Pos Binaan Terpadu Posbindu
Pos Binaan Terpadu Posbindu
Puskesmas Singgani
DISUSUN OLEH:
NAMA : Riselena Alyssa Amadea
STAMBUK : N 111 16 004
PEMBIMBING KLINIK : Dr. dr M Sabir M.Si
dr. Nur’Ainun
PENDAHULUAN
1
untuk wilayah kerja Puskesmas Singgani pada tahun 2016 tertinggi adalah
kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah.2,4
Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
yang baru dikembangkan oleh Pemerintah sesuai dengan rekomendasi WHO
agar memusatkan penanggulangan PTM melalui tiga komponen utama, yaitu
surveilans faktor risiko, promosi kesehatan, dan pencegahan melalui
inovasi dan reformasi manajemen pelayanan kesehatan adalah pos
pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu).5
Pada tahun 2017 posbindu di wilayah Puskesmas Singgani sebanyak
12 Posbindu pada 5 kelurahan. Terdiri dari kelurahan, besusu barat, besusu
tengah, besusu timur, lasoani, dan poboya. Posbindu dilaksanankan ditiap
kelurahan dengan tempat pelaksanaan yang menyeseuaikan keadaan
penduduk saat pelaksanaan kegiatan. Posbindu diharapkan dapat terlaksana
tiap bulan setiap kelurahan.Kegiatan Posbindu yang dilaksanakan adalah
pemeriksaan kesehatan, pengobatan, penyuluhan.Meskipun demikian
kegiatan posbindu belum optimal karena belum semua warga memanfaatkan
keberadaan posbindu atau tersebut.4
2
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
3
Tabel 1. 10 penyakit terbesar di Puskesmas Singgani4
3 Gastritis 2456
5 Hipertensi 1840
4
2.3 Bentuk Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik
dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)
Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia
lanjut dikelompok sebagai berikut5:
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living)
melipui kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum,
berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan
mental emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh
(IMT);
4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit;
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli;
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus);
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal;
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan;
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai
5
dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau
kelompok usia lanjut;
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok
usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (public health nursing)
11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah
tersebut;
12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.
6
2.5 Sarana dan Prasarana
Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana
penunjang antara lain3:
a) Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
b) Meja dan kursi
c) Alat tulis
d) Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)
e) Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur
tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana
termometer.
f) Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut
7
2.7 Indikator Keberhasilan Posbindu
Tabel 2 Indikator keberhasilan Posbindu4
Dana
Tujuan Sasaran Kegiatan Target Realisasi
8
dengan tinggi yaitu dan stetoskop serta
eksistensi usia lebih penghitungan denyut nadi
nya dalam dari 70 selama 1 menit
strata tahun. 17. Pemeriksaan
kemasyar- Adapun hemoglobin menggunakan
akatan. sasaran Talquist atau Sahli
b. Tujuan kelompok 18. Pemeriksaan adanya
Posbindu tidak gula dalam air seni
PTM langsung sebagai deteksi awal
yaitu adalah, adanya penyakit gula
Mening- keluarga (diabetes mellitus)
katkan yang 19. Pemeriksaan adanya
peran mempunyai protein dalam air seni
serta Lansia, sebagai deteksi awal
masyarak- masyarakat adanya penyakit ginjal
at dalam di 20. Pelaksanaan rujukan
mencegah lingkungan ke Puskesmas bilamana
dan Lansia ada keluhan dan atau
penemuan berada, ditemukan kelainan
dini faktor organisasi 21. Penyuluhan bisa
resiko sosial yang dilakukan di dalam
PTM bergerak maupun di luar kelompok
dalam dalam rangka kunjungan
pembinaan rumah dan konseling
Lansia,petug kesehatan dan gizi sesuai
as kesehatan dengan masalah kesehatan
usia lanjut, yang dihadapi oleh
dan individu dan atau
masyarakat kelompok usia lanjut
b. Posbindu 22. Kunjungan rumah
PTM : oleh kader disertai petugas
9
sasaran dari bagi anggota kelompok
program ini usia lanjut yang tidak
adalah usia ≥ datang, dalam rangka
15 tahun kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat
23. Pemberian Makanan
Tambahan (PMT),
penyuluhan contoh menu
makanan dengan
memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan
bahan makanan yang
berasal dari daerah
tersebut
24. Kegiatan olah raga
seperti senam lansia,
gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran.
Posbindu PTM
1. Melakukan wawancara
untuk menggali informasi
faktor resiko keturunan
dan perilaku.
2. Melakukan penimbangan
dan mengukur lingkar
perut, serta Indeks Massa
Tubuh termasuk analisa
lemak tubuh.
10
3. Melakukan pengukuran
tekanan darah.
4. Melakukan pemeriksaan
gula darah.
5. Melakukan pengukuran
kadar lemak darah
(kolesterol total dan
trigliserida).
6. Melakukan pemeriksaan
fungsi paru sederhana
(Peakflowmeter)
7. Pemeriksaan IVA
(Inspeksi Visual Asetat)
oleh tenaga bidan terlatih
8. Melaksanakan konseling
(diet, merokok, stress,
aktifitas fisik dan lain-
lain) dan penyuluhan
kelompok termasuk
sarasehan.
9. Melakukan olah
raga/aktifitas fisik
bersama dan kegiatan
lainnya.
10. Melakukan rujukan
ke Puskesmas
11
BAB III
PEMBAHASAN
a. Input
Tabel 3.1 Input
Input Puskesmas
SDM 1 pemegang program
Pemegang program bertugas mengkoordinasi
semua kegiatan posbindu dan bertanggung jawab
dalam pelaporan manajemen. Kinerja dari pemegang
program sudah cukup baik namun masih perlu
ditingkatkan untuk mengontrol kader dilapangan.
-5 anggota pelaksana
Tiap kegiatan pobindu terdapat 2-3 orang anggota
pelaksana. Semua anggota cukup aktif dalam kegiatan.
-27 kader pelaksana
Sesuai pedoman posbindu seharusnya tiap
posbindumemiliki 5 orang kader. Namun di lapangan
hanya 2-3 orang kader yang dipilih karena
mempertimbangkan jumlah lansia tiap posbindu
memiliki sedikit kunjungan.
Sarana dan Terdapat 12 lokasi posbindu,Terdapat alat dan bahan
Prasarana yang digunakan saat dilapangan. Akomodasi untuk
menuju ke tempat pelaksanaan Posbindu adalah
12
kendaraan roda 2 dan roda 4 sehingga jika hujan
posbindu tetapdapat dilkasanakan. Hanya saja saja alat
dan bahan yang digunakan jumlahnya terbatas.
Akses Mudah diakses
Pendanaan Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah dan
donor. Pembiayaan yang bersumber dari pemerintah
berbeda-beda pada tiap tingkat administrasi.
Pencatatan Hasil Kegiatan Posbindu di lapangan dicatat pada buku
yang dipegang oleh pemegang program. KMS
posbindu belum terlaksana.
b. Proses1
a. Planning
Perencanaan program telah diatur dalam Rencana Usulan Kegiatan
dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Dalam perencanaan telah dilakukan
rapat setiap bulan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
Selain itu, koordinasi dengan lintas sektor dan kader lebih ditingkatkan
lagi dalam promosi mengenai posbindu. Selain itu, puskesmas berencana
melakukan pengadaan barang pemeriksaan laboratorium namun masih
terkendala dalam hal pendanaan.
b Organizing
13
Tabel 2. Tahapan pelayanan posbindu
14
Gambar 1. Alur Pelayanan Posbindu
15
bisan pembantu sehingga jika petugas tersebut sakit atau berhalangan
hadir maka posbindu tidak dilaksanakan.
16
namun tidak dilakukan pencatatan dan tidak semua peserta dilakukan
wawancara sederhana. Wawancara faktor risiko perilaku pada sasaran
kegiatan biasanya tidak dilakukan karena petugas pelaksana enggan
melakukan wawancara dengan alasan sasaran kegiatan tidak
memeriksakan diri secara rutin, Posbindu Puskesmas Singgani masih
menggunakan formulir pelaporan manual yang tidak mencantumkan data
hasil wawancara sehingga petugas tidak melakukan wawancara dan
sasaran kegiatan tidak perlu diwawancarai karena langsung dikonseling di
meja lima. Tahap 2 harusnya dilaksanakan oleh kader namun apabila saat
kegiatan kader tidak mencukupi maka pemegang program (bidan) yang
melakukan tahap 2.
17
5. Apakah anda cenderung mengurung diri dalam kamar?
Bila 1 atau lebih jawaban ”ya” maka usia lanjut memiliki masalah
emosional
18
Gambar 3 Combour Test
19
Gambar 4. Alat pencatatan dan pemeriksaan posbindu
c. Output
Melalui pedoman ini diketahui bahwa output dari program ini adalah
usia ≥ 15 tahun tapi lebih mengutamakan lansia. Pada output program ini
telah mencaai target 100% pada lansia, menurut wawancara dengan
pemegang program untuk lansia. Hal ini dikarenakanLansia lebih sadar dan
peduli terhadap kesehatan dirinya sehingga berkunjung ke posbindu hanya
untuk mengecek kesehatannya walaupun mereka tidak merasakan sakit, Hal
ini karena lansia menganggap dirinya telah tua dan telah mengalami banyak
kemunduran kerja dari organ tubuh6
20
Masyarakat belum paham dengan fungsi dari posbindu, mereka
menganggap posbindu merupakan pengobatan gratis.Jadi yang datang ke
posbindu merupakan orang yang merasa dirinya sakit dan setiap pulang dari
posbindu masyarakat harus membawa obat.Hasil wawancara dengan
pemegang program harusnya posbindu bersamaan dengan dengan kesling
sehingga dapat dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pengobatan
sekaligus, namun kurangnya koordinasi dengan penanggung jawab program
kesling menyebabkan hambatan kedua program tersebut tidak berjalan
bersamaan. Kegiatan posbindu memiliki jadwal yang tetap setiap bulan dan
tempat pelaksanaan tidak berpindah-pindah6.
21
masyarakat yang menjadikan banyaknya masyarakat yang belum
memanfaatkan pelayanan Posbindu PTM sehingga mempengaruhi jumlah
kunjungan. Selain itu, pembiayaan yang belum mandiri dan cara
penyelenggaraan yang tidak rutin setiap bulannya mempengaruhi proses
kegiatan Posbindu PTM8.
22
BAB IV
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Proses kegiatan Posbindu di Puskesmas Singgani yang meliputi belum
senada dengan juknis Posbindu lansia. Hal tersebut dipengaruhi oleh
inputyang meliputi kurangnya ketersediaan SDM, kurangnya sarana dan
peralatan serta kurangnya kesadaran masyarakat yang menjadikan banyaknya
masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan Posbindu sehingga
mempengaruhi jumlah kunjungan. Selain itu, pembiayaan yang belum mandiri
dan cara penyelenggaraan yang tidak rutin setiapbulannya mempengaruhi
proses kegiatan Posbindu. Proses pelaksanaan kegiatan yang belum semuanya
dilakukan sesuai dengan Pedoman di tahap 2 pencatatan kegiatan sehari-hari,
pengukuran tinggi badan, di tahap 3 pemeriksaan status mental, di tahap 4
pemeriksaan laboratorium dilakukan tidak setiap pelayanan Posbindu kepada
setiap lansia baik yang telah didiagnosis berkaitan dengan pemeriksaan
tersebut maupun yang belum, sedangkan padaoutputyaknimencapai target
pada Lansia
1.2.Saran
Untuk meningkatkan program ini perlu
1) Diharapkan ada tenaga dokter yang turun saat pelaksanaan program
serta pembekalan kembali kepada seluruh petugas kesehatan dan kader
yang ikut serta sehingga semua tahap kegiatan posbindu dilaksanakan.
2) Monitoring kader oleh pemegang program dalam pemberian informasi
sebelum kegiatan posbindu dilaksanakan. Dapat juga bekerjasama
dengan lintas sektor seperti pemerintahan setempat untuk memotivasi
keluarga dalam memberikan dukungan terhadap lansia.
23
3) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan pemeriksaan darah ke Dinas
Kesehatan dan melakukan pemeriksaan tiap bulan di posbindu.
4) Mengusulkan pengadaan tensimeter untuk setiap tempat posbindu yang
dapat di gunakan lansia kapanpun diluar jadwal posbindu. Alternatif
lain sumber dana adalah dari sumbangan sukarela masyarakat.
5) Memberikan penyuluhan rutin setiap kegiatan posbindu dengan
mengoptimalkan peran dari bidang Promkes Puskesmas.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Dokumentasi
26
Gambar 3. Tempat pemeriksaan
27