Anda di halaman 1dari 21

Kawasan Ekonomi …..

(Maramis)
129

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), UMKM dan Kebijakan Pemerintah

Joubert B Maramis

Dosen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi


(barensmaramis@yahoo.com )

Abstrak

KEK dapat memberikan spillover pada ekonomi lokal/ daerah, UMKM, investasi lokal,
keunggulan bersaing dan eksport suatu daerah. Nilai nilai yang tinggi dalam human capital
dan organisasi bagi UMKM yang dapat dikembangkan oleh pemerintah, pengelola KEK,
pemilik UMKM, asosiasi bisnis, akademisi, perbankan dan masyarakat serta stakeholder
lainnya, dapat meningkatkan keunggulan bersaing UMKM di dalam KEK

Kata Kunci: KEK, UMKM, Kebijakan Pemerintah

Abstract

The Special economic Zones can be deliver local economy spillover, small of medium
enterprises, local investment, local competitivenes and regional export ability. The High
value added in human capital and small medium enterprises organization can be developed
by the government, special economic zones management, small medium enterprises owners,
business association, academition, banking dan society and other stakeholders can be
increasing small medium enterprises to the competitive advantages in special economic
zones.

Keywords: SEZ, SME, government policy

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405


130

Latar Belakang pemerintah masih kurang sungguh


KEK (Kawasan ekonomi khusus) sungguh mengembangkan UMKM di
haruslah mampu berdampak, Indonesia. Ketidaksungguhan ini dapat
mengembangkan atau mengangkat dilihat dari tidak adanya suatu masterplan
perekonomian lokal. Kita tahu bersama yang kuat dan sinkronisasi program dan
bahwa di Indonesia yang menggerakkan kegiatan antar kementerian dan lembaga
ekonomi lokal didaerah-daerah didominasi negara dalam mengembangkan UMKM.
oleh UMKM (usaha mikro, kecil dan Dilain pihak strategi pengembangan
menengah). Di Indonesia untuk tahun 2003 UMKM saat ini hanya difokuskan pada
saja, UMKM menyerap hampir 99 % aspek pemberian pinjaman atau bantuan
(lebih dari 79 juta) tenaga kerja alat atau teknologi tepat guna yang tidak
dibandingkan tenaga kerja yang diserap didamping dan diberikan pelatihan
oleh industri besar dan dari sisi jumlah memadai dan tidak jangka panjang serta
kelembagaan bisnis di Indonesia, UMKM tidak sistematis. Saya tidak tahu pasti
sangat mendominasi yaitu 99 %. mengapa pemerintah “setengah hati
Disamping itu penyebaran UMKM sampai mengembangkan UMKM di Indonesia
ke pelosok pelosok desa di Indonesia, beda ini”. Apakah mereka kurang semangat atau
dengan perusahaan besar yang hanya ada tidak tahu strategi ataukah mereka tidak
di kota besar atau kawasan kawasan mau bersungguh sungguh dalam ….. (Maramis)
Kawasan Ekonomi
industri saja. Namun kontribusi terhadap mengembangkan UMKM di Indonesia,
PDB, hanya sekitar 56.7 % dan saya tidak tahu pasti.
kontribusinya pada penerimaan devisa Mengapa saya katakan demikian ?
negara melalui eksport hanya sebesar & mari kita bandingkan dengan kebijakan
%.* triliiun rupiah atau 20 % dari total pemerintah Cina terhadap penyiapan
nilai eksport. Ini berarti bahwa jika UMKM di Cina untuk berperan di KEK.
pemerintah ingin memperkuat ekonomi Kita tahu KEK di Cina dimulai tahun 1979
lokal maka diperlukan kebijakan terhadap – 1980, namun apa yang disiapkan
UMKM yang matang dan jauh jauh hari sebelum tahun tersebut ? kebijakan apa
telah dipersiapkan atau direncanakan yang diambil pemerintah Cina pada tahun
secara matang serta diimplementasikan 1978 (dua tahun sebelum KEK di
dengan sungguh sungguh dan launching)? Menurut Archibong, et al
berkesinambungan. Saya melihat bahwa (1989), pada tahun 1978 pemerintah Cina
131

Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)


mempromosikan dua kebijakan utamanya pemerintah adalah penciptaan UMKM
yaitu : pertama, kebijakan pemerintah secara kelembagaan dan adopsi upgrading
pusat (saat itu memiliki paham ekonomi teknologi (kebijakan kelembagaan bisnis
komunis) mempromosikan nilai nilai dan upgrading teknologi UMKM). Pada
bahwa “allowing part of the population to tahap kedua ini pemerintah Cina
get rich first”, yang artinya pemerintah meluncurkan kebijakan yang disebut
pusat mengizinkan masyarakat untuk “sparking program” (Archibong, et al,
menjadi kaya. Kita tahu bahwa dalam 1989). Dalam kebijakan atau program ini,
sistem ekonomi komunis (aliran ekonomi pemerintah Cina mengambil langkah-
ekstrim sosialis), berlaku prinsip “sama langkah sebagai berikut : pertama,
rata, tidak ada bagian masyarakat yang membentuk, mendorong, memfasilitasi
terlalu kaya dan terlalu miskin”. Pada dan mengembangkan “china’s rural and
aliran ekonomi ekstrim sosialis (komunis) township enterprises” pada level desa dan
semua sumberdaya ekonomi sampai pada kecamatan. Kedua, setelah terbentuk
kebutuhan barang dan jasa masyarakat, kelembagaan UMKM di desa dan
disediakan oleh pemerintah pusat kecamatan ini, pemerintah Cina membuat
(sentralistik ekonomi). Jadi secara prinsip dan mengimplementasikan kebijakan
tidak ada bagian masyarakat yang bisa “comprehensive network”. Kebijakan ini
kaya sendiri. Namun apa yang terjadi bertujuan untuk mengsinkronkan,
ketika nilai nilai ini direformasi oleh mengkaitkan, mengintegrasikan atau
pemerintah pusat ? rakyat Cina mulai memadukan bisnis di sektor pertanian,
timbul inisiasi berbisnis dan sangat perdagangan dengan sektor atau industri
antusias, khususnya masyarakat pedesaan lain seperti pariwisata, listrik, elektronik,
(Archibong, et al, 1989). Jadi tahap kimia, mesin, metallogi, makanan dan
pertama kebijakan reformasi adalah industri bahan bangunan dalam satu
“penguatan perilaku berbisnis” atau jaringan komprehensip yang saling
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405
“mental berbisnis” jadi dapat dikatakan menguntungkan dan saling terkait. Output
“hal yang utama dan pertama adalah dari kebijakan ini adalah intergrasi bisnis
Reformasi moral dan perilaku”. Itu yang yang kuat antar sektor atau industri, yang
dilakukan pemerintah Cina. menciptakan sinergi serta tumbuh bersama
Setelah reformasi dalam perilaku sama.
dan metal berbisnis terbentuk, maka tahap Tahap ke tiga kebijakan adalah
kedua kebijakan yang diambil oleh “adoption of advance technology”. Pada
132

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-406


tahap ini, kebijakan dari pemerintah Cina kebijakan untuk membantu UMKM didesa
adalah turun ke desa desa, melatih atau kecamatan dengan tiga cara utama
pengusaha dan teknisi untuk mengadopsi yaitu : pertama, kemudahan mengakses
teknologi baru dan maju dalam bisnis sumber pembiayaan. Kedua, mendapat
UMKM. Pada tahun itu, terjadi ekskalasi insentif pajak yang besar (bisa 5 tahun
besar besaran terhadap pelatihan di desa tidak bayar pajak), untuk UMKM yang
desa di Cina. Jadi dapat saya bayangkan, private dan tidak ada kontrak bisnis
bagaimana berarti dan pentingnya tenaga dengan pemerintah. Ketiga, UMKM
training, pelatih / instruktur, ilmuan, diberikan kontrak bisnis dengan
teknolog, guru, dan dosen disaat itu, sama pemerintah, dimana ada sebagian laba dari
seperti di Jepang setelah mereka kalah UMKM tersebut yang disetor ke
perang dunia Ke 2. Dan betapa cepatnya pemerintah kemudian diputar kembali ke
perkembangan ilmu dan teknologi di Cina UMKM baru lainnya (sejenis dana bergulir
saat itu. Hal ini juga menurut saya, di Indonesia, Cuma dana bergulir di Cina,
motivasi keluarnya kebijakan dari UMKM setor ke Pemerintah pusat dalam
pemerintah untuk “menyekolahkan putra bentuk deviden atau prosentase tertentu
putri terbaiknya” di universitas universitas dari laba dari proyek pemerintah yang
terkemuka di luar negeri. Mereka dibiayai dipotong langsung oleh pemerintah pusat).
oleh pemerintah Cina dan setelah selesai Apa konsekuensi dari kebijakan
mereka aplikasikan dalam masyarakat dan pemerintah Cina ini ? sejak tahun 1978
pebisnis. Mengapa ini berhasil ? karena sampai 1986 (10 tahun sejak lahirnya
menurut saya, mereka “dibutuhkan” dan kebijakan itu), tercipta 40 jenis bisnis
diberi “penghargaan dan kompensasi” oleh perdagangan dan industri baru yang
negara dengan layak karena kepakaran dan terkoneksi dengan banyak sektor di Cina
keahlian mereka. Di Indonesia terbalik, yang tidak hanya bidang pertanian,
lulusan luar negeri yang hebat-hebat, kehutanan, peternakan dan perikanan
setelah selesai, pulang ke Indonesia, tidak namun juga bidang tourism, electric
digunakan atau dihargai ilmu dan power, electronics, chemicals, machinery,
teknologinya, tidak difasilitasi, jadi tidak metallurgy, food and building material
heran mereka balik atau dicaplok industry. Di periode yang sama juga lebih
perusahaan di luar negeri. dari 15 juta rural and townships
Tahap ke empat kebijakan adalah enterprises (perusahaan UMKM level desa
“financing”. Pemerintah Cina membuat dan kecamatan) yang terbentuk dan
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)

133

mempekerjakan 80 juta orang di Cina. ditambah dengan ritel lokal seperti


Bukan main ! itu baru UMKM, belum freshmart di Sulawesi Utara. Ini akan
perusahaan besar berskala nasional dan berdampak pada UMKM lokal seperti
internasional. Jadi pemerintah Cina telah warung, mereka akan kalah bersaing.
“mempersiapkan UMKM nya” sebelum Pengusaha ikan teri akan kalah bersaing
“KEK di Cina diluncurkan”. Ini yang saya dengan perusahaan besar pengolahan ikan
maksudkan dengan kebijakan yang kering yang tentunya mereka (perusahaan
sistematis, massive dan sepenuh hati. besar) akan menghasilkan kualitas produk
Bagaimana dengan Indonesia ? yang lebih tinggi (packing yang menarik,
Sampai saat ini (tahun 2014),di Indonesia bersih, sehat dan harga yang menarik).
telah ada 4 (empat) KEK yang disetujui Menurut saya, pemerintah daerah, yang
yaitu KEK Sei Mangkey (sumatera), KEK dalam kawasannya ada KEK, sudah
Tanjung Lesung (Banten), KEK Bitung saatnya bergerak membuat kebijakan
(Sulawesi Utara), KEK Palu (Sulawesi dengan pemerintah pusat terhadap langkah
Tengah), KEK Tanjung Siapi api langkah pengembangan UMKM di daerah
(Sumatera), KEK Mandalika (NTB) dan yang terkoneksi dengan KEK.
KEK Maloy (Kalimantan Timur). Namun Pada tulisan ini akan difokuskan
belum ada kebijakan UMKM seperti yang pada bahasan tentang keterkaitan UMKM
dikeluarkan oleh pemerintah Cina di tahun dan KEK yang terkait dengan peran
sebelum KEK ditetapkan atau diluncurkan, pemerintah pusat dan daerah. Tulisan ini
jadi diperlukan sinkronisasi kebijakan akan membahas tentang pokok pokok
sebelum KEK di Indonesia beroperasi pikiran seperti: bagaimana dampak KEK
penuh. pada ekonomi lokal? bagaimana
Saya bisa menduga apa yang terjadi keterkaitan KEK dengan UMKM,
dengan kondisi UMKM kita. Mereka akan bagaimana strategi peengembangan
terpinggirkan, kalah dengan perusahaan UMKM sehingga dapat berpartisipasi
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405
besar atau MNC (multinational dalam KEK? dan bagaimana arah
corporation) yang akan masuk di KEK. kebijakan pemeriintah untuk
Mungkin tidak semua namun saya yakin mendukungan peran UMKM di dalam
sebagian besarnya akan kolaps, contoh KEK?
sederhana : mulai berminatnya jaringan .
ritel supermarket kecil seperti alfamart, Argumen Orisinalitas / Kebaruan
indomart, cycle K, 7 eleven, belum
134

Artikel ini dikembangkan dengan lokal atau domestik. Menurut Zeng (2011)
berbasis pada dua hal yaitu teoritis dan bahwa KEK dibuat dengan tujuan untuk
kondisi UMKM dan KEK di Indonesia. menarik teknologi dan investasi asing,
mempromosikan eksport, menghasilkan
Kajian Teoritik dan Empiris lapangan pekerjaan dan memberikan
Konsep KEK spillover pada ekonomi lokal. Jadi
Special Economic Zone (Kawasan memberikan spillover pada ekonomi lokal
Ekonomi Khusus) Pasal 31, Uu No.25 / merupakan salah satu misi utama dari
2007 ( Uu Kek No.39 / 2009 ) Kawasan keberadaan suatu KEK dan merupakan
Ekonomi Khusus Yang selanjutnya disebut salah satu syarat dari keberlanjutan atau
KEK, adalah kawasan dengan batas-batas kesuksesan KEK di masa depan. Dasar
tertentu dalam wilayah hukum Negara logikanya adalah ketika KEK terkait
Kesatuan Republik Indonesia yang dengan ekonomi lokal maka akan tercipta
ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi keberlanjutan supply input input produksi
perekonomian dan memperoleh fasilitas industri atau perusahaan yang ada di dalam
tertentu. (Fahmi Shahab, 2014, Focus KEK seperti bahan baku, modal, teknologi,
Group Discussion (FGD) Kajian informasi, kewirausahaan, tenaga kerja,
Pengembangan Kawasan Bitung dan lahan dan dukungan aspek lingkungan
Sekitarnya Serta Kawasan Palu dan eksternal lainnya seperti sosial, keamanan,
Sekitarnya Jakarta, 3-4 Juli 2014 - Grand politik dan penegakan hukum. Ini berarti
Kemang Hotel – Jakarta Selatan). bahwa semakin terkait KEK dengan
ekonomi lokal maka semakin menyatunya
Metode Penelitian dukungan lingkungan ekonomi dan non
Artikel ini bersifat deskriptif ekonomi terhadap keberadaan KEK itu.
analisis dengan mengkaitkan beberapa Banyak kasus di negara negara yang ada
konsep penting sebagai dasar pembahasan KEK diluar negeri bahwa ketika KEK
untuk menjawab permasalahan yang hanya menjadi kawasan eksekutif yang
diangkat. tidak terkait dengan ekonomi lokal maka
timbul kecemburuan dan resistensi dari
Pembahasan masyarakat sekitar, yang dapat berwujud
KEK dan Ekonomi Local / Domestik mulai dari kerawanan kriminal sampai
Salah satu tujuan dari keberadaan protes penutupan KEK tersebut.
KEK adalah berdampak pada ekonomi
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)

135

Masalah mulai timbul ketika KEK ingin mengatakan bahwa pemerintah


menjadi kawasan tertutup atau eksklusif daerah harusnya memiliki inisiatif untuk
atau murni enklav. Bentuk dari mengelola ekonomi lokalnya dengan
ketertutupan ini dapat berupa sulitnya memperhatikan aspek tenaga kerja dan
masyarakat disekitar KEK untuk bekerja di dapat meminta bantuan fiskal atau
KEK atau gagalnya KEK melakukan pembiayaan dari pemerintah pusat yang
transfer atau difusi teknologi dan dapat berupa insentif pajak pada industri di
pengetahuan (know-how) kepada KEK ataupun penambahan anggaran untuk
masyarakat lokal (Deborah Bra¨utigam membiayai proyek proyek misalnya
And Tang xiaoyang, 2011). Ini dapat infrastruktur penunjang atau inti dalam
memicu protes dan sikap resistensi dari KEK. Jadi intinya pada inisiatif
masyarakat lokal. Inilah sebabnya, pemerintah daerah dimana KEK berlokasi.
mengapa KEK harus dirancang untuk Dari sisi pemerintah pusat, pilihan
memberikan dampak pada ekonomi lokal. kebijakan pengembangan ekonomi lokal,
KEK harusnya mampu menciptakan dilihat misalnya dari sisi persaingan antar
forward and backward linkages (Mansingh kota atau daerah, kebijakan pajak,
et al, 2012), yaitu : keterkaitan dengan pendapatan dan tenaga kerja di bidang
ekonomi lokal dalam bentuk keterkaitan manufaktur (Reese, 1992). Artinya
atau saling membutuhkan atas bahan baku, pemerintah pusat tentunya tidak boleh
dan tenaga kerja antara KEK dan memilih milih daerah mana yang akan
masyarakat lokal. dibangun berdasarkan penilaian subjektif.
Agar keterkaitan KEK dengan Setiap keputusan yang diambil haruslah
ekonomi lokal berjalan dengan baik maka didasari pada kesamaan hak antar daerah.
dibutuhkan campur tangan pemerintah Artinya, ketika KEK ditetapkan dalam
pusat dan daerah dalam bentuk kebijakan peraturan pemerintah (PP) maka
yang tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat pemerintah pusat wajib mengalokasikan
Mitchneck (1995) bahwa kondisi lokal dan anggaran yang lebih besar khususnya pada
kekuasaan pemerintah pusat dapat aspek infrastruktur dan non infrastruktur
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405
mempengaruhi inisiatif pengembangan yang dibutuhkan pemerintah daerah yang
ekonomi dari pemerintah daerah. Kondisi ada KEK nya.
lokal mencakup komposisi tenaga kerja KEK dan Investasi Lokal
dan kekuasaan pemerintah pusat Salah satu kontribusi KEK terhadap
menyangkut aspek fiskal. Pendapat ini ekonomi lokal adalah masuknya investasi
136

lokal ke dalam KEK yang signifikan selain kebijakan yang mengkaitkan UMKM lokal
investasi luar negeri (FDI) (Deborah dengan perusahaan besar dalam kek untuk
bra¨utigam And Tang xiaoyang, 2011). mencapai keunggulan bersaing, kebijakan
Mengapa harus seimbang antara investasi ini dapat berupa cluster-based policies.
lokal / domestik dengan investasi luar Pemerintah dan pengelola KEK
negeri (FDI) ? karena sifat FDI cenderung haruslah sedapat mungkin membuat
jangka pendek, tidak selamanya (Farole, kebijakan yang memudahkan investor
2011). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa lokal masuk kedalam KEK. Itu berarti
KEK cenderung membeerikan manfaat dalam zonning KEK harus ada untuk
dari FDI dan investor domestik yang besar pengembangan UMKM lokal serta insentif
dalam jangka pendek. Ini bukanlah solusi yang lebih baik bagi UMKM lokal.
langsung untuk pengembangan UMKM. Dengan demikian KEK dapat berfungsi
Hal ini disebabkan UMKM butuh dalam menciptakan spillover atas investasi
komitmen dan pengembangan jangka lokal.
panjang. Untuk itu dibutuhkan investasi
lokal yang cenderung jangka panjang sama UMKM, Peluang Eksport, dan KEK
dengan pengembangan UMKM yang KEK memang dirancang untuk
bersifat jangka panjang. Untuk itu mendorong eksport. Untuk itu KEK
dibutuhkan kebijakan pemerintah dan memang mendapat banyak insentif yang
pengelola KEK untuk menyeimbangkan terkait dengan eksport misalnya : insentif
antara perusahaan besar dengan UMKM. Bea Masuk (BM), Bea cukai (BC), pajak
Menurut Farole (2011) penjualan atas barang mewah (PPnBM)
membenarkan bahwa KEK dirancang dan PPh Impor serta kemudahan
untuk menarik bisnis besar dengan kemudahan eksport lainnya. Disamping
infrastruktur kelas dunianya, insentif yang itu, KEK terkoneksi dengan fasilitas
besar kepada eksporter daan biaya sewa pendukung eksport seperti transportasi
yang relatif tinggi ketimbang yang ada darat, pelabuhan laut, pelabuhan udara,
diluar KEK. Oleh karena itu, menarik sistem administrasi eksport-import satu
UMKM lokal dengan skala yang sangat atap, yang membuat perusahaan yang ada
besar ke dalam KEK menjadi tujuan yang dalam KEK dipermudah untuk melakukan
tidak realistik bagi pengembang atau eksport.Banyak peluang yang bisa
pengelola KEK. Dalam hal ini pemerintah diperoleh UMKM dengan keberadaan
atau pengelola KEK harus membuat KEK.
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)

137

UMKM di KEK dapat (Shavin Malhotra and Nicolas


mengembangkan link atau bekerjasama Papadopoulos, 2008). Mengapa resiko
dengan perusahaan global atau MNC yang bisnis lebih rendah di dalam ketimbang di
ada di KEK (Farole, 2011). Ini berarti luar KEK ? karena banyak kepastian bisnis
UMKM bisa mendapatkan akses langsung yang bisa diperoleh UMKM, baik
maupun tidak langsung dengan pasar kepastian perijinan, iklim berinvestasi,
global. Hal yang penting disini adalah transfer teknologi dan pengetahuan (know
informasi dan rekomendasi pada jaringan how), dukungan / bantuan pemerintah,
pemasaran global. UMKM sudah pasti perhatian pengelola KEK, kerjasama
kekurangan informasi terhadap peluang dengan perusahaan global, infrastruktur
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-406
peluang pasar di luar negeri, dengan yang berkualitas tinggi serta pasar dan
bekerjasama dengan perusahaan pembiayaan yang lebih terjamin. Ini
multinasional atau perusahaan luar negeri memudahkan UMKM untuk melakukan
maka UMKM akan mendapatkan ekspansi bisnisnya (Shavin Malhotra and
informasi pasar luar negeri yang lebih Nicolas Papadopoulos, 2008). Kemudahan
baik. Perusahaan internasional yang untuk melakukan ekspansi UMKM ini,
menjadi partner juga tentunya akan didukung oleh sifat UMKM yang sangat
memberikan rekomendasi kepada UMKM fleksibel dan dapat mengadopsi produk
partner dalam melakukan pemasaran baru dalam waktu yang relatif pendek
global. Rekomendasi ini sangat penting (Archibong, et al, 1989). Untuk
karena mengandung unsur trust. Dan hal menunjang aktivitas ekspansi pasar di luar
ini akan menguntungkan UMKM dalam negeri, maka UMKM harus menyadari
bertransaksi dengan perusahaan atau pasar bahwa keberhasilan eksport juga
di luar negeri. Aktivitas memfasilitasi ini berhubungan dekat dengan kompetensi
akan meningkatkan peluang UMKM untuk berbahasa multi asing (plurilingual
sukses di pasar global (Archibong, et al, competence) baik dari pemilik maupun
1989). Dan menyebabkan UMKM itu karyawan. Hal ini harus dimiliki UMKM
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405
masuk dalam global value chains untuk masuk dalam pasar global (Ezmale
(Aggarwal Aradhna, 2007) dan (Gereffi , and Rimsanen, 2014).
2005). Berdasarkan argumen diatas maka
Masuk di KEK juga dapat terdapat keterkaitan erat antara UMKM,
menurunkan resiko berbisnis UMKM KEK dan peluang eksport. Ini menjadi
dibandingkan dengan diluar KEK / FTZ keunggulan absolut UMKM untuk
138

melakukan ekspansi bisnis dengan membuat UMKM di KEK menjadi lebih


pengembangan produk berbasis pada berdaya saing ketimbang yang tidak ada di
kebutuhan dan keinginan pasar global. dalam KEK. Sifat human capital ini
menjadi hal yang penting dalam
UMKM, Entrepreneurship, Keunggulan pengembangan UMKM karena merupakan
Bersaing dan KEK salah satu sumberdaya produksi di suatu
KEK dapat memberikan benefit, perusahaan.
antara lain traditional benefit dan dynamic Human capital yang unggul dari
benefit. Benefit ini bisa diperoleh jika pemilik, manajer dan karyawan akan
pengelolaan KEK berdasarkan standart menyebabkan perusahaan memiliki
standart internasional. Benefit ini keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
memungkinan KEK untuk meningkatkan Human capital ini merupakan prediktor
industrial competitiveness (Deborah yang cocok untuk corporate
bra¨utigam And Tang xiaoyang, 2011). entrepreneurship (Granvand, et al, 2014).
Salah satu faktor penentu Banyak faktor yang menentukan atau
kesuksesan UMKM adalah human capital mempengaruhi terbentuknya
(modal manusia). Human capital menjadi kewirausahaan di perusahaan atau
hal yang sangat penting karena merupakan organisasi. Untuk memperbaiki
salah satu komponen faktor produksi kewirausahaan dari orang dalam
disamping economic capital (Rivas et al, organisasi, aspek trust (kepercayaan)
2012), yang dapat menyebabkan (Granvand, et al, 2014), budaya organisasi,
perusahaan mampu menciptakan, strategi organisasi yang fleksibel,
mempertahankan bahkan mengembangkan partisipasi aktif dari karyawan (Chen et al.,
keunggulan kompetitifnya. Di KEK, 2005), strategi organisasi, eksistensi
keunggulan kompetitif disebabkan oleh semangat inovasi dalam organisasi,
sifat dari dynamic benefit. Terutama pada sumberdaya organisasi, budaya organisasi
aspek transfer teknologi dan keahlian. (Furst, 2005), komunikasi dalam
Transfer teknologi dan keahlian kepada organisasi (Wong, 2005), struktur
UMKM akibat bekerjasama dengan organisasi, sistem promosi dan reward,
perusahaan multinasional atau perusahaan manajemen dan budaya organisasi (Hill
besar internasional yang ada di dalam (2003) dalam (Alambeigi et al., 2009: 24),
KEK ditambah dengan sifat global dan dukungan manajer, independensi
kewirausahaan yang terbentuk, akan karyawan, keberadaan social capital dalam
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)

139

organisasi, karyawan yang berkualitas, untuk UMKM. Belajar dari KEK Rezekne
konsep organisasi, ketersediaan waktu dan (Eropa), mereka mengembangkan strategi
budaya organisasi (Johanson, 2001). agar UMKM di dalam KEK dapat
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405
Tingkat kewirausahaan yang unggul memiliki kemampuan berbahasa multi
dari UMKM, akan membuatnya memiliki asing.
keunggulan bersaing yang tinggi dibanding Strategi diatas, diperkenalkan
pesaing. Untuk itu KEK dengan strategis karena menurut Ezmale and Rimsanen
bisnis yang baik akan memberikan peran (2014) ada tiga kelemahan utama KEK
signifikan dalam mencapai kebersaingan Rezekne yaitu (1) kekurangmampuan
UMKM melalui perubahan faktor faktor karyawan untuk berpindah dari satu bahasa
intangible dan memperkenalkan ukuran asing ke bahasa asing lainnya dengan cepat
ukuran strategi lokal, regional maupun (kelemahan ini dapat menyebabkan
nasional (Ezmale and Rimsanen, 2014). penurunan kepasitas eksport dan
Disamping KEK peranan program atau kehilangan kesempatan ekspansi pasar
promosi dari agensi yang berupa dukungan potensial pada negera negara tujuan
keuangan dan informasi dapat eksport utama. Kemampuan berbahasa
mengembangkan potensi eksport dari multi asing UMKM tidak hanya
UMKM (Ezmale and Rimsanen, 2014). dibutuhkan untuk mengstimulus penjualan
Peningkatan Keunggulan bersaing dan pemasaran namun juga untuk
UMKM dalam konteks pasar global, juga mencapai kelompok target (konsumen)
harus memiliki kompetensi berbahasa baru serta mampu untuk membangun
multi asing (Ezmale and Rimsanen, 2014). hubungan strategis dengan mereka.) (2)
Dan untuk mencapai hal tersebut maka UMKM di KEK Rezekne selalu
Ezmale and Rimsanen (2014) berpendapat diperhadapkan pada situasi dimana
bahwa pengelola KEK maupun pemerintah konsumen potensial meminta informasi
dapat melakukan hal hal seperti ; (1) tentang produk atau jasa dalam bahasa
meningkatkan dukungan otoritas atau mereka (kekurangmampuan karyawan
pemerintah nasional, regional dan lokal untuk berbicara dalam Clients languange.
dalam mengembangkan kemampuan Ini akan berdampak pada peningkatan
berbahasa multi asing UMKM dalam biaya untuk translate atau inteprestasi
komunikasi bisnis dan (2) membuat, karena adanya ketakutan untuk
memperkenalkan dan mendapatkan informasi yang salah karena
mengimlementasikan strategi yang disusun salah menginterprestasi hasil komunikasi
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)

140

(kelemahan dalam negoisasi bisnis karena pengembangan regional dan pertumbuhan


karyawan atau pimpinan tidak mampu ekonomi. Ini menunjukkan bahwa
berbahasa yang dikuasai klien). (3) “Languages mean business”.
UMKM di KEK Rezekne seringkali Disamping kemampuan berbahasa
menerima mesin, peralatan dan multi asing, untuk mencapai kemampuan
sumberdaya produksi dari berbagai negara bersaing UMKM dipasar global maka
(misalnya: firlandia, Jerman, Itali dll). dibutuhkan kemampuan atau kapasitas
Untuk mengoperasikan alat alat tersebut inovasi produk atau jasa dan manajemen
maka dibutuhkan keahlian berbahasa multi dari UMKM. Menurut Zeng (2011) inovasi
asing agar efektif atau tidak terjadi dalam UMKM dapat dicapai dengan
kesalahan pengoperasian alat tersebut. Apa memoderinisasi manajemen sumberdaya
dampak dari kekurangmampuan UMKM manusianya, memberikan lebih banyak
dalam multi bahasa ? Penelitian European keahlian melalui pelatihan dan pendidikan
Commission yang dikutip oleh Ezmale vokasi, dan program program khusus
and Rimsanen (2014) menemukan bahwa tentang membentuk inovasi di perusahaan.
ditahun 2007, UMKM di Eropa kehilangan Hal ini dapat dilakukan oleh pemerintah,
kontrak bisnisnya dengan 945.000 asosiasi pengusaha atau bisnis, dan
perusahaan asing per tahun karena lembaga lembaga lainnya.
kelemahan bahasa dan interbudaya. Pengelola KEK juga dapat
Hampir 40% UMKM tidak mampu bekerja meningkatkan keunggulan bersaing dari
dengan foreign web sites. Ada 37 bisnis UMKM sebagai tenant dengan cara
yang kehilangan kontrak aktual dengan membuat program (yang dibiayai dari hasil
total kontrak antara 8 -13.5 juta uero. Ada atau pendapatan dari kluster UMKM) yang
54 bisnis yang kehilangan kontrak aktual membantu pengembangan UMKM
dengan total kontrak antara 16.5 – 25.3 tersebut (kebijakan subsidi: dari dan untuk
juta uero dan sekurang kurangnya 10 UMKM). Hal ini seperti yang dilakukan di
bisnis yang kehilangan kontrak aktual KEK Rezekne yang melakukan kebijakan
dengan total kontrak antara > 1 milyard atau program transfer dana dari kluster
uero. Ini menunjukkan kelemahan dalam UMKM ke UMKM di KEK Resekne
melakukan bisnis global (keunggulan dalam bentuk : (1) investasi dan
bersaing global menurun), yang secara modernisasi proses manufacturing (2)
tidak langsung mempengaruhi kemampuan memperbaiki kondisi tenaga kerja (3)
negara untuk mempromosikan
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)

141

menembangkan proses manufacturing KEK dan UMKM : dukungan dan


(Ezmale and Rimsanen, 2014). Kebijakan Pemerintah (belajar dari
Aspek atau faktor lain yang harus kebijakan pemerintah Cina)
dimiliki oleh UMKM dalam mencapai Untuk membentuk kebijakan
keunggulan bersaing global di KEK adalah pengembangan UMKM yang sistematis,
masalah kepercayaan (trust). Kepercayaan berkelanjutan dan unggul maka hal
merupakan sifat atau modal dasar dari pertama adalah komitment kuat dari
UMKM untuk bersaing di pasar global pemerintah pusat dan daerah. Komitmen
(Granvand, et al (2014). Kepercayaan ini yang kuat dari pemerintah ini ditunjukkan
bukan hanya digunakan untuk aspek bisnis dengan ketersedian masterplan dan
saja, namun mencakup nilai nilai reformasi birokrasi serta implementasi
kepercayaan pada aspek sosial, ekonomi, yang kuat. Pengembangan UMKM lokal
politik dan hubungan organisasional. Trust dan KEK harus dibutuhkan “restrukturisasi
ini juga sangat penting dan sangat terkait kebijakan pemda” yang berorientasi pada
dengan efektivitas organisasi. Trust sangat “entrepenereuship government”,
essensial bagi kesuksesan orgranisasi, “penerapan kebijakan good government”,
keberlanjutan perubahan dalam peran dan atau reformasi birokrasi. Ini merupakan
teknologi dan juga pada perencanaan kerja syarat dasar yaitu high commitment dan
dan tanggungjawab. keberlanjutan (sustainability). Syarat
Nilai nilai yang tinggi dalam human dasar ini, dibutuhkan karena sifat
capital dan organisasi (kemampuan kewirausahaan (UMKM) menyangkut
berbahasa multi asing, inovasi, trust dan aspek resiko sehingga pemerintah harus
nilai nilai berbisnis global lainnya) bagi merealisasikan peran publiknya dalam
UMKM yang dapat dikembangkan oleh mengidentifikasi peluang pasar dan
pemerintah, pengelola KEK, pemilik memobilisasi sumber sumber daya
UMKM, asosiasi bisnis, perguruan tinggi, ekonomi yang dimilikinya untuk mencapai
perbankan dan masyarakat serta tujuan (Clarke and Gaile, 1989).
stakeholder lainnya, dapat meningkatkan Untuk mencapai peran itu maka
keunggulan bersaing UMKM di dalam perlu ada “re-evaluasi kebijakan
KEK. pemerintah terhadap UMKM” dimasa
depan. Mengapa saya mengatakan hal
tersebut? pendapat saya, kebijakan
pemerintah terhadap UMKM saat ini,
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405

142

masih belum sistematis dan bekerlanjutan kepada UMKM. Pada awal penerapan
serta sungguh sungguh jika dibandingkan kebijakan ini pemerintah Cina membuat
dengan misalnya : kebijakan pemerintah pelatihan bisnis besar besaran di pedesaan.
china terhadap UMKM di tahun 1978- Pemerintah memfasilitasi aplikasi
1979. Ada perbedaan besar antara teknologi canggih untuk membuat produk
kebijakan pemerintah Indonesia dan China dan standarisasi standarisasi bisnis lainnya.
khususnya kebijakan untuk meningkatkan Ini inti mempersiapkan UMKM untuk bisa
peran UMKM dalam KEK (lihat di menggunakan fasilitas dan peluang dari
pendahuluan). Saya melihat bahwa KEK yang akan dibangun. Dia
kebijakan pemerintah Indonesia (pusat dan pendahuluan, bisa kita lihat betapa
daerah) hanya bersifat “berikan ikan bukan hebatnya hasil dari program ini (dalam
pancing : bantuan uang atau peralatan”, waktu 10 tahun), ratusan ribu bisnis baru
yang lebih parah lagi, pemberian bantuan yang terbentuk dan jutaan tenaga kerja
uang atau peralatan tersebut tidak didasari yang terserap di UMKM. Itu berarti
pada analisis atau riset yang mendalam ukuran keberhasilan kebijakan UMKM
berbasis individu bisnis UMKM yang akan dari pemerintah seharusnya diukur dari :
mendapat bantuan, sehingga banyak pertumbuhan dan perkembangan jumlah
bantuan yang menjadi tidak efektif, yaitu UMKM, jumlah dan kualitas tenaga kerja
tidak efektifnya penggunaan bantuan dana yang diadopsi oleh UMKM, sedikti atau
dan peralatan yang “disumbangkan” ke banyaknya teknologi canggih yang
UMKM. digunakan dalam produksi UMKM,
Dilain pihak, pemerintah Cina dua jumlah dan kualitas produk eksport yang
tahun sebelum KEK di Cina beroperasi dihasilkan UMKM dan jumlah serta
telah mengeluarkan “sparking program” kualitas investasi dari UMKM. Jadi
yang didahului dengan promosi nilai nilai kombinasi dari teknologi, pengetahuan,
bisnis yang terorganisasi dengan baik. fasilitas atau insentif dan non insentif
Sparking program ini didasari pada 2 khusus dari KEK yang diberikan kepada
kebijakan utama yang komprehensip UMKM (Mitchneck, 1995), dukungan
yaitu : (1) pembebasan atau keringanan pemerintah yang kontinue dan jangka
pajak bagi UMKM (2) transfer panjang akan menyebabkan UMKM
pengetahuaan dan teknologi canggih memberikan “spillover dari UMKM”
maupun bimbingan teknis dan pasar dalam perekonomian lokal, regional dan
(inkubator: new business dan up scaling) internasional.
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)

143

Memang keberhasilan kebijakan untuk pemerintah daerah di Indonesia.


pemerintah terhadap strategi Diatas 90 % pemerintah daerah (lebih
pengembangan ekonomi lokal dan regional khususnya di kawasan Timur Indonesia)
tergantung pada kondisi kondisi dasar di tidak memiliki kemampuan keuangan
suatu negara. Menurut Mitchneck (1995), karena PAD (pendapatan asli daerah)
kemampuan pemerintah ini tergantung masih kebanyakan dibawah 10 % dari total
pada : (1) kondisi atau pemerintah lokal belanja (level pemerintah kabupaten /
dan iklim yang mempengaruhinya kota). Ini juga akan menyulitkan
(misalnya : struktur tenaga kerja regional, pemerintah daerah untuk lebih fleksibel
perubahan kondisi ekonomi dan dalam membuat kebijakan pengembangan
tanggungjawab fiskal lokal, budaya UMKM karena implementasi program atau
(komposisi suku dan budaya politiknya) kegiatan pada pemerintah daerah harus
dan sejarah (2) kekuatan pemerintah pusat tercermin pada anggaran yang ada.
(kebijakan pusat yang mempengaruhi Namun, sebenarnya, pemerintah daerah
prioritas ekonomi daerah, institusi institusi juga dapat membantu mengembangkan
kelembangan pemerintah pusat (Di UMKM di daerah tanpa aktivitas berbasis
indonesia adalah kementerian dan lembaga anggaran, misalnya : mempermudah
level nasional), lingkungan politik nasional perijinan dan meningkatkan iklim investasi
dan lingkungan ekonomi nasional) (3) serta keamanan yang baik didaerah.
interaksi antara pemerintah lokal dan Salah satu best practice atas peran
pusat. atau kebijakan pemerintah terhadap
Pada level yang lebih rendah dari pengembangan UMKM adalah apa yang
pemerintah pusat, pemerintah daerah juga dilakukan oleh pemerintah Cina di era
sangat berperan dalam pengembangan akhir 1980. Pada era itu dengan
UMKM dan ekonomi lokal dikaitkan kesungguhan hati, perencanaan jangka
dengan KEK. Variasi kebijakan dari panjang, komitmen penuh dan dengan
pemerintah daerah terhadap pengenbangan mengerahkan segala sumberdaya yang ada,
UMKM dan Ekonomi lokal tergantung pemerintah Cina melakukan “reformasi
pada variasi perbedaan variasi atas respon kebijakan”. Menurut Archibong, et al
terhadap : kualitas hidup masyarakat dan (1989), pemerintah pusat Cina
keberadaan of MNC (multi national mengusulkan bahwa rural and township
corporatation) serta anggaran Mitchneck enterprises (UMKM) direformasi dalam
(1995). Anggaran menjadi masalah penting lima area besar yaitu : (1) perubahan dari
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405

144

fokus peningkatan investasi ke kemajuan UMKM seperti : inovasi, keberlanjutan,


teknis (2) perubahan dari fokus nilai dan eco friendly, teknologi maju, manajemen
pertumbuhan output ke kualitas produk, berbasis ilmu dan aspek lainnya. Ini
tingkat pengembalian investasi ekonomi membuat UMKM untuk terpacu belajar
dan ekologis (lingkungan). (3) perubahan dan belajar, berusaha dengan knowledge,
fokus pada pasar domestik ke baik pasar science dan teknologi serta human capital
domestik maupun internasional (4) untuk memproduksi barang dan jasa yang
perubahan fokus pada operasi mandiri ke unggul secara global dan sulit untuk
aliansi horisontal (contoh : kerjasama disaingi serta berbiaya rendah. Pada
manajemen dengan group perusahaan kondisi ini kebutuhan atas upgrade
(konglomerat) dan asosiasi perdagangan pendidikan dan teknologi menjadi bagian
profesional). (5) perubahan fokus dari dari kehidupan UMKM dan dilain pihak
manajemen tradisional ke manajemen akan menimbulkan kebutuhan yang massif
ilmiah modern. terhadap ilmu pengetahuan, ilmuan dan
Dari kebijakan pemerintah Cina teknologi baru. Ini berarti institusi
pada UMKM dapat dilihat bahwa pendidikan akan berjalan dan berkembang
kebijakan pengembangan UMKM bukan dengan cara eksponensial. Memang
hanya difokuskan pada aspek teknis / kombinasi ilmu, teknologi dan human
teknologi atau infrastruktur atau capital akan membuat UMKM memiliki
pembiayaan, akan tetapi lebih banyak ke keunggulan bersaing secara global.
aspek non teknis seperti pengetahuan Seharusnya kebijakan pengembangan
(know how) : manajemen, pasar, produk UMKM di Indonesia mengikuti aliran ini.
berkualitas, kerjasama internasional dan Apa yang terjadi dengan penerapan
domestik serta lingkungan. Jadi kebijakan ini ? sangat hebat, dalam waktu
pengembangan UMKM haruslah dari sisi 10 tahun, pemerintah Cina dan UMKM
hardware maupun software. Kebalikan di sudah merasakan dahsyatnya impact
Indonesia yang hanya berfokus pada kebijakan ini. Menurut Archibong, et al
hardware bukan know how. Kelebihan (1989), ada 4 dampak utama dari
pada aspek pengembangan berbasis kebijakan ini yaitu (1) terjadi transformasi
knowledge dibanding infrastruktur atau pada kota kota sepanjang pantai dari
teknis adalah pengembangan yang berbasis produksi / pemrosesan manual berbasis
knowledge akan menghasilkan konsep tenaga kerja / orang ke produksi /
konsep dan pemahaman yang penting bagi pemrosesan dengan capital dan teknologi
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)

145

intensif serta lebih eksport oriented, pada bersifat stakeholders (semua pihak
barang barang rumahan (kerajinan terlibat).
rumahan). (2) formasi struktur pertanian Kepedulian yang tinggi terhadap
mampu memenuhi kebutuhan baik pasar pengembangan UMKM dan ekonomi lokal
domestik maupun luar negeri (produk dari pemerintah Cina, diwujudkan dengan
produk pertanian menjadi lebih diterima membentuk chinese research society for
oleh pasar global) (3) terjadi transformasi the modernization of management
teknologi dan peningkatan kualitas produk (CRSMM). Lembaga ini memiliki tugas
sebagai hasil kerjasama bisnis antara rural melakukan penelitian dan membuat
and trownship enterprises (UMKM di desa rekomendasi untuk perbaikan manajemen
dan kecamatan), kerjasama ini ekonomi secara makro dan mikro di tahun
menghasilkan produk yang dapat bersaing 1978 (Archibong, et al, 1989). Ini
di pasar internasional). (4) mekanisasi menunjukkan betapa seriusnya pemerintah
pertanian menghasilkan surplus Cina untuk pengembangan UMKM dan
permintaan tenaga kerja di pedesaan. ekonomi lokal/ regional.
Jadi dapat dikatakan bahwa jika Untuk UMKM banyak sekali
pemerintah mampu serius dan berpikir kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
taktis serta strategis maka pengembangan Cina, yaitu : pertama, kebijakan “kontrak
lokal ekonomi dan UMKM bukanlah hal atau lease aggrement dengan UMKM”,
yang sulit dilakukan. Menurut Mitchneck kontrak ini disebut “initiative-based
(1995), untuk mencapai itu pemerintah contract responsibility system”
dapat menggunakan perencanaan (pemerintah memberikan proyek dengan
penggunaan lahan, insentif dan disinsentif cara kontrak kepada UMKM (Archibong,
pajak untuk mempengaruhi pengembangan et al, 1989). UMKM yang mendapat
ekonomi lokal/daerah. Bukan hanya kontrak atau kesepakatan ini akan
pemerintah yang bisa berkontribusi didukung sepenuhnya oleh pemerintah
terhadap pengembangan ekonomi lokal, dengan syarat ada prosentase dari laba
melainkan bisa berasal dari politikus, UMKM yang dibayar kepada negara dan
media lokal, pemilik utilities, perusahaan akan digunakan oleh negara untuk
besar, pemimpin atau tokoh adat atau membayar kontraktor, melakukan re-
agama ataupun pemilik UMKM. Artinya investment dan program program
pengembangan ekonomi lokal dan UMKM kesejahtraan masyarakat (mirip dana
bergulir). Kedua, insentif pajak kepada
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405

146

UMKM. Pemerintah memberikan berbasis pada knowledge dan teknologi,


keringanan pajak kepada UMKM di dalam jangan semata mata pada bantuan finansial
KEK (di dalam KEK 15% dibanding 33% dan teknologi tampa bimbingan dan
jika diluar KEK). Ada juga katergori pengetahuan. Untuk mencapai
UMKM yang masuk dalam kategori “ pengembangan UMKM dan KEK maka
joint venture incone tax (JVIT)” mereka diperlukan kerjasama “ABG++” yaitu
lebih mendapat banyak insentif pajak yaitu academic, business, government, financing
: 1-2 tahun pertama “bebas pajak”, 3 tahun institution and bussines/ trade association.
setelahnya “ diskon 50%”. Biasanya
UMKM ini bergerak dibidang operasi Kesimpulan dan Rekomendasi
yang “rendah profit” seperti pertanian dan Kesimpulan
kehutanan atau daerah terpencil (dapat Berdasarkan pembahasan diatas
pengurangan pajak 15-30% selama 10 maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Saya
tahun) dan bisa mendapat pembebasan melihat bahwa pemerintah masih kurang
pajak 1-5 tahun). Ketiga, kebijakan sungguh sungguh mengembangkan
“spraking program”. Intinya program ini UMKM di Indonesia. Ketidaksungguhan
adalah rencana yang disponsori state ini dapat dilihat dari tidak adanya suatu
science and technology commission of the masterplan yang kuat dan sinkronisasi
people’s republic of china (PRC) untuk program dan kegiatan antar kementerian
pengembangan ilmu dan teknologi yang dan lembaga negara serta stakeholders
digunakan di pedesaan. Program ini dalam mengembangkan UMKM . (2)
melakukan transfer advanced applied Keterkaitan KEK dengan ekonomi lokal
science and technology ke pedesaan, akan berjalan dengan baik jika ada campur
melalui small business technological tangan pemerintah pusat dan daerah dalam
development projects for rural and bentuk kebijakan yang tepat, sungguh
township enterprises (lebih jelasnya lihat sungguh, penuh komitmen, jangka
di pendahuluan). panjang, berbasis knowledge dan teknologi
Kebijakan dari pemerintah Cina serta berwawasan lingkungan. (3) KEK
dalam membangun dan mengembangkan dapat memberikan spillover pada ekonomi
UMKM perlu dicontoh oleh pemerintah lokal/ daerah, UMKM, investasi lokal,
Indonesia. Intinya jika ingin keunggulan bersaing UMKM dan eksport
mengembangkan UMKM maka yang suatu daerah. (4) Nilai nilai yang tinggi
dikembangkan adalah human capital dalam human capital dan organisasi
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)

147

(kemampuan berbahasa multi asing, insentif baik keuangan maupun non


inovasi, trust dan nilai nilai berbisnis keuangan.
global lainnya) bagi UMKM yang dapat
dikembangkan oleh pemerintah, pengelola Daftar Pustaka
KEK, pemilik UMKM, asosiasi bisnis, Abdalmaleki J., Yousefi afrashteh M.,
perguruan tinggi, perbankan dan Pirmohammadi M., Sabokroo M.,
masyarakat serta stakeholder lainnya, and Mohammadi N. (2008).
dapat meningkatkan keunggulan bersaing Studying the relationship between
UMKM di dalam KEK. (5) Kebijakan dari entrepreneurial skills and corporate
pemerintah Cina dalam membangun dan entrepreneurship (case study: middle
mengembangkan UMKM perlu dicontoh managers of Iran Khodro Co.).
oleh pemerintah Indonesia. Intinya jika entrepreneurship development
ingin mengembangkan UMKM maka yang journal. 1st year. Number 2.
dikembangkan adalah human capital Aggarwal Aradhna, 2007, Impact Of
berbasis pada knowledge dan teknologi, Special Economic Zones On
jangan semata mata pada bantuan finansial Employment, Poverty And Human
dan teknologi tampa bimbingan dan Development, Working Paper No.
pengetahuan. Untuk mencapai 194, Indian Council For Research
pengembangan UMKM dan KEK maka On International Economic
diperlukan kerjasama “ABG++” yaitu Relations, Pp. 1-53.
academic, business, government, financing Archibong Anyansi, Chi B Danenburg,
institution and bussines/ trade association. William P and Zong Yao Tan, 1989,
international note, Small Business in
Rekomendasi china’s Special economic zones,
Berdasarkan hasil analisis maka journal of small business
direkomendasikan beberapa hal sebagai management, april, vol 27. No. 2, pp.
berikut : (1) pemerintah Indonesia dan 56-62.
dewan KEK Nasional, dalam Chen, J., Zhu, Z. & Anquan, W. (2005). A
mengembangkan KEK perlu memasukkan system model for corporate
unsur UMKM dalam pengembangan entrepreneurship. International
kawasan. (2) bagi pengelola KEK, UMKM Journal of Manpower, 26(6), 529-
yang masuk dalam KEK perlu diberikan 543.
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.4, 2016: 385-405
148

Clarke, S. E., and Gaile, G. L. 1989. Imam Khomeini, Iran , International


Moving toward entrepreneurial Journal of Research in
economic develop-ment policies: Organizational Behavior and Human
Opportunities and barriers. Policy Resource Management, Vol. 2, No.
Studies Journal 17:574-98. 1, pp. 330-336
Deborah bra¨utigam And Tang xiaoyang, Johansen. K. J. (2001). Organizational
2011, African Shenzhen:China’s Factors and Intrapreneurship,
special economic zones in Africa, Retrived 20 Feb 2006, From http ://
Journal of Modern African Studies, www .entrepreneur.ir
49, 1 (2011), pp. 27–54 Mansingh Pallavi, Suneetha Eluri and
Ezmale Sandra and Inta Rimsane, 2014, Sreejesh N P, 2012, Trade Unions
Promoting the plurilingual and Special Economic Zones in
awareness in business environment: India, working document, Centre for
case of Rezekne Special Economic Education and Communication
Zone, Procedia - Social and (CEC), New Delhi for the ILO
Behavioral Sciences 110 ( 2014 ), Bureau for Workers’ Activities
pp. 231 – 240 (ACTRAV International Labour
Farole Thomas, 2011, Special Economic Office . pp.1-56
Zones in Africa Comparing Mitchneck Beth, 1995, An Assessment of
Performance and Learning from the Growing Local Economic
Global Experience, The International Development Function of Local
Bank for Reconstruction and Authorities in Russia, Economic
Development / The World Bank. Geography, Vol. 71, No. 2 (Apr), pp.
Furst, R. M. (2005). An exploration of 150-170
corporate entrepreneurship: Reese, L. A. 1992. Explaining the extent of
Venturing signatures and their local economic development
underlying dynamics activity: evidence from Canadian
Granvand Atefeh, Somayeh Moradi, Roya cities. Environment and Planning C:
Hashemi and Elham Panahi, 2014, Government and Policy 10. Pp.105-
Relationship between Intra- 20
Organizational Trust and Social Rivas Lucia Teresa Soberanes, Margarita
Capital with Entrepreneurship: A Gonzalez Cano, Flor De Maria
Case of Special Economic Zone, Mendoza Austria, 2012, Need For
Kawasan Ekonomi ….. (Maramis)
149

Developing Human Capital


Management In Smes, Article / Part
Of Book, Universidad Autonoma
Del Estado De Hidalgo, Mexico. Pp.
225-230
Shavin Malhotra and Nicolas
Papadopoulos, 2008, A Comparative
Analysis Of Investment Climate At
Free Trade Zones And Host Country
Mainland, working paper, ASAC
Halifax, NS
Wong, K. Y. (2005). Critical success
factors for implementing knowledge
managementin small and medium
enterprises, Industrial Management
& Data Systems, 105(3).
Zeng Douglas Zhihua, 2011, How Do
Special Economic Zones and
Industrial Clusters Drive China’s
Rapid Development? Policy
Research Working Paper, WPS5583,
The World Bank Africa Region
Finance & Private Sectors
Development , pp. 1-53

Anda mungkin juga menyukai