Anda di halaman 1dari 5

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK RESITASI-MANDIRI POKOK BAHASAN KINEMATIKA


GERAK LURUS KELAS I SEMESTER I SMU N 1 BANGUNTAPAN TAHUN AJARAN
2002/2003

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempunyai pengaruh besar terhadap
pendidikan fisika di sekolah. Pengaruh tersebut terutama pada ruang lingkup materi pelajaran
dan sistem penyampaian pelajaran. Perbandingan antara ruang lingkup materi fisika yang
semakin luas dengan sedikitnya jumlah waktu yang tersedia, mendorong guru mengajar dengan
cepat agar semua materi dapat disampaikan, tanpa memperhatikan apakah peserta didiknya
sudah benar-benar jelas atau belum. Kenyataan itulah yang merupakan salah satu faktor
penyebab rendahnya prestasi belajar fisika.

Sebagai salah satu bagian dari IPA, fisika memegang peranan penting dalam era pengembangan
teknologi informasi saat ini. Oleh karena begitu pentingnya peranan fisika dalam menunjang
perkembangan teknologi saat ini, maka upaya sosialisasi fisika kepada siswa tentunya
merupakan tantangan tersendiri bagi guru fisika. Tantangan tersebut lebih terfokus pada cara
mensosialisasikan pelajaran fisika itu sendiri kepada siswa, sehingga guru dapat
menyelenggarakan proses belajar mengajar di kelas secara optimal.

Secara umum mata pelajaran fisika kurang diminati oleh siswa. Seperti yang dikemukakan
Wayan Memes (2000 :1) keinginan untuk mengikuti pelajaran terutama bidang studi fisika dan
kimia cenderung menurun. Dengan demikian tidaklah mengherankan kalau nilai rata-rata bidang
studi fisika atau dalam Nilai Ebtanas Murni (NEM) selalu lebih rendah daripada mata pelajaran
lain. Dalam hubungan ini di samping fisika menjadi momok atua mata pelajaran yang
menakutkan di mata siswa, faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah metode pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran fisika kurang tepat. Untuk memperbaiki keadaan itu perlu
diupayakan agar guru menggunakan model pemberlajaran dengan suatu pendekatan yang
menjadikan semua siswa aktif dan ikut terlibat secara langsung dalam proses belajar-mengajar.

Sampai saat ini harus diakui bahwa model pendekatan dalam pembelajaan yang didominasi
dilakukan adalah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered instruction). Model
pembelajaran ini cenderung mendorong siswa bersifat pasif sehingga pencapaian pemahaman
materi yang disampaikan kurang maksimal. Hal ini tentunya berakibat pada prestasi belajar
siswa.

Fisika menurut Bob Foster (2000 :2) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gajala
alam dan benda-benda mati. Oleh karena itu fisika bukanlah pelajaran yang sifatnya menghafal
rumus-rumus, tetapi lebih ditekankan pada pengetahuan, pengertian dan pemahaman akan
konsep-konsepnya. Mengingat begitu pentingnya pelajaran fisika, maka strategi belajar fisika
perlu dikembangkan pada situasi belajar mengajar yang memberikan kesempatan luas bagi siswa
untuk terlibat dalam proses pengajaran yang aktif. Dengan demikian, pelajaran fisika lebih
bersifat merangsang dan membina aktivitas siswa memberikan jalan dan menciptakan suasana
yang mendukung dalam tercapainya tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Salah satu
hal yang bisa dilakukan adalah dengan menuntut siswa tersebut untuk aktif dalam proses
kegiatan belajar mengajar.

SMU N Banguntapan merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di kecamatan
Banguntapan, Kabupaten Bantul. Sekolah tersebut terletak pada km 15 dari pusat kota
Yogyakarta. Berdasarkan observasi di sekolah dapat diungkapkan bahwa hampir semua siswa
berasal dari lingkungan pedesaan di sekitar lokasi sekolah tersebut. Kegiatan belajar mengajar
secara umum berlangsung dalam situasi klasikal dengan kegiatan yang bersifat informatif,
sehingga peran guru lebih dominan. Hasil pengamatan peneliti di sekolah tersebut, kegiatan
pembelajaran menggunakan teknik resitasi mandiri relatif kurang ditekankan oleh guru sehingga
siswa lebih bersifat pasif. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Tuntutan target kurikulum yang harus dipenuhi serta kegiatan praktek banya
membutuhkan waktu sedangkan alokasi waktu hanya cukup untk penyampaian materi.
Hasil wawancara dengan guru bidang studi fisika menyatakan bahwa alokasi waktu yang
tersedia dalam silabus tidak cukup bila dilakukan dengan praktek. Apalagi jika harus
ditambah dengan latihan soal-soal untuk lebih memperjelas pemahaman siswa, maka
tuntutan kurikulum akan sulit dipenuhi. Karena itulah, guru cenderung mengajar cepat
tanpa memperhatikan apakah peserta didiknya sudah benar-benar jelas atau belum.
2. Pembelajaran fisika dengan praktek memerlukan waktu yang sangat lama, mulai dari
persiapan sampai pelaksanaan. Dengan alasan itulah maka guru jarang melakukan
praktek.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan teknik resitasi mandiri adalah teknik pembelajaran dengan
memberikan tugas kepada siswa mandiri setelah proses belajar mengajar berlangsung. Proses
pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan tugas kepada siswa pada dasarnya
merangsang siswa atau anak didik tersebut untu aktif. Hal ini disebabkan karena siswa akan
merasa tertantang untuk dapat memecahkan atau menyelesaikan permasalahan yang diberikan
kepadanya dan akhirnya siswa akan berusaha membaca buku-buku sumber yang lebih banyak
lagi.

Salah satu wujud dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dapat berupa kerja
mandiri atau secara mandiri setelah proses belajar mengajar berlangsung. Proses pembelajaran
yang dilaksanakna dengan memberikan tugas kepada siswa pada dasarnya merangsang siswa
atau anak didik tersebut untuk aktif. Hal ini disebabkan kaena siswa akan merasa tertantangn
untuk dapat memecahakn atau menyelesaikan permasalahan yagn diberikan kepadanya dan
akhirnya siswa akan berusaha membaca buku-buku sumber yang lebih banyak lagi.

Salah satu wujud dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dapat berupa kerja
mandiri atau secara individu. Model belajar tugas mandiri dimaksudkan untuk memberikan peran
yang lebih besar kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Guru hanya berfungsi sebagai
pembimbing dan memberi arah motivasi untuk belajar. Dengan kata lain, keberhasilan dalam
proses belajar mengajar ini ditentukan sendiri oleh siswa tersebut dalam belajar. Belajar mandiri
mendidik siswa menjadi bebas, tidak tergantung dan percaya pada diri sendiri. Siswa akan
terbiasa untuk berinisiatif sendiri dan memiliki kesempatan untuk menimbang-nimbang dan
membuat keputusan, menentukan pilihan dan melakukan penialaian. Dia menjadi lebih percaya
pada diri sendiri dan kurang bersandar pada penilaian pihak lain.

Namun demikian sejauh mana keberhasilan individu (mandiri) tersebut, itulah yang perlu dikaji
karena di samping memiliki kelebihan, model ini juga mempunyai kelemahan seperti menuntut
adanya sarana belajar, terutama bahan-bahan tertulis yaitu buku pelajaran, lembar kerja bagi
siswa yang semua itu harus dipelajari secara perorangan. Bahan yang dijelaskan oleh guru tidak
selamanya memberikan kemudakan dalam menyelesiakan tugas.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tugas yang diberikan guru tidak semua dikerjakan
dengan baik oleh siswa. Hal ii disebabkan karena siswa belum memahami materi dari tugas yang
diberikan, sehingga siswa merasa kesulitan dalam mengerjakannya. Selain itu juga siswa tidak
mengerjakan tugasnya secara sungguh-sungguh karena mereka beranggapan tidak ada umpan
balik dari guru yang bersangkutan terhadap tugas yang diberikan. Maksudnya guru tidak pernah
memperhatikan apakah semua siswa sudah mengerjakan tugasnya dengan baik atau belum. Guru
hanya meminta salah satu dari siswa yang secara suka rela mau menuliskan hasil kerjaannya dan
kemudian membahasnya. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dicari bagaimana upaya yang
bisa dilakukan guru untuk meninkatkan prestasi belajar fisika siswa, jika dalam proses belajar
mengajar diterapkan tekniki resitasi-mandiri. Adapun jenis tugas yang diberikan berupa
eksperimen dan latihan soal-soal.

1. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan beberapa


permasalahanna sebagai berikut :

1. Masih rendahnya prestasi belajar fisika siswa.


2. Ruang lingup materi fisika yang cenderung luas.
3. Tidak seimbangnya perbandingan antara jumlah materi fisika dengan waktu untuk
kegiatan proses belajar mengajar.
4. Mata pelajaran fisika masih dianggap pelajaran menakutkan oleh para siswa SMU.
5. Minimnya upaya untuk merubah citra fisika yang dianggap momok oleh para siswa
menjadi salah satu mata pelajaran yang menarik untuk dipelajari.
6. Guru masih menggunakan metode ceramah yang tidak menarik siswa untuk aktif dalam
pembelajaran fisika.
7. Belum diterapkannya metode pembelajaran fisika yang tepat digunakan untuk
menyampaikan materi fisika.
8. Kurangnya penerapan teknik resitasi mandiri (pemberian tugas) pada siswa.
9. Perlu umpan balik dari guru terhadap pemberian tugas yang diberikan pada siswanya.
10. Pemberian tugas pada siswa dilakukan diluar jam pelajaran

C. Batasan Masalah

Dalam penyusunan skripsi, pembatasan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
Guna lebih terarahnya penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini
hanya akan mambatasi masalah tentang upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
prestasi belajar fisika siswa kelas 1 semester 1 SMU Negeri 1 Banguntapan dengan
menggunakan metode tugas resitasi secara mandiri pada pokok bahasan tentang kinematika
gerak lurus khususnya sub pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB). Bentuk tugas yang diberikan berupa : latihan soal-soal dan
melakukan percobaan (eksperimen).

D. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah mendapatkan gambaran secara jelas dari berbagai masalah yang terdapat
dalam penelitian terhadap siswa kelas 1 semester 1 SMU N Banguntapan Bantul tahun ajaran
2002/2003 Sub Pokok Bahasan GLB dan GLBB ini maka masalah-masalah tersebut dirumuskan
sebagai berikut :

1. Apakah dengan teknik resitasi-percobaan prestasi belajar fisika siswa kelas 1 semester 1
SMU N Banguntapan pada Sub Pokok Bahasan GLB dan GLBB dapat meningkat?
2. Apakah dengan teknik resitasi berupa latihan soal-soal yang diberikan oleh guru, prestasi
belajar fisika siswa kelas I semester 1 SMU N Banguntapan pada Sub Pokok Bahasan
GLB dan GLBB dapat meningkat?
3. Apakah dengan teknik resitasi-percobaan dan juga latihan soal-soal prestasi belajar fisika
siswa kelas 1 semester 1 SMU N Banguntapan pada Sub Pokok Bahasan GLB dan GlBB
dapat meningkat?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar fisika siswa kelas 1 SMU N
Banguntapan pada Sub Pokok Bahasan GLB dan GLBB, jika dalam pembelajaran fisika
digunakan teknik resitasi-percobaan (eksperimen).
2. Mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar fisika siswa kelas 1 SMU N
Banguntapan pada Sub Pokok Bahasan GLB dan GLBB, jika dalam pembelajaran fisika
digunakan teknik restitasi berupa latihan soal-soal.
3. Mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar fisika siswa kelas 1 SMU N
Banguntapan pada Sub Pokok Bahasan GLB dan GLBB, jika dalam pembelajaran fisika
digunakan teknik resitasi percobaan (eksperimen) ditambah dengan latihan soal-soal.

F. Manfaat Penelitian

Sebagaimana rumusan masalah diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah upaya untuk :

1. Bagi siswa, dengan teknik resitasi mandiri dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
mempelajari fisika, sehingga dapat menimbulkan rasa tertarik untuk mempelajari fisika.
2. Bagi guru dan sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menerapkan teknik ressitasi mandiri pada pembelajaran fisika khususnya, dan
pembelajaran lain pada umumnya.
3. Bagi peneliti, memberi bekal dan pengalaman proses pembelajaran dengan teknik resitasi
mandiri dalam kaitannya dengan profesi peneliti sebagai calon guru.

Anda mungkin juga menyukai