Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan.
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa. Itu merupakan bagian dari lirik lagu himne
Ketika seorang peserta didik berhasil dan memperoleh prestasi bagus di sekolahnya,
masyarakat akan bertanya, anak siapa itu? benar-benar hebat dia, orang tuanya memang pintar
dan selalu memperhatikan serta mengarahkan anaknya untuk belajar. Sebaliknya ketika seorang
peserta didik memperoleh prestasi yang jelek, ditambah lagi memiliki sikap yang tidak sesuai
dengan karakter yang diinginkan, maka akan muncul pertanyaan siapakah guru yang
mengajarnya.
Tidak adil rasanya, kalaulah kita mengetahui betapa besar dan beratnya tugas seorang
guru pastilah kita tidak akan berkata seperti itu dan hormat kepada guru. Tugas guru di sekolah
tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga mendidik dan melatih peserta didik agar mereka
Mari kita perhatikan bagaimana budaya orang jepang dalam hal menghargai guru. Bila
mereka bertemu dengan guru, mereka selalu membungkukkan badan dan menunjukkan salam
hormat. Hal ini juga ditunjukkan oleh pemimpin Jepang pasca di bomnya kota Hiroshima dan
Nagasaki oleh tentara sekutu. Mereka menanyakan berapa orang guru kita yang meninggal dunia
betapa besarnya nilai dan arti seorang guru bagi mereka. Sudah sepantasnyalah Jepang menjadi
Walaupun harta benda dan bangunan telah hancur, bagi mereka kalau guru masih ada,
mereka akan bisa mencetak sumber daya manusia yang berkwalitas dan berkarakter untuk
membangun bangunan yang telah hancur tadi. Semua itu bisa dilakukan oleh guru, kita jadi
pintar dididik pak guru, kita jadi pandai dididik bu guru, guru bercerita, penerang dalam gulita,
Bila dikaitkan dengan hasil penelitian bank dunia terhadap 150 negara yang ada di dunia,
ada empat faktor yang mempengaruhi keunggulan suatu negara, pertama inovasi (45%), kedua
jaringan kerja (25%), ketiga teknologi (20%) dan yang keempat sumber daya alam (10%). Dari
data tersebut dapat kita lihat bahwa sumber daya alam hanya berperan 10%, sementara yang 90%
Tugas utama guru dalam menciptakan sumber daya manusia tertuang dalam peraturan
menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 16 tahun 2009.
dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Jika kesemuanya itu terlaksana dengan baik, maka akan
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, memilih media dan model pembelajaran yang
cocok untuk suatu materi ajar, agar peserta didik mengerti dan bisa memahami konsep-konsep
yang diajarkannya. Sebagai acuan, seorang guru harus memperhatikan standar proses
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 65 tahun
2013.
Dalam proses pembelajaran, guru harus bisa memberikan contoh yang kontekstual dalam
kehidupan nyata peseta didik dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hal itu perlu dilakukan,
agar peserta didik bisa lebih memahami bentuk realnya sehingga belajar tidak seperti dalam
dunia fantasi yang penuh dengan khayalan. Untuk itu berbagai peralatan dan media pembelajaran
perlu dibuat dan dibawa guru masuk ke dalam kelas. Kesemuanya itu dilakukan dengan tujuan
dan model pembelajaran. Semua itu dilakukan agar peserta didik yang semulanya tidak mengerti
terhadap suatu materi pelajaran menjadi mengerti dan memahaminya. Didalam kelaspun guru
dihadapkan dengan berbagai persoalan perilaku dan karakter peserta didik. Dengan penuh
Guru juga manusia biasa, mengolah peserta didik berbeda dengan mengelola benda mati.
Apalagi yang dikelola dengan jumlah yang banyak di dalam sebuah kelas. Sudah tentu dalam
mengelola kelas seorang guru tidak luput dari kekhilafan dan kesalahan. Kalaulah kita
memahami betapa beratnya pekerjaan seorang guru, pastilah semua kita akan membantunya.
Secara fitrahpun bisa kita terima, guru sangat lelah didalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya. Belum lagi diera sertifikasi, seorang guru harus melakukan tugas wajib
mengajar 24 jam. Kalau tidak cukup 24 jam mengajar di sekolah induk, guru harus mencarinya
pula ke sekolah lain yang kadangkala memiliki jarak yang jauh dari tempat tinggal dan sekolah
induknya. Tugas-tugas tambahan lain yang harus dikerjakan gurupun menghadang, seperti
melaksanakan tugas sebagai wakil kepala sekolah, guru inti, pengurus musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP), wali kelas, pembina osis, guru piket dan lain sebagainya.
evaluasi terhadap penguasaan materi peserta didik dalam bentuk ulangan harian. Hasil evaluasi
dan tugas-tugas di olah untuk bisa memperoleh gambaran seberapa besar daya serap peserta
didik terhadap materi pelajaran yang telah diajarkannya. Pada akhirnya diperolehlah hasil yang
dapat membedakan mana peserta didik yang telah tuntas dan yang belum.
Untuk tindak lanjut, bagi peserta didik yang nilainya belum mencapai KKM (kriteria
ketuntasan minimal), tugas selanjutnya, guru melakukan program perbaikan sampai mereka
tuntas. Kegiatan yang dilakukan dengan cara mengajarkan kembali materi pelajaran yang belum
tuntas itu dan mengujinya kembali sampai peserta didik tuntas. Tidak bisa sekali mungkin dua
kali atau bisa lebih, itulah yang selalu dilakukan oleh guru.
Bagi peserta didik yang telah tuntas, masih dilakukan program pengayaaan. Jelaslah bagi
kita disini betapa berat dan mulianya tugas seorang guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kalaulah semua kita memahami dan menyadarinya, maka sudah sepantasnyalah kita hormat
kepada guru.