Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Oleh :
Angesti Pratiwi
NIM : 201903141

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN

BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2019
a. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada

wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada

umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar,

1998).

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat

timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih

terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama

kurang lebih 10 minggu.

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam

kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang

berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik,

dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)

b. Etiologi

Penyebab hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti,

frekuensi kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor

predisposisi yang yang dikemukakan:

 Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khriales dalam

sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan

serta resustensi yang menurunkan dari pihak ibuterhadap

perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan

salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin. Vili khriales

adalah jaringan yang berbetuk seperti jonjot akar yang


tertanam ke dalam endometrium. Jaringan ini berfungsi

sebagai jalur pertukaran zat makanan dan sampah antara

pembuluh darah calon ibu dengan janin

 Faktor psikologik. Faktor ini memegang peranan penting pada

penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,

takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental

yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi

tidak sadar terhadap keenggangan manjadi hamil atau sebagai

pelarian kesukaran hidup.

 Faktor endokrin yaitu hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar

HCG dan lain-lain.

c. Manifestasi

 Hiperemesis gravidarum tingkat I

gejala seperti: lemah, nafsu makan menurun; berat badan

menurun; nyeri epigastrium; penurunan tekanan darah sistolik;

lidah kering; turgor kulit kurang; dan mata cekung.

 Hiperemesis gravidarum tingkat II

gejala seperti: mual muntah hebat; keadaan umum

lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan kotor; suhu

badan meningkat (dehidrasi); mata cekung dan ikterik ringan;

oliguria dan konstipasi; nafas bau aseton dan aseton dalam urin.
 Hiperemesis gravidarum tingkat III

gejala seperti: keadaan umum jelek; mual muntah

berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma); nadi

kecil, cepat dan halus; suhu badan meningkat; dehidrasi hebat;

tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi komplikasi fatal

ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia, perubahan mental).

d. Patofisilogi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar

estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi

terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan

lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi

lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya

asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah.

Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan

plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu

dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah

ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan

dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik

yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan

elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan

elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan


lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan

gastrointestinal.
e. Pathway

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan esterogen

Emesis gravidarum Penurunan pengosongan


lambung

Komplikasi
Penyesuaian Peningkatann tekanan
gaster
Hiperemesis gravidarum

Kehilangan cairan
Intake nutrisi menurun berlebihan

Gangguan nutrisi Pengeluaran nutrisi


kebutuhan tubuh berlebihan
Dehidrasi
Cairan ekstra
seluler dan plasma

Hemokonsentrasi

Gangguan
keseimbangan cairan Aliran darah ke jaringan
dan elektrolit menurun

Metabolisme intra sel


menurun

Perfusi
Otot lemah jaringan otak

Kelemahan
tubuh Penurunan
kesadaran

Intoleransi
aktifitas
f. Pemeriksaan penunjang

pemeriksaan yang dilakukan adalah darah lengkap , urinalisis,

gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar), analisis

gas darah, tes fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien

di curigai menderita hipertiorid dapat dilakukan pemeriksaan dengan

hipertiroid 50-60% terjadi penurunan kadar TSH dan T4. Jika dicurigai

terjadi infeksi gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi

Helicobacter pylori. Pemeriksaan laboratorium umumnya

menunjukkan tanda-tanda dehidrasi dan pemeriksaan berat jenis urin,

ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen , kreatinin dan hematokrit.

Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya

kehamilan ganda ataupun mola hidatidosa.

g. penalatalaksanaan

1. Pencegahan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan

jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

 Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala

yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan berumur 4 bulan.

 Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan

makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.


 Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurkan untuk makan roti kering atau teh hangat.

 Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.

 Makan makanan dan minuman yang di sajikan jangan terlalu

panas atau terlalu dingin

2. Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang

maka diperlukan pengobatan

 Tidak memberikan obat yang terotogen

 Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital.

 Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6

 Antihistaminika seperti dramamine, avomine

 Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin

hidrokhoriden atau khlorpromazine.

3. Hiperemesis tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit

Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :

 Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi

cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau

perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat

cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat

mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan


 Terapi psikologis

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang

wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir.

Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan

dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

 Terapi mental

Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat

dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan gram fisiologis

sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium

dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila

ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial

secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan

dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah

disebutkan diatas.

 Terminasi kehamilan

Pada beberapa kasu keadaan tidak menjadi baik, bahkan

mundur, uahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik

bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik,

anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.

Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk

mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus

terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat dan dipihak lain tidak boleh menunggu

sampai terjadi irreversible pada organ vital.

h. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara

lain:

 Komplikasi ringan

Kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari

kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia, kelemahan

otot, kelainan elektrokardiografik, teani, dan

gangguan psikologis.

 Komplikasi yang mengancam kehidupan:

Rupture oesophageal berkaitain dengan muntah

yang berat, encephalophaty wernicke’s, mielinolisis

pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal,

pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan

pertumbuhan didalam kandungan, kematian janin.


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Identitas

Terdiri dari (nama, tanggal lahir/umur pasien, suku/bangsa, agama,

pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, diagnosa medis, no RM

dan tanggal masuk rumah sakit).

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama :

mual muntah yang hebat pada pagi haru atau setelah makan, nyeri

epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus.

b. Riwayat penyakit sekarang :

meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah, kaji warna

volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga faktor yang

memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan apa

yang dilakukan.

c. Riwayat penyakit keluarga :

Apakah pasien mempunyai penyakit turunan seperti DM, HT,

hepatitis, asma

d. Riwayat penyakit dahulu : awal kejadian dan lamanya jika

mengalami muntah, kaji warna, dan volume frekuensi dan

kualitasnya. Kaji juga faktor yang memperberat dan memperingan

keadaan serta pengobatan yang dilakukan baik di fasilitas

kesehatan atau pengobatan dirumah.


3. Pemeriksaan fisik

 Keadaan umum

 Tinggi dan berat badan

 Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh.

a. Kepala

 Inspeksi

• Rambut : kebersihan, rontok atau tidak

• Muka : ada benjolan atau tidak, chlosma

gravidarum.

• Mata : - Konjungtiva : merah/pucat

- Sclera : ikterus/tidak

- Kelopak : ada edema/tidak

• Hidung : ada polip atau tidak

• Mulut : kebersihan, mukosa bibir, bibir

pecah-pecah atau tidak, gigi caries atau

tidak

b. Leher

 Inspeksi : - Ada/tidak pembesaran kelenjar tiroid

- Ada/tidak pembesaran vena jugularis

c. Payudara

 Inspeksi : lihat garis lurus dari kebawah

• Inspeksi : - kesimetrisannya

• Areola mamae
• Puting menonjol/tidak

• Untuk kehamilan lebih dari 16 minggu

ada/tidak colosterum.

d. Abdomen

1. Inspeksi

 Lihat garis lurus dari pusat kebawah.

• Linea nigra : garis yang berwarna hitam

kecoklatan.

• Linea aiba: garis yang berwarna putih

 Lihat garis-garis memanjang atau gurat (striae) untuk

menentukan kehamilan primi atau multi

• Striae albican: gurat yang berwarna putih

untuk multigravida

• Striae livide: gurat yang berwarna biru untuk

primigravida.

 Ada/tidak luka bekas operasi.

2. Palpasi abdomen

Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk:

• Memperkirakan adanya kehamilan.

• Memperkirakan usia kehamilan.

• Presentasi-posisi dan taksiran berat badan

janin
• Mengikuti proses penurunan kepala pada

persalinan.

• Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.

3. Auskultasi abdomen

 Auskultasi detak jantung janin (DJJ)

 Sedikit dibawah pusat sebelah kiri atau kanan untuk

bayi normal.

4. Vulva

 Ada keputihan atau tidak

 Banyak atau tidak

 Gatal atau tidak

 Lakukan pemeriksaan secret

• Ada atau tidak bengkak di daerah genetalia

• Ada atau tidak perdarahan.

5. Diagnosa Keperawatan

 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah yang

berlebihan atau intake cairan kurang.

 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

perubahan nafsu makan, mual/muntah

 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber

energi sekunder.

6. Rencana keperawatan
 Diagnosa 1 : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan

muntah yang berlebihan atau intake cairan kurang.

 Kriteria hasil

• Klien dapat mengidentifikasi dan melakukan

tindakan untuk menurunkan frekuensi dan tingkat

keparahan mual/muntah.

• Klien dapat mengkonsumsi cairan dengan jumlah

yang sesuai setiap hari.

• Klien dapat mengidentifikasi tanda dan dehidrasi

yang memerlukan tindakan.

Intervensi Rasional

1. Observasi frekuensi dan beratnya 1. Memberi data yang berkenaan dengan


mual/muntah semua kondisi. Peningkatan kadar HCG.
Perubahan metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastrik memperberat
mual dan muntah pada trimester pertama.
2. Tinjauan ulang riwayat kemungkinan 2. Membantu dalam mengesamping
masalah medis lain.. penyebab lain, untuk mengatasi masalah
khusus dalam mengidentifikasi intervensi
lanjut.
3. Anjurkan klien untuk 3. Membantu dalam menentukan adanya
mempertahankan masukan, tes urin muntah yang dapat mengakibatkan
dan penurunan BB setiap hari alkalosis, dehidrasi dan ketidaksesuaian
elektrolit. Muntah yang tidak dapat diatasi
atau yang berat menimbulkan asidosis,
memerlukan intervensi lanjut.
4. Observasi suhu dan turgor kulit, 4. Indikator dalam membantu untuk
membran mukosa, tekanan darah, mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
timbang BB dan bandingkan dengan
standar
5. Anjurkan peningkatan masukan 5. Membantu dalam menimimalkan
minuman karbohidrat, makan enam /muntah dengan menurunkan kesamaan
kali sehari dengan jumlah yang sedikit lambung.
dan makanan tinggi.
 Diganosa 2: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan perubahan nafsu makan mual/muntah
 Kriteria hasil :
• Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal,

memberi makanan yang mengandung vitamin,

mineral, protein dan besi.

• Klien mau mengikuti diet yang dianjurkan ‘

• Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai

resep.

• Menunjukkan penambahan BB yang sesuai

(biaanya minimal 1,3 kg pada akhir trimester

pertama)

Intervensi Rasional
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan 1. Kesejahteran janin/bayi tergantung pada
nutrisi dulu/ sekarang dengan nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana
menggunakan batasan 24 jam. selama 2 tahun ebelum kehamilan
Perhatikan.
2. Dapat riwayat kesehatan : catat (17 2. Remaja dapat cenderung mal
tahun, > 35 tahun). nutrisi/anemia, dan klien lansia
mungkincenderung obesitas/diabetes.
3. Pastikan tingkat pengetahuan klien 3. Menentukan kebutuhan belajar khusus
kebutuhan diet.
4. Berikan informasi tertulis/verbal yang 4. Materi referensi yang dapat dipelajari
tepat tentang diet pranatal dan suplemen dirumah, meningkatkan kemungkinan klien
vitamin dan zat besi tiap hari. untuk memilih diet seimbang.
5. Saji makanan dalam keadaan hangat dan 5. Meminimalkan rasa mual muntah saat
menjelaskan klien u ntuk menyantap makanan.
mengkonsumsi makanan dalam porsi
sedikit tapi sering.
Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakadekuatan sumber energi sekunder.

 Kriteria hasil :
• Pasien dapat memperlihatkan kemajuan

khususnya tingkat yang lebih tinggi.

• Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang

menurunkan toleransi aktivitas.

Intervensi Rasional
1. Tingkatkan tirah baring/duduk. 1. Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
Berikan lingkungan yang tenang,
batasi pengunjung sesuai keperluan
2. Ubah posisi dengan sering. Berikan 2. meningkatkan fungsi pernafasan dan
perawatan kulit yang baik meminimalkan tekanan pada area tertentu
untuk menurunkan resiko kekurangan
jaringan.
3. Tingkatkan aktivitas sesuai 3. tirah baring lama dapat menurunkan
toleransi, bantu melakukan latihan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
rentang gerak sendi pasif/aktif keterbatasan aktivitas yang mengganggu
periode istirahat.
4. Dorong penggunaan teknik 4. meningkatkan relaksasi dan
manajemen stress. penghematan energi, memusatkan kembali
perhatian dan dapat meningkatkan koping.
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai 5. membantu dalam manajemen kebutuhan
indikasi tidur.
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC.

Sastrawinata, Sulaeman. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.

Sastrawijaya, Sulaeman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elstar Offset.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.2005.

Anda mungkin juga menyukai