Oleh :
Angesti Pratiwi
NIM : 201903141
MOJOKERTO
2019
a. Definisi
1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih
b. Etiologi
salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin. Vili khriales
c. Manifestasi
lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan kotor; suhu
oliguria dan konstipasi; nafas bau aseton dan aseton dalam urin.
Hiperemesis gravidarum tingkat III
d. Patofisilogi
gastrointestinal.
e. Pathway
Komplikasi
Penyesuaian Peningkatann tekanan
gaster
Hiperemesis gravidarum
Kehilangan cairan
Intake nutrisi menurun berlebihan
Hemokonsentrasi
Gangguan
keseimbangan cairan Aliran darah ke jaringan
dan elektrolit menurun
Perfusi
Otot lemah jaringan otak
Kelemahan
tubuh Penurunan
kesadaran
Intoleransi
aktifitas
f. Pemeriksaan penunjang
gas darah, tes fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien
hipertiroid 50-60% terjadi penurunan kadar TSH dan T4. Jika dicurigai
g. penalatalaksanaan
1. Pencegahan
suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
2. Terapi obat-obatan
Isolasi
cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau
perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat
Terapi mental
sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium
secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan
disebutkan diatas.
Terminasi kehamilan
terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat dan dipihak lain tidak boleh menunggu
h. Komplikasi
lain:
Komplikasi ringan
gangguan psikologis.
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama :
mual muntah yang hebat pada pagi haru atau setelah makan, nyeri
meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah, kaji warna
yang dilakukan.
hepatitis, asma
Keadaan umum
a. Kepala
Inspeksi
gravidarum.
- Sclera : ikterus/tidak
tidak
b. Leher
c. Payudara
• Inspeksi : - kesimetrisannya
• Areola mamae
• Puting menonjol/tidak
ada/tidak colosterum.
d. Abdomen
1. Inspeksi
kecoklatan.
untuk multigravida
primigravida.
2. Palpasi abdomen
janin
• Mengikuti proses penurunan kepala pada
persalinan.
3. Auskultasi abdomen
bayi normal.
4. Vulva
5. Diagnosa Keperawatan
energi sekunder.
6. Rencana keperawatan
Diagnosa 1 : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
Kriteria hasil
keparahan mual/muntah.
Intervensi Rasional
resep.
pertama)
Intervensi Rasional
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan 1. Kesejahteran janin/bayi tergantung pada
nutrisi dulu/ sekarang dengan nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana
menggunakan batasan 24 jam. selama 2 tahun ebelum kehamilan
Perhatikan.
2. Dapat riwayat kesehatan : catat (17 2. Remaja dapat cenderung mal
tahun, > 35 tahun). nutrisi/anemia, dan klien lansia
mungkincenderung obesitas/diabetes.
3. Pastikan tingkat pengetahuan klien 3. Menentukan kebutuhan belajar khusus
kebutuhan diet.
4. Berikan informasi tertulis/verbal yang 4. Materi referensi yang dapat dipelajari
tepat tentang diet pranatal dan suplemen dirumah, meningkatkan kemungkinan klien
vitamin dan zat besi tiap hari. untuk memilih diet seimbang.
5. Saji makanan dalam keadaan hangat dan 5. Meminimalkan rasa mual muntah saat
menjelaskan klien u ntuk menyantap makanan.
mengkonsumsi makanan dalam porsi
sedikit tapi sering.
Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
Kriteria hasil :
• Pasien dapat memperlihatkan kemajuan
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan tirah baring/duduk. 1. Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
Berikan lingkungan yang tenang,
batasi pengunjung sesuai keperluan
2. Ubah posisi dengan sering. Berikan 2. meningkatkan fungsi pernafasan dan
perawatan kulit yang baik meminimalkan tekanan pada area tertentu
untuk menurunkan resiko kekurangan
jaringan.
3. Tingkatkan aktivitas sesuai 3. tirah baring lama dapat menurunkan
toleransi, bantu melakukan latihan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
rentang gerak sendi pasif/aktif keterbatasan aktivitas yang mengganggu
periode istirahat.
4. Dorong penggunaan teknik 4. meningkatkan relaksasi dan
manajemen stress. penghematan energi, memusatkan kembali
perhatian dan dapat meningkatkan koping.
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai 5. membantu dalam manajemen kebutuhan
indikasi tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawirohardjo.2005.