A. Pembelajaran IPA
semesta dengan segala isinya, dimana pengetahuan sendiri diartikan sebagai segala
sesuatu yang diketahui manusia. Menurut Darmojo (Samatowa, 2006:2) secara singkat
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala
isinya.
Nash (Samatowa, 2006:2) berpendapat bahwa IPA adalah suatu cara atau metode
untuk mengamati alam, dimana pengamatan tersebut bersifat analisis, lengkap, cermat
IPA merupakan ilmu yang tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan
sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh. IPA bukan hanya kumpulan fakta-fakta,
konsep-konsep atau prinsip-prinsip, tetapi juga merupakan cara kerja, cara berpikir dan
Pada hakekatnya IPA dapat dipandang sebagai suatu proses, produk dan
memiliki arti bagaimana proses untuk mendapatkan IPA, sebagai produk IPA merupakan
akumulasi hasil dari suatu proses artinya setiap yang dipelajari ada hasilnya, dan sebagai
pemupukan sikap IPA mengandung arti bahwa dengan adanya pembelajaran IPA siswa
1. IPA mempunyai faedah bagi suatu bangsa, kesejahteraan suatu bangsa banyak
sekali bergantung pada kemampuan bangsa tersebut dalam bidang IPA.
2. Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis.
3. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan
belaka.
4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk kepribadian anak secara menyeluruh.
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis. Guru juga harus
mengarahkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa dapat
IPA guru dapat memberdayakan siswa untuk aktif maka tujuan dari pembelajaran IPA
motivasi dan perkembangan dalam segi moral. Setiap individu mengalami tingkat-tingkat
perkembangan intelektual yang sama tetapi dengan kecepatan yang berbeda. Siswa
Yang termasuk ke dalam periode ini adalah antara usia 7 sampai 11 tahun. Dalam
periode ini ditandai dengan dominasi pengamatan yang bersifat egosentrik yang mana
siswa belum memahami orang lain memandang objek yang sama, seperti searah.
2. Dapat mengklasifikasikan objek-objek atas dasar satu ciri tertentu yang memiliki ciri
yang sama, mungkin pula memiliki perbedaan dalam hal yang lainnya;
3. Dapat melakukan koleksi benda-benda berdasarkan suatu ciri atau kriteria tertentu;
4. Dapat menyusun benda-benda, tetapi belum dapat menarik inferensi dari dua benda
Selama periode ini kualitas berfikir siswa tidak lagi terikat pada lingkungan
sensori yang dekat. Ia mulai mengembangkan berbagai tanggapan mental yang terbentuk
Berikut ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di sekolah dasar yaitu :
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
yang praktis.
3. Menjelang akhir masa ini ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus, para
ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolkan faktor-faktor.
4. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya
11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
menyelesaikannya sendiri.
5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-
bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat
7. Peran manusia idola sangat penting pada umumnya orang tua dan kakak-kakaknya
dianggap sebagai manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acap kali dianggap
Berdasarkan beberapa hal yang dipaparkan diatas, maka guru harus mampu
segala kebutuhan peserta didiknya yang salah satunya mampu mengembangkan sumber
belajar sehingga segala kebutuhan siswa dapat terpenuhi. Sumber pembelajaran IPA
tidak hanya didapat dalam kelas, alam dan lingkungan sekitarpun dapat digunakan
sebagai sumber belajar sehingga siswa dapat langsung berinteraksi dengan alam dan
mengeksplorasi alam disekitar mereka. Sumber belajar tidak hanya diperoleh dari buku-
buku teks tetapi melalui pengamatan terhadap objek-objek yang berada di sekitar siswa.
Pada level tinggi (kelas 4 sampai kelas 6) struktur berpikir siswa sudah semakin
berkembang sehingga pembelajaran disajikan dalam bentuk bidang studi IPA tanpa
diintegrasikan dengan bidang studi lain. Pada kelas tinggi, siswa mulai dapat diajak
untuk melakukan eksploitasi terhadap alam melalui kegiatan inkuiri. Lebih lanjut Boyd
pembelajaran IPA harus menghindari subject based dimana materi diambil dari buku
teks, tetapi dikembangkan dari pengalaman yang paling dekat dengan siswa”.
Dengan melihat karakteristik dari pembelajaran IPA di SD baik pada level rendah
maupun level tinggi, maka model pembelajaran yang bersifat hands on sekaligus minds
pembelajaran perlu :
jenuh.
3. Kreatif menghadirkan alat bantu pembelajaran. Proses ini dapat memudahkan siswa
untuk memahami materi pembelajaran atau dapat menolong proses berpikir siswa
4. Menciptakan suasana kelas yang menarik, misalnya memajang hasil karya siswa dan
5. Memberikan motivasi dan bimbingan secara intensif agar siswa terarah dan terlibat
Guru IPA dalam suatu proses pembelajaran harus berusaha untuk membuat
siswanya memiliki penguasaan meteri yang sesuai jenjang pada tiap ranah (kognitif,
afektif, dan psikomotor) secara bertahap. Penguasaan ini harus sesuai dengan kompetensi
dasar sampai indikator hasil belajar yang ingin dicapai. Hal ini juga sesuai dengan salah
satu prinsip, yaitu dimulai dari hal-hal yang mudah sebelum melangkah kepada hal-hal
yang lebih kompleks. Jadi pada pencapaian ranah kognitif misalnya, guru bisa memulai
dengan melatih siswa mengingat fakta-fakta di alam. Setelah mereka bisa mengingat
dengan baik, guru melangkah kepada upaya untuk membuat siswa memahami mengapa
fakta-fakta itu bisa terjadi, sampai akhirnya siswa bisa memberikan penilaian terhadap
guru untuk mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa secara optimal apalagi
dengan terdesak waktu untuk mengejar target pencapaian kurikulum maka cara yang
umum dilakukan adalah dengan menjejalkan semua fakta dan konsep kepada siswa
melalui metode ceramah. Akibatnya, para siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi
tidak terlatih untuk menemukan pengetahuan, tidak terlatih untuk menemukan konsep,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan taraf
kemampuan dan kebutuhannya serta dapat meningkatkan keterampilan proes IPA pada
setiap siswa.
Berikut beberapa pandangan para ahli mengenai pendekatan keterampilan proses, yaitu :
kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa dalam rangka menemukan dan
mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuh kembangkan sikap dan nilai
tingkah laku dalam pengetahuan, sikap dan keterampilannya yang bersifat progresif,
untuk memecahkan masalah-masalah IPA. Maka dari itu pendekatan keterampilan proses
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Asy’ari (2006:12) mengenai
”IPA/Sains selain sebagai produk (fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) juga
sebagai proses. Sebagai suatu proses, sains merupakan cara kerja, cara berfikir dan
cara memecahkan suatu masalah, sehingga meliputi kegiatan bagaimana
mengumpulkan data, menghubungkan fakta satu dengan yang lain, menginterpretasi
data dan menarik kesimpulan”.
Aspek keterampilan proses yang dikembangkan untuk siswa SD pada GBPP IPA
kurikulum 1994 terdiri dari 8 (delapan) aspek, yaitu meliputi keterampilan mengamati,
sama. Berdasarkan aspek keterampilan proses tersebut dan mengingat karakteristik dan
mengeluarkan pendapat.
3. Siswa masih memilih-milih teman dalam bergaul sehingga kerjasama antar siswa
tidak berkembang.
Di dalam belajar perlu adanya aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat,
”learning by doing”. Maka dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan untuk
yang akan diperoleh. Penggunaan alat dan bahan-bahan selama percobaan berlangsung
mengkomunikasikan juga sangat penting dimiliki oleh setiap orang termasuk siswa. Hal
ini berkaitan dengan proses penyampaian informasi atau data-data, baik secara tertulis
maupun secara lisan. Bentuk komunikasi yang baik adalah yang dipahami dan
diantaranya menyajikan data dan informasi dalam bentuk model, gambar, grafik,
diagram tabel, dan lain-lain. Sedangkan untuk keterampilan yang lain secara tidak
secara tidak langsung ketika siswa melakukan percobaan siswa terlebih dahulu akan
mengamati baik alat maupun objek percobaannya, begitupun dengan keterampilan yang
lain dapat dimasukkan kadalam proses pembelajaran maupun dalam soal evaluasi siswa.
pendekatan keterampilan proses agar mendapatkan hasil yang optimal maka harus
konkrit, dan karakteristik siswa yang menjadi subjek penelitian, melalui langkah-langkah
yang sistematis, yang didukung oleh beberapa pendapat para ahli, sebagai berikut.
1. Teori Piaget
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang
yang bervariasi.
belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia,
dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk
tingkah laku dalam pengetahuan, sikap dan keterampilannya yang bersifat progresif
disimpulkan bahwa, suatu pembelajaran IPA yang baik adalah pembelajaran yang
dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa pada tahap
perkembangan intelektualnya juga dengan situasi kehidupan nyata pada lingkungan anak,
apalagi ditunjang dengan media yang bervariasi yang dapat memudahkan siswa dalam
memahami dan berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan
siswa dalam mencapai kebermaknaan dalam belajar selain itu dapat membantu siswa
dalam menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang ingin diketahui oleh siswa, serta
a. Pengertian Energi
Setiap saat kita melakukan kegiatan, misalnya berjalan, berlari, belajar dan
semua pekerjaan tidak dapat kita lakukan. Jadi energi adalah kemampuan untuk
melakukan kerja. Di lingkungan kita banyak terdapat sumber energi yang dapat
menghsilkan berbagai macam bentuk energi. Energi tidak dapat dilihat, tetapi dapat
dirasakan. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi
b. Macam-macam energi
1) Energi panas adalah energi yang dihasilkan dari panas suatu benda. Energi panas
dihasilkan oleh matahari, api, kompor, setrika dan listrik. Energi panas banyak di
pakaian, panas setrika digunakan untuk melicinkan pakaiaan, panas dari api kompor
2) Energi cahaya adalah energi yang di pancarkan dari sumber cahaya. Misalnya,
matahari, lilin, lampu listrik dan segainya. Energi cahaya yang berasal dari matahari
serta menerangi bumi dan segala isinya, dan dari lampu di manfaatkan untuk
3) Energi gerak adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang bergerak seperti angin,
air mengalir dan orang berlari. Hembusan angin yang cukup kencang dapat
dimanfatkan sebagai tenaga untuk memutarkan turbin, begitu juga dengan air. Gerak
air yang mengalirderas dapat menggerakan suatu benda, seperti perahu, rakit, dan
4) Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh arus listrik. Alat yang dapat
menghasilkan energi listrik disebut sumber listrik. Contoh sumber listrik antara lain,
baterai, aki, dan generator. Beberapa alat listrik seperti kipas angin, setrika listrik,
5) Energi bunyi adalah energi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar. Misalnya gitar,
suling, peluit dan lain-lain. Dengan adanya energi bunyi, maka manusia dapat
menikmsti musik, dan dapat memberi tanda adanya suatu peristiwa yang sangat
penting.
6) Energi kimia adalah energi yang dikeluarkan dari hasil reaksi kimia. Energi ini
sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Energi kimia banyak terdapat
a) Parasut
Prinsip kerja parasut adalah memanfaatkan keberadaan udara. Udara yang terkumpul
keceoatan jatuh orang yang yang terjun dapat dikurangi sehingga dapat mendarat
dengan selamat.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat membuat parasut, antara lain lubang yang dibuat
harus berada tepat ditengah parasut, lubang tidak boleh terlalu lebar, beban benda
tidak boleh terlalu berat karena parasut akan jatuh lebih cepat.
b) Pesawat Terbang
Pesawat yang kamu buat harus di beri kecepatan awal untuk dapat terbang. Sayap
a) Terompet
Terompet merupakan salah satu contoh alat musik tiup. Pada saat alat musik
b) Gendang
Gendang merupakan salah satu alat musik tradisioanal. Gendang bentuknya bulat dan
dalamnya terdapat rongga. Bagian luarnya dilapisi kulit. Bila dipukul lapisan kulitnya,
maka akan terdengar suara. Gendang modern biasa disebut drum. Gendang dapat
Gendang dapat berbunyi jika kulit gendang dipukul. Saat dipukul, kulit gendang
bergetar. Getaran ini menghasilkan bunyi. Bunyi tersebut masuk kesebuah rongga
Makin kecil dan panjang rongga pada gendang, maka makin nyaring bunyi yang
Keterampilan Proses
materi konsep Energi dan Perubahannya melalui pendekatan proses adalah sebagai
berikut.
a. Kegiatan awal
menginjak pada materi yang akan dibelajarkan. Adapun kegiatannya sebagai berikut
melakukan apersepsi berupa tanya jawab atau pemberian wacana pemecahan masalah
yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Apersepsi ini dimaksudkan
agar dapat mengetahui konsep awal atau pengetahuaan awal siswa yang dikaitkan
pada materi yang akan diajarkan agar memudahkan siswa memahami materi tersebut.
mengikuti pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Untuk kegiatan selanjutnya dimulai dengan membagi siswa kedalam beberapa
mengisi pertanyaan yang ada di LKS sesuai dengan petunjuk dalam LKS.
dengan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dibahas. Hal ini
pengamatan/percobaan.
c. Kegiatan akhir
gambaran hasil belajar siswa maka siswa diberikan tes akhir secara individu.
Tujuan pemberian tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
rekan kelompoknya, dalam hal ini ditekankan pada bagaimana interaksi siswa dalam
kelompok pada saat melakukan percobaan. Aktivitas belajar siswa sangat berpengaruh
dalam proses pembelajaran karena siswa sebagai subjek yang merencanakan dalam
diantaranya:
1. Kegiatan-kegiatan visual
2. Kegiatan-kegiatan lisan
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
4. Kegiatan-kegiatan menulis
F. Hasil Belajar
Dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar IPA, seorang guru harus terlebih dahulu
mengadakan telaah yang rinci dan tepat terhadap tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, artinya seorang guru harus secara tepat menentukan kemampuan yang
diharapkan akan berpengaruh terhadap instrumen yang dibuat untuk mengukur hasil
belajar siswa.
Di dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar IPA di SD, ada beberapa hal yang harus
konsep terdefinisi ataukah konsep teramati, ataukah untuk mengukur konsep yang
menyatakan hubungan.
saja, tetapi juga mengadakan evaluasi terhadap yang bisa diamati langsung di alam
sebenarnya.
siswa akan tercapai. Seperti yang dikemukakan oleh Patta Bundu (2006 ) mengenai
1. Penguasaan produk ilmiah atau produk sains yang mengacu pada seberapa besar
siswa mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahamannya tentang
sains baik berupa fakta, konsep, prinsip, hukum maupun teori. Aspek produk IPA
dalam pembelajaran di SD dikembangkan dalam pokok-pokok bahasan yang
menjadi target program pembelajaran yang harus dikuasai. Aspek tersebut sering
disajikan dalam bentuk pengetahuan yang sudah jadi.
2. Penguasaan proses ilmiah atau proses sains mengacu pada sejauh mana siswa
mengalami perubahan dalam kemampuan proses keilmuan yang terdiri atas
tingkat pendidikan dasar di SD maka penguasaan proses sains difokuskan pada
keterampilan proses sains dasar yang meliputi keterampilan mengamati,
mengelompokan, menghitung, meramalkan, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan.
3. Penguasaan sikap ilmiah atau sikap sains merujuk pada sajauh mana siswa
mengalami perubahan dalam sikap dan system nilai dalam proses keilmuan.
Sikap ilmiah yang sangat penting dimiliki pada semua tingkatan pendidikan.sains
adalah hasrat ingin tahu, menghargai kenyataan, ingin menerima ketidak puasan
dan rasa ingin yahu, penemuan, berfikir kritis dan teguh pendirian tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya karena saling melengkapi.
Adapun hasil belajar yang ingin dicapai ialah segenap perubahan tingkah
laku yang terjadi pada siswa, dan hasil kognitif yang diraih setiap siswa.
Proses dalam Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penulis melakukan kegiatan diantaranya
mengadakan observasi terhadap subjek maupun objek yang dijadikan penelitian. Selain itu
Penulis juga melakukan studi pustaka untuk mencari teori-teori yang relevan yang dapat
menunjang pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan para peneliti tersebut
juga dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam studi pustaka
tersebut, Penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Peneliti
terdahulu yang hasilnya cukup beragam namun mengarah pada keberhasilan, diantaranya
sebagai berikut :
1. Penelitian melalui keterampilan proses IPA telah dilakukan oleh Muhammad Hanifah
(2006) dengan judul ”Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Materi Bentuk
2. Penelitian melalui keterampilan proses IPA telah dilakukan oleh Marlita (2008)
Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, dapat
3. Penelitian melalui keterampilan proses IPA telah dilakukan oleh N. Gina Siti Agnia
Kecerdasan Majemuk dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Pesawat
mengalami peningkatan baik dari nilai di setiap evaluasi yang dilakukan juga sikap
ilmiah dan keterampilan IPA siswa serta perkembangan kecerdasan majemuk siswa
H. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Jika pembelajaran IPA tentang