Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

Nama : AHMAD ALBAR

Nim : L031181329

Tugas : OSEANOGRAFI (A)

1. Faktor yang mempengaruhi salinitas dan keasaman air laut, bagaimana distribusi baik
spasial (menegak,melintang dan mendatar) maupun temporal (bulanan dan musiman).
Jawaban :
a. salinitas dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu :
 Pola sirkulasi air, membantu penyebaran salinitas seperti arus yang membawa
air dari suatu daerah yang memiliki salinitas yang berbeda.
 Penguapan (evaporasi) : semakin tinggi tingkat penguapan di daerah tersebut,
maka salinitasnya pun bertambah atau sebaliknya karena garam-garam
tersebut tertinggal di air contohnya di Laut Merah kadar salinitasnya mencapai
400/00.
 Curan hujan (presipitasi) : semakin tinggi tingkat curah hujan di daerah
tersebut, maka salinitasnya akan berkuran atau sebaliknya hal ini dikarenakan
terjadinya pengenceran oleh air hujan.
 Aliran sungai di sekitar (run off) : semakin banyak aliran sungai yang
bermuara pada laut maka salinitasnya akan menurun dan sebaliknya.
b. Keasaman air laut di pengaruhi oleh faktor
 Konsentrasi CO2 dalam air,Karbon dioksida (CO2) yang terlarut dalam air
misalnya yang sering terjadi akhir-akhir ini akibat kadar CO2 di atmosfer yang
tinggi sehingga menyebabkan naiknya konsentrasi ion hidrogen (H+) yang
bisa menurunkan pH air. Selain itu, aktivitas fotosintesis dan respirasi biota
laut dapat mempengaruhi kadar CO2. Aktivitas fotosintesis di siang hari
membutuhkan karbon dioksida (CO2) sehingga pH air pada siang hari akan
naik, sedangkan pada proses respirasi oleh semua makhluk hidup yang terjadi
akan melepaskan karbon dioksida (CO2) sehingga pH air akan turun.
 Konsentrasi karbonat (CO32-) dan bikarbonat (HCO3–), Ion karbonat dan
bikarbonat termasuk golongan basa. Untuk mengetahui hubungannya dengan
asam karbonat, dapat dilihat dalam reaksi kesetimbangan berikut ini.Ion
bikarbonat merupakan basa konjugat dari asam karbonat dan asam konjugat
dari ion karbonat. Bikarbonat sendiri adalah alkalis atau merupakan basa yang
terdapat di perairan. Meningkatnya konsentrasi Ion karbonat dan bikarbonat
menyebabkan pH naik menjadi basa. Keberadaannya juga dapat ditemukan
dalam batu dan juga berkaitan dengan siklus karbon.
 Proses dekomposisi bahan organik dan DIC (konsentrasi Dissolved Inorganic
Carbon) di dasar perairan,Proses dekomposisi atau pembusukan bahan organik
yang terdapat di perairan dapat mempengaruhi pH air. Bahan organik yang
berupa kumpulan senyawa organik dari makhluk hidup mengandung unsur
karbon (C). Senyawa organik umumnya tidak stabil dan mudah teroksidasi
menjadi CO2 dan H2O. Selain menyebabkan berkurangnya kadar oksigen,
juga dapat menurunkan pH air menjadi asam. Kandungan karbon anorganik
terlarut dapat meningkatkan ion hidrogen sehingga pH air juga akan rendah
atau menjadi asam. Bahan organik tersebut dapat berasal dari aliran sungai
yang dipengaruhi oleh daratan di sekitarnya.
 Suhu atau temperatur,Intensitas cahaya matahari dapat meningkatkan suhu
permukaan air. Penelitian tentang kondisi keasama (pH) laut Indonesia yang
dilakukan oleh Safitri dan Mutiara dari Kelompok Keahlian Oseanografi, ITB
menyatakan temperatur air laut yang relatif lebih rendah meningkatkan
kelarutan CO2 yang bisa menurunkan pH air. Mereka menambahkan, kondisi
temperatur rendah juga akan membuat konsentrasi DIC (dissolved inorganic
carbon) tinggi, sehingga pH air laut akan turun. Suhu atau temperatur ini
berkaitan dengan kondisi musim yang terjadi di perairan tersebut.
c. Distribusi salinitas dan keasaman di laut,
 Secara horizontal, distribusi salinitas secara horizontal yaitu semakin kearah
lintang tinggi maka salinitas juga akan bertambah tinggi. Maka dari itulah
salinitas di daerah laut tropis (daerah di sekitar khatulistiwa) lebih rendah
daripada salinitas di laut subtropis.
 Secara vertical, sebaran menegak salinitas dibagi menjadi 3 lapisan yaitu
lapisan tercampur dengan ketebalan antara 50-100 m dimana salinitas hampir
homogen , lapisan haloklin yaitu lapisan dengan perubahan sangat besar
dengan bertambahnya kedalaman 600-1000 m dimana lapisan tersebut dengan
tegas memberikan nilai salinitas minimum.
2. Terangkan mengenai proses perubahan konsentrasi oksigen dan co2 di laut dan
terangkan peran penting kedua gas tersebut.
Jawaban:
Oksigen terlarut (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Fotposintesis oleh organisme autotrof di air
menjadi sumber oksigen dan metabolisme (katabolisme) dari organisme perairan
menjadi sumber daro CO2. Kedua proses ini yaitu fotosintesis dan Metabolisme
(katabolisme) yang mempegaruhi fluktuasi konsentrasi CO2 dan oksigen selain dari
difusi udara Sumber DO di perairan adalah difusi langsung dari atmosfer dan hasil
fotosintesis organisme autotrof, sumber utama oksigen terlarut di perairan adalah
difusi dari udara. Laju transfer oksigen tergantung pada konsentrasi oksigen terlarut di
lapisan permukaan, konsentrasi saturasi oksigen, dan bervariasi sesuai kecepatan
angin.
Difusi oksigen dari atmosfer ke air bisa terjadi secara langsung pada kondisi air diam
(stagnan) atau adanya pergolakan massa air akibat arus atau angin. Pada kondisi air
diam, difusi terjadi apabila tekanan parsial udara lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan parsial permukaan perairan. Pada kondisi pergolakan massa air, terjadi
peningkatan peluang bagi molekul air untuk bersentuhan dengan atmosferPenyerapan
oksigen dari atmosfer ke dalam air terjadi dalam dua cara: (a) difusi langsung di
permukaan perairan dan (b) melalui berbagai bentuk agitasi pada permukaan air,
seperti gelombang, air terjun, dan turbulensi. Namun, difusi langsung dari udara
melalui lapisan permukaan ke dalam perairan terjadi sangat lambat dan relatif tidak
efektif dalam menyediakan oksigen ke perairan walaupun dapat berlangsung selama
24 jam. Organisime laut membutuhkan CO2 dan oksigen untuk melakukan
metabolisme.
3. Siklus nutrien ( N dan P) di laut dan pengaruh terhadap produktifitas perairan dan
bagaimana dampak jika terjadi pengkayaan dan difisiensi nutrien.
Jawaban:
Di laut produksi primer dibatasi oleh ketersediaan nitrogen. Beberapa organisme foto-
ototrof dapat mengikat nitrogen, tetapi organisme ini terbatas pada lingkungan bentik
anaerobik, sehingga hanya ditemui di estuari. Fitoplankton oseanik adalah bukan
organisme pengikat N2 sehingga fitoplankton harus memenuhi kebutuhan nitrogennya
melalui penyerapan atau asimilasi jenis-jenis nitrogen terlarut yaitu nitrat, nitrit,
amonium dan urea. Sesudah mengalami proses transpor di dinding sel, nitrogen
diubah menjadi metabolit, misalnya protein, melalui serangkaian reaksi anabolik
berikut.

Proses denitrifikasi terjadi didaerah 'upwelling' dan di perairan yang relatif tenang
(stagnant). Profil vertikal jenis-jenis DIN mempunyai minimum dan maksimum yang
mencerminkan sebaran ke dalaman dari berbagai proses metabolik. Denitrifikasi juga
terjadi pada sedimen, meskipun heterogenitas redoks menyebabkan denitrifikasi
berhubungan langsung (coupled) dengan nitrifikasi. Agar denitrifikasi terjadi,
diperlukan pasokan bahan organik dalam jumlah besar. Karena kandungan bahan
organik terbesar terdapat di perairan estuari dan sedimen pesisir, maka kebanyakan
denitrifikasi terjadi pada kedua tempat ini.
Begitu banyak nitrogen dimasukkan ke dalam perairan pesisir, sehingga kadar nutrien
meningkat dan hal ini diduga akan menstimulasi produktivitas pesisir. Dampak seperti
itu merupakan sebuah kebetulan yang menguntungkan, karena juga mengkonsumsi
CO2, sehingga mengurangi kenaikan kadar gas ini dalam atmosfer yang disebabkan
oleh pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi.
4. Jelaskan mengenain sumber, proses masuknya ke laut,dan pengaruhnya terhadap
okosistem laut berbagai macam pencemar air laut.
Jawaban:
Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin,
terhanyut maupun melalui tumpahan.
a. sumber pencemaran laut
 Oil Spill (Tumpahan Minyak) Pencemaran ini biasanya terjadi karena
kelalaian manusia, sehingga menyebabkan minyak tertumpah ke laut dalam
jumlah yang besar. Contohnya adalah kecelakaan kapal tanker atau kecelakaan
dalam proses pengeboran sumur minyak.
 Pencemaran oleh Logam BeratLogam berat adalah materi anorganik baik
padat atau cair yang memiliki masa lebih dari 5 gram/cm³. Bbiasanya terjadi
karena pembuangan limbah industri secara sembarangan ke sungai sehingga
logam berat yang terkandung terbawa sampai ke laut. Contoh dari logam berat
misalnya, merkuri(Hg), seng (Zn), nikel (Ni) dan timbal (Pb).
 Pencemaran Mikrobiologi Laut,Akibat adanya kontaminasi yang disebabkan
oleh virus, bakteri patogen, atau parasit yang terbawa oleh aliran air sungai.
 Pencemaran Pestisida, Pencemaran ini terjadi jika ada perkebunan/sawah yang
berada di aliran sungai menggunakan sistem irigasi dan menyemprot
tanamannya dengan pestisida. Sementara itu, pestisida tidak bisa larut di
dalam air dan justru dimakan oleh plankton, sehingga semua jenis ikan yang
memakan plankton tersebut memiliki kandungan pestisida. Hal ini berbahaya
apalagi jika ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia untuk jangka waktu yang
lama.
 Pencemaran Limbah Rumah TanggaLimbah rumah tangga adalah segala
sesuatu yang dibuang manusia ke dalam aliran air/got/parit. Misalnya sisa
makanan organik (nasi, sayur, ikan, minyak), plastik, dan bahan anorganik
lainnya kemudian terbawa oleh aliran air hingga ke laut.
 Pencemaran Radioaktif pencemaran laut Pencemaran radioaktif dapat terjadi
karena secara alami atau akibat manusia. Contoh yang paling mudah adalah
bocornya reaktor nuklir Fukushima di Jepang, sehingga melepaskan air yang
mengandung radiasi ke laut. Hal ini sangat berbahaya, karena jika radiasi
terakumulasi dalam tubuh secara terus menerus, dapat berakibat pada kanker.

b. Dampak bagi ekosistem sekitar

Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh
biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan,
sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat
akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui
rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke
ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang
lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia.Secara tidak
langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan susunannya yang
kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur
di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan
banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain. Minyak yang tergenang di atas
permukaan laut akan menghalangi sinar matahari masuk sampai ke lapisan air
dimana ikan berdiam. Menurut Fakhrudin (2004), lapisan minyak juga akan
menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang
akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan
laut yang aerob.

Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan


rumput laut , lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan
daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan tersebut
seperti respirasi, selain itu juga akan menghambat

terjadinya proses fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan laut akan


menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai
makanan yang berawal pada phytoplankton akan terputus Jika lapisan minyak
tersebut tenggelam dan menutupi substrat, selain akan mematikan organisme
benthos juga akan terjadi perbusukan akar pada tumbuhan laut yang ada.

Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut


berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam
pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga
kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang
cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang
mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak
juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan
hutam mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.Bukti-
bukti di lapangan menunjukkan bahwa minyak yang terperangkap di dalam habitat
berlumpur tetap mempunyai pengaruh racun selama 20 tahun setelah pencemaran
terjadi. Komunitas dominan species Rhizophora mungkin bisa membutuhkan
waktu sekitar 8 (delapan) tahun untuk mengembalikan kondisinya seperti
semula.Ekosistim terumbu karang juga tidak luput dari pengaruh pencemaran
minyak . jika terjadi kontak secara langsung antara terumbu karang dengan
minyak maka akan terjadi kematian terumbu karang yang meluas. Akibat jangka
panjang yang paling potensial dan paling berbahaya adalah jika minyak masuk ke
dalam sedimen. Burung laut merupakan komponen kehidupan pantai yang
langsung dapat dilihat dan sangat terpengaruh akibat tumpahan minyak . Akibat
yang paling nyata pada burung laut adalah terjadinya penyakit fisik.

Anda mungkin juga menyukai