42
memanaskan glycol sampai pada suhu untuk 3. Pelaksanaan Penelitian
regenerasinya. Bagian atas dari feed nozzle
Progam yang digunakan dalam pembuatan
disebut sebagai bagian untuk separasi antara
simulasi merupakan Aspen Hysys v8.8.
uap air dalam fase glycol. Glycol dari still
Simulasi dibuat berdasarkan data yang
coloumn turun kebawah menuju reboiler
terdapat pada HMB (Heat and Material
dengan suhu operasi sebesar 4000F, dan
Balance) dalam design yang diperoleh dari
panas yang disupply dari fuel gas digunakan
kontraktor, dalam kondisi operasi dengan
untuk meregenerasi rich glycol, uap hasil
kapasitas 100%. Data dari hasil simulasi
pemanasan rich glycol, naik keatas menuju
yang dibuat memiliki kesamaan dengan data
reflux condenser, sehingga sebagaian besar
desain sehingga dapat menjamin keakuratan
glycol dapat terkondensasi dan air menguap
dari uji sensitivitas yang dilakukan.
dan terbawa menuju ke flare sehingga
dibuatlah sistem recovery. Lean Glycol dari
reflux condenser turun lalu masuk ke 4. Hasil dan Pembahasan
reboiler, mengalir menuju stripping Fenomena Pengaruh Temperatur Inlet Gas
coloumn, dimana residu dari air yang tidak TEG Contactor terhadap Kadar Air di Dry
terbuang dapat dipisahkan menggunakan Gas dan Glycol Loss
stripping gas dari fuel gas system, tetapi
dalam simulasi yang dibuat berdasarkan
desain tidak membutuhkan aliran stripping
gas untuk mengalir agar mencapai kadar
kemurnian tertentu dalam lean TEG. Setelah
melewati stripping coloumn, lean glycol
panas masuk menuju ke surge drum dan
dilewatkan pada lean glycol exchanger (PG-
20-E-03) dan rich lean glycolexchanger (PG-
20-E-04) untuk dimaanfaatkan panasnya,
sehingga lean glycol menjadi lebih dingin, (a)
surge drum kemudian menyimpan sebagaian
dari lean glycol yang nantinya akan dipompa
menuju ke contactor, sebelumnya lean glycol
dipompa dengan circulating pump menuju
air cooler sehingga untuk menyesuaikan
aliran dari lean glycol dari air cooler dan
lean glycol menuju contactor dibuatlah aliran
recycle.
(b)
43
terkondensasi, dapat dilihat dari Gambar
1.(c). Hal tersebut tentunya juga tidak
diinginkan. Semakin rendah temperatur inlet
gas menyebabkan semakin rendah juga
temperatur glycol. Pada temperatur rendah
(di bawah 60-70oF), glycol dapat membentuk
emulsi yang stabil dengan hidrokarbon di
dalam gas dan juga dapat menyebabkan
foaming. Dan pada temperatur di bawah
50oF, glycol dapat menjadi terlalu viskos dan
lebih sulit untuk dipompa. Umumnya,
temperatur inlet gas dipertahankan di antara
(c) 80-110oF dan temperatur glycol dijaga
Gambar 1. (a) Fenomena pengaruh
sekitar 10oF di atas temperatur gas yang
temperatur inlet gas TEG
contactor terhadap kadar air keluar (Abdel et al. 2003).
di dry gas; (b)terhadap glycol
loss akibat terbawa aliran dry Fenomena Pengaruh TEG Flowrate
gas; (c) terhadap banyaknya terhadap terhadap Kadar Air di Dry Gas,
senyawa yang terkondensasi Glycol Loss, dan Hydrocarbon Loss
pada kontaktor
44
ditunjukkan oleh Gambar 2.(b). Pada unit
dehidrasi diusahakan hidrokarbon yang
terbuang adalah sesedikit mungkin, sehingga
flowrate TEG tidak boleh terlalu besar.
Semakin tinggi TEG mass flowrate maka
semakin banyak glycol loss karena semakin
banyak kontak antara TEG dengan gas pada
kontaktor, sehingga TEG yang ikut terbawa
pada aliran dry gas menjadi semakin banyak.
Namun pada kasus ini peningkatan glycol
(c) loss yang terjadi cukup sedikit sehingga TEG
Gambar 2. (a) Fenomena pengaruh TEG mass flowrate tidak terlalu berpengaruh pada
mass flowrate menuju glycol loss akibat terbawa oleh dry gas, dapat
kontaktor terhadap kadar air dilihat pada Gambar 2.(c).
di dry gas; (b) terhadap
hydrocarbon loss akibat Fenomena Pengaruh Temperatur Reboiler
terbawa aliran keflarepada
terhadap terhadap Kadar Air di Dry Gas dan
proses regenerasi TEG; (c)
terhadap glycol loss akibat Glycol Loss
terbawa aliran dry gas
45
Fenomena Pengaruh Stripping Gas Flowrate
terhadap terhadap Kadar Air di Dry Gas,
Glycol Loss, dan Konsentrasi TEG
(c)
Gambar 3. (a) Fenomena pengaruh
temperatur reboiler terhadap (a)
kadar H2O di dry gas; (b)
terhadap konsentrasi TEG di
lean glycol; (c) terhadap glycol
loss di keseluruhan sistem
47
Dari kedua metode, didapat laju sirkulasi loss total yang dihitung dari simulasi HYSYS
TEGyang tidak jauh berbeda, yaitu 2,765 berdasarkan data desain, yaitu sebesar
usgpm untuk metode pertama dan 2,99116 0,057819 gallon / MMSCF, meski data dari
usgpm untuk metode kedua. Sementara itu, desain sendiri sudah melebihi glycol loss
data aktual TEG circulation rate tanggal 12 total secara umum, yaitu sebesar 0,025 gallon
Agustus 2016 sebesar 3,92 usgpm. Hal / MMSCF gas. Namun, data yang dihitung
tersebut membuktikan bahwa aliran TEG berdasarkan make up TEG ini hanya
aktual sudah memenuhi kebutuhan. Jika merupakan perkiraan, sehingga glycol loss
dilakukan perhitungan metode kedua dengan yang sesungguhnya bisa jadi lebih sedikit.
menggunakan perbandingan laju alir TEG
terhadap kadar H2O yang terserap sesuai Permasalahan yang dapat Terjadi pada TEG
dengan spesifikasi umum TEG Dehydration Dehydration Unit
Unit, yaitu sebesar 3 US gallon TEG / lb H2O Terdapat beberapa masalah yang biasanya
(Kidnay and Parrish, 2006), maka didapat terjadi pada TEG Dehydration Unit. Untuk
TEG circulation rate sebesar 3,739 usgpm. dapat terus menjaga agar TEG Dehydration
Angka tersebut cukup mendekati TEG Unit dapat bekerja dengan baik, maka harus
circulation rate aktual. Maka diduga bahwa dipahami beberapa masalah yang biasa
kebutuhan TEG pada kondisi aktual dihitung muncul tersebut, permasalahan-permasalahan
berdasarkan perbandingan laju alir TEG tersebut yaitu:
terhadap kadar H2O yang terserap sesuai 1) Glycol Loss
dengan spesifikasi umum TEG Dehydration Umumnya unit dehidrasi didesain untuk
Unit. glycol loss lebih kecil dari 0,1 gallon per
MMSCF natural gas yang diproses.
Perhitungan Glycol Loss pada Kondisi Namun jika sistem tidak beroperasi
Aktual dengan baik, maka glycol loss dapat
Glycol loss pada kondisi aktual dihitung menjadi lebih banyak.
berdasarkan banyaknya make up TEG yang Glycol contactor dan glycol regenerator
ditambahkan. Umumnya, TEG Dehydration merupakan tempat yang paling banyak
Unit beroperasi dengan glycol loss akibat terjadi glycol loss di mana 90%
penguapan sebesar 0,012 gallon / MMSCF kehilangan terjadi di tempat tersebut.Laju
gas dan glycol loss total sebesar 0,025 gallon alir gas yang tinggi dapat menyebabkan
/ MMSCF gas (Kidnay and Parrish, 2006). glikol terbawa ke aliran pipa keluaran
Glycol loss dihitung dari total make up TEG kontaktor, dan mist eliminator yang tidak
dibagi dengan total gas yang bekerja secara optimal dapat
diproses.Perhitungan glycol loss dilakukan menyebabkan kehilangan menjadi lebih
berdasarkan make up pada tanggal 3 Mei banyak meski pada laju alir gas yang
sampai 20 Juni 2016. Total make up TEG normal.
dan total gas yang diproses pada tanggal Kehilangan glikol yang terjadi di
tersebut adalah 1200 liter dan 654,283 regenerator biasanya disebabkan oleh
MMSCF. Glycol loss yang terhitung sebesar temperatur reboiler yang terlalu tinggi
0,4845gallon / MMSCF gas. yang menyebabkan penguapan atau
Hasil tersebut jauh lebih besar jika dekomposisi termal TEG.Selain itu,
dibandingkan dengan glycol loss secara temperatur yang terlalu tinggi pada bagian
umum. Hasil tersebut juga jauh di atas glycol atas still column atau pada bagian reflux
48
condenser juga dapat menyebabkan glikol pH glikol.Pembentukan dari asam
yang menguap menjadi lebih banyak. organik, sebagai hasil oksidasi glikol,
2) Foaming produk dari dekomposisi termal, atau gas
Foaming dapat menyebabkan glycol loss asam dari aliran gas alam adalah senyawa
dan mengurangi kapasitas plant.Glikol korosif yang paling merugikan. Maka dari
dapat terbawa oleh aliran dry gas. Selain itu, pH glikol harus dicek secara berkala
itu, foaming dapat menyebabkan kontak agar pH tetap netral, jika terlalu asam
antara glikol dan gas menjadi berkurang, maka dapat diatasi dengan boraks,
sehingga efisiensi pengeringan menjadi ethanol-amine, atau senyawa basa lain
berkurang.Cara yang paling tepat untuk yang sesuai. Larutan glikol yang terlalu
mengatasi foaming yaitu dengan basa, pH > 9, akan cenderung mengalami
perawatan yang baik terhadap larutan foaming dan membentuk emulsi dengan
glikol, parameter yang berpengaruh yaitu gas alam yang diproses.
pembersihan gas sebelum melalui 5) Kontaminasi garam
kontaktor dan filtrasi larutan glikol. Deposit garam mempercepat korosi alat,
Agen de-foaming seperti Mono- menurunkan transfer panas pada reboiler,
ethanolamine (MEA) banyak digunakan dan mengganggu pembacaan specific
untuk mengatasi foaming.Namun, solusi gravity jika hidrometer digunakan untuk
tersebut hanya bersifat sementara sampai menentukan konsentrasi glikol. Garam
penyebab utamanya diketahui dan diatasi. harus dihilangkan dengan menggunakan
Beberapa faktor yang menyebabkan filter atau scrubber yang efektif.
foaming yaitu konsentrasi TEG yang 6) Oksidasi glikol
rendah dalam lean glycol, perbedaan suhu Oksigen dapat masuk ke sistem glikol
yang besar antara wet gas dengan lean melalui vapour space dari tangki
glycol di dalam kontaktor, pH glikol yang penyimpanan, melalui celah pada pompa -
terlalu tinggi (umumnya jika pH >9 dapat make up glikol, atau melalui tempat lain.
terjadi foaming), hidrokarbon cair atau Keberadaan oksigen tersebut dapat
kondensat, padatan tersuspensi, mengoksidasi glikol dan membentuk asam
kontaminasi garam, dan adanya inhibitor organik.Masuknya oksigen ke dalam
korosi. sistem harus dicegah, hal ini dapat
3) Dekomposisi termal glikol dilakukan dengan menjaga agar peralatan
Umumnya TEG reboiler beroperasi pada yang ada tertutup atau terisolasi dengan
suhu 400oF, di atas suhu tersebut glikol baik.Inhibitor oksidasi, seperti hidazin,
dapat digunakan untuk mencegah asam
mulai menguap atau terdekomposisi dan
organik.
dapat membentuk senyawa korosif. Suhu
7) Pembentukan sludge
yang terlalu tinggi juga dapat disebabkan
Akumulasi partikel padat dan senyawa
oleh localised overheating, yang
hidrokarbon tar dapat terbentuk dalam
disebabkan oleh deposit garam atau
larutan glikol. Sludge tersebut tersuspensi
senyawa tar pada fire tube atau fire
dalam sirkulasi glikol dan lama kelamaan
impingement (letupan api) pada fire tube.
dapat menjadi cukup besar untuk
4) Kontrol pH glikol
mengendap. Hal tersebut berdampak pada
Korosi yang terjadi pada alat dapat
terbentuknya lapisan atau deposit yang
meningkat signifikan dengan penurunan
lengket dan abrasif terhadap alat. Hal
49
tersebut biasanya terjadi jika pH glikol TEG yang ditambahkan yaitu sebesar
terlalu rendah dan dapat menjadi sangat 0,4845 US gallon / MMSCF gas.
keras jika terdeposit pada tray atau 7) Permasalahan yang dapat terjadi pada unit
packing di absorber, di still column, atau dehidrasi TEG yaitu glycol loss, foaming,
tempat-tempat lain. Filtrasi yang baik dan dekomposisi termal glikol, kontrol pH
efektif dapat mencegah terbentuknya glikol, kontaminasi garam, oksidasi glikol,
sludge pada sistem sirkulasi glikol. dan pembentukan sludge.
50