Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsum
Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsum
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Kemajuan ekonomi menjadikan perilaku konsumen cenderung berubah-
ubah. Hal ini terkait pada peningkatan pendapatan individual, sehingga konsumen
lebih berorientasi pada nilai suatu produk daripada harga. Bahkan sebagian
yang lebih baik, yang memberikan nilai kepuasan lebih. Gaya hidup menjadi salah
satu faktor yang memperngaruhi perilaku konsumen, dimana gaya hidup akan
hak untuk memilih apa dan bagaimana produk yang akan dikonsumsi.
baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi bisikan sikap terhadap
sebelum memutuskan untuk melibatkan diri atau tidak melibatkan diri di dalam
Kemudian konsumen akan membuat perilaku mana yang ingin dilakukan untuk
antara faktor lingkungan, faktor kognitif dan afektif, serta perilaku. Hubungan
Model “.
yang dibeli konsumen, alas an membeli, waktu, tempat, cara, dan jumlah yang
makalah studi literature ini, penulis menjabarkan secara detail hal-hal mengenai
1. 2. Rumusan Masalah
1. 3. Tujuan Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Perilaku Konsumen
Menurut definisi diatas terdapat tiga komponen dasar dari attitude model
yang saling berkaitan yaitu, komponen kognitif, afektif dan komponen perilaku
untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki (waktu, uang, upaya) untuk
mengonsumsi barang atau jasa terkait. Dalam hal ini yang menjadi pokok bahasan
utama ialah apa yang mereka beli, mengapa mereka beli, kapan mereka beli,
mengapa mereka beli, kapan membeli, di mana membeli, berapa sering beli,
Praktik teori ini di bidang kesehatan pada Gambar 2.1. berdasarkan asumsi
jika dia:
(1) Tahap kognitif: Percaya bahwa ada ririko terkena Hepatitis lebih besar dan
(2) Tahap afektif : Evaluasia bahwa imunisasi adalah cara paling murah dan
diimunisasi.
(3) Tahap konasi: Karena tidak ditemukan hambatan serius baik harga
maupun akses untuk imunisasi, suatu hari dia datang ke posyandu untuk
imunisasi.
(4) Tahap evaluasi pasca imunisasi : Bersedia merujuk ibu bayi yang lain
adalah tanggapan afektif. Emosi seperti suka, senang, atau setuju terhadap
x.
dengan produk yang dibeli konsumen, alasan membeli, waktu, tempat, cara dan
jumlah yang dibeli. Perilaku konsumen merupakan konsep terapan dan teori yang
dikembangkan oleh ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Lebih lanjut, perilaku
bahkan sangat puas, Sehingga nantinya menjadi konsumen loyal dan akhirnya
pengaruh tidak langsung adalah faktor sosial dan budaya. Jadi, perilaku konsumen
arti, yang membentuk perilaku manusia dan hasil karya serta diturunkan dari
tumbuh gigi, diare dipersepsikan mau bisa jalan, atau meninggal di puskesmas
Jadi pada intinya budaya terbangun dari perilaku umum dan sikap mental baik
a. Kelompok referensi
adalah contoh referensi tidak langsung dan aspirasi. Oleh karena itu,
aspirasi individu.
b. Opini pemimpin
c. Anggota keluarga
a. Jenis Kelamin
dalam pemilihan baju dan mode. Demikian pula dalam hal lain ada banyak
b. Umur
keyakinan.
a. Persepsi
gambaran yang berarti dan konsisten dengan apa yang telah menjadi cara
around us”. Dua orang yang mendapatkan paparan sama, bisa memiliki
persepsi berbeda. Hal ini sangat ditentukan oleh kebutuhan, nilai, dan
b. Motivasi
motivasi telah terpenuhi, maka faktor motivasi akan naik ke tingkat lebih
tinggi.
amanusia tidak selalu berpikir rasional dan matematis. Setiap orang pasti
motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah
10
2. Kebutuhan rasa aman yaitu merasa aman dan terlindung, jauh dari
3. Kebutuhan Sosial yaitu rasa akan cinta dan rasa memiliki (kasih
seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti
dari pesaingnya. Menurut Kottler (1998), proses keputusan pembelian terdiri dari
(1) Input
Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan factor
keluarga, sumber informasi, sumber non komersial, kelas social dan sub
(2) Proses
a. Adanya kebutuhan
rangsangan dari luar maupun dari dalam diri konsumen seperti lapar dan
haus.
konsumen.
c. Evaluasi alternatif
(3) Output
a. Pembelian
menimbulkan rasa puas atau tidak puas dari konsumen yang memberikan
2.1.3.1.Pencarian Informasi
pemenuhan kebutuhannya.
Internal
Perhatian
Memori
Pemaparan Pemahaman
, Stimulus
(Eksternal) Penerimaan
Referensi
hingga sampai pada alternative yang dipilih. Nilai adalah selisih antara manfaat
Faktor
referensi
Unsur-unsur yang dievaluasi tidak terlepas dari informasi yang dipilih seperti,
harga, mutu layanan, jarak, dan kelompok referensi untuk mengambil keputusan.
2.1.3.3.Pembelian
Pasar memperoleh alternatif yang dipilih. Apabila tidak ada yang dipilih,
maka pasar bisa mengganti pilihan lain yang dapat diterima. Ada beberapa peran
(1) Tingkat keterlibatan konsumen adalah contoh bahwa pada tindakan yang
Enduring Involvement
1. Pentingnya
produk terhadap Tingkat Pemrosesan Consumer/Complex
citra diri Informasi yang lebih tinggi Decision Making
konsumen
2. Daya tarik terus
maenerus
3. Daya tarik
emosional
4. badge
Situational Involvement
Komplek/ekstensif
Personal Selling
pasca beli ialah informasi tentang kepuasan, afinitas, loyalitas, dan apa yang
dilakukan pemasar.
2.1.4.1.Pengertian Loyalitas
Loyalitas berasal dari kata “loyal” yang artinya kesetiaan. Menurut Griffin
ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merk
sikap positif terhadap suatu merk, mempunyai komitmen pada merk tersebut, dan
Minor, 1998).
menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk atau jasa dari
membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun
tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai
19
komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang menawarkan produk
suatu produk atau jasa yang sama secara kontinu dalam waktu panjang.
(2) Action loyalty. Membeli atau menggunakan jasa yang sama secara
berulang-ulang (faktual).
merekomendasikan produk atau jasa rumah sakit kepada teman, relasi, dan
mendefiniskan loyalitas yaitu Use (jenis produk atau jasa yang dikonsumsi), User
(pembeli dan pemakai), dan Usage (frekuensi pembelian pada periode waktu
tertentu).
rumah sakit atau puskesmas yang sama menjadi empat kelompok , yaitu :
(1) Hard core loyal. Konsumen membeli produk atau jasa yang sama setiap
kali membutuhkan.
20
(2) Soft core loyal. Konsumen membeli dua atau tiga produk atau jasa bila
(laboratorium,apotek).
(3) Shifting loyals. Konsumen sering menggunakan produk atau jasa yang
(4) Switchers. Konsumen yang sedikit loyal pada satu produk atau jasa.
loss rate) karena pelayanan lain berharga lebih murah atau produk, jasa, dan
pesaing, 14% tidak puas, 68% sikap masa bodoh rumah sakit saat memberikan
Pembelian
Pilihan (+) Pilihan (-)
Pilihan
konsumen tetap membeli jasa rumah sakit A apabila terdapat rumah sakit B atau
akan berpindah ke rumah sakit B. Loyal merupakan fungsi dari pola pembelian
(P1), proporsi pembelian (P2), lama hubungan (H), rekomendasi (word of mouth)
L = f (P1, P2, H, R, B)
pertama diamana saat terjadi kontak pertama konsumen dengan pemberi jasa
pelayanan, kedua pada kunjungan ulang, dan ketiga ketika konsumen berbicara
CoA Konvensional :
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
Cost of acquisition = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
=𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡
CoA Aktual :
Unit cost
Relationship • Membangun
(Hubungan) Konsumen
Retention • Mengarah
(Ketahanan) pada
Referral
(Perekomendasia • Menghasilkan
n)
2.1.4.5.Model Loyalitas
digambarkan dalam tiga bentuk model yaitu The Pyramide Profile, The
kesehatan dimana tempat produk atau jasa yang disajikan bersifat komoditas
(pesaing menawarkan jasa yang sama). Model profil piramida sesuai untuk
Tingkat 3
Konsumen
Advokasi
Tingkat 2
Kunjungan Ulang
Tingkat 1
Transaksi Pertama
kunjungan ulang memiliki ruang lebih besar dari dua tingkat yang lain. Namun
konsumen, apalagi bila tidak ada pilihan layanan lain. Kunjungan ulang mungkin
karena terpakas atau suatu kegiatan yang rutin, yang tidak memerlukan kegiatan
Tingkat 3
Konsumen Advokasi
Tingkat 2
Kunjungan ulang
Tingkat 1
Transaksi Pertama
Tingkat 3
Konsumen
Advokasi
Tingkat 2
Kunjungan ulang
Tingkat 1
Kunjungan Pertama
barriers dan penanganan keluhan atau voice dengan menggunakan konsep efek
Konsep aturan dari prinsip pareto adalah 80/20 artinya 20% dari pelanggan
Switching barriers adalah upaya dari rumah sakit agar pasien tidak
Switching barriers
Harapan
Kepuasan Loyalitas
konsumen konsumen
Pelayanan yang
diterima
Voice
dengan pasien dengan menangani keluahan selama proses maupun purna beli.
Management (CRM).
konsumen.
27
Tambahkan Kurangkan
Amenity Keruwetan
Kemudahan Harapan Ketidakluwesan
Pembayaran Proses Aturan
Servis Pendukung
Mutu Tarif
Keunikan Jasa atau Frustasi
Manfaat Produk Inti Kekecewaan
Pengabaian
2.2.Kepuasan Konsumen
daripada kinerja produk, ia akan merasa tidak puas, sebaliknya jika harapannya
sama dengan atau lebih rendah dari pada kinerja produk ia akan merasa puas.
dimanfaatkan.
pelanggan adalah sikap atau penilain yang diberikan oleh costumer (pelanggan)
terhadap apa yang sudah diperoleh, apakah sudah cukup memuaskan dan sesuai
dengan kriteria yang diinginkan atau para pelanggan merasa kecewa karena apa
ketidakpuasan layanan rumah sakit kepada pasien, apakah itu pelayanan dokter,
29
Puasan terhadap pelayanan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal
serta empati
termasuk keuangan,
berikut:
b. Transportasi,
c. Tarif,
d. Jam buka
(3) Aspek pasien sendiri adalah harapan pasien dalam memenuhi kebutuhan,
kembali
c. Membela kita bila ada orang lain yang menjelekkan pelayanan kita.
Untuk dapat menangani keluhan pasien, perusahaan atau rumah sakit harus
pasien. Diantaranya:
(1) Faktor Rumah sakit yang meliputi karakter jasa layanan serta komitmen
2. Customer Handling
pilihan dimana pilihan tersebut yang akan mengrahkan pada pemanfaatan jasa
maupun pembelian produk. Pelanggan selalu ingin memiliki kepuasan saat proses
Technical Quality
(What is delivered)
Functional Quality
Service Quality (how is it delivery)
Amenity
(time, where,
procedure,freedom)
barang atau jasa yang ada. Kualitas pelayanan kesehatan terdapat 3 komponen
penting yaitu:
aspek-aspek berikut:
a. Pelayanan medis,
b. Keperawatan,
a. Search Quality
bentuk fisik)
b. Experience Quality
c. Credence Quality
a. Competency (Realibility)
b. Responsiveness
c. Assurance
d. Empathy
e. Communication
f. Caring (pengasuhan)
(3) Amenity
perasaan senang atau puas bahwa produk dan jasa yang diterima telah sesuai atau
penting penentu kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan suatu modal untuk
mendapatkan pasien lebih banyak dan untuk mendapatkan pasien yang loyal.
Pasien yang loyal akan memanfaatkan kembali jasa kesehatan yang digunakan
34
berlipat ganda bila kita mau memahami dan mendengarkan harapan pasien. Oleh
karena itun penting untuk diketahui siapa pelanggan itu. Pelanggan adalah:
a. Orang terpenting
Mutu Layanan
Komplai Tidak
n komplain
Tidak Kembali
Voice Third-Party
Respons Response
Private
Respons
e
Coba
Masalah Masalah lagi
tidak terpecahkan
terpecahkan
(2) Voice Response, usaha meyampaikan keluhan secara langsung dan atau
bersangkutan.
(4) Third-Party Response, ialah tindakan yang dilakukan dalam bentuk usaha
meminta ganti rugi secra hukum, mengadu lewat media masa atau secara
variable antara, yaitu loyalitas. Pelanggan yang loyal akan bersedia melakukan
antara kepuasan pelanggan internal serta eksternal serta kemampuan rumah sakit
Retensi
Pelanggan Loyal
Loyal Advokasi
Kebutuhan Komitmen
Keinginan Etos Kerja
Harapan Mutu Layanan
Serqual
pelanggan Fokus Pelanggan
Kondisi tempat
Kepuasan Layanan kerja
Rumah sakit Desain pekerjaan
System reward
System karier
Proses pelatihan
Pembelajaran SDM
manajemen atas tetapi sudah menjadi budaya dan komitmen seluruh karyawan.
tuntutan mutu serta daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli akan diikuti
37
tuntutan mutu. Apabila masyarakat memiliki rasa puas (kepuasan) dalam membeli
atau memanfaatkan barang dan jasa maka akan berpengaruh pada daya beli
sebaliknya.
Dalam teori kepuasan pelanggan, ada dua perspektif untuk melihat faktor
yaitu dari masyarakat sendiri (client) dan perspektif kedua yaitu dari pemberi
kemungkinan, yaitu met dan unmet dari apa yang diharapkan dan diinginkan.
38
Apabila apa yang diharapkan tidak sesuai dengan apa yang diterima, maka hal
individu (umur dan jenis kelamin). Sedangkan secara tidak langsung hal tersebut
beberapa hal pula yang dapat memengaruhi sikap dan perilaku penyedia
dan harapan pasien dapat dipenuhi melalui produk/jasa yang dikonsumsi. Oleh
karena itu, kepuasan pasien adalah rasio kualitas yang dirasakan oleh pasien
dapat dikaji dari model kebutuhan, model kesenjangan, model persaingan, dan
lain-lain.
Pada utilisasi ada dua kemungkinan yaitu puas dan tidak puas. Apabila
permintaan dan harapan pasien dapat dipenuhi, kondisi demikian disebut satisfied
demand. Namun, apabila permintaan dan harapan pasien tidak dapat dipenuhi,
mana antara harapan dan pelayanan yang diterima pasien tidak sesuai.
39
Kesenjangan antara apa yang dirasakan pasien dengan standar yang telah
berasal dari harapan pasien, pesaing, kategori produk/jasa, janji promosi dari
rumah sakit, dan nilai atau norma industry kesehatan yang berlaku. Hasil dari
dan lain-lain.
(1) Level 1
tahu kemana harus menyampaikan keluhannya, dan analisis data masih lemah.
(2) Level 2
mencoba memenuhi harapan pasien yang bersifat individu. Selain itu, proses
(3) Level 3
dari karakteristik jasa yang tidak diketahui sebelumnya oleh pelanggan. Pada
model persaingan. Model ini menggambarkan bagaimana baik rumah sakit publik
41
maupun privat mencoba mencapai tujuan rumah sakit dengan fokus pelanggan
kebutuhan dan harapan pasar, strategi rumah sakit public yaitu denga
mengupayakan adanya relevansi dan ekuitas pasar yang dilayani dengan tujuan
1. Stimulus
2. Penilaian pelanggan
3. Reaksi
dapat berupa fisik dan nonfisik. Rangsangan ini akan diamati, dinilai (dipersepsi),
dan direspon oleh pasien secara sadar atau tidak sadar. Penilaian pelanggan dapat
dinyatakan dalam atribut baik, buruk, dingin, lucu, membantu, sikap positif,
negative, dan netral. Reaksi pelanggan dari penilaiannya atas stimulus tersebut
keseluruhan proses dan juga langsung pada reaksi terhadap stimulus yang ada.
Menurut Woodruff, 2002 (dalam Supriyanto dan Ernawaty, 2010), ada tiga
jenjang hierarki nilai saat konsumen akan menilai produk/jasa yang dibeli, yaitu
42
pelanggan merupakan proses pasien berfikir tentang nilai jasa rumah sakit dan
kesehatan, perilaku pasien, pembuat keputusan, apa yang dinilai oleh pasien, dan
kemampuan yang dimiliki oleh pemberi jasa. Informasi adanya keluhan pasien
(1) Sistem pengaduan dan saran (complaint and suggestion system), yaitu
frekuensi pengggunaanya.
43
langsung dapat diamati dan dapat diukur) dan subjektif (stimuli intangible,
melibatkan persepsi). Asumsi dasar teknik ini adalah hasil telaah tentang
dinyatakan dalam bentuk skala (bisa ganjil atau genap). Contoh instrument
sebagai berikut :
Analisis hasil dengan skala dapat ditentukan atas nilai rerata dan
simpangan bakunya. Dominan bila kurang dari nilai rata-rata (bila skala
positif, bila skala negative diambil lebih dari nilai rata-ratanya). Teknik ini
judgment-reaction.
komposit adalah penjumlahan nilai skala dari individu yang diamati dibagi
jumlah individu.
sering dipakai karena lebih mudah menentukan pilihan antar kedua objek
atribut. Persepsi tersebut sangat dipengaruhi oleh harapan pasien atas atribut
tersebut. Pengukuran dilakukan saat pasien pertama mau masuk rumah sakit
(harapan terhadap atribut) dan saat pasien pulang dari rumah sakit (kenyataan
yang diterima)
Oleh karena itu, maka ada 2 hal yang perlu dibandingkan, yaitu
pasien akan layanan kesehatan. Harapan pasien dapat dinyatakan dengan skala
yang diterima dinyatakan pula dengan skala yang sama (skala 1=tidak
4=sangat setujuSS)
jika rata-rata nilai lebih dari 4 maka pasien sudah puas dengan pelayanan
kesehatan yang di berikan. Misalnya nilai rata-rata 6,3 = 6, artinya pasien puas
dibawah 4 maka pasien tidak puas dengan pelayanan kesehatan. Misalnya 2,2
sedangkan A>E atau A-E=1 atau > 1 adalah sangat puas. Permasalahan
muncul apabila nilai A>E, tetapi berada di skala kecil. Misalnya : pada rating
2-1 dan 4-3. Posisi 2-1 ada di daerah kurang berharap dan tidak berharap,
konsumen yaitu :
b. Service quality, bagaimana konsumen akan merasa puas atas jasa yang
d. Price, harga produk atau jasa yang di ukur dari nilai manfaat
Mutu Mutu
layanan produk
Faktor
Kepuas Loyal Surplus
emosi
an total
Harga
Biaya
transpor
t
dihitung pula nilai Mean Komposit yang akan digunakan sebagai nilai batas.
Bila nilai atribut harapan diatas nilai Mean Komposit, harapan akan diletakkan
dalam kuadran yang berada diatas batas Axis grafik, sedangakan nilai atribut
48
Aktual berada diatas nilai Mean Komposit Aktual diletakkan dalam kuadran
diatas nilai batas sesuai ordinat grafik. Berikut adalah jendela kepuasan
Pelanggan :
Pelanggan Menginginkan
ATTENTION BRAVO
Pelanggan Pelanggan
Memperoleh Tidak
Memperoleh
CUTOR
DON’T WORRY
COMMUNICATE
pasien.
49
Tabel II.5. : Hasil Nilai Harapan 10 Pasien terhadap Tenaga Rumah Sakit
Pasien 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mean
Atribut
Reability (R1) 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3,3
Empathy (E) 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3,5
Responsiveness 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 3,1
(R2)
Respek (R3) 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3,5
Tangible (T) 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3,2
Rerata Mean 3,32
Tabel II.6. :Hasil Nilai Actual 10 Pasien terhadap Tenaga Rumah Sakit
Pasien 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mean
Atribut
Reability (R1) 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3,0
Empathy (E) 3 2 1 4 3 2 3 2 1 2 2,3
Responsiveness 3 3 2 2 1 2 3 3 4 1 2,4
(R2)
Respek (R3) 2 3 4 3 4 3 4 2 1 3 2,9
Tangible (T) 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3,7
Rerata Mean 2,86
50
4 E = 2,3/3,5 R3 = 2,9/3,5
R1 = 3,0/3,3
0,65 0,82 0,9
Mean Harapan R2 = 2,4/3,2 T = 3,7/3,2
= 3,32
0.75 1.15
1
1 Mean Aktual = 2,86 4
Hasil :
oleh data yang telah dikumpulkan dan informasi penyebab keluhan atau faktor
Improvement need, State the problems, Evaluate the root of cause). Kemudian
dengan berdasarkan kekuatan yang ada kita susun taktik penanganan PDCA
(Plan-Do-Check-Action).
51
keluhan
Survey
(Induksi)
(fakta) Teori
(deduksi)
akar
penyel
penye
esaian
bab
merencanakan
solusi
perbaikan
(Plan)
menyampaikan
perbaikan jasa sesuai
dalam kualitas dengan
kinerja (Action) spesifikasi disain
(Do)
monitoring
kepuasan dan
keluhan
pelanggan
(Check)
Gambar 2.22. : Strategi dan taktik penanganan keluhan dengan Metode USA-
PDAC
52
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk atau jasa dari suatu
digambarkan dalam tiga bentuk model yaitu The Pyramide Profile, The
ruang lebih besar dari dua tingkat yang lain. Namun kunjungan ulang yang
11. Efek Pareto digunakan sebagai dasar pemikiran bahwa sebagian kecil
13. Keluahan adalah satu indikator atau gejala dan tanda adanya
15. Dampak dari keluhan terhadap loyalitas adalah Compalin, Voice Response,
16. Kepuasan tidak terkait langsung dengan profitabilitas yang terjadi melalui
17. Dalam teori kepuasan pelanggan, ada dua perspektif untuk melihat faktor
(provider)
(utilisasi)
yang diterima.
jasa kesehatan, perilaku pasien, pembuat keputusan, apa yang dinilai oleh
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih
Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit
Prenhalindo.
Aritonang, Lerbin R. (2005). Kepuasan Pelanggan. Pengukuran dan
Penganalisisan Dengan SPSS. Jakarta.: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Husain Umar. 2005. Manajemen Riset dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.
Gramedia Pusat
Kaplan, Robert S, Norton, David P, (1996) The Balanced Scorecard,
Tramslating Strategy into Action, Harvard Business Press, Boston.
Mulyana, Iman. D.S. Keputusan Pembelian.M One
Supriyanto dan Ernawaty. 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan.
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET