Anda di halaman 1dari 4

CARA MENERAPKAN MONEY FOLLOW PROGRAM

Ada yang berbeda dalam model perencanaan program/kegiatan mulai


tahun 2017 ini, dimana konsep yang biasa dipakai menggunakan
model money follow function tapi mulai tahun 2017 diubah dengan
menggunakan model money follow program.
Jika dibahasakan secara sederhana model yang disebutkan terakhir
ialah uang akan dikucurkan mengikuti program. Tapi saya ingatkan,
jangan diterjemahkan program itu secara sesat dan membabi buta
hanya berdasar tematik program sebagaimana yang kita temukan dalam
Permendagri 13 Tahun 2006, itu sangatlah keliru dan tidak tepat.
Program dimaksud harus terkait dan bersentuhan dengan target yang
ingin diraih maka aliran uang itu akan mengalir deras. Berdasar persepsi
ini maka kita boleh juga mengatakan dan mensejajarkan money follow
program adalah money follow target, money follow problem atau money
follow solution.
Terkait konsep money follow program itu, instruksi Presiden Jokowi ini
sahih berlaku sejak disampaikan dalam rapat terbatas dengan jajaran
kabinetnya 31 Januari 2017 lalu.
Baca juga
Proses anggaran pemerintah daerah “bahaya”
Usut punya usut ternyata presiden Jokowi sudah gerah, model money
follow function dalam perencanaan program di masa lalu tidak
memberikan hasil yang optimal, banyak target yang meleset dicapai.
Belakangan malah berkesan menghabis-habiskan anggaran dan
sekedar menggugurkan kewajiban.
Yang terjadi kemudian adalah efek viral dengan tumbuh suburnya ego
sektoral secara berjamaah di jajaran perangkat pemerintahan baik pusat
maupun daerah.
Tampak program/kegiatan yang disusun sangat muktahir padahal tidak
terintegrasi dan bersinergi serta bersekutu sama sekali dengan program
/ kegiatan di perangkat pemerintahan yang lain.
Walhasil, target-target yang ingin dicapai pemerintah menguap bak
bensin karena disinyalir banyak program /kegiatan mangkrak di tengah
jalan.
Sejatinya, presiden Jokowi tidak menginginkan itu terjadi lagi,
program/kegiatan yang disusun harus terfokus untuk mencapai target
nasional.
Pun tak terkecuali bagi pemerintah daerah, sudah hukum wajibnya
untuk mengikuti arahan presiden Jokowi ini bahwa menyusun
program/kegiatan harus menggunakan pola money follow program.
TITIK BERAT MONEY FOLLOW PROGRAM
Jika di telaah secara kritis konsep money follow program ini maka
sangat terang benderang bahwa yang menjadi sasaran empuknya
adalah target-target nasional baik itu di bidang pendidikan, kesehatan
maupun ekonomi.
Sebenarnya konsep ini adalah konsep anggaran kinerja yang diperluas
cuma tambahannya adalah lebih memperhatikan pada apa yang
ditimbulkan (outcome) dari output yang dihasilkan.
Kalau anggaran kinerja lebih spesifik pada input, ouput, outcome dan
impact program/kegiatan itu sendiri sedangkan money follow program
bersifat makro yang mengsinergikan keseluruhan program/kegiatan
yang banyak berserakan di perangkat daerah untuk mengejar target-
target yang dipasang.
Dititik ini, kita boleh membuat satu konklusi bahwa ternyata proses
perencanaan skala mikro (anggaran kinerja) tidak cukup menjawab
masalah dan isu-isu strategis yang ada di masyarakat. Perlu ada tindak
lanjut, dengan mengkombinasikan anggaran kinerja bersama-sama
dengan model perencanaan money follow program sehingga hasilnya
cukup dahsyat serta paripurna.
Baca juga
Kiat menyusun RPJMD bermutu dan pro rakyat
Pertanyaan kritisnya, bagaimana menerapkan konsep money follow
program ini dalam proses perencanaan ?
Mengingat ini adalah hal yang baru maka perlu diketahui beberapa
tahapannya.
TAHAPAN MONEY FOLLOW PROGRAM
Langkah awal menerapkan konsep money follow program biar berjalan
mulus, sangatlah sederhana. Kata kuncinya adalah anda harus tahu
dulu apa saja yang menjadi target nasional dan target kepala daerah
pimpinan anda.
Untuk alasan itu maka otak anda harus cukup encer, segera berinisiatif
mencari tahu baik itu target-target nasional maupun dan kepala daerah.
Kalau tidak, wajar kalau belakangan ketika target tidak dapat dicapai
anda akan dituding sebagai biang keroknya yang pantas untuk
ditempeleng.
Setelah mahfum dengan target, proses selanjutnya indentifikasi satuan
perangkat daerah mana saja yang terkait dengan pencapaian target
tersebut.
Mudah saja sebetulnya untuk proses indentifikasi ini asal asupan
pengetahuan anda cukup padat berisi karena yang lebih susah itu kalau
kita diperintah mengindentifikasi panu di orang yang berkulit putih.
Sebagai contoh, target mencapai swasembada beras maka perangkat
daerah yang terkait adalah Dinas Pertanian serta Dinas Ketahanan
Pangan. Pun target menurunkan angka kemiskinan maka perangkat
daerah yang terkait adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas
Koperasi dan UMKM, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Pendidikan serta Dinas
Kesehatan.
Lantas apa manfaatnya kita mengetahui satuan perangkat daerah yang
terkait ?
Ini adalah sebuah jalan guna memastikan tidak ada duplikasi
program/kegiatan. Selain itu, nantinya kita tahu persis satuan
perangkat daerah mana saja yang harus saling bersinergi secara kuat
untuk mencapai target yang diinginkan.
Kalau semua sudah dilakukan dengan rapi, maka tibalah dititik puncak
acara dengan menyusun program/kegiatan. Tugas ini melekat pada
setiap perangkat daerah.
Adalah kepala badan perencanaan dan atau sekretaris daerah yang
akan mengemban tugas berat guna menyisir detail Rencana Kegiatan
Anggaran yang disusun oleh perangkat daerah. Terutama yang
diperhatikan menyangkut output maupun outcome dari
program/kegiatan itu. Apakah ouput atau outcome itu terkait dengan
sasaran prioritas atau tidak.
Penutup, mari rencanakan program/kegiatan yang matang dan
berorientasi ke publik karena hanya itu satu-satunya harta berharga
yang rakyat dapat miliki.

Anda mungkin juga menyukai