Anda di halaman 1dari 12

Blastocystis hominis: Protozoa Usus Potensial Penyebab Diare…(Nova Pramestuti dan Dewi Saroh)

Blastocystis hominis: Protozoa Usus Potensial Penyebab Diare

Blastocystis hominis: Potential Intestinal Protozoa Cause Diarrhea

Nova Pramestuti,1* Dewi Saroh2


1
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Jl. Selamanik No. 16A Banjarnegara
2
Ilmu Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
*email: nova.pramestuti87@gmail.com

ABSTRAK
Blastocystis hominis merupakan protozoa usus yang sering menyebabkan diare dan manifestasi
gastrointestinal seperti nyeri perut, muntah, dan perut kembung. Penularan melalui makanan dan air
yang terkontaminasi oleh kista dengan rute oral-fekal. Manifestasi klinis baru timbul ketika sistem imun
dalam tubuh menurun. Prevalensi Blastocystis hominis lebih tinggi pada negara berkembang terkait
dengan kebersihan diri yang kurang, paparan dari binatang, dan konsumsi air minum yang
terkontaminasi parasit. Blastocystis hominis dapat menginfeksi tubuh manusia secara tunggal atau
terdapat parasit lain yang juga menginfeksi. Penularan Blastocystis hominis dari manusia ke manusia
lain dapat dicegah dengan menjaga kebersihan perorangan, kebersihan fasilitas umum, mencegah
kontaminasi feses dalam makanan dan air, mengupas dan mencuci buah dan sayuran mentah.

Kata kunci: Blastocystis hominis, prevalensi, protozoa usus, kebersihan, faktor risiko

ABSTRACT
Blastocystis hominis is an intestinal protozoa that causes diarrhea and gastrointestinal manifestations
such as abdominal pain, vomiting, and flatulence. Transmission is through food and water
contaminated by cysts with faecal–oral route. Clinical manifestations emerge when the body immune
system is low. High prevalence of Blastocystis infection has been reported in developing countries
associated with poor personal hygiene, animal exposure, and contaminated water consumption with
parasite. Human were infected with a single species of parasite (Blastocystis hominis) or multiple
infection with other parasite. Transmission of Blastocystis hominis from human to human can be
prevented by maintaining individual hygiene; public sanitation; and preventing oro-fecal
contamination; peeling and washing raw fruits and vegetables.

Keywords: Blastocystis hominis, prevalence, intestinal protozoa, hygiene, risk factor

1
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 4 No.1, Juli 2017, 1-12

PENDAHULUAN yang masih buruk. Gejala yang berulang


Blastocystis sp. merupakan dan mudahnya penularan infeksi parasit ini
protozoa usus yang paling umum akan menyebabkan angka kesakitan yang
ditemukan dalam feses manusia dan tinggi yang sangat berpengaruh kepada
dianggap sebagai parasit dengan distribusi kualitas hidup pasien.5 Mengingat
yang luas di seluruh dunia.1 Infeksi B. hominis banyak ditemukan sebagai
Blastocystis sp. pada manusia disebut penyebab dari diare sehingga penulis
dengan Blastocystosis.2 Blastocystis tertarik untuk menjelaskan lebih detail
hominis (B. hominis) adalah penyakit mengenai morfologi dan siklus hidup,
water-borne dan ditularkan oleh kista prevalensi, infeksi B. hominis dengan
melalui jalur oral-fekal. Patogenesis pada parasit lain, faktor risiko, pengobatan, dan
manusia masih belum jelas karena infeksi pencegahannya.
B. hominis bisa menimbulkan gejala atau
tanpa gejala.1 Namun demikian, The METODE
Panamerican Health Organization Tulisan ini merupakan abstraksi dan
mengakui bahwa B. hominis merupakan sintesis terkait B. hominis yang diperoleh
parasit usus yang dapat menyebabkan diare dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal
dan manifestasi gastrointestinal seperti dalam negeri maupun luar negeri, dan web
nyeri perut, muntah dan perut kembung.3 page. Pencarian informasi tersebut
B. hominis juga sering ditemukan pada menggunakan kata kunci B. hominis,
pasien HIV/AIDS, Irritable Bowel prevalensi B. hominis, faktor risiko
Syndrome (IBS), urtikaria akut dan kronik. B. hominis, dan intestinal parasitic
B. hominis dianggap sebagai organisme infection.
patogen ketika diperiksa di bawah
mikroskop dalam 5 lapang pandang PEMBAHASAN
ditemukan dalam bentuk amuboid dan tidak Morfologi Blastocystis hominis
ada organisme patogen lain yang Protozoa ini berbentuk kista bulat
2
teridentifikasi. B. hominis merupakan yang berdinding tebal, dengan ukuran
parasit oportunistik yang baru antara 6-40µm.6 Blastocystis mempunyai 4
menimbulkan manifestasi klinis ketika bentuk yaitu 1) vakuolar dan granular,
sistem imun dalam tubuh menurun.4 bentuknya bulat mengandung vakuola
Penularan penyakit infeksi protozoa tunggal yang besar. Sel granular
usus ini sangat mudah terutama pada mengandung banyak butiran kecil di
daerah-daerah dengan sanitasi dan higienis sitoplasma atau vakuola sentral. Terdiri dari

2
Blastocystis hominis: Protozoa Usus Potensial Penyebab Diare…(Nova Pramestuti dan Dewi Saroh)

beberapa inti sampai 4. Ini adalah bentuk inti.7 Morfologi ini digunakan sebagai
paling umum dari B. hominis; 2) diagnosis untuk identifikasi Blastocystis
multivakuolar dan avakuolar, vakuola kecil dalam sampel feses yaitu dengan ukuran
dan terdiri dari 1-2 inti; 3) amuboid, bentuk 10-15 µm. B. Hominis biasanya
yang sangat jarang. Pseudopodia sering menginfeksi usus manusia pada bagian
melekat; 4) Kista, dinding tebal dan terdiri sekum dan kolon, kemudian melakukan
dari banyak vakuola serta mempunyai 1-2 reproduksi dengan pembelahan biner.2

Gambar 1. Bentuk-bentuk B. hominis7

Siklus Hidup Blastocystis hominis yang berdinding tipis yang berperan dalam
Manusia terinfeksi B. hominis siklus auto infeksi di dalam tubuh hospes.
karena tertelan kista berdinding tebal yang Bentuk vakuolar lainnya akan
berasal dari tinja penderita. Kemudian kista memperbanyak diri menjadi bentuk
menginfeksi sel epitel usus lalu amuboid yang akan berkembang menjadi
memperbanyak diri secara aseksual dan bentuk prakista yang kemudian dengan
tumbuh menjadi bentuk vakuolar. Sebagian proses skizogoni akan tumbuh menjadi
dari bentuk vakuolar akan berkembang bentuk kista berdinding tebal yang keluar
menjadi multi vakuolar yang kemudian bersama tinja dan merupakan stadium
akan berkembang menjadi bentuk kista infektif pada penularan selanjutnya.6

3
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 4 No.1, Juli 2017, 1-12

Gambar 2. Siklus Hidup B. hominis8

Prevalensi B. Hominis gejala klinisnya dan diobati dengan


Prevalensi B. hominis berbeda-beda metronidazole selama 2 minggu kemudian
pada berbagai negara. Secara umum diperiksa lagi. Hasil pemeriksaan
prevalensi B. hominis lebih tinggi pada menunjukkan tidak ada infeksi parasit lain.
negara berkembang dibandingkan negara Patogenisitas B. hominis diduga terkait
maju. Hal tersebut berhubungan dengan dengan jumlah parasit dan subtipe tertentu.
hygiene yang jelek, paparan dari binatang, Prevalensi B. hominis berdasarkan
dan konsumsi air minum yang usia dari berbagai penelitian tidak
terkontaminasi parasit.22 Patogenesis menunjukkan hubungan yang signifikan.
B. hominis masih kontroversial, meskipun Ada penelitian yang menyatakan bahwa
studi yang pernah dilaporkan oleh Kaya, et infeksi B. hominis lebih banyak terjadi pada
al.24 bisa membuktikan hubungan sebab orang dewasa. Hal ini dikarenakan orang
akibat antara B. hominis dan gejala dewasa lebih banyak melakukan aktivitas di
gastrointestinal yang membaik setelah luar rumah sehingga mendapatkan paparan
pengobatan parasit ini. Lima puluh dua yang lebih besar sebagai sumber infeksi
individu dengan infeksi B. hominis dilihat protozoa usus.9 Penelitian lain menyatakan

4
Blastocystis hominis: Protozoa Usus Potensial Penyebab Diare…(Nova Pramestuti dan Dewi Saroh)

sebaliknya bahwa prevalensi parasit ini hygiene dan toilet training pada usia
banyak terjadi pada kelompok usia di tersebut belum cukup dan penularan silang
bawah 10 tahun dengan alasan praktik melalui close personal contact.25

Tabel 1. Prevalensi B. hominis


Prevalensi B. hominis (%)
Jumlah
Penulis Tahun Lokasi Subyek Total Usia (tahun) Jenis
sampel
Kelamin
Taamasri, et 2010 Chachoengsao, Tentara 210 37,3 < 20: 8,33 L: 23,5
all9 Thailand 21-30: 34,3 P: 5,9
31-40: 12
41-50: 4,5
51-60: 7,7
> 60: 0

Kiani, et al10 2016 Nahavand Petani dan 1301 22,4 ≤ 15: 22,7 L: 33,9
County, Iran peternak di 16-30: 38,5 P: 30,4
Barat pedesaan 31-45: 37,9
46-60 39,2
> 60: 39,8

Amin11 2010 United States, Patient 5291 2002-2004: 12 0-9: 11 L: 17


Amerika 10-19: 13 P: 15
20-29: 16
30-39: 15
40-49: 17
> 50: 15

Anuar, et al12 2013 Malaysia Masyarakat 500 20,4 < 15: 22,6 L: 18,7
di pedesaan ≥ 15: 18,6 P: 21,7

Belleza, et al1 2015 Filipina Masyarakat 1271 12,98 1-4: 12,01 L: 12,65
5-14: 19,61 P: 13,20
15-29: 16,91
30-44: 18,61
45-59: 17,53
60-69: 15,39
> 70: 20,59

Boondit, et 2014 Thailand Anak yatim 331 Desember < 3: 0 L: 7,8


al13 dan 2009: 11,1 3-12: 20 P: 6,5
pengasuh di April 2010: 13 > 12: 11,1
panti asuhan

Cruz Licea, et 2003 Meksiko Penjual 115 60,4 - -


al3 makanan

Downs, et al14 2015 Irak Patient 437 36 - -

Galgamuwa, 2016 Sri Lanka Anak-anak 489 1,4 1-6: 19,7 L: 20,8
et al15 7-12: 17 P: 16,1

Manganelli, 2012 Roma Anak-anak 247 51,35 - -


et al16

5
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 4 No.1, Juli 2017, 1-12

Prevalensi B. hominis (%)


Jumlah
Penulis Tahun Lokasi Subyek Total Usia (tahun) Jenis
sampel
Kelamin
Sedighi, et 2015 Iran Anak-anak 395 18,5 0-1: 2,97 L: 19,62
al17 2-3: 17,02 P: 17,12
4-5: 22,00
6-7: 21,42
8-9: 28,34

Canete, et al18 2012 Kuba Anak-anak 104 38,5 - -


Maryanti, 2009 Pekanbaru Anak-anak 76 10,5 1-3:17,6 L: 29,4
dkk5 > 3-5: 19,4 P: 17,6
> 5-10: 0,0

Fransisca, 2015 Bekasi Anak-anak 130 43,1 - -


dkk4
Tian, et al19 2012 Cina Orang-orang 624 19,2 - -
yang hidup HIV positif:
dengan 16,23
pasien HIV HIV negatif:
22,11

Parmini, 2015 Manado Anak 33 Blastocystis - L: 60,6


dkk20 penderita sp. : 39,4 P: 39,4
diare

Lu and Sang21 2009 Taiwan Imigran di 932 20,2 21-30: 21,5 L: 20,2
Taiwan dari 31-40: 17,9 P: 20,2
4 negara : 41-50: 25,9
1. Indones >50: 0
ia
2. Vietna
m
3. Filipina
4. Cina

Nofita, dkk22 2014 Padang Pasien di 61 Mikroskopis: 0-12: 10 L : 85


rumah sakit 21,3 13-24: 10 P : 15
PCR: 32,8 25-36: 30
37-48: 15
49-60: 25
>60 : 10

Idris, et al23 2009 Jakarta Pasien anak 42 47,6 - -


dengan HIV: 33,3
immunocom
promised

Faktor Risiko Blastocystis hominis meningkatkan risiko terinfeksi


Individu dengan kondisi B. hominis.27 Penelitian-penelitian yang
immunocompromised, praktik higienis telah melaporkan tentang faktor risiko
yang kurang, imigran dari dan traveler ke terjadinya infeksi parasit ini secara lengkap
negara berkembang yang tropis dan kontak dapat dilihat pada Tabel 2.
dengan hewan atau mengonsumsi makanan Infeksi B. hominis diasumsikan menular
atau air yang terkontaminasi dapat lewat air (waterborne) sejak dilaporkan

6
Blastocystis hominis: Protozoa Usus Potensial Penyebab Diare…(Nova Pramestuti dan Dewi Saroh)

orang barat terinfeksi protozoa tersebut kontaminasi feses di lingkungan dan


setelah minum air yang tidak dimasak penularan interpersonal dalam siklus hidup
selama dalam perjalanan. Penelitian parasit tersebut.16 Orang yang tinggal di
Taamasri, et al9 pada 11th Infantry Division, pedesaan lebih berisiko terinfeksi
Chachoengsao, Thailand menunjukkan di B. hominis karena rendahnya tingkat
wilayah tersebut, air minum berasal dari pengetahuan tentang sanitasi, air minum
keran yang berklorinasi dan air hujan yang tidak sehat, lebih banyak kontak
dengan atau tanpa disaring atau direbus. dengan tanah, kondisi lingkungan yang
Moe, et al dalam Taamasri, et al9 tidak nyaman dan banyaknya anggota
menjelaskan bahwa ada kemungkinan keluarga.17
bahwa infeksi B. hominis ditularkan Menurut Galgamuwa, et all.15
melalui air keran sejak bentuk kista yang bahwa kebiasaan personal hygiene yang
mampu bertahan hidup di air pada buruk dari anak-anak dan kurangnya
temperatur normal selama 19 hari. Air yang pengetahuan mengenai penularan protozoa
tidak dimasak atau tidak disaring usus merupakan alasan utama dari temuan
kemungkinan terkontaminasi dengan kista tersebut. Anak-anak seringkali kontak
B. hominis dari feses yang tidak sengaja dengan air dan tanah yang terkontaminasi
mencemari air tersebut. Selain itu, Zaki, et serta makan buah tanpa cuci tangan terlebih
al dalam Taamasri, et al9 menambahkan dahulu. Didukung juga karena sistem imun
penelitian terbaru menunjukkan sista pada anak-anak masih rendah. Tangan atau
B. hominis telah resisten terhadap klorin makanan yang terkontaminasi memainkan
pada konsentrasi standar. peran penting untuk transmisi parasit
Penularan B. hominis dari manusia melalui jalur fekal-oral. Kontaminasi
ke manusia bisa terjadi. Sanitasi yang buruk sayuran dapat terjadi dalam berbagai cara,
dari fasilitas rumah tangga dapat menjadi seperti kontak dengan tanah dan banjir.
rute transimisi dari manusia ke manusia.28 Dalam kebanyakan kasus, pencemaran
Oleh karena itu, menjaga kebersihan dikaitkan dengan air yang digunakan untuk
merupakan tanggung jawab dan praktik irigasi. Kebiasaan menghisap jari dan
penting untuk menghindari penularan menggigit kuku meningkatkan risiko
B. hominis ke orang lain. Hubungan antara terinfeksi B. hominis. Telur protozoa ini
kondisi perumahan dan parasit bersembunyi dibawah permukaan kuku dan
menunjukkan bahwa kondisi sosial- jari setelah kontak dengan makanan dan air
ekonomi secara signifikan mempengaruhi yang terkontaminasi.15
status kesehatan, dan dapat mendukung

7
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 4 No.1, Juli 2017, 1-12

Tabel 2. Faktor Risiko Infeksi B. Hominis


Penulis Tahun Lokasi Analisis Jumlah Faktor Risiko OR/RR p-value
Sampel
Taamasri, et 2010 Chachoengsao, Univariat 210 - Umur 21-30 5,24 (95% CI < 0,05
al9 Thailand tahun = 2,12-13,21)
- Air minum 4,97 (95% CI < 0,05
tidak = 1,92-15,10)
dimasak dan
disaring

Kiani, et al10 2016 Nahavand Univariat 1301 - Status - 0.001


County, Iran pendidikan 0,02
Barat - Kontak
dengan 0,001
hewan
domestik
dan tanah
- Musim
(semi dan
panas)
Regresi - Umur 2,07 < 0,001
logistik - Musim 1,16 < 0,001

Anuar, et 2013 Malaysia Univariat 500 - Minum air 2,92 (95% CI < 0,001
al12 yang tidak = 1,84-4,63)
dimasak dan 0,040
disaring 1,58 (95% CI
- Tidak cuci = 1,02-2,45)
tangan
setelah < 0,001
bermain
dengan 8,21 (95% CI
tanah dan = 5,07-13,30)
berkebun
- Anggota
keluarga
lain ada
yang
terinfeksi
Blastocystis
Regresi - Minum air 2,75 (95% CI < 0,001
logistik yang tidak = 1,66-4,55)
dimasak dan < 0,001
disaring 7,96 (95% CI
- Anggota = 4,84-13,08)
keluarga
lain ada
yang
terinfeksi
Blastocystis
Belleza, et 2015 Filipina Multivariat 1271 Kepemilikan 2,6 (90% CI 0,000
al1 anjing = 1,9-3,7)

8
Blastocystis hominis: Protozoa Usus Potensial Penyebab Diare…(Nova Pramestuti dan Dewi Saroh)

Penulis Tahun Lokasi Analisis Jumlah Faktor Risiko OR/RR p-value


Sampel
Galgamuwa, 2016 Sri Lanka Univariat 489 - Makan 1 (95% CI = 0,008
et al15 buah- 1,19-3,24)
buahan tidak 0,017
dicuci 1 (95% CI =
- Kebiasaan 1,12-3,00) 0,015
mengisap
jari 1 (95% CI =
- Kebiasaan 1,12-2,87)
menggigit
kuku

Manganelli, 2012 Roma Regresi 247 - Usia 2,060 (95% 0,011


et al16 logistik - Kondisi CI = 1,180- 0,001
rumah 3,596)
gubuk 2,776 (95% 0,009
- Tinggal CI = 1,522-
bersama 5,062)
anggota
keluarga 1,739 (95%
lain CI = 1,146-
2,640)

Sedighi, et 2015 Iran Univariat 395 - Umur - < 0,001


al17 - Tinggal di - < 0,001
pedesaan

Canete, et 2012 Kuba Regresi 104 - Minum air 22,60(95% -


al18 logistik yang tidak CI = 5,83–
dimasak dan 87,71)
disaring -
- Makan buah
tanpa dicuci 8,40 (95% CI -
- Mengisap = 3,69–
jari dan atau 19,12)
menggigit
kuku 8,75 (95% CI
= 1,35–
56,88)

Safadi, et 2016 Perancis Univariat 788 - Traveling - < 0,001


al25 lebih dari 12
bulan

Multivariat - Traveling 1,90 (95%% 0,009


lebih dari 12 CI = 1,18-
bulan 3,05)

9
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 4 No.1, Juli 2017, 1-12

Pengobatan KESIMPULAN

Sukthana dalam Sadaf, et al2 B. hominis merupakan salah satu

menjelaskan bahwa pengobatan B. hominis protozoa usus yang sering menyebabkan

diperlukan jika gejala muncul dan tidak ada diare dan manifestasi gastrointestinal.

penyebab penyakit lain. Metronidazole Infeksi dari protozoa ini akan menimbulkan

biasa direkomendasikan untuk pengobatan gejala ketika sistem imun dalam tubuh

protozoa ini dengan dosis 250-750 mg menurun. Manusia terinfeksi B. hominis

selama 3 hari atau 2 g/hari selama 5 hari. melalui jalur oral-fekal karena

Co-Trimoxazole mempunyai efek yang mengonsumsi makanan atau air yang

bagus untuk kesembuhan tanpa terkontaminasi kista dari tinja penderita.

menimbulkan efek samping.29 Koinfeksi Pencegahan penularan dapat dilakukan

B. hominis dengan G. lamblia, dengan menjaga kebersihan perorangan,

E. histolytica, dan D. fragilis dapat menjaga kebersihan fasilitas umum,

diberikan obat metronidazole (pengobatan mencegah kontaminasi feses dalam

lini pertama) atau trimetoprim- makanan dan air, mengupas dan mencuci

sulfamethoxazole (TMP-SMX) (untuk buah dan sayuran mentah.

pengobatan lini kedua, bila tidak dapat DAFTAR PUSTAKA


30
diobati dengan metronidaloze). 1. Belleza MLB, Cadacio JLC, Borja MP, et
al. Epidemiologic Study of Blastocystis
Pengobatan untuk infeksi B. hominis pada
Infection in an Urban Community in the
pasien HIV-1 menurut Amenta dalam Philippines. J Environ Public Health.
2015;2015(Article ID 894297):1-7.
Sadaf, et al2 digunakan Rifaximin. doi:10.1155/2015/894297.
2. Sadaf HS, Khan SS, Urooj KS, Asma B,
Pencegahan dan Pengendalian Ajmal SM, Karachi T. Blastocystis
hominis-Potential Diahorreal Agent: a
Jalur penularan B. hominis melalui Review. Int Res J Pharm. 2013;4(1):1-5.
3. Cruz Licea V, Plancarte Crespo A, Morán
oral-fekal ketika manusia mengonsumsi Álvarez C, Valencia Rojas S, Rodríguez
makanan dan air yang tidak higienis. Oleh Sánchez G, Vega Franco L. Blastocystis
hominis among food vendors in
karena itu, tindakan pencegahan yang dapat Xochimilco markets. Rev Latinoam
Microbiol. 2003;45(1-2):12-15.
dilakukan dengan menjaga higiene 4. Fransisca RO, Iriani AD, Mutiksa FA,
perorangan dengan cuci tangan dengan Izati S, Utami RK. Hubungan Infeksi
Parasit Usus dengan Pengetahuan Perilaku
sabun sebelum dan sesudah menggunakan Hidup Bersih Sehat pada Anak SD Bekasi
, 2012 (The prevalance of intestinal
toilet, menjaga kebersihan fasilitas umum,
parasitic infection among primary school
mencegah kontaminasi feses dalam children in Bekasi in 2012 and its
association with knowledge level about
makanan dan air, mengupas dan mencuci clean . J Kesehat Indones. 2012;3(1):2-6.
buah dan sayuran mentah.2 5. Maryanti E, Dwintasari SW, Lesmana SD,

10
Blastocystis hominis: Protozoa Usus Potensial Penyebab Diare…(Nova Pramestuti dan Dewi Saroh)

Mandela H, Herlina S. Profil penderita associated risk factors and clinical features
diare anak di puskesmas rawat inap among children in a low-income tea
pekanbaru. JIK. 2009;1(9):14-19. plantation community in Sri Lanka. Int J
6. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi Community Med Public Heal.
Kedokteran. Jakarta: CV Sagung Seto; 2016;3(9):2452-2458.
2011. 16. Manganelli L, Berrilli F, Di Cave D, et al.
7. Blastocystis hominis Intestinal parasite infections in immigrant
https://web.stanford.edu/group/parasites/P children in the city of Rome, related risk
araSites2010/Delamon_Alfredo_Rego/par factors and possible impact on nutritional
aSITEfinalweb.htm. Accessed November status. Parasit Vectors. 2012;5:265.
25, 2016. doi:10.1186/1756-3305-5-265.
8. CDC. Blastocystis hominis. 17. Sedighi I, Asadi M, Olfat M, Maghsood
http://www.cdc.gov/dpdx/blastocystis/. AH. Prevalence and Risk Factors of
Published 2013. Accessed November 25, Giardia lamblia and Blastocystis hominis
2016. Infections in Children Under Ten Years
9. Taamasri P, Mungthin M, Rangsin R, Old , Hamadan , Iran. Hamadan Univ Med
Tongupprakarn B, Areekul W, Leelayoova Sci. 2015;2(2):6-10. doi:10.17795/ajcmi-
S. Transmission of intestinal 22713.
blastocystosis related to the quality of 18. Cañete R, Díaz MM, Avalos García R,
drinking water. Southeast Asian J Trop Laúd Martinez PM, Manuel Ponce F.
Med Public Health. 2000;31(1):112-117. Intestinal Parasites in Children from a Day
10. Kiani H, HAGHIGHI A, ROSTAMI A, et Care Centre in Matanzas City, Cuba. PLoS
al. Prevalence, Risk Factors and One. 2012;7(12):1-4.
Symptoms Associated To Intestinal doi:10.1371/journal.pone.0051394.
Parasite Infections Among Patients With 19. Tian LG, Chen JX, Wang TP, et al. Co-
Gastrointestinal Disorders in Nahavand , infection of HIV and intestinal parasites in
Western Iran. Rev Inst Med Trop Sao rural area of China. Parasites and Vectors.
Paulo. 2016;58(42):1-7. 2012;5(1):36. doi:10.1186/1756-3305-5-
doi:10.1590/S1678-9946201658042. 36.
11. Amin OM. The epidemiology of 20. Parmini NW, Bernadus JBB, Sorisi AMH.
Blastocystis hominis in the United States. Deteksi Blastocystis Spp pada Tinja Anak
Res J Parasitol. 2010;5(3):156-165. Penderita Diare dengan Menggunakan
12. Anuar TS, Ghani MKA, Azreen SN, et al. Metode Copro Elisa. J e-Biomedik.
Blastocystis infection in Malaysia: 2015;3(2):666-669.
Evidence of waterborne and human-to- 21. Lu C Te, Sung YJ. Epidemiology of
human transmissions among the Proto- Blastocystis hominis and other intestinal
Malay, Negrito and Senoi tribes of Orang parasites among the immigrant population
Asli. Parasit Vectors. 2013;6(1):40. in northeastern Taiwan by routine physical
doi:10.1186/1756-3305-6-40. examination for residence
13. Boondit J, Pipatsatitpong D, Mungthin M, approval.JMicrobiol Immunol Infect.
et al. Incidence and risk factors of 2009;42:505-509.
Blastocystis infection in orphans at the http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/204
babies’ home, Nonthaburi Province, 22136.
Thailand. J Med Assoc Thail. 22. Nofita E, Harminarti N, Rusjdi SR.
2014;97(13):S52-S59. Identifikasi Blastocystis hominis secara
14. Downs JW, Putnam SD, Rockabrand
SEL Jurnal PenelitianDM,
Kesehatan Vol.4 Mikroskopis dan 1-12
No.1, Juli 2017, PCR pada Sampel Feses
et al. A cross-sectional analysis of clinical di Laboratorium RSUP Dr. M. Djamil
presentations of and risk factors for enteric Padang. MKA. 2014;37(1):26-31.
protozoan Infections in an Active Duty 23. Idris NS, Dwipoerwantoro PG, Kurniawan
Population during Operation Iraqi A, Said M. Intestinal Parasitic Infection of
Freedom. Trop Dis Travel Med Vaccines. Immunocompromised Children with
2015;1(1):2. doi:10.1186/s40794-015- Diarrhoea: clinical profile and therapeutic
0005-6. response. J Infect Dev Ctries.
15. Galgamuwa LS, Iddawela D, Dharmaratne 2010;4(5):309-317. doi:10.3855/jidc.275.
SD. Intestinal protozoa infections , 24. Kaya S, Çetİn ES, Aridoğan BCi̇ , Arikan

11
S, Demİrcİ M. Pathogenicity of Blastocystis spp. Clin Microbiol Rev.
Blastocystis hominis, A Clinical 2008;21(4):639-665.
Reevaluation. Turkiye Parazitoloji Derg. doi:10.1128/CMR.00022-08.
2007;31(3):184-187. 28. Rayan P, Verghese S, McDonnell PA.
25. El Safadi D, Cian A, Nourrisson C, et al. Geographical location and age affects the
Prevalence, Risk Factors for Infection and incidence of parasitic infestations in
Subtype Distribution of the Intestinal school children. Indian J Pathol Microbiol.
Parasite Blastocystis sp. from a Large- 2010;53:498-502.
Scale Multi-Center Study in France. BMC 29. Mahdi NK, Sc M, Strak PDSK. The
Infect Dis. 2016;16(1):451. Effectiveness of Metronidazole ,
doi:10.1186/s12879-016-1776-8. Praziquantel and Co- Trimoxazole on
26. Thompson RCA, Smith A. Zoonotic Blastocystis hominis. IJGE. 2005;1(5):1-4.
Enteric Protozoa. Vet Parasitol. 30. Coyle CM, Varughese J, Weiss LM,
2011;182(1):70-78. Tanowitz HB. Blastocystis: To treat or not
doi:10.1016/j.vetpar.2011.07.016. to treat. Clin Infect Dis. 2012;54(1):105-
27. Tan KSW. New insights on classification, 110. doi:10.1093/cid/cir810.
identification, and clinical relevance of

12

Anda mungkin juga menyukai