yang harus menolong dan memberi subsidi kepada
rakyat yang terkena musibah.

Namun di Situ Gintung, beberapa warga mengaku sudah melaporkan kejadian
ini kepada pemerintah daerah mengenai Tanggul yang mereka minta segera
diperbaiki. Tetapi lagi-lagi kesiapan pejabat berwenang kurang sigap dalam
menanggapi keluhan warga dan tidak dapat merealisasikannya. Lagi dan lagi rakyat
selalu kena tipu dengan muslihat pejabat yang seyogianya dipilih oleh rakyat.

Seperti sekarang ini, banyaknya janji–janji partai politik yang membawakan
thema “perubahan” untuk rakyat. Setelah kejadian di Situ Gintung banyaknya partai
politik yang menawarkan bantuan untuk rakyat. Semoga saja pesta demokrasi nanti,
rakyat harus paham dengan siapa yang dipilihnya.

Kalau kita sadari lingkungan harus erat kaitannya dengan individu itu sendiri
karena, merekalah yang harus menjaga dan melestarikannya, supaya kesehatan
lingkungan menjadi optimal.

· Klasifikasi Pencemaran Lingkungan

Dengan musibah banjir yang dirasakan saudara kita yang ada di Jakarta dan di
Semarang, merupakan hasil dari pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan
sendiri terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Antara lain pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran tanah. Dengan keadaan pencemaran lingkungan
ini, maka kualitas yang ada di lingkungan kita menjadi menurun. Sejatinya
pencemaran lingkungan ini akan mempercepat kita untuk mengakhiri hidup kita di
bumi ini, dan dapat membunuh kehidupan anak dan cucu kita nantinya.


· Pencemaran Udara

Sebelum kita memulai tahapan pencemaran lingkungan yang terklasifikasi,
yang pertama pencemaran udara. Pencemaran udara sering dari kita mungkin sudah
dan atau sering terpapar dengan gas pencemar udara yang mungkin ada di sekitar
tempat tinggal kita, dan pengalaman ini mungkin sudah pernah atau sering kita
jumpai di lingkungan kita sendiri.

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak
dan terkontaminasi oleh zat–zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Gas–gas pencemar udara utama adalah
karbon monoksida (CO), karbon diosida (CO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen
dioksida (NO2), sulfur monoksida (SO), sulfur dioksida (SO2).

Pencemaran udara yang dihasilkan melalui kegiatan manusia adalah
transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran (perapian, kompor, furnace,
insenerator dengan berbagai jenis bahan bakar), gas buang pabrik yang
menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC= Clour Flour Carbon).

· Pencemaran Air

Setelah pencemaran udara, kita juga dapat menjumpai pencemaran air yang
terjadi di lingkungan sekitar kita. Dan pencemaran air sangat sering tejadi di
lingkungan kita sendiri, bahkan kita mengabaikan kesehatan kualitas air yang ada di
lingkungan kita. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan, air tanah akibat aktivitas dan ulah
manusia.

Pencemaran air sering di jumpai di wilayah industri yang membuang
limbahnya dengan berbagai macam polutan seperti logam berat, toksin organik,
minyak, nutrien dan padatan. Contoh dari pencemaran air, pada air comberan dapat
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak buruk pada seluruh
ekosistem yang ada di air.

· Pencemaran Tanah

Yang terakhir mengenai pencemaran tanah. Pencemaran tanah merupakan
keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan
tanah alami. Pencemaran tanah ini merupakan hasil kegiatan manusia yang
mencemari tanah yakni dari tempat penimbunan sampah, serta limbah industri yang
dibuang langsung ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Anda mungkin juga menyukai