Anda di halaman 1dari 29

REGULASI

PENDIRIAN DAN
PENGELOLAAN
KLINIK
[ Implementasi Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 ]

Drg. RAJENDRA MADA SANJAYA


Drg.
Dinas Kesehatan Kota Semarang
SISTEMATIKA
DASAR HUKUM
LATAR BELAKANG
PERSYARATAN PENDIRIAN KLINIK
MEKANISME PERIZINAN KLINIK
PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN KLINIK
DASAR HUKUM

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014


Tentang Klinik
LATAR BELAKANG

Bahwa untuk implementasi pengaturan penyelenggaraan klinik


sesuai perkembangan dan perlindungan kepada masyarakat,
perlu dilakukan perubahan terhadap Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 tentang Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.

JENIS KLINIK pelayanan medik


spesialistik atau
pelayanan medik
dasar dan
spesialistik
Klinik
Klinik UTAMA
pelayanan
medik dasar PRATAMA
baik umum
maupun
khusus
KLINIK Pemerintah

Pemerintah
Daerah
Rawat Jalan
-Perorangan
-Badan Usaha
Masyarakat
Rawat Inap
- Badan Hukum
Lokasi
Laboratorium
Bangunan

PERSYARATAN
PENDIRIAN
KLINIK
Kefarmasian
Prasarana

Peralatan Ketenagaan
LOKASI

1. Sebaran klinik harus memperhatikan kebutuhan


pelayanan berdasarkan rasio penduduk

2. Harus memenuhi ketentuan mengenai


persyaratan kesehatan lingkungan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kecuali untuk klinik yang hanya melayani


karyawan perusahaan, warga binaan, atau
pegawai instansi tersebut tidak perlu melihat
sebaran.
BANGUNAN
harus bersifat permanen dan tidak
bergabung fisik bangunannya dengan
tempat tinggal perorangan

harus memperhatikan fungsi, keamanan,


kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian
pelayanan serta perlindungan keselamatan dan
kesehatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
BANGUNAN KLINIK paling sedikit terdiri atas :

a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;


b. ruang konsultasi;
c. ruang administrasi;
d. ruang obat dan bahan habis pakai untuk
klinik yang melaksanakan pelayanan farmasi;
e. ruang tindakan;
f. ruang/pojok ASI;
g. kamar mandi/wc; dan
h. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

Klinik rawat inap harus memiliki:


a. ruang rawat inap yang memenuhi
persyaratan; [ jml 5-10 TT ]
b. ruang farmasi;
c. ruang laboratorium; dan
d. ruang dapur;
PRASARANA KLINIK
a. instalasi sanitasi;
b. instalasi listrik;
c. pencegahan dan penanggulangan
kebakaran;
d. ambulans, khusus untuk Klinik yang
menyelenggarakan rawat inap; dan
e. sistem gas medis;
f. sistem tata udara;
g. sistem pencahayaan;
h. prasarana lainnya sesuai kebutuhan.
KETENAGAAN
Penanggung jawab tehnis klinik harus seorang
tenaga medis

RAWAT JALAN RAWAT INAP


• Medis
• Kefarmasian
• Medis
• Keperawatan
• Keperawatan • Gizi
• Tenaga kesehatan lain • Analis Kesehatan
• Tenaga non kesehatan • Tenaga kesehatan lain
• Tenaga non kesehatan
• Paling sedikit 2 orang
Klinik dokter dan/atau 1 orang
dokter gigi pemberi
PRATAMA pelayanan

• Paling sedikit 1 orang


dokter spesialis dan 1
Klinik orang dokter
UTAMA • Paling sedikit 1 orang
doktergigi spesialis dan 1
orang dokter gigi

HARUS punya STR dan SIP


Semua tenaga kesehatan
di klinik harus bekerja sesuai :

Standar
pelayanan Menghormati hak
Etika Profesi pasien
Mengutamakan
kepentingan dan
Standar keselamatan pasien
prosedur
operasional
Standar
profesi
PERALATAN KLINIK
Memadai sesuai jenis pelayanan

Memenuhi standar mutu


mutu,, keamanan
keamanan,, dan
keselamatan

Harus memiliki izin edar

Harus diuji dan dikalibrasi secara berkala

Alat medis dengan pengion harus dpt izin sesuai


ketentuan UU

Harus dilakukan berdasarkan indikasi


medis
KEFARMASI
KEFARMASIAN
AN
• Tidak wajib
• RJ Penyelenggara wajib memiliki
apoteker yang memiliki Surat Izin
Praktik Apoteker (SIPA) sebagai
penanggung jawab atau
pendamping
• RI wajib memiliki instalasi
farmasi
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan
rehabilitasi medis pecandu narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya wajib
memiliki instalasi farmasi yang diselenggarakan oleh
apoteker.
LABORATORIUM KLINIK

1. Klinik rawat inap wajib


menyelenggarakan
pengelolaan dan pelayanan
laboratorium klinik.

2. Klinik rawat jalan dapat


menyelenggarakan
pengelolaan dan pelayanan
laboratorium klinik.
mekanisme
PERIZINAN
KLINIK
Setiap penyelenggaraan Klinik wajib memiliki izin
mendirikan dan izin operasional
operasional.
PERSYARATAN
a. identitas lengkap pemohon;
b. salinan/fotokopi pendirian badan hukum atau badan usahausaha,
kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c. salinan/fotokopi yang sah sertifikat tanah
tanah, bukti kepemilikan
lain yang disahkan oleh notaris, atau bukti surat kontrak minimal
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;
d. dokumen SPPL untuk Klinik rawat jalan, atau dokumen UKL UKL--UPL
untuk Klinik rawat inap sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. profil Klinik yang akan didirikan meliputi pengorganisasian
pengorganisasian,,
lokasi,, bangunan,
lokasi bangunan, prasarana,
prasarana, ketenagaan,
ketenagaan, peralatan,
peralatan, kefarmasian,
kefarmasian,
laboratorium,, serta pelayanan yang diberikan;
laboratorium diberikan
f. persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan daerah setempat.
Perubahan izin operasional Klinik harus dilakukan
apabila terjadi:
a. perubahan nama
nama;
b. perubahan jenis badan usaha;
usaha dan/atau
c. perubahan alamat dan tempat.
tempat

Proses pengajuan perubahan harus melampirkan


melampirkan:
a. surat pernyataan penggantian nama dan/atau jenis
badan usaha Klinik yang ditandatangani oleh pemilik;
b. perubahan Akta Notaris; dan
c. izin operasional Klinik yang asli, sebelum
perubahan.
PENYELENGGARAAN
DAN PENGELOLAAN
KLINIK
Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
yang bersifat promotif
promotif,, preventif
preventif,, kuratif dan
rehabilitatif dalam bentuk rawat jalan, rawat inap,
pelayanan satu hari (one day care) dan/atau home care.

Klinik rawat inap hanya dapat memberikan pelayanan rawat


inap paling lama 5 (lima) hari, apabila lebih harus dirujuk ke
Rumah Sakit.
KEWAJIBAN KLINIK

a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan yang


diberikan;
b. memberikan pelayanan yang efektif
efektif,, aman
aman,, bermutu,
bermutu dan non
non--
diskriminasi dengan mengutamakan kepentingan terbaik pasien
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar
prosedur operasional;
c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai
dengan kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka
terlebih dahulu atau mendahulukan kepentingan finansial;
d. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
informed consent);
(informed consent
e. menyelenggarakan rekam medis
medis;
f. melaksanakan sistem rujukan dengan tepat;
g. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar
profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan;
h. menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
i. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak
dan kewajiban pasien;
j. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
k. memiliki standar prosedur operasional
operasional;
l. melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
m. melaksanakan fungsi sosial
sosial;
n. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan;
o. menyusun dan melaksanakan peraturan internal klinik; dan
p. memberlakukan seluruh lingkungan klinik sebagai kawasan
tanpa rokok
rokok.
HAK KLINIK

a. menerima imbalan jasa pelayanan sesuai ketentuan


peraturan perundang-undangan;
b. melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam
mengembangkan pelayanan;
c. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
d. mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan; dan
e. mempromosi
promosikan pelayanan kesehatan yang ada di
Klinik sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
KEWAJIBAN PENYELENGGARA KLINIK

a. memasang nama dan klasifikasi Klinik;

b. membuat dan melaporkannya kepada dinas kesehatan


daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang
bekerja di Klinik dengan menyertakan:
1) Nomor Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin
Praktik (SIP) bagi tenaga medis;
2) Nomor surat izin sebagai tanda registrasi atau Surat
Tanda Registrasi (STR), dan Surat Izin Praktik (SIP) atau
Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain.

c. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu


dan melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
dalam rangka pelaksanaan program pemerintah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk menjaga
MUTU
pelayanan klinik
LEMBAGA INDEPENDEN
AKREDITASI PELAKSANA AKREDITASI

INTERNAL
AUDIT
MEDIS
ORGANISASI
EKSTERNAL PROFESI
PENGAWASAN dan PEMBINAAN

Menteri, gubernur, kepala dinas kesehatan provinsi,


bupati/walikota, dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Klinik.

Mengikutsertakan Organisasi Profesi dan Perhimpunan


Perhimpunan//
asosiasi Klinik

untuk meningkatkan mutu pelayanan


pelayanan,
keselamatan pasien dan melindungi
masyarakat terhadap segala risiko yang
dapat menimbulkan bahaya bagi
kesehatan atau merugikan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai