OLEH :
Nama : AGNA ANNISA RAHIM
No Bp : 1611011014
Kelompok/Shift : IV/Jumat Pagi
Rekan Kerja : 1. Dian Nofida
2. Tuti Andriani
3. Suci Almuvarhimmah R.
4. Monica Cyntia Vilara
5. Fairuzi Zafrano
6. Nurul Pertiwi
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1.2 Manfaat
Dengan mempelajari Isolasi Triterpenoid Dari Pegagan (Centella asiaticaL.) kita dapat
memperoleh manfaat :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Magnoliopsida (Dicotyledone)
Ordo : Umbilales
Famili : Umbelliferae
Genus : Centella
2.1.2 morfologi
Centella asiatica L. berasal dari daerah asia tropik dan tumbuh tersebardi
berbagai negara seperti Filphina,Cina,India,Srilangka,Madagaskar,Afrika,Indonesia.
Di indonesia tumbuhan ini dikenal dengan berbagai macam nama sesuai dengan
daerah tempat tumbuhnya. Di jakarta misal nya tumbuhan ini disebut pegagan,di
Sunda antanan, di Sumatre daun kaki kuda,di Madura tikusan,di Jawa gagan-gagan
dan di Bali piduh.10
Pegagan merupakan tumbuhan tropis dengan daerah penyebaran cukup luas, dari
dataran rendah sampai dataran tinggi, hingga 2.500 m di atas permukaan laut
(Januwati dan Muhammad 1992). Pegagan dapat ditemukan di daerah perkebunan,
ladang, tepi jalan, pematang sawah, ataupun di ladang yang agak basah. Pegagan
tumbuh baik pada tanah yang agak lembap, tetapi cukup sinar matahari atau agak
terlindung. Pegagan tumbuh optimum di dataran medium pada ketinggian sekitar 700
m dpl, namun juga mampu tumbuh di daerah tinggi hingga 2.500 m dpl. Secara
empiris tanaman pegagan mempunyai syarat tumbuh spesifik dalam hal kebutuhan
cahaya matahari, yang akan memengaruhi bentuk morfologi daun dan kandungan
bioaktif.¹
Pegagan atau Centella asiatica (L) Urban merupakan tumbuhan kosmopolit atau
memiliki daerah penyebaran yang sangat luas, terutama daerah tropis dan subtropis,
seperti indonesia, Malaysia, Srilanka Madagaskar dan Afrika. Tumbuhan ini tumbuh
subur pada ketinggian 100–2500 m di atas permukaan laut, di daerah terbuka dan di
tempat yang lembab atau terlindung, seperti pematang sawah, tegalan, dan di bawah
pohon.²
2.4 Bioaktivitas
2.4.1 Ekstrak
Asiatikosida
Asam Medekanat
Cara kerja:
1. Disiapkan sampel pegagan kering sebanyak 100gr lalu di grinder.
2. Setelah itu, maserasi dengan 500 mL metanol selama 1x3 hari, saring
3. Uapkan hasil maserat hingga volume 200 Ml
4. Lalu, masukkan 100 gr norit ke dalam erlenmeyer kemudian lewatkan maserat
diatas kertas saring, saring
5. Uapkan eluat dengan rotary evaporator hingga kering
Ekstrak kental yang didapatkan, cek KLT senyawa hasil isolasi menggunakan
fase diam silica gel F 254, fase gerak etil asetat: metanol: aquadest (4:1:0.5).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Organoleptis
Warna : PutihKeruh
Bau : Baukhas
Bentuk : Amorf
Rasa : Tidakberasa
Randemen
Massa botol+ sampel =
Massa botol = -
Massa sampel =
Massa sampeladalah
Massa daunpegagan yang ditimbangadalah 100 g
Jadi :
Randemen =
=
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang di lakukan adalah isolasi senyawa triterpenoid dari
tumbuhan Centella asiatica atau Pegagan. Sampel yang digunakan adalah sampel kering.
Sampel pegagan kira-kira sebanyak 100 gr daun pegagan segar kami dapati di daerah
sekitar kampus UNAND. Daun tersebut dijemur dirumah kaca selama 2 hari. Sebelum
dilakukan proses ekstraksi terlebih dahulu di potong menjaadi bagian yang lebih kecil.
Setelah itu baru dimasukkan kedalam botol infus dan dilaukan proses ekstraksi atau
maserasi.
Metode yang digunakan untuk isolasi triterpenoid adalah metode Ekstrasi.
Pemilihan metoda ekstraksi ini karena berdasarkan tujuan dari metoda ekstraksi, untuk
melarutkan senyawa polar dalam pelarut yang polar dan senyawa nonpolar pada pelarut
yang non polar. Dari beberapa jenis ekstraksi yang ada, metoda yang dipilih adalah
maserasi. Pemilihan metoda maserasi ini, karena dengan perendaman akan
mengakibatkan pemecahan dinding sel akibat perbedaan tekanan antara didalam sel dan
di luar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam
pelarut organic. Dengan penyataan tersebut di harapkan agar triterpenoid bisa larut dalam
methanol. Pelarut yang digunakan untuk maserasi adalah metanol. Pemilihan metanol
karena metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi
senyawa organik bahan alam. Pelarut metanol merupakan pelarut universal. Metanol
yang digunakan pada praktikum ini sebanyak 500 ml untuk melarutkan 100 gram serbuk
pegagan kering.
Maserasi dilakukan selama 3 hari, setelah dimaserasi, didapatkan maserat
berwarna hijau. Untuk memisahkan senyawa triterpenoid dari zat pengotornya dan zat
bukan triterpenoid dilakukan penyaringan zat tersebut oleh norit. Hasil yang didapatkan
setelah di saring dengan norit adalah filtrate bening. Tujuan dari penambahan norit adalah
untuk menarik klorofil dan zat pengotor yang berwarna hijau kehitaman yang terdapat
pada maserat tadi. Selain itu juga untuk menarik senyawa-senyawa yang mempunyai
gugus polar aromatis seperti alkaloid, flavonoid dan fenol.
Pegagan yang telah jernih diuapkan dengan menggunakan rotary evaporation sampai
mendapatkan larutan pekat. Pada saat di rotary, pelarut akan terpisah dengan zat
terlarutnya. Kemudian didiamkan selama beberapa hari sampai terbentuk kristal. Lalu
dilakukan proses tuang saring dari kristal. Hasil tuang saring yang telah lama didiamkan
adalah amorf yang bertekstur lengket. Oleh karena itu di lakukan rekrisalisasi dengan etil
asetat hingga didapatkan kristal pegagan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Demi kelancaran dan kesuksesan dari percobaan yang dilakukan, maka praktikan
menyarankan kepada praktikan selanjutnya supaya :
1. Teliti, hati-hati dan serius dalam melaksanakan percobaan, dan sesuai dengan
prosedur kerja.
2. Pahami terlebih dahulu prosedur kerja sebelum melaksanakan percobaan.
3. Kristal yang ada didalam labu rotary jangan langsung dikerok tetapi dilarutkan
Daftar Pustaka
3. Sunanto,Hardi. 100 resep se,nukam asa, urat, obesitas dan diabetes Jakarta :
gramedia. 2009